Anda di halaman 1dari 16

MATEMATIKA EKONOMI

MANAJEMEN 2019
Ide dasar Program Linear
Program linear ialah suatu model optimasi persamaan linear berkenan dengan kendala-
kendala linear yang dihadapinya. Masalah program linear berarti adalah pencarian nilai-nilai
optimun (maksimum atau minimu) sebuah fungsi pada suatu sistem atau sehimpun kendala
linear. Fungsi linear yang hendak dicari nilai optimunnya, berbentuk sebuah persamaan, disebut
fungsi tujuan. Sedangkan fungsi-fungsi linear yang harus terpenuhi dalam optimasi fungsi tujuan
tadi., dapat berbentuk persamaan maupun pertidaksamaan, disebut fungsi kendala.
Agar suatu masalah optimasi dapat diselesaikan dengan program linear, ada beberapa
syarat atau karakteristik yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Masalah tersebut harus dapat diubah menjadi persamaan matematis.Ini berarti bahwa
masalah tadi harus bisa diuangkan ke dalam bentuk model matematik, dalam hal ini model
linear, baik berupa persamaan maupun pertidaksamaan.
b. Keseluruhan sistem persamaan harus dapat dipilah-pilah menjadi satuan-satuan aktivitas;
sebagai misal: a11 X 1  a12 X 2   k1 , dimana X1 dan X2 adalah aktivitas.
c. Masing-masing aktivitas harus dapat ditentukan dengan tepat baik jenis maupun letaknya
dalam model programasi.
d. Setiap aktivitas harus dapat dikuantitaifkan sehingga masing-masing nilainya dapat dihitung
dan dibandingkan.
Dengan demikian di dalam suatu masalah program liner harus terdapat rangakaian
“kendala-kendala” atau masukan aktivitas-keluaran. Perumusan model program liner dapat
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetukan aktivitas.
b. Menentukan sumnber-sumber (masukan)
c. Menghitung jumlah masukan dan keluaran untuk setiap satuan aktivitas
d. Menetukan kendala-kendalaaktivitas.
e. Merumuslnmodel, yakni membentuk fungsi tujuan dan fungsi-fungsi kendalanya.
Perumusan Model Programasi Linear.
Sebuah perusahaan yang menghasilan dua macam keluaran, yaitu barang A dan barang B,
menggunakan dua macam bahan mentah yakni R dan S sebagai masukannya. Baik barang A
maupun barang B masing-masing menggunakan maukan R dan masukan S dalam proses
produkainya. Setiap unit keluaran A memerlukan unit masukan R dan 3 unit masukan S
MATEMATIKA EKONOMI
MANAJEMEN 2019
sedangkan setiap unit B masing-masing Rp 5.000,00 dan Rp 6.00,00 per unit. Jumlah persediaan
,masukan R dan masukan S yang dimiliki oleh perusahaan ini masing-masing 100 unit dan 120
unit. Berapa unit A dan B harus dihasilkan agar penerimaan perusahaan maksimum, dengan
keterbatasan atau kendala bahwa penggunaan masukan R dan masukan S masing-masing tidak
melebihi 100 unit dan 120 unit?
Masalah program linear yang muncul disini ialah memaksimalkan penerimaan, yakni
menentukan kombinasi junlah barang A dan jumlah barang B yang sebaiknya dihasilkan
sehubungan dengan kondisi-kondisi yang dihadapi. Agar dapat diselasikan sehubungan dengan
model programliner, permasalahnnya harsu dituangkanke dalambentuk model tersebut,berarti
harus dirumuskan fungsi tujuan yang hendak dioptimunkan dan fungsi-fungsi kendala yang
dihadap.Misalkanz melambangkan penerimaan A dan juimlah B maka:
Fungsi tujuannya : z = 5000 a + 6000
Fungsi kendalanya : 4a + 2b  100
3a + 4b  120
Fungsi kendal yang pertama berkenaan dengan masukan R; karena setiap yunit A
memerlukan 4 unit R dan setiap unit B memerlukan 2 unit R, padahal jumlah masukan R yang
dapat digunakan tidak mungkin melebihi (berarti ooleh kurang atau sama dengan) 100 unit. ,
maka haruslah 4a +2b  100. Sedangkan fungsikendala yang kemudan berkenaan dengan
maukan atau bahan mentah S; karena setiap unit A membutuhkan 3 unit S dan setiap unit B
membutihkan4 unit S, padahal jumlahmaukan S yang dapat dipakai tidakmungkinlebih dari
(berarti boleh kurang dari atau samadngan) 120 unit, maka haruslah 3a + 4b  120. Perumusan
fungsi tujuan dan fungsikendala ini akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan bantuan
tabel permasalahannya,yang berisi keterangan-keterangan tentang masukan dankeluaran serta
kendalanya masing-masing.
Tabel 13.1. Permasalahan

