Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MATKUL PEGANTAR ILMU EKONOMI

MATERI EKONOMI MAKRO

DOSEN PEGAMPU:
Dr.Mikael Ajis,MM(MA)
DIBUAT OLEH:
ANGGA
420222031

TEKNOLOGI PERTANIAN
MANAJEMEN PERKEBUNAN
EKONOMI MAKRO

Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi


secara keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi
yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar.
Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk
memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi,
stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca
yang berkesinambungan.

Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang


luas, ada dua area penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan
untuk mempelajari sebab dan akibat dari fluktuasi penerimaan negara
jangka pendek (siklus bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari faktor
penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan
pendapatan nasional). Model makroekonomi yang ada dan prediksi-
prediksi yang ada jamak digunakan oleh pemerintah dan korporasi besar
untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi dan
strategi bisnis.

Dikutip dari buku Konsep Dasar Pembangunan dan Pertumbuhan


Ekonomi (2018) karya Thamrin, ekonomi makro adalah sebuah ilmu
ekonomi yang mempelajari perekonomian sebuah negara secara
komprehensif. Ekonomi jenis ini juga bisa menganalisis tentang
produsen secara keseluruhan serta konsumen dalam pengalokasian
pendapatan dalam membeli barang/jasa.

Pengertian Ekonomi Makro Menurut Para Ahli


Beberapa pakar ilmu ekonomi telah menjelaskan pengertian
ekonomi makro, diantaranya adalah:

1. Sadono Sukirno (2000)


Sadono Sukirno mendefinisikan ekonomi makro
(macroeconomics) adalah sebuah cabang ilmu ekonomi
yang mempelajari tentang kegiatan utama perekonomian
secara komprehensif atau menyeluruh terhadap berbagai
masalah pertumbuhan ekonomi. Masalah-masalah yang
dimaksud adalah:

o Kegiatan ekonomi yang tidak stabil.


o Inflasi.
o Tingkat Pengangguran.
o Neraca perdagangan serta pembayaran.
2. Adam Smith
Adam Smith menuliskan pengertian ekonomi makro adalah
bentuk analisa tentang keadaan atau penyebab kekayaan
negara dengan menggunakan penelitian yang di pandang
secara menyeluruh dari kegiatan ekonomi.
3. Robert S.Pindyck dan Danie lL. Rubinfeld (2009)
Robert S. Pindyck dan Daniel L. Rubinfeld menuliskan
bahwa definisi ekonomi makro adalah sebuah ilmu
ekonomi yang menangani variabel agregat ekonomi, seperti:

1. Tingkat dan rata-rata pertumbuhan produksi


nasional
2. Angka pengangguran
3. Suku bunga
4. Inflasi

Sejarah Munculnya Ekonomi Makro


Sebelum tahun 1930-an, ekonomi mikro khususnya teori tentang
harga tentunya sangat diperhatikan oleh para ahli ekonomi. Para ahli
ekonomi Klasik beranggapan, full implyerent atau kesempatan kerja
selalu dapat dicapai sehingga orang tidak banyak yang memerhatikan
masalah ekonomi makro. Hal yang diperhatikan adalah cara agar
perusahaan memperoleh keuntungan atau laba yang besar, jumlah
produksi yang dihasilkan, nominal harga, cara menentukan harga faktor
produksi, dan sebagainya. Apabila kesempatan kerja penuh selalu ada
maka produksi selalu konstan atau tidak banyak berubah, khususnya
dalam jangka pendek. Jika produksi total atau produksi nasional
konstan maka ahli- ahli ekonomi hanya memusatkan perhatiannya pada
aspek mikro dari suatu perekonomian
Ternyata pada tahun 1930-an, terdapat dua kejadian penting.
Pertama, timbulnya depresi ekonomi yang besar, yaitu suatu keadaan
dengan tingkat harga umum yang terus menurun dan banyaknya
pengangguran. Hal ini telah membuktikan anggapan tentang full
employment dan tingkat produksi yang konstan itu tidak benar. Jadi,
dengan depresi yang besar pada tahun 1930- an dapat menyangkal
anggapan bahwa selalu ada kesempatan kerja penuh dan tingkat
produksi yang tetap Dengan jawaban ini maka para ahli ekonomi mulai
melihat pentingnya kekuatan-kekuatan yang menentukan tinggi
rendahnya tingkat kesempatan kerja dan tingkat produksi nasional.
Kedua, munculnya buku yang ditulis oleh John Maynard Keynes
dengan judul "The general Theory of Employment Interest, and Money"
Dalam buku ini Keynes mengatakan, pengangguran dapat terjadi dalam
jangka waktu yang tidak terbatas. Akhirnya, para ahli ekonomi menerima
pendapat Keynes sehingga kelompok ini disebut Keynesian Economist
yang hingga kini pendapatnya diterima sebagai teori yang benar dan
dipratikkan di banyak negara.
Ada dua kelompok aliran ekonomi makro. Pertama, mereka yang
mengendalikan kebijakan fiskal sebagai alat pengendali perekonomian
secara makro seperti Keynes, Franco Modigliani, dan James Tobin yang
telah percaya bahwa pemerintah mempunyai peranan besar dalam
memperbaiki kinerja suatu perekonomian. Kedua, kelompok yang
mengandalkan kebijakan moneter sebagai alat pengendali
perekonomian secara keseluruhan seperti Milton Friedman, Robert
Lucas dan Thomas Sargent

