Anda di halaman 1dari 25

PENGELUARAN AGREGAT DAN OUTPUT EKUILIBRIUM

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengantar Ekonomi Makro
Yang diampu oleh Ibu Primasa Minerva Nagari, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 1

Miranda Kharina (190421628809)


Nadya Nirwangga (190421628892)
Nasa Fidia Zulfa (190421628895)
Puji Rahayu Rahmawati (190421628835)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI
FEBRUARI 2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmad, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan tugas dengan matakuliah “Pengantar Ekonomi Makro” ini dengan baik.
Untuk itu segala bantuan dan dorongan moril maupun materiil kami sampaikan
ucapan terima kasih kepada.
1. Ibu Primasa Minerva Nagari, M.Pd. sebagai pembina matakuliah Pengantar Ekonomi
Makro
2. Rekan-rekan sejawat satu kelas angkatan 2019 Offering EE Prodi Pendidikan Akuntansi
Universitas Negeri Malang yang selalu memberikan semangat, bantuan, dukungan, dan
kerja sama selama kuliah maupun menyelesaikan makalah ini.
Semoga amal baik Saudara-saudara yang turut membantu dalam penyelesaian tugas
ini mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kami menerima segala kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat dan inspirasi. Akhirul kalam semoga Allah SWT melimpahkan ilmu yang
bermanfaat bagi semua pihak yang ingin menelaah dan mengembangkan pendidikan,
khususnya Pendidikan Akuntansi.

Malang, Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1Latar belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Pengertian Output Agregat dan Pengertian Pendapatan Agregat (Y)................3
2.2 Pengertian Agregat Ekuilibrium........................................................................10
2.3 Pengertian Tabungan Investasi..........................................................................11
2.4 Hubungan Pengeluaran Agregat Dengan Output Ekuilibrium..........................13
2.5 FaktorFaktorMenurun Dan Meningkatnya Output Agregat..............................14
2.6 FaktorFaktorMenurun Dan MeningkatnyaPendapatanAgregat.........................15
2.7 Output Agregatthn 2018/2019…………………………………………….…..16
2.8 PendapatanAgregatThn 2018/2019…………………………………………...17
PENUTUP......................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan........................................................................................................18
DAFTAR RUJUKAN...................................................................................................19
Contoh Berita Pengeluaran Agregat Dan Output Ekuilibrium................................19
Analisis Berita..........................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari mengenai studi ekonomi secara
keseluruhan. Ekonomi makro menjelaskan mengenai perubahan ekonomi yang terjadi di
masyarakat, perusahaan, dan pasar. Kegunaan ilmu Ekonomi makro sangat banyak yaitu
berguna untuk mempelajari segala aktivitas ekonomi yang terjadi pada suatu negara
dalam skala yang besar misalnya inflasi dan pengangguran kemudian dapat digunakan
untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan
seperti pertumbuhanekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan
pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Ekonomi makro dapat digunakkan untuk menghitung pendapatan nasional di
suatu negara, pertumbuhan ekonomi nasional, dan neraca pembayaran nasional. Tiga
perhatian utama para ekonom makro dipengaruhi oleh peristiwa dalam “tiga pasar” yaitu,
pasar barang dan jasa, pasar finansial (uang), dan pasar tenaga kerja. Dalam makalah ini
kita akan membahas dan mendeskripsikan pasar barang dan jasa, yang sering kita sebut
dengan pasar barang.
Adam Smith berpendapat bahwa pasar bebas akan cenderung ke arah
keseimbangan ekonomi. Dalam pasar bebas setiap permintaan berlebih (atau
kekurangan) akan menyebabkan kenaikan harga, mengurangi kuantitas yang diminta
(sebagai pelanggan adalah harga keluar dari pasar) dan meningkatkan jumlah yang
ditawarkan (sebagai insentif untuk memproduksi dan menjual produk naik). Kekuatan
pasar yang bebas itu tidak menciptakan statis atau ekuilibrium umum tetapi dalam
mengatur sumberdaya untuk memenuhi keinginan individu dan menemukan metode
terbaik untuk membawa perekonomian ke depan.
1.2Rumusan Masalah

1. Pengertian Output Agregat dan Pengertian Pendapatan Agregat (Y)


2. Pengertian Agregat Ekuilibrium
3. Pengertian Tabungan Investasi
4. Hubungan Pengeluaran Agregat Dengan Output Ekuilibrium
5. FaktorFaktorMenurun Dan Meningkatnya Output Agregat
6. FaktorFaktorMenurun Dan MeningkatnyaPendapatanAgregat
7. Output Agregatthn 2018/2019
8.PendapatanAgregatThn 2018/2019

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan pembuatan makalah ini adalah:


1. Untuk mengetahui pengertian output agregat dan pendapatan agregat (Y)
2. Untuk mengetahui pengertian agregat ekuilibrium
3. Untuk mengetahui pengertian tabungan investasi
4. Untuk mengetahui hubungan pengeluaran agregat dengan output ekuilibrium
5. Untuk mengetahui contoh berita mengenai pengeluaran agregat dan output
agregat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Output Agregat dan Pendapatan Agregat (Y)