Keluaran
Kendala masukan
A B
R 4 2 100
Masukan
S 3 4 120
5000 6000
MATEMATIKA EKONOMI
MANAJEMEN 2019
Bentuk Umum Model Programasi Linear
Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya, masalah program linear tak lain adalah
masalah optimasi bersyarat, yakni pencarian nilai maksimum (maksimasi) atau pencarian nilai
miniun (minimasi)sesuatu fungsi tujuan berkenaan dengan keterbatasan-keterbatas atau kendala
yang harus dipenuhi, Masalah-masalah tersebut secara umum dapat dirumuskan sebgai berikut:
a. Masalah maksimasi
Maksimumkan fungsi tujuan
z  c1 x1  c 2 x 2  .......c n x n
terhadap kendala-kendala
a11 x1  a12 x 2  .......a1n x n  b1
a 21 x1  a 22 x 2  .......a 2 n x n  b1
. . . .
. . . .
a m1 x1  a m 2 x 2  .......a mn x n  bm
dimana
xi  0 , j = 1,2,……,n
n

c x
j 1
1 i
Ringkasnya, maksimumkan z =
n
xi  0
a x
j 1
0 i  b,
dimana : i = 1, 2, …..,m.

b. Masalah minimisasi
Minimunkan fungsi tujuan
z  c1 x1  c2 x2  .......cn xn
terhadap kendala-kendala
a11 x1  a12 x 2  .......a1n x n  b1
a 21 x1  a 22 x 2  .......a 2 n x n  b2
. . . .
. . . .
a m1 x1  a m 2 x 2  .......a mn x n  bm
MATEMATIKA EKONOMI
MANAJEMEN 2019
dimana

xi  0 j = 1,2,……,n
n

c x j j
Ringkasnya, maksimumkan z= j 1
n

a x
j 1
0 i  b,

xi  0 i = 1, 2, …..,m.
Masalah maksimasi dijumpai misalnya dalam kasus penentuan kombinasi jumlah produk
(produc-mix) guna memperoleh profit maksimum. Sedangkan masalah minimasi ditemui
misalnya dalam kasus upaya menekan biaya produksi. Variabel x1, yang mencerminkan aktivitas,
dalam program linear disebut juga variabel keputusan (decision variable). Variabel keputusan
tidak boleh negatif, karena di dalam setiap rumusan model program liner (harus) selalu
dicantumkan notasi x1  0. Hal ini dikenal dengan sebutan “ pembatasan ketidaknegatifan”
(non-negatif restriction)
Kendala-kendala dalam sebuah programasi linear tidak selalu harus berbetuk
pertidaksamaan yang seragam. Dalam kasus tertentu dapat terjadi dalam salah satu kendala, atau
lebih, berbentuk persamaan. Dapat pula terjadi di dalam sebuah masalah terdapat kendala
pertidaksamaan berbentuk  maupun  .
Penyelesaian masalah programasi linear dapat dikerjakan dengan tiga macam cara atau
metode, yaitu metode grafik (geometri), metode aljabar dan metode simplex.
Metode Grafik
Penyelesaian dengan metode grafik atau geometri dilakukan dengan jalan
menggambarkan fungsi kendala maupun fungsi tujuan pada sistem sepasang sumbu–silang,
dimana sumber-sumber horizontal dan vertikal masing-masing mencerminkan jumlah setiap
keluaran. Langkah-langkah penyelesaiann dengan metode grafik adalah sebagai berikut:
a. Gambarkan fungsi-fungsi kendalanya.
b. Tentukan area laik (feasible area) bagi masalah yang bersangkutan, yakni area yang dibatasi
oleh garis-garis kendala.
c. Gambarkan fungsi tujuannya dengan menetapkan sebarang nilai z
MATEMATIKA EKONOMI
MANAJEMEN 2019
d. Lakukan pergeseran seperlunya atas kurva atau garis tujuan, dengan mengubah–ubah nilai z,
agar ditentukan titik penyelesaian optimal.
e. Titik penyeleasian optimal adalah titik sudut terjauh dari area laik yang dapat dicapai oleh
garis tujuan. Dalam masalah maksimasi, sudut area laik terjauh biasanya berupa sudut teratas
atau terkanan, sedangkan dalam masalah minimasi, sudut area laik terjauh biasanya berupa
sudut terbawah atau terkiri (tergantung pada lereng garis tujuannya).
y y y
5 5 5

5x + 4y = 20 5x + 4y ≤ 20 5x + 4y ≤ 20

x x x
0 (a) 4 0 (b) 4 0 (c) 4

Gambar 13.1. Kurva Persamaan Linear Dengan Tanda ≤

Panel (a) memperlihatkan gambar dari sebuah persamaan. Wilayah persamaan 5x+ 4y =
20 adalah titik-titik sepanjang garis yang bersangkutan. Sedangkan panel (b) dan (c)
memperlihatkan gambar dari sebuah pertidaksmaan. Tanda-tanda silang pada panel (b)
mengisyaratkan bahwa bidang dibelah atas/kanan garis tidak termasuk wilayah pertidaksamaan
5x + 4 y  20, jadi wilayahnya adalah mulai dari garis yang bersangkutan ke bawah/kiri. Atau
dengan cara yang ditunjukkan oleh panel (c); anak panah disitu menjelaskan wilayah yang
termasuk di dalam pertidaksamaan 5x + 4 y  20 .
Banyak cara dapat dilakukan untuk menggambarkan wilayah suatu pertidaksamaan linear.
Yang jelas, gambarannya bukan semata-mata berupa sebuah garis. Untuk pertidaksamaamn yang
bertanda  , perhatikan contoh-
contoh berikut.
y y y
5 5 5 5x + 4y ≥ 20

5x + 4y = 20 5x + 4y ≥ 20

x x x
0 (a) 4 0 (b) 4 0 (c) 4
MATEMATIKA EKONOMI
MANAJEMEN 2019
Gambar 13.2. Kurva Persamaan Linear Dengan Tanda ≥

Bidang di bawah/kiri garis tidak termasuk wilayah 5x + 4 y  20 .

Kasus
Maksimumkan fungsi tujuan
z = 5000 a + 6000 b
Terhadap kendala-kendala : 4a + 26  100
3a + 4b  120
a, b  0

Area penyelesaian yang laik (feasible area) bagi masalah yang dihadapi oleh perusahaan
ini adalah OKLM yang diarsir. Menghasilkan kombinasi jumlah A dan B diatas/kanan bidang
OKLM merupakan hal yang tidak mungkin dapat dilakukan, mengingat keterbatasan
sumberdaya atau masukan (dalam hali ni bahan mentah) yang dimiliki. Area diluar bidang
OKLM disebut area (unfeasible area)
Pada panel (b) yang gambaran diperbesar, fungsi tujuan z = 5000a + 6000 b digambarkan
dengan mencobakan nilai-nilai z tertentu. Disini terlihat bahwa sudut area laik terjauh yang dapat
dicapai oleh garis fungsi tujuan adalah titik L. Titik Lini, yang merupakan perpotongan antara
kedua garis kendala, terletak pada kedudukan = 16 dan b = 18. Berarti penyelsaian optimalnya
adalah memproduksi barang A sebanyak 16 unit dan barang B sebanyak18 unit. Penerimaan
maksimum yang diperoleh dengan kombinasi ini adalah z = 5000(16) + 6000(18) =188.000
MATEMATIKA EKONOMI
MANAJEMEN 2019
Bila perlu, hasil penyelesaian ini dapat diuji kebenarannya. Pengujian dilakukan terhadap
kendala-kendala yang ada, guna membuktikan kelaikan dan terhadap semua kemungkinan
penyesaian -yakni sudu-sudut area laik (feasible area) guna membuktikan optimalitas.
a. Pengujian terhadap kendala:
4a + 2b  100  4(16)+ 2 (18)  100 terpenuhi
3a + 4b  120  3 (16)+ (18)  100 terpenuhi
Karena ruas kiri fungsi mencerminkan jumlah masukan yang terpakai dan ruas kanan
menunjukkan jumlah masukan yang tersedia, maka dengan membandingkan kedua ruas dapat
diketahui jumlah masukan yang tersisa atau yang tidak terapkai. Dalam kasus ini, baik masukan
R (lihat pengujian terhadap kendala pertama) maupun masukan S (lihat pengujian terhadap
kendala kedua) semuanya terpakai habis, tidak ada yang tersisa. Bedasarkan pengujian terhadap
kendala-kendala ini terbukti bahwa
kombinasi produksi 16 unit A dan 18 unit B adalah laik.
b. Pengujian terhadap optimalitas:
K (0,30)  z = 5000 (0)+ 6000 (30) = 180.000
L (16,18)  z = 5000 (16)+ 6000 (18) = 188.000
M (25, 0)  z = 5000 (25)+ 6000 (0) = 125.000
Titik O (0, 0) tak perlu diuji karena jelas z =0. Sedangkan titik J danN juga tidak perlu diuji
karena luar area laik. Berdasarkan pengujian optimalitas ini terbukti bahwa titik L.
Kombinasi produksi 16 A dan 18 B, adalah yang terbaik.
Metode Aljabar
Metode aljabar dilakukan melalui penyelidikan optimalitas secara bertahap sampai
penyelesaian yang optimal. Pada setiap tahap penyelesaian dilakukan pengujian mengenai
kelaikan (feasibility) penyelesaian yang bersangkutan, dan penyelidikan (detection) mengenai
kemungkinan perbaikan optimalitas untuk tahap penyelesaian berikutnya. (Pekerjaan ini mirip
dengan penyelidikan optimalitas sudut-sudut area laik yang terdapat di dalam metode grafik).
Sebelum penyelesaian tahap pertama dimulai, perlu dilakukan standarisasi rumusan
model, yakni mengubah kendala- kendala yang masih berbetuk pertidaksamaan menjadi bentuk
persamaan. Caranya ialah dengan memasukkan unsur variabel semu pada ruas kiri fungsi
kendala. Untuk fungsi kendala yang bertanda  , dilakukan penambahan “varaibwel senjang’
MATEMATIKA EKONOMI
MANAJEMEN 2019
(slack variable). Sedangkan untuk fungsi kendala bertanda  , dilakukan pengurangan “variabel
surplus” (surplus varible).
Contoh:

2x1 + 5 x2  40 menjadi 2x1 + 5 x2 + s = 40


2x1 + 5 x2  40 menjadi 2x1 + 5 x2 -s = 40
Penyelesaian metode aljabar diawali dengan me-nol-kan semua variabel keputusan, ini
meruapakan penyelesaian tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan penyelesaian tahap-
tahap berikutnya, dengan mepertimbangkan kelaikan dan optimalitasnya. Pekerjaan dikatakan
selesai (penyelesaian dianggap optimal) apabila pada suatu tahap penyelesaian tertentu tidak
terdapat lagi kemungkinan perbaikan optimalitas. Secara umum langkah-langkah penyelesaian
dengan metode aljabar, setelah model permasalahannya dirumuskan sebagai berikut:
a. Lakukan standarisasi ru,usan model.
b. Kerjakan penyelesaian tahap pertama dengan me-nol-kan semua variabel keputusan.
c. Kerjakan penyelesaian tahap pertama dengan me-nol-kan semua variabel keputusan
berdasarakan koefisien-koefisien variabel keputusan yang terdapat pada fungi tujuan,
tentukan salah satu variabel dengan optimalitas “terbaik” (sesuiai dengan masalahnya :
maksimisasi atau minimisasi)
d. Kerjakan penyelesaian tahap berikutnya berdasarkan keliakan variabel pilihan tadi, yakni
selidiki optimalitas fungsi tujuan dan sidik apakah masih terdapat kemungkinan perbaikan
optimalitas (terdapat atau tidaknya kemungkinan perbaikan optimalitas akan terlihat dari
persamaan fungsi-fungsi tujuan baru terbentuk pada tahap ini)
e. Jika sudah tidak terdapat kemungkinan perbaikan optomalitas berarti pekerjaan selesai,
penyelesaian optimal tercapai. Jika masih terdapat kemungkinan perbaikan, ulangi langkah
ke-3 dan ke-4 terus menerus sampai diperoleh penyelesaian optimal.
Kasus.
Andaikan masalah yang diahadapi PT “ Double-X” dalam Kasus 81 di depan, yakni:
Maksimumkan z = 25x1 + 15x2
Terhadap 3x1 + 3x2  24 ………… (kendala masukan K)
2x1 + 4x2  20 …………..(kendala masukan L)
3x1  21 ………… (kendala masukan M)
Sekarang kita selesaikan dengan metode aljabar.
MATEMATIKA EKONOMI
MANAJEMEN 2019
Standarisasi model
Maksimumkan z = 25x1 + 15x2 (I)
Terhadap fungsi batasan sebagai berikut :
3x1 + 3x2 + s1 = 24 atau s1 = 24 – 3x1 -32 (II)
2x1 + 4x2 + s1 = 20 atau s1 = 20 – 2x1 –4x2 (III)
3x1 + s1 = 21 atau s1 = 21 – 3x1 (IV)
Penyeleesaian tahap pertama : x1 = 0, x2 = 0

x1  0 

Karena x 2  0 maka berdasarakan (1), (II),(III) dan (IV):
Z = 0, s1 =24, s2 =20 dan s1 =21
Menurut persamaan fungsi tujuan (persamaan (1), setiap unit X1 mendatangka profit 15.
Berarti untuk penyelesaian tahap berikut sebaiknya terlebih dahulu”diproduksi”barang X1,
sementara X2 tetap dipertahankan nol. Jumlah X1 yang sebaiknya diproduksi diusahakan
seoptimal mungkin, yakni jumlah terbanyak namun tetap dalam batas-batas kelaikan.
Jika x2 = 0 dan semua masuklan K, L serta M terpakai habis (dengan perkataan lain s1 = s2
= s3 = 0), maka
Menurut (II) : x1= 24/3 = 8  tak laik
Menurut (III) : x1= 20/2 = 10  tak laik
Menurut (IV): x1= 21/3 = 7  tak laik
X1=8 dan x1 =10 tidak laik karena jumlah masukan M yang dimiliki tidak mencukupi.
Perhatikan persamaan (IV); jika x1= 8 berarti dibutuhkan 3(8) = 24 unit masukan M, padajhal
persediaannya tidak melebihi 21unit/ Jadi, jumlah x1 yang optimal (terbanyak dan laik) untuk
dianalisis pada tahap penyelesaian berikutnya adalah 7 unit.
Penyelesaian tahap kedua : x1 =7, x2 =0
Karena x1 = 7 dan x2= 0 maka berdasarkan
(I) : z = (25 )(7)+ 15 (0) = 175
(II) : s1= 24 - 3 (7) - 3(0) = 3
(III) : s1= 20 - 2 (7) - 4(0) = 6
(IV) : s1= 21 - 3 (7) - 4(0) = 0
Pada tahap ini perlu dilakukan penyesuaian terhadap pertsamaan fungsi tujuan yakni
dengan mensubstitusikan x1 dari persamaan (IV).
MATEMATIKA EKONOMI
MANAJEMEN 2019
Menurut (IV) : 3x1 + s1 =21
 1
s3
Berarti 3x1 = 21 – s3 x1 = 7 - 3
Mengapa persamaan (IV) harus diubah dalam satuan variabel keputusan ?
Karena pada tahap ini varaibel semuanya (s1) sama dengan nol! Mengapa perubahan tersebut
dinyatakan dalam satuan variabel x1? Karena pada tahap ini x1, merupakan variabel keputusan
yang dianalisis!
Selanjutnya, dengan mensubstitusikan persamaan (V) ke dalam persamaan fungsi tujuan
asli (I), diperoleh persamaan fungsi tujuan baru.
z = 25 x1 + 15 x2
1
z = 25 (7- 3 s1) + 15 x2
25
z = 175 - 3 s1) + 15 x2
Dari persamaan fungsi tujuan yang baru ini terlihat bahwa optimalitas bisa diperbaiki
dengan memproduksi (memulai atau menambah) barang X2, yang setiap unitnya mendatangkan
profit 15. Sedangkan jumlah barang X1, pada tahap penyelesaian berikutnya tidak berubah (tetap
x1 =7) sebab di dalam fungsi tujuan yang baru ini tidak tercantum lagi variabel x1. Koefisien
–25/3 pada variabel s3 mencerminkan bahwa jika s3 bertambah satu unit (masukan M yang tidak
digunakan bertambah satu unit), maka profit berkurang sebesar 25/3. Jelas kita tidak akan
melakukan hal ini sebab justru akan memperburuk optimalitas. Sebisa-bisanya justru variabel
semua di sini diusahakan nol, yang berarti tidak ada masukan tersisa.
Uraian di atas menyimpulkan bahwa pada tahap penyelesaian berikutnya
harus”diproduksi” barang X2 (harus x2  0), sedangkan jumlah X1 harus dipertahankan 7 unit.
Masalahnya berapa unit X2 yang optimal untuk diproduksi ? kembali kita perlu melakukan
analisis seperti pada tahap pertama.
Jika 1 = 7 dan semua masukan terpakai habis (s1 = 0, s2 = 0, s3 = 0), maka,
Menurut (II) : x2 = 3/3 = 1  laik
Menurut (III) : x2 = 6/4 = 1,5  tak laik
Menurut (IV): x2 tidak dapat dinyatakan, karena persamaan ini tidak mengandung
variabel x2.
MATEMATIKA EKONOMI
MANAJEMEN 2019
X2= 1,5 tidak laik sebab (bersama-sama) dengn x1 = 7) berarti dibutuhkan masukan K
sejumlah 25,5 unit ujipersamaan(II )! , padahal hanya tersedia 24 unit. Dengan demikian
kombinasi jumlah optimal yang harus dianalisis berikutnya adalah x = 7 dan x= 1.
Penyelesaian tahap ketiga : x1 = 7, x2 =1
x1  7 

Berdasarkan x 2  1 maka menurut (I), (II), (III) dan (IV):

Z = 190, s1 = 0, s2 = 2 dan s3 = 0
Karena penyertaan x2 dalam analisis menyebabkan s1 = 0, maka persamaa(II) yang
mengandung s1 perlu diubah ke dalam satuan x2 untuk kemudian – bersama-sama dengan
persamaan (IV) yang telah diubah menjadi (V) – disubstistusikan ke dalam fungsi tujuan yang
asli, guna mengetahui kemungkinan perbaikan optimalitas lebih lanjut.

Menurut (II) : 3x1 + 3 x2 + s1 = 24


3x2 = 24 –3x1 – s1  x2 = 8 – x1 – 1/3 s1 (VII)
selanjutnya, demgan mensubstistusikan (V) dan (VII) ke dalam fungsi tujuan yang asli
(I), diperoleh sebuah fungsi tujuan yang baru lagi.
Z = 25x1 + 15x2
= 25 (7-1/3 s1) + (8-x1-1/3 s1)
= 175 -25/3 s1 + 120-15x1-5s1)
= 295 -5 s1 – 25/3 s2 –15 (7 – 1/3 s1)
= 295 -5 s1 – 25/3 s2 –105 + 5s3
 z = 190-5s 1 –10/3 s3
Disini terlihat tidak ada lagi variabel x1 dan x2, berarti sudah tidak dimungkinkan lagi
perbaikan optimalitas melalui penambahan x1 dan x2. Karena tidak terdapat lagi kemungkinan
perbaikan optimalitas, berarti x1 dan x2 yang dicapai pada tahap ini sudah optimal. Jadi,
optimalitas tercapai pada x1 = 7 dan x2 = 1, dengan z =190.
Perhatikan kembali persamaan (VIII). Disitu terlihat s1 dan s3 berkoefisien negatif, berarti
penambahan setiap unit s1 atau s3akan mengurangi optimalitas. Ini mengisyaratkan bahwa kita
harus mempertahankan s1 = 0 dan s3 = 0. Apabila x1 = 7 dan x2 =1 tadi dimasukkan ke dalam
persamaan-persamaan yang mengandung s1 dan s3 = 0. Selanjutnya, ketidakhadiran variabel S2
(yang mencerminkan sisa masukan L) di dalam persamaan z optimal di atas menandakan bahwa
MATEMATIKA EKONOMI
MANAJEMEN 2019
pada tahap penyelesaian optimal ini s2  0. Berarti terdapat sisa masukan L yang tidak terpakai.
Jika hasil x1= 7 dan x2 = 1 dimasukkan ke dalam persamaan (III) yangmengandung s2, terbukti
bahwa s2 = 2. dengan perkataan lain, terdapat 2 unit L yang tidak taerpakai pada tingkat produksi
ini.
Hasil-hasil perhitungan secara aljabar ini terbukti konsisten dengan hasil perhitungan
secara grafiksebelumnya. Hasil-hasil inipun konsisten pula dengan hasil perhitungan secara
simplex, yang akan ditemui di dalam sub-bab berikut.
Catatan tentang metoda aljabar
Secara teoritik, metoda alabar lebih bermanfaat dibandingkan dengan metoda grafik, karena
dapat digunakan untuk penyelesaian masalah dengan jumlah variabel keputusan berapapun.
Sayangnya, rangkaian penyalesaiannya cukup panjang sehingga bisa membingungkan atau
bahkan menjemukan. Untuk menyelesaikan masalah dengandua variabel keputusan, jelas metoda
grafik lebih praktis daripada metoda aljabar. Ketidakpraktisannya menyebabkan meyoda ini
kurang begitu populer. Oleh karenanya banyak buku teks yang memuat materi programasi linier
tidak mencantumkan metoda ini dalam bahasannya. Untuk menyelesaikan masalah dengan lebih
baik dari dua variabel keputusan, orang lebih cenderung menggunakan metoda simplex karena
lebih praktis. Akan tetapi patut dicatat bahwa metoda simplex sesungguhnya bersumber dari
metoda ini, dan banyak paket programasi liner pada komputer justru diprogram berdasarkan
prinsip-prinsip metoda aljabar, meskipun keluaran (output)-nya disajikan dalam tabulasi simplex.

Metode Simplex

Metoda simplex dikerjakan secara sistematik bermula dari suatu penyelesaian dasar yang
laik (feasible basic solution ) ke penyelesaian dasar yang laik berikutnya. Hal ini dilakukan
berulang-ulang (iterative, algorithmic) hingga ditemukan penyelesaian yang optimal. Dalam
pengerjaan secara simplax ini peranan matriks berikut kaidah-kaidahnya sangat berarti.
Seperti halnya dengan metoda aljabar, di sinipun terlebih dahulu harus dilakukan
standarisasi rumusan model, sebelum tahap penyelesaian awal dikerjakan. Fungsi-fungsi kendala
yang masih berbentuk pertidaksamaan harus diubah dulu menjadi berbentuk persamaan, yakni
dengan menambahkan “variabel senjang” (slack variabel), pada fungsi kendala yang bertanda ,
dan mengurangkan “variabel surplus” (surplus variabel) pada fungsi kendala yang bertanda .
Secara umum, fungsi-fungsi kendala yang standar dapat dituliskan sebagai berikut :
MATEMATIKA EKONOMI
MANAJEMEN 2019
a11 + a12 x2 + ………….+ a1n xn  s1 = b1
a21 + a22 x2 + ………….+ a2n xn  s2 = b2
. . . . .
. . . . .
am1 + am2 x2 + ………….+ amn xn  sm = bm
n

a ij x j bi
Ringkasnya : j 1 i = 1,2,3,……………,m
Hasil-hasil perhitungan pada setiap setiap tahap pengerjaan disajikan ke dalam bentuk
tablo (tabel matriks). Berdasarkan angka-angka yang muncul di tablo inilah dilakukan analisis
dan ditarik kesimpulan. Dalam metoda simplex dikenal dua macam model penyajian tablo, yaitu
:
a. Tablo berkolom variabel dasar
b. Tablo berbaris cj  zj
Meskipun kesimpulan akhir dari analisis simplex dengan kedua model tablo ini sama,
namun karena baris dan kolom yang terdapat di masing-masing tablo berlainan perlakuan
terhadapnya berbeda.
a. Simplex dengan tablo berkolom variabel dasar
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, metode simplex diawali dengan
standarisasi model. Metode simplex dengan tablo jenis ini tidak saja mensyaratkan standarisasi
fungsi-fungsi kendala, tetapi juga standarisasi fungsi tujuan, yakni mengubahnya menjadi
persamaan terbentuk implisit. Secara mum, rumusan model yang standar untuk metode simplex
dengan tablo berkolom varibel dasar adalah:
Optimunkan z – c1x1 – c2x2 - ……-cnxn = 0
Terhadap
a11 + a12 x2 + ………….+ a1n xn  s1 = b1
a21 + a22 x2 + ………….+ a2n xn  s2 = b2
. . . . .
. . . . .
. . . . .
am1 + am2 x2 + ………….+ amn xn  sm = bm
MATEMATIKA EKONOMI
MANAJEMEN 2019

Bentuk tablonya:

V Z X1 X2 … Xn S1 S2 …… Sn S
D Persamaan –z

Z 1 C1 C2… Cn 0 0 …... 0 0
Persamaan–S1
S1 0 a11 a12 .. a 1n 1 0 …... 0 b1
Persamaan–S2
S2 0 a21 a22 .. a 2n 0 1 …… 0 b2 .
. . . . . . . . .
. . . . . . . . .
. . . . . . . . Persamaan -Sn
Sm 0 am1 xm2.. amn 0 0 ......... 0 bn

matriks utama matriks utama


Amxn Inxn

Keterangan :
1. Kolom Variabel dasar (VD)
Kolom variabel-variabel dasar (basic variabel), disebut juga variabel-variabel anol
(nonzero variables), yaitu variabel-variabel yang nilainya ditunjukkan oleh konstanta-konstanta
yang bersesuaian di kolom S. Pada penyelesaian awal atau tablo pertama, kolom VD ini berisi
semua variabel semu. Pada tahap-tahap berikutnya variebl-veraibel yang termuat di kolom ini
akan berganti-ganti, keculai z yang senatiasa hadir disitu sejak penyelesaian awal hingga
penyelesaian akhir. Variabel-variabel lain yang tidak tercantum di kolom ini dinamakan veriebel-
veribel dasar (nonbasic varibel) atau veribel nol (zero veriables).
2. Kolom z
MATEMATIKA EKONOMI
MANAJEMEN 2019
Kolom ini sebenarnya hanya berfungsi sebagai “pelengkap” isinya selalu sama (1, 0,
0,….0) sejak penyelesaian awal hingga penyelesaian akhir karenanya boeh tidak dicantumkan di
dalam tablo.

3. Kolom-kolom varibel
Kolom ini berisi koefisien-koefisien dari masing-masing varibel dalam persamaan yang
bersesuaian; yakni aij untuk variabel asli xj dan 0 atau 1 utuk varibel-veribel semu sj, untuk tablo
pertama (penyelesaian awal).
4. Kolom S
Kolom S (“solution”) ini berisi nilai-nilai ruas kanan dari persamaan-persamaan implisit
yang terdapat di dalam model, baik persamaan fungsi tujuan maupun persamaan –persamaan
fungsi kendala. Angka-angka yang tercantum di kolom S ini mencerminkan nilai z dan nilai-nilai
varibel dasar pada tahap penyelesaian yang bersangkutan.
Langkah-langkah Pengerjaan
Langkah-langkah pengerjaan program linear secara simplex dengan tablo berkolom
varibel dasar adalah sebagai berikut:
a. Rumuskan dan standarisasikan modelnya.
b. Bentuk tablo pertama dengan menetapkan semua varibel semu sebagai variabel dasar (semua
varibel asli sebagai varibel dasar).
c. Tentukan satu “varibel pendatang” (entering varible) di antara varibel-varibel berikutnya.
Varibel pendatang ialah varibel dasar yang nilainya pada baris –z paling negatif dalam kasus
maksimasi,atau palimg positif dalam kasus minimasi.
d. Tentukan satu “variabel perantau” (leaving veriabel) diantara varibel veribel dasar yang ada,
untuk menjadi varibel dalam tablo berikutnya. Varibel perantau ialah varibel dasar yang
memiliki “rasio solusi” dngan nilai positif terkecil.
Kolom yang mengandung varibel pendatang dunamakan kolom kunci, sedangkan baris yang
mengandung varibel perantau dinamakan baris kunci. Unsur di dalam tablo yang merupakan
perpotongn antara baris kunci dan kolom kunci dinamakan unsur kunci. Rasio solusi
adalahhasil bagi konstanta pada kolom S terhadap unsur sebaris pada kolom kunci. Dalam
menentukan varibel perantau atau baris kunci,abaikan rasio solusi yang brnilai nol dan
negatif, baik untuk kasus maksimasi maupun minimasi.
MATEMATIKA EKONOMI
MANAJEMEN 2019
e. Bentuk tablo berikutnya dengan memasukkan varibel pendatang ke kolom VD dan
mengeluarkan varibel perantau dari kolom VD, serta lakukan transformasi baris-baris tablo,
termasuk baris.
Transformasi baris kunci, yang sekarang bervariasi dasar baru, dilakukan sebagai berikut;
Baris kunci baru = baris kunci lam: unsur kunci
Sedangkan transforamsi baris –baris lainnya.
Baris baru = baris lama- (unsur pada kolom kuncinya x baris kunci baru)
f. Lakukan pengujian optimalitas. Jika semua koefisien variabel dasar pada baris – z sudah
tidak ada lagi yang negatif(untuk kasus maksimasi; atau sudah tidakada lagi yang postif
untuk kasus minimasi), berarti penyelesaian sudah optimal,tidak perlu dibentuk tablo
selanjutnya. Jika masihberarti penyelesaian belum optimal,ulangi lagi langkah ke-3 sampai
ke – 6.

Anda mungkin juga menyukai