MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengantar Ekonomi Makro
Yang diampu oleh Ibu Primasa Minerva Nagari, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmad, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan tugas dengan matakuliah “Pengantar Ekonomi Makro” ini dengan baik.
Untuk itu segala bantuan dan dorongan moril maupun materiil kami sampaikan
ucapan terima kasih kepada.
1. Ibu Primasa Minerva Nagari, M.Pd. sebagai pembina matakuliah Pengantar Ekonomi
Makro
2. Rekan-rekan sejawat satu kelas angkatan 2019 Offering EE Prodi Pendidikan Akuntansi
Universitas Negeri Malang yang selalu memberikan semangat, bantuan, dukungan, dan
kerja sama selama kuliah maupun menyelesaikan makalah ini.
Semoga amal baik Saudara-saudara yang turut membantu dalam penyelesaian tugas
ini mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kami menerima segala kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat dan inspirasi. Akhirul kalam semoga Allah SWT melimpahkan ilmu yang
bermanfaat bagi semua pihak yang ingin menelaah dan mengembangkan pendidikan,
khususnya Pendidikan Akuntansi.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1Latar belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Pengertian Output Agregat dan Pengertian Pendapatan Agregat (Y)................3
2.2 Pengertian Agregat Ekuilibrium........................................................................10
2.3 Pengertian Tabungan Investasi..........................................................................11
2.4 Hubungan Pengeluaran Agregat Dengan Output Ekuilibrium..........................13
2.5 FaktorFaktorMenurun Dan Meningkatnya Output Agregat..............................14
2.6 FaktorFaktorMenurun Dan MeningkatnyaPendapatanAgregat.........................15
2.7 Output Agregatthn 2018/2019…………………………………………….…..16
2.8 PendapatanAgregatThn 2018/2019…………………………………………...17
PENUTUP......................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan........................................................................................................18
DAFTAR RUJUKAN...................................................................................................19
Contoh Berita Pengeluaran Agregat Dan Output Ekuilibrium................................19
Analisis Berita..........................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Menurut Keynes dalam Case & Fair (2006:71) jumlah konsumsi yang dilakukan
oleh rumah tangga terkait langsung dengan pendapatannya. Kurva tersebut
memperlihatkan hubungan antara konsumsi dengan pendapatan yang disebut sebagai
fungsi konsumsi. Kurva ini diberi label c(y), yang dibaca”c sebagai fungsi dari
y”atau konsumsi sebagai fungsi dari pendapatan. Beberapa hal yang harus
diperhatikan pada kurva ini pertama, kurva tersebut memiliki slope positifdengan
kata lain, sewaktu y meningkat,c juga meningkat. Kedua, kurva tersebut memotong
sumbu c diatas nol (0) yang berarti pendapatan 0 pun, konsumsi itu positif.
Kurva 2.2 fungsi konsumsi Agregat (sumber: Case & Fair 2006:72)
Fungsi konsumsi agregat memperlihatkan tingkat konsumsi di tiap tingkat
pendapatan. Slope menaik menunjukkan bahwa tingkat pendapatan yang lebih tinggi
menyebabkan tingkat belanja konsumsi yang lebih tinggi pula. Dikarenakan fungsi
konsumsi agregat adalah garis lurus maka persamaannya adalah : C = a + By
Y adalah output (pendapatan) agregat, c adalah konsumsi agregat, dan a adalah titik
di mana fungsi konsumsi memotong sumbu C. Huruf b adalah slope gari tersebut
dalam hal ini ⧍C/⧍Y (karena konsumsi C diukur pada sumbu vertikal dan
pendapatan diukur pada sumbu horizontal). Tiap kali pendapatan meningkat
(sebesar ⧍Y), konsumsi meningkat sebesar b dikali ⧍Y. Oleh sebab itu, ⧍C = b x
⧍Y dan ⧍C/⧍Y = b.
Hanya dua hal yang menjadi tujuan pendapatan yaitu konsumsi atau tabungan.
Kecenderungan marjinal mengkonsumsi (MPC, Marginal Property to Consume)
adalah bagian dari pendapatan yang dikonsumsi. Dalam fungsi konsumsi ini b
adalah MPC. MPC = (⧍C/⧍Y). Sedangkan kecenderungan marjinal menabung
(mps, marjinal propernsity to save) adalah fraksi perubahan dalam pendapatan yang
ditabung ⧍S/⧍Y, dimana ⧍S adalah perubahan tabungan. Karena segala hal yang
tidak dikonsumsi akan ditabung, maka jumlah MPC + MPS harus sama dengan 1.
Kecenderungan marjinal mengkonsumsi adalah bagian dari peningkatan
pendapatan yang dikonsumsi (atau bagian dari penurunan pendapatan yang
menurunkan konsumsi). Kecenderungan marjinal menabung (MPS) adalah bagian
dari peningkatan pendapatan yang ditabung (atau bagian dari penurunan pendapatan
yang mengurangi tabungan).
Karena C adalah konsumsi agregat dan Y adalah pendapatan agregat, berarti
MPC adalah kecenderingan marjinal masyarakat untuk mengkonsumsi dari
pendapatan nasional dan MPS adalah kecenderungan marjinal masyarakat untuk
menabung dari pendapatan nasional.
4. Investasi yang Direncanakan (I)
Investasi merupakan pembelian-pembelian oleh perusahaan-perusahaan dalam
bentuk gedung-gedung baru, peralatan baru, penambahan persediaan, dan bentuk
lain dari stok modal.
Sebuah komponen dari investasi yaitu perubahan persediaan ditentukan oleh
berapa banyak rumah tangga yang memutuskan untuk membeli dan hal tersebut di
luar pengawasan perusahaan. Perubahan persediaan dapat dihitung sebagai berikut:
Perubahan Persediaan = Produksi – Penjualan
C+I>Y
Pengeluaran agregat direncanakan > Output agregat
Persediaan Investasi lebih sedikit daripada yang direncanakan.
Tidak ada persediaan untuk investasi yang direncanakan.
Bilamana keseimbangan ini telah tercapai, maka biasanya titik keseimbangan ini
akan bertahan lama dan akam menjadi patokan bagi pihak pembeli dan pihak penjual
dalam menentukan harga barang atau jasa tersebut. Ekuilibrium terjadi ketika tidak ada
kecenderungan yang berubah. Dalam ilmu ekonomi mikro, ekuilibrium dikatakan terjadi
pada pasar tertentu misalnya pasar pisang, pada harga dimana kuantitas yang diminta
sama dengan kuantitas yang ditawarkan. Pada titik ini baik pihak yang menawarkan
maupun yang meminta sama-sama puas. Harga ekuilibrium pada kasus ini adalah harga
dimana pihak yang menawarkan ingin menyediakan jumlah yang diminta oleh pihak
pembeli.
Dalam pasar barang makroekonomi, ekuilibrium terjadi ketika pengeluaran
agregat (C + I) yang direncanakan sama dengan output agregat (Y), atau ketika investasi
aktual dan yang direncanakan sama.
2.3 TabunganInvestasi
Contohuntuktabunganinvestasisebagaiberikut:
Tabungan investasi yang tidakpernahketinggalan zaman dan salah satu yang paling
mudahdilakukanadalahemas. Investasidenganemas bias berupalogammulia,
emasbatangan, emasperhiasan, dan voucher emasatauemas digital. Selainituemas juga
bias digunakanuntukbarangperhiasan yang kemudiandijadikaninvestasi di dirisendiri,
karenakita bias menggunakannyahinggahargaemasmelambungtinggi dan
kitabisamenjualnyaketikamembutuhkanuang.
2. Produk Deposito di Bank
PengeluaranAgregatadalahkeseluruhanjenispengeluaranbelanjadalambeberapa sector
komponenagregattertentu dan dalamperiodetertentu.
Jadihubunganantarapengeluaranagregatdengan output
ekuilibriumadalahjikapengeluaranagregatdilakukan oleh rumahtanggamakaakanterjadi output
ekuilibrium. Sedangkankeseimbangan pasar
akanterjadiketikarumahtanggamengkonsumsibarangprodukdalam negeri denganharga yang
seimbangatauketersediaan pasar yang seimbangdenganjumlah yang
dimintaataudibelisamadenganjumlahpermintaanatauharga di kegiatanekspor dan impor.
Sumber :pustakauntuksemua.com
2. PerkiraanHargaTetap
Kenaikanhargaakanmengakibatkanupahlebihtinggilalubiayaproduksiikutmenin
gkat dan
akanmenurunkankeuntungantiapunitnyamakaakanmengakibatkankurvabergese
rkekiri
3. DoronganUpah
Sepertifenomenamogokkerjauntukmeningkatkanupah rill
akanmengakibatkankurvapenawaranagregatakanbergeserkekirijikamerekaberhasilmen
aikanupah rill
2.6 FaktorMenurun/MeningkatbyaPendapatanAgregat
1. Jumlah uang beredar
2. Pengeluaran Pemerintah
3. Pajak
4. Pengeluaran Masyarakat
5. Investasi
6. Suku bunga
7. Export netto
KonsumsiPemerintah
Dari sisibelanja dana desa, realisasianggaran dana desa yang berasaldari APBN
tercatatsebesar 60% atautumbuhsebesar 8,78%(yoy) dibandingrealisasitahunlalu. Realisasi
pada tahun 2018 juga tercatathampirsama 62,88%, namundenganpeningkatanjumlah dana
desa yang diberikanuntuksetiapdesamakaterjadipertumbuhanrealisasisecara nominal.
Selainitu, pemahamandesaakanprosedurpencairan dana desasemakinbaiksehingga proses
transfer semakincepat. Dengantersalurkannya dana desaini,
nantinyaberdampakmendorongpembangunandesasebagaiupayapemerataandaerah.
Dari sisibelanjabarang dan jasa, realisasibelanjabarang dan jasa yang bersumberdari dana
APBN tercatatsebesar 59,01%, lebihtinggidibandingkanrealisasitahunlalusebesar 53,38%.
Begitu juga denganrealisasibelanjabarang dan jasa yang bersumberdari APBD
dimanatercatatsebesar 43,46%, lebihtinggidibandingkanrealisasitahunlalusebesar 40,69%.
Sumber:Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan III 2019 KanwilPerbendaharaan Papua Barat
& BPKAD Provinsi Papua Barat
Berdasarkanperkembanganbeberapaindikator,
konsumsipemerintahdiperkirakanmengalamiakselerasi pada triwulan IV 2019. Hal utama
yang mendorongpercepatanrealisasibelanjaadalahbeberapa program kerja yang akanberjalan,
langkahpercepatan yang dilakukan demi mengatasiketigahambatansepertidiuraikandiatas,
sertamulairealisasipembayaranproyek-proyekpembangunanjalan dan bangunan.
Sebagaimanadiketahui, barusekitar 40% dana yang terserap, sehinggauntukmengejar target
realisasi minimal 85% sebagaimanatahun-tahunsebelumnyaperludilakukanakselerasi.
Konsumsipemerintahdiperkirakanlebihrendahmempertimbangkanrealisasihinggatriwulan III
2019 yang masihrendah. Meskipundemikian, kondisiiniakanditopang oleh peningkatan
APBN 2019, kenaikan UMP 2019, dan gajipokok ASN sebesar 5%
mendorongkenaikanbelanjapegawai yang berdampak pada konsumsipemerintah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jakarta: Erlangga.
Miftahul, Selfie. 2018. Punya Garis Pantai Terpanjang di Dunia, Kok RI Impor Garam?
https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4211965/punya-garis-pantai-terpanjang-
di-dunia-kok-ri-impor-garam.
https://www.academia.edu/40335294/
KELOMPOK_6_PENGELUARAN_AGREGAT_DAN_OUTPUT_EQUILIBRIUM_
https://www.kaskus.co.id/thread/5442f761de2cf2874e8b4567/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-permintaan-dalam-suatu-perekonomian/
ContohBeritaPengeluaranAgregat
Salah satu wilayah yang paling mungkinjadisentraproduksi garam adalah Nusa Tenggara
Timur.
AnalisisBerita
Permasalahanekonomiselalumenjadidayatariktersendiri dan
masalahneracaperdaganganselalumenjadiperbincanganhangatbagibeberapa orang
tertumakitasebagaimahasiswafakultasekonomi dan bisnis.
Sudahtidakasinglagibahwaneracaperdagangan di Indonesia selalumengalamidefisit. Salah
satufaktornyaadalahimpor garam kita yang selalumeningkat di setiaptahunnyapadahalsesuai
yang di beritakanbahwakitamempunyaigarispantaiterbesar.
Mengapakitamengimpordenganangka yang sangatbanyak?