Menurut Case & Fair (2006:69) Output agregatadalah kuantitas total barang dan
jasa yang diproduksi (atau ditawarkan) dalam suatu perekononomian pada periode
tertentu.
Menurut Case & Fair (2006:69) Pendapatan agregat adalah total pendapatan yang
Bilamerujuksertakanrujukannya
diterima oleh seluruh faktor produksi pada suatu periode tertentu. Output atau
pendapatan agregat (Y) adalah istilah kombinasi yang digunakan untuk mengingatkan
kembali persamaan antara output agregat dan pendapatan agregat. Hal ini dikarenakan
ketika output meningkat, maka pendapatan tambahan akan dihasilkan.Ketika output
dipotong, pendapatan turun, pekerja mungkin diberhentikan atau pekerja dengan
beberapa jam lebih lama akan tetapi dibayar dengan gaji lebih rendah, dan laba mungkin
turun.Sedangkan pengertian output riil yaitu output yang didasarkan kepada jumlah
barang-barang dan jasa-jasa yang di produksi bukan berdasarkan sirkulasi nilai uangnya.
1. Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan (Y,C, dan S)
Setiap periode, rumah tangga menerima suatu jumlah agregat pendapatan (Y).
Dengan pendapatan tersebut rumah tangga dapat melakukan dua hal yaitu bisa
mengkonsumsi atau bisa menabung pendapatannya tersebut. Bagian dari pendapatan
yang tidak dikonsumsi oleh rumah tangga pada periode tertentu disebut
tabungan.Total tabungan rumah tangga dalam perekonomian (S) adalah definisi yang
sama dengan pendapatan minus konsumsi (C).
Sedangkan yang dimaksud dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga
adalah bagaimana keputusan rumah tangga menentukan berapa banyak atau berapa
besar pendapatannya yang digunakan untuk konsumsi barang dan jasa dalam periode
tertentu. Konsumsi agregat adalah seluruh jumlah pengeluaran konsumsi rumah
tangga untuk barang dan jasa dalam suatu perekonomian. 

Tabungan(S) = pendapatan(Y) – konsumsi(C)


2. Konsumsi Dan Tabungan Rumah Tangga
Jumlah konsumsi agregat yang dilakukan oleh rumah tangga dipengaruhi oleh
sejumlah faktor yang meliputi :
1) Pendapatan rumah tangga
Perubahanfungsi konsumsi berupaperubahansepanjangkurvatersebut dan
perubahandalambentukpergeserankurvakonsumsi.
Perubahansepanjangkurvakonsumsisebagaipengaruhdaripendapatanrumahtangga.
Sementarapergeserankurvakonsumsidipengaruhi oleh kekayaan, tingkatharga,
tingkatsukubunga, dan harapanrunahtanggaterhadappendapatan masa depan.
2) Kekayaan rumah tangga
Kenaikan kekayaan rumah tangga akan menggeser kurva konsumsi ke atas.
Artinya, semakin besar kekayaan yang dimiliki oleh rumah tangga pengeluaran
konsumsinya akan semakin tinggi, dan sebaliknya.
3) Tingkat bunga
Pengaruh tingkat bunga semakin naik akan berdampak kecenderungan menabung
akan meningkat sehingga pengeluaran konsumsi akan turun, begitu sebaliknya.
4) Ekspekasi rumah tangga tentang masa depan
Jikaharapanpenerimaanpendapatan di masa depanbesarmakakonsumsiakan naik
ataukurvakonsumsibergeserkeatas. Dan
sebaliknyajikaharapanmemperolehpendapatan di masa
depanturunmakapengeluarankonsumsi juga
akanturunataukurvakonsumsibergeserkebawah.
Keempat faktor ini menentukan perilaku belanja dan menabung pada rumah
tangga, baik individual maupun agregat. Rumah tangga dengan pendapatan lebih
tinggi dan kekayaan lebih tinggi cenderung berbelanja lebih banya dibandingkan
dengan rumah tangga dengan pendapatan dan kekayaan lebih sedikit. Tingkat bunga
yang lebih rendah mengurangi biaya peminjaman, sehingga tingkat bunga lebih
rendah cenderung mendorong belanja (tingkat bunga lebih tinggi meningkatkan
peminjaman dan cenderung meningkatkan belanja).
Kurva 2.1 Fungsi Konsumsi Rumah tangga (sumber: Case & Fair 2006:71)

Menurut Keynes dalam Case & Fair (2006:71) jumlah konsumsi yang dilakukan
oleh rumah tangga terkait langsung dengan pendapatannya. Kurva tersebut
memperlihatkan hubungan antara konsumsi dengan pendapatan yang disebut sebagai
fungsi konsumsi. Kurva ini diberi label c(y), yang dibaca”c sebagai fungsi dari
y”atau konsumsi sebagai fungsi dari pendapatan. Beberapa hal yang harus
diperhatikan pada kurva ini pertama, kurva tersebut memiliki slope positifdengan
kata lain, sewaktu y meningkat,c juga meningkat. Kedua, kurva tersebut memotong
sumbu c diatas nol (0) yang berarti pendapatan 0 pun, konsumsi itu positif.

3. Fungsi konsumsi agregat

Kurva 2.2 fungsi konsumsi Agregat (sumber: Case & Fair 2006:72)
Fungsi konsumsi agregat memperlihatkan tingkat konsumsi di tiap tingkat
pendapatan. Slope menaik menunjukkan bahwa tingkat pendapatan yang lebih tinggi
menyebabkan tingkat belanja konsumsi yang lebih tinggi pula. Dikarenakan fungsi
konsumsi agregat adalah garis lurus maka persamaannya adalah : C = a + By
Y adalah output (pendapatan) agregat, c adalah konsumsi agregat, dan a adalah titik
di mana fungsi konsumsi memotong sumbu C. Huruf b adalah slope gari tersebut
dalam hal ini ⧍C/⧍Y (karena konsumsi C diukur pada sumbu vertikal dan
pendapatan diukur pada sumbu horizontal). Tiap kali pendapatan meningkat
(sebesar ⧍Y), konsumsi meningkat sebesar b dikali ⧍Y. Oleh sebab itu, ⧍C = b x
⧍Y dan ⧍C/⧍Y = b.

Hanya dua hal yang menjadi tujuan pendapatan yaitu konsumsi atau tabungan.
Kecenderungan marjinal mengkonsumsi (MPC, Marginal Property to Consume)
adalah bagian dari pendapatan yang dikonsumsi. Dalam fungsi konsumsi ini b
adalah MPC. MPC = (⧍C/⧍Y). Sedangkan kecenderungan marjinal menabung
(mps, marjinal propernsity to save) adalah fraksi perubahan dalam pendapatan yang
ditabung ⧍S/⧍Y, dimana ⧍S adalah perubahan tabungan. Karena segala hal yang
tidak dikonsumsi akan ditabung, maka jumlah MPC + MPS harus sama dengan 1.
Kecenderungan marjinal mengkonsumsi adalah bagian dari peningkatan
pendapatan yang dikonsumsi (atau bagian dari penurunan pendapatan yang
menurunkan konsumsi). Kecenderungan marjinal menabung (MPS) adalah bagian
dari peningkatan pendapatan yang ditabung (atau bagian dari penurunan pendapatan
yang mengurangi tabungan).
Karena C adalah konsumsi agregat dan Y adalah pendapatan agregat, berarti
MPC adalah kecenderingan marjinal masyarakat untuk mengkonsumsi dari
pendapatan nasional dan MPS adalah kecenderungan marjinal masyarakat untuk
menabung dari pendapatan nasional.
4. Investasi yang Direncanakan (I)
Investasi merupakan pembelian-pembelian oleh perusahaan-perusahaan dalam
bentuk gedung-gedung baru, peralatan baru, penambahan persediaan, dan bentuk
lain dari stok modal.
Sebuah komponen dari investasi yaitu perubahan persediaan ditentukan oleh
berapa banyak rumah tangga yang memutuskan untuk membeli dan hal tersebut di
luar pengawasan perusahaan. Perubahan persediaan dapat dihitung sebagai berikut:
Perubahan Persediaan = Produksi – Penjualan

1. Merencanakan Investasi (I)


Merencanakan investasi adalah tambahan stok kapital atau persediaan yang
direncanakan oleh perusahaan-perusahaan. Investasi aktual adalah jumlah aktual dari
investasi termasuk perubahan persediaan yang tidak direncanakan oleh perusahaan.

(Sumber: Case & Fair 2006:77)

Dari gambar 4.6


kita asumsikan sebuah
investasi yang tetap.
Investasi tersebut tidak
tergantung pada
pendapatan berapa pun
pendapatan investasi
tidak mengalami perubahan. Ketika suatu variabel seperti investasi yang
direncanakan tidak tergantung kepada tingkat perkembangan ekonomi disebut
sebagai variabel investasi otonom.
1. Pengeluaran Agregat yang Direncanakan (AE)

(Sumber: Case & Fair


2006:80)
Untuk menentukan besarnya pengeluaran agregat (AE) kita tambahkan
pengeluaran konsumsi (C), pengeluaran investasi yang Pengeluaran agregate
direncanakan, C+I (miliaran rupiah) Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah)
direncanakan (I) pada setiap tingkat pendapatan. Dalam ekonomi makro yang
dimaksud keseimbangan di pasar barang adalah titik di mana pengeluaran agregat
yang direncanakan sama dengan agregat output.
Keseimbangan:
Pengeluaran agregat direncanakan AE = C + I
Keseimbangan: Y = AE, atau Y = C + I
Ketidakseimbangan:
Y>C+I
Output agregat > Pengeluaran agregat direncanakan
Persediaan Investasi lebih besar daripada yang direncanakan.
Investasi aktual lebih besar daripada yang direncanakan.

C+I>Y
Pengeluaran agregat direncanakan > Output agregat
Persediaan Investasi lebih sedikit daripada yang direncanakan.
Tidak ada persediaan untuk investasi yang direncanakan.

(sumber: Case & Fair 2006:80)


Mengemukan keseimbangan agregat output dengan pengeluaran agregat (Y =
AE) secara aljabar
Jika diketahui:
(1) Persamaan identitas output agregat: Y = C + I
(2) Fungsi konsumsi: C = 100 + 0,75Y
(3) Fungsi investasi: I = 25
Carilah besarnya nilai output keseimbangan!
Caranya:
Substitusikan persamaan Tidakmor (2) dan (3) ke dalam persamaan (1).
Akan diperoleh:
Y = 100 + 0,75Y + 25
Y – 0,75Y = 100 + 25
Y – 0,75Y = 125
0,25Y = 125 Y = 500
Dari perhitungan aljabar di atas keseimbangan output agregat dan pengeluaran
agregat ketika output agregat (pendapatan agregat, Y) sebesar 500. Pendekatan yang
kedua untuk mendapatkan keseimbangan output dengan menggunakan persamaan S
= I, yaitu output agregat akan menjadi sama dengan pengeluaran agregat hanya jika
tabungan = investasi yang direncanakan (S = I).
Dengan perhitungan sebagai berikut:
S – 100 + 0,25Y = 25 0,25 Y = 125 Y = 500
Pada gambar 4.9 saat Y = 500 menunjukkan nilai S = I.
(sumber: Case & Fair 2006:75)
2.2 Pengertian Agregat Ekuilibrium
Ekuilibrium dalam ekonomi adalah, kondisi dimana titik harga suatu barang atau
jasa terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dengan kurva penawaran yang
merupakan hasil kesepakatan diantara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen),
dimana kuantitas barang atau jasa yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
1. Harga barang/jasa dalam kurun waktu tertentu akan mempengaruhi
2. terjadinya equilibrium
3. Pendapatan/penghasilan yang diperoleh oleh konsumen
4. Prediksi harga barang/jasa dimasa yang akan datang
5. Jumlah kebutuhan konsumen akan barang/jasa dalam kurun waktu tertentu
6. Selera atau perilaku konsumen terhadap sebuah barang/jasa yang tersedia
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
1. Peraturan pemerintah seperti pajak, dan bea masuk barang (untuk barang import)
2. Prediksi harga barang/jasa pada masa yang akan datang
3. Tujuan/target didalam sebuah perusahaan
4. Jumlah biaya produksi dan teknologi yang digunakan selama masa produksi
5. Ketersediaan barang/jasa di pasaran sebagai pengganti atau pelengkap kebutuhan

Bilamana keseimbangan ini telah tercapai, maka biasanya titik keseimbangan ini
akan bertahan lama dan akam menjadi patokan bagi pihak pembeli dan pihak penjual
dalam menentukan harga barang atau jasa tersebut. Ekuilibrium terjadi ketika tidak ada
kecenderungan yang berubah. Dalam ilmu ekonomi mikro, ekuilibrium dikatakan terjadi
pada pasar tertentu misalnya pasar pisang, pada harga dimana kuantitas yang diminta
sama dengan kuantitas yang ditawarkan. Pada titik ini baik pihak yang menawarkan
maupun yang meminta sama-sama puas. Harga ekuilibrium pada kasus ini adalah harga
dimana pihak yang menawarkan ingin menyediakan jumlah yang diminta oleh pihak
pembeli.
Dalam pasar barang makroekonomi, ekuilibrium terjadi ketika pengeluaran
agregat (C + I) yang direncanakan sama dengan output agregat (Y), atau ketika investasi
aktual dan yang direncanakan sama.

2.3 TabunganInvestasi

Investasi adalahkomitmenatassejumlah dana atausumberdaya lain yang dilakukan pada


saatini, dengantujuanmemperolehsebuahkeuntungan di masa mendatang.

Sedangkanuntuktabungansendiriadalahsimpanandaripihakketigakepada bank yang


penarikannyahanyadapatdilakukanmenurutsyarat-syarattertentu. Dari
pengertiantersebutjelasberbedainvestasilebihbertujuanuntukmeningkatkanadanyanilaitambah
dengansegalaresiko yang ada.
Sedangkanuntuktabunganlebihkepenyimpananuangdengantujuanuntukmengamankankekayaa
nberupauangtersebut dan denganresiko yang sangat minim.

Jadiuntuktabungan dan investasisendirisebenarnyasama-samamenguntungkan, dan


kitasebagaimasyarakatsangatdiperbolehkanuntukberinvestasi dan
menabunguntukmemenuhikebutuhankitamasing-masing. Sehinggatidakada Batasan
bagimasyarakt yang inginmenabungatauberinvestasi.

Contohuntuktabunganinvestasisebagaiberikut:

1. Emas yang TakLekang Waktu

Tabungan investasi yang tidakpernahketinggalan zaman dan salah satu yang paling
mudahdilakukanadalahemas. Investasidenganemas bias berupalogammulia,
emasbatangan, emasperhiasan, dan voucher emasatauemas digital. Selainituemas juga
bias digunakanuntukbarangperhiasan yang kemudiandijadikaninvestasi di dirisendiri,
karenakita bias menggunakannyahinggahargaemasmelambungtinggi dan
kitabisamenjualnyaketikamembutuhkanuang.
2. Produk Deposito di Bank

Deposito Bank yangmerupakanproduk popular selaintabungan,


produkinimenjanjikaninvestasi yang menguntungkanbagipemiliknyakarenabentuknya
yang semacamtabungannamumdenganbunga yang didapatlebihbesardari pada
tabunganbiasa.

3. Reksadana di Pasar Modal

Reksadanamerupakan salah satu alternative investasibagikalangankecilmaupunatas, yang


keuntungannya juga lumayanbesar dan prosesnyasangatmudah. Mengapasangantmudah?
Karena di Reksadanainisipemodal yang
kurangwaktuuntukmengecekperkembanganinvestasinyaakandibantu dan dimudahkan.

4. Investasi Peer to Peer Lending (P2P)

Adapunbentukinvestasiasuransi yang menguntungkandengankonsepterkiniadalah P2P


Lending. Investasidengancarainimemanfaatkanteknologisebagai proses
pengoperasiannya. Secaraumum, P2P
Lending menawarkanpaketinvestasidalambentukpermodalanusahakepada salah
seorangpelakuusahadenganbantuanteknologi online.

2.4 HubunganPengeluaranAgregatDengan Output Ekuilibrium

PengeluaranAgregatadalahkeseluruhanjenispengeluaranbelanjadalambeberapa sector
komponenagregattertentu dan dalamperiodetertentu.

Sedangkan Output Ekuilibriumataukeseimbangan pasar adalahharga yang


terjadiapabilajumlahbarang yang dimintasamadenganjumlah yang ditawarkan,
laluuntukmenemukankeseimbangantersebutkitaharusmenentukantitikpotonggrafikfungsiperm
intaan dan grafikfungsipenawaran.

Jadihubunganantarapengeluaranagregatdengan output
ekuilibriumadalahjikapengeluaranagregatdilakukan oleh rumahtanggamakaakanterjadi output
ekuilibrium. Sedangkankeseimbangan pasar
akanterjadiketikarumahtanggamengkonsumsibarangprodukdalam negeri denganharga yang
seimbangatauketersediaan pasar yang seimbangdenganjumlah yang
dimintaataudibelisamadenganjumlahpermintaanatauharga di kegiatanekspor dan impor.

2.5 FaktorMenurunnya Output Agregat

Dalampermintaan dan penawaraan output agregatada factor factor yang


membuatkurvatersebutmeningkatataumenurunada 4 komponen yang
menyebabkankurvatersebutberubah

1. Pasar Tenaga Kerja


Tenaga kerjamerupakankomponendari output agregat,
komponeninimempengaruhijikaperekonomiansedangbaikmakapermintaanakantenaga
kerjaakanlebihbesardaripenawaran yang
akanmengakibatkanpemberipekerjaanakanmenaikanupah agar pencarikerja yang
sesuaidenganmutunyaakantertaikuntukbekerja dan output agregatakanmeningkat.
Lalusebaliknyajikaperekonomiansedangmemburukmakapenawaranakanlebihbesardari
permintaanmakaupahakanmenurunkarenapenawaraan yang melimpah dan
akanmengakibatkan output agregatmenurun.

Sumber :pustakauntuksemua.com

2. PerkiraanHargaTetap
Kenaikanhargaakanmengakibatkanupahlebihtinggilalubiayaproduksiikutmenin
gkat dan
akanmenurunkankeuntungantiapunitnyamakaakanmengakibatkankurvabergese
rkekiri

3. DoronganUpah

Sepertifenomenamogokkerjauntukmeningkatkanupah rill
akanmengakibatkankurvapenawaranagregatakanbergeserkekirijikamerekaberhasilmen
aikanupah rill

4. KenaikanHarga Yang TidakBerhubunganDenganUpah


Kenaikan yang dimaksudadalahsepertikenaikanhargabahanmentah yang
mempengaruhikenaikanbiayaproduksi,
keterbatasaanpersediaanbahanmentahakanmenggeserkurvaagregatkekiri dan
sebaliknya.
Jikaadapengembanganteknologi dan
produktivitasterjagamakamenggeserkurvaagregatkekanan.

2.6 FaktorMenurun/MeningkatbyaPendapatanAgregat
1. Jumlah uang beredar
2. Pengeluaran Pemerintah
3. Pajak 
4. Pengeluaran Masyarakat
5. Investasi
6. Suku bunga
7. Export netto

2.7 PendapatanAgregat 2019

Pemerintahmenargetkanpendapatan negara dan hibahdalamAnggaranPendapatan dan Belanja


Negara ( APBN) 2019 sebesarRp 2.142,5 triliun. Presiden Joko Widodo mengatakan,
tahundepan, pemerintahtetapkonsistenberupayamenggalisumberpendapatansecararealistis dan
berkeadilan. "Denganmenjagaikliminvestasi, melakukankonservasilingkungan, dan
melakukanperbaikankualitaspelayananpublik," ujar Jokowi dalamRapatParipurna RAPBN
2019 di kompleks DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis (16/8/2018). Jokowi mengatakan,
pendapatan negara dan hibah pada 2019 menunjukkankenaikan 12,6 persendariproyeksi di
tahun 2018. Target tersebutmeliputiproyeksipenerimaanperpajakansebesarRp 1.781triliun,
Penerimaan Negara BukanPajak (PNBP) sebesarRp 361,1 triliun, dan hibahsebesarRp 0,4
triliun. Dari sisiperpajakan, kata Jokowi, arahkebijakantahun 2019 dilakukan salah
satunyadenganmengumpulkansumberpendapatan negara darikegiatanekonominasional. "Serta
terusmendorongpeningkatankepatuhanmelaluireformasiadministrasiperpajakan yang
lebihsederhana dan transparan," kata Jokowi. Dengankebijakantersebut,
sertamelihatperkembanganpositifpenerimaanperpajakan dan momentum
pertumbuhanekonomi, diharapkan tax ratio alias rasioperpajakantahun 2019 dapatmencapai
12,1 persenterhadapprodukdomestikbruto (PDB). Target tersebut naik dariperkiraan di tahun
2018 sebesar 11,6 persen.

2.8 Output Agregat 2019

KonsumsiPemerintah

KinerjaKonsumsiPemerintahTriwulan III 2019


Pada triwulan III 2019, konsumsipemerintahtercatatbelummembaik dan
masihmengalamikontraksicukupdalam.
Konsumsipemerintahtercatatmengalamikontraksisebesar -18,87% (yoy),
belummembaikdibandingkantriwulansebelumnya yang tercatatkontraksi -11,70% (yoy). Hal
inidipengaruhi oleh realisasibelanjadari APBD seluruhpemerintahdaerah di Papua Barat yang
belum optimal pada triwulanketigatahunanggaran, sementararealisasibelanja APBN
meningkat. Kontraksinyapertumbuhaninimelanjutkantrentigatriwulansebelumnya di tahun
2019 yang belummengalamiperbaikan. Realisasibelanja APBD
seluruhpemerintahdaerahmencatatpertumbuhan yang negatifsebesar 2,05% (yoy). Sementara,
realisasibelanja APBN tercatatpeningkatanpertumbuhansebesar 10,53% (yoy).

Secaraumum, terjadinyarealisasibelanja APBD yang rendahinidikarenakan oleh


keterlambatan proses lelangumumterhadapproyek yang didaftarkan oleh OrganisasiPerangkat
Daerah (OPD) ke Unit LayananPengadaan (ULP). Kedua,
keterlambatanpembagianpaketpengadaankhususbagipengusahaasli Papua. Hal
inidikarenakanpaketpaketpekerjaan yang diperuntukkanuntukpengusahaasli Papua
belumdidukung oleh data pengusahaasli Papua yang jelas dan
lengkapmencakupprofilperusahaan, kemampuanteknis, dsb. Ketiga,
penghentiansementarapengadaankendaraandinasoperasionalseluruhOrganisasiPerangkat
Daerah (OPD) maupunpengadaanbagi para pejabat. Hal
inikarenaPemprovsedangmelakukanpenertiban dan pendataanasetterutamakendaraandinas.

Jikadilihatrincianberdasarkankegunaanbelanja, belanjapegawai yang bersumberdari APBN


tumbuhsebesar 26,86% (yoy) pada triwulan III 2019. Begitu juga denganbelanjapegawai
yang bersumberdari APBD tumbuhsebesar 4,12% (yoy). Hal
inimerupakanindikasiupayapeningkatankesejahteraanpegawaisehinggaakanberdampakkepada
peningkatandayabelirumahtangga.

Dari sisibelanja modal, terjadiperlambatanrealisasidarisisi APBN dan APBD.


Realisasibelanja modal APBN baruterealisasisebesar 43,03%, lebihrendahdibandingtahunlalu
yang mencapairealisasi 50,00%. Selanjutnya, belanja modal APBD juga
tercatatrendahsebesar 26,55%, lebihrendahdibandingtahunlalu yang tercatat 28,76%. Belanja
modal APBD initerutamauntukbelanja modal jalan. Besarnyaporsirealisasibelanja modal
APBN dan APBD untukbangunan dan jalanberdampak pada sektor PMTB (investasi) dan
sektorkonstruksi (sisipemerintah).

Dari sisibelanja dana desa, realisasianggaran dana desa yang berasaldari APBN
tercatatsebesar 60% atautumbuhsebesar 8,78%(yoy) dibandingrealisasitahunlalu. Realisasi
pada tahun 2018 juga tercatathampirsama 62,88%, namundenganpeningkatanjumlah dana
desa yang diberikanuntuksetiapdesamakaterjadipertumbuhanrealisasisecara nominal.
Selainitu, pemahamandesaakanprosedurpencairan dana desasemakinbaiksehingga proses
transfer semakincepat. Dengantersalurkannya dana desaini,
nantinyaberdampakmendorongpembangunandesasebagaiupayapemerataandaerah.

Dari sisibelanjabarang dan jasa, realisasibelanjabarang dan jasa yang bersumberdari dana
APBN tercatatsebesar 59,01%, lebihtinggidibandingkanrealisasitahunlalusebesar 53,38%.
Begitu juga denganrealisasibelanjabarang dan jasa yang bersumberdari APBD
dimanatercatatsebesar 43,46%, lebihtinggidibandingkanrealisasitahunlalusebesar 40,69%.

Tabel 1.2 RealisasiBelanjaPemerintah


Tw III 2018 Tw II 2019 Tw III 2019
AnggaranFis Rpmili (%) Rpmili (%) Rpmili (%) %
Item
kal ar ar ar yo
y

APBN BelanjaBantuanSosial 49. 79 3. 11.02 49.5 -


12.39 75 6.63 4 46.5
1

BelanjaBarang dan 53. 38 12.93 59.0 25.2


Jasa 1,502.2 1,146.4 1,881.6 1 5
6 8 2

Belanja Modal 50. 00 4.84 43.0 0.73


1,344.2 620.05 1,354.0 3
2 5

Belanja Dana Desa 62. 88 12.90 60.0 8.78


836.67 910.15 910.15 0

BelanjaPegawai 72.49 20.10 74.6 26.8


1,052.8 810.91 1,335.6 7 6
7 9
Belanja Total 55. 63 3 52.6 10.5
5,471.2 3,567.0 2.58 6,047.3 4 3
9 2 8

BelanjaBantuanSosial 78.49 2 5 80.3 -


365 03 0.00 326 0 10.6
8

BelanjaBarang dan 40.6 23.55 43.4 23.7


Jasa 2,108 9 1,414 2,609 6 7

APBD Belanja Modal 28.7 5 8.31 26.5 -


Seluruh 1,714 6 21 1,665 5 2.86
Pemda di BelanjaBantuanKeua 65. 52 24.60 42.4 -
Papua Barat ngan 2,573 1,046 1,805 5 29.8
5

BelanjaPegawai 53. 87 28.1 43.1 4.12


2,913 1,978 6 3,033 7

Belanja Total 47.70 22.26 40.8 -


10,481 5,595 10,266 4 2.05

Sumber:Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan III 2019 KanwilPerbendaharaan Papua Barat
& BPKAD Provinsi Papua Barat

Tracking KinerjaKonsumsiPemerintahTriwulan IV 2019

Berdasarkanperkembanganbeberapaindikator,
konsumsipemerintahdiperkirakanmengalamiakselerasi pada triwulan IV 2019. Hal utama
yang mendorongpercepatanrealisasibelanjaadalahbeberapa program kerja yang akanberjalan,
langkahpercepatan yang dilakukan demi mengatasiketigahambatansepertidiuraikandiatas,
sertamulairealisasipembayaranproyek-proyekpembangunanjalan dan bangunan.
Sebagaimanadiketahui, barusekitar 40% dana yang terserap, sehinggauntukmengejar target
realisasi minimal 85% sebagaimanatahun-tahunsebelumnyaperludilakukanakselerasi.

Tracking KinerjaKonsumsiPemerintahKumulatif 2019

Konsumsipemerintahdiperkirakanlebihrendahmempertimbangkanrealisasihinggatriwulan III
2019 yang masihrendah. Meskipundemikian, kondisiiniakanditopang oleh peningkatan
APBN 2019, kenaikan UMP 2019, dan gajipokok ASN sebesar 5%
mendorongkenaikanbelanjapegawai yang berdampak pada konsumsipemerintah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa situasi makro suatu


perekonomian ditentukan oleh apa yang terjadi dengan permintaan agregat masyarakat.
Apabila permintaan agregat melebihi penawaran agregat (atau output yang dihasilkan)
dalam periode tersebut, maka akan terjadi situasi “kekurangan produksi”. Pada periode
berikutnya output akan naik atau harga akan naik, atau keduanya terjadi bersama-sama.
Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi
“kelebihan produksi” terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga akan
turun, atau keduanya terjadi bersama-sama.
DAFTAR RUJUKAN

Case, Karl E. dan Ray. C Fair. 2007. Prinsip-PrinsipEkonomi, EdisiKedelapanJilid 1.

Jakarta: Erlangga.

EtduardusTandelin, Portofolio dan InvestasiTeori dan Aplikasi, edisipertama, Kanisius,


Yogyakarta, 2010, hlm.2.

Mankiw N. Gregory, dkk. 2012. PengantarEkonomi Makro, Jakarta: SalembaEmpat.

Miftahul, Selfie. 2018. Punya Garis Pantai Terpanjang di Dunia, Kok RI Impor Garam?
https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4211965/punya-garis-pantai-terpanjang-
di-dunia-kok-ri-impor-garam.

https://www.academia.edu/40335294/
KELOMPOK_6_PENGELUARAN_AGREGAT_DAN_OUTPUT_EQUILIBRIUM_

diakses pada 5 Februari 2020

Katakita (2013,Juni).AnalisisPermintaan Dan


PenawaranAgregathttp://pustakauntuksemua.blogspot.com/2013/06/analisis-permintaan-
dan-penawaran.html
diakses pada 5 Februari 2020

Case, K.E. & Fair, R.C. 2006. Prinsip-Prinsip Ekonomi. Jakarta:Erlangga

Economic sains (1 juni 2017)Pengeluaran Agregat


https://economicsains.blogspot.com/2017/06/pengeluaran-agregat.html

https://www.kaskus.co.id/thread/5442f761de2cf2874e8b4567/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-permintaan-dalam-suatu-perekonomian/
ContohBeritaPengeluaranAgregat

Punya Garis Pantai Terpanjang di Dunia, Kok RI Impor Garam?

Jakarta - Indonesia adalah negara kepulauandenganpanjanggarispantaiterpanjang di dunia


mencapai 99.093 km. Dengangarispantaisepanjangitu, kok RI masihimpor garam?

Menteri PerdaganganEnggartiastoLukitablak-blakansoalalasan Indonesia masihimpor garam


meskipun punya garispantaiterpanjang di dunia.

MenurutEnggar, ada 2 faktorutama yang menyebabkanproduksi garam Indonesia


takmampumemenuhikebutuhannasionalsehinggamengharuskanpemerintahmelakukanimpor.

Pertamaadalahiklimataucuaca di Indonesia yang


dianggapkurangmendukunguntukmemproduksi garam.
"Kita (Indonesia) iklimkita, di Jawainihujanitu 4 sampai 5 bulandalamsetahun,"
ujarEnggardalamblak-blakan di kantordetikcom, Jakarta, Kamis (13/9/2018).

Kondisiinijauhberbedadengan wilayah di belahanbumi lain seperti Darwin yang


hanyahujansatubulandalamsetahun.

Faktorlainnyaadalahkualitas air laut alias tingkatkemurnian air laut yang


menjadibahanbakuutamauntukmemproduksi garam.

Wilayah sentraproduksi garam seperti Cirebon misalnya,


kualitasgaramnyakurangmaksimallantarankualitas air lautnya yang
kotorkarenasudahbanyaktercemar.

"Mana mungkin (menghasilkan garam berkualitas), cobalihatlautnyasajacokelat," jelaspria 66


tahunini.

Sehinggamenurutnya, panjanggarispantaitakbsajadipatokan RI bisameniadiprodusen garam


terbesar di dunia.

"Jadimemang areal (pertambakan garam) itutidakditentukanpanjanggarispantai.


Tapiapakahmungkinatautidak (menjadisentraproduksi garam)? Di situ dilihatdariiklim," tutur
dia.

Meskidemikian, bukanberarti Indonesia bakalselamanyamenjadibudakimpr garam. Ada


caralan yang bisadilakukanuntukmeningkatkanproduksi garam nasional, salah
satunyaadalahmenetapkanlokasi yang tepatuntukdijadikansentraroduksi garam.

Salah satu wilayah yang paling mungkinjadisentraproduksi garam adalah Nusa Tenggara
Timur.

"Yang paling efektif dan yang paling memungkinkanadalahdari NTT," jelasEnggar.

NTT memilikiduafaktorutama yang paling memungkinkanuntukmenjadisentraproduksi


garam nasional. Pertamaadalahiklimcuaca.

"Di Timor, satutahunduabulansetengahhujan. Kemudian di Flores satutahun 3 bulannhujan,"


jelas dia.
Sementarakualitas air di sana juga terpantaucenderunglebihjernihketimbangdaerah lain di
Indonesia.

"Di NTT ituadalah yang terbaik," sambung dia.

"Itulahpemerintahpusat dan gubernur NTT yang baruinimelakukanberbagaicarauntuk,


membuat NTT sebagaiprodusen garam," tandasEnggar.

AnalisisBerita

Permasalahanekonomiselalumenjadidayatariktersendiri dan
masalahneracaperdaganganselalumenjadiperbincanganhangatbagibeberapa orang
tertumakitasebagaimahasiswafakultasekonomi dan bisnis.
Sudahtidakasinglagibahwaneracaperdagangan di Indonesia selalumengalamidefisit. Salah
satufaktornyaadalahimpor garam kita yang selalumeningkat di setiaptahunnyapadahalsesuai
yang di beritakanbahwakitamempunyaigarispantaiterbesar.
Mengapakitamengimpordenganangka yang sangatbanyak?

garam merupakanbahandapur yang selaludipakai oleh masyarakatindonesiauntukmemasak,


semuamakananhampirmemakai garam. Permintaandari pasar yang
sangatbesartidakcukupjikakitatidakimpor garam. Kalaukitamemaksatidakmengimpor garam
makabanyakmasalahekonomi yang akanmuncullagiyaitukelangkaan stock garam
akanmempengaruhikenaikaanharga garam tersebut. Makadariitupemerintahmengimpor garam
agar tidakterjadihalsepertiitu.

Lalubagaimanacaranya agar kitatidakmengimpor garam dan


tidakmunculmasalahekonomisepertiinflasitersebut? yaitudengancarameningkatkankualitas
garam dan seperti yang ada di beritakanbahwalokasiuntukmemproduksi garam
sangatlahpenting dan iniharusmenjadiperhatiaandaripemerintah.

Anda mungkin juga menyukai