Tujuan Kebijakan Ekonomi Makro


Para ahli ekonomi sering menyatakan tujuan utama perekonomian
secara makro ada 4 (empat) macam sebagai berikut
a. Mencapai dan mempertahankan kesempatan kerja penuh (full
employment).
b. Mempertahankan stabilitas ekonomi terutama stabilitas harga.
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi (pertumbuhan pendapatan
nasional).
d. Mencapai keseimbangan Neraca Pembayaran Intemasional.

a. Masalah Kesempatan Kerja Penuh (Full Employmenet)


Mengapa kesempatan kerja yang penuh ini selalu kita harapkan? Karena
kesempatan kerja penuh berarti semua faktor produksi dapat digunakan
serta semakin tinggi jumlah barang dan jasa yang tersedia bagi
masyarakat. Beban yang timbul dari adanya pengangguran serta
hilangnya barang dan jasa dari suatu perekonomian akan ditanggung
oleh kelompok masyarakat yang berbeda-beda, khususnya mereka yang
kehilangan pekerjaan. Jadi, sebagian besar masyarakat yang menderita
karena hilangnya pekerjaan tentu saja tidak diharapkan. Dampak
pengangguran sangat luas yang tidak hanya menyangkut sumber
kehidupan, tetapi juga harga diri seseorang di dalam masyarakat,
bahkan pengangguran dapat mengganggu ketenangan sosial di dalam
masyarakat.

b. Stabilitas Ekonomi
Apabila perekonomian mengalami ketidakstabilan atau inflasi, ada
kelompok orang yang memperoleh manfaat karena adanya inflasi
tersebut, tetapi ada pula yang dirugikan. Golongan yang memperoleh
manfaat adalah mereka yang pendapatannya meningkat lebih cepat dari
kenaikan harga- harga secara umum. Demikian pula sebaliknya,
golongan yang meminjam (debitur) dengan tingkat bunga yang relatif
lebih rendah daripada tingkat inflast yang ada maka mereka diuntungkan
dengan adanya inflasi yang tinggi karena mereka membayar kembali
pinjamannya dengan uang yang nilainya lebih rendah daripada saat dia
memperoleh pinjaman.
Sedangkan orang-orang yang dirugikan adalah mereka yang pendapat-
annya meningkat lebih lambat daripada kenaikan harga. Dengan kata
lain, tingkat bunga till sama dengan tingkat bunga nominal dikurangi
dengan laju inflasi karena adanya kenaikan harga (inflasi). Demikian pula
orang yang meminjamkan uang atau memberikan pinjaman akan
dirugikan dengan adanya inflasi karena mereka membayar dengan uang
yang nilainya lebih rendah daripada ketika mereka meminjamkan uang
tersebut. Dengan adanya inflasi akan menyebabkan redistribusi
pendapatan dan redistribusi kekayaan.
Namun, inflasi yang deras akan menghancurkan perekonomian secara
umum karena barang-barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat
menjadi semakin sedikit. Sebagai contoh, intlasi sekitar tahun 1960-an
menyebabkan pedagang-pedagang atau pengusaha tenun dari Kota
Tegal, Pekalongan, dan sekitarnya yang membuat sarung dari tenun
dengan memakai benang tenun yang diimpor dari luar negeri. Akibatnya,
banyak pedagang yang sudah membeli benang tenun, tetapi sampai
berbulan- bulan benang tenun tersebut tidak diproses menjadi kain
sarung karena harga benang tenun sebagai bahan mentah telah
meningkat terus. Jadi, jumlah produksi kain sarung tidak ada (turun)
dalam masa inflasi. Kondisi
ini terjadi hampir pada semua produk barang-barang di Indonesia pada
tahun tersebut.
Pada masa inflasi di Malioboro, Yogyakarta, toko-toko kosong karena
semua barang sengaja disimpan untuk menunggu pada saat harga naik.
Barang yang ada tidak akan dijual karena para produsen atau penjual
mengetahui harga-harga akan naik terus karena dalam masa inflasi. Jika
barang-barang dijual sekarang, uang yang diperoleh hari ini tidak dapat
dipakai lagi untuk membeli barang yang sama dengan harga yang sama
ketika menjual barang tersebut atau beberapa hari kemudian
Jadi mengapa inflasi harus dihilangkan? Karena banyak bahayanya dan
merusak perekonomian. Hukum permintaan dan penawaran tidak akan
berfungsi sebagai mana mestinya. Pada saat harga naik justru
konsumen ingin membeli lebih banyak barang karena khawatir kalau
harga barang menjadi lebih tinggi lagi dan produsen atau penjual akan
menahan barang- barang tersebut untuk tidak dijual dan menunggu
harga barang yang lebih tinggi pada hari berikutnya. Sebagai akibatnya,
harga barang justru malah akan naik lebih cepat karena permintaan
terhadap barang tersebut lebih tinggi daripada penawaran yang ada dari
barang tersebut.

c..Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth)


Mengapa perlu adanya suatu pertumbuhan ekonomi? Kalau kita
membicarakan pertumbuhan ekonomi maka kita harus memerhatikan
produksi dalam arti fisik. Produksi dalam arti fisik ini harus meningkat.
Misalnya, produksi jagung, padi, tekstil, dan produksi jasa harus
meningkat seperti jumlah sekolah dan pelayanan kesehatan harus
bertambah. Mengapa semua jenis produksi harus meningkat? Hal ini
disebabkan oleh Jumlah penduduk Indonesia yang selalu meningkat dari
tahun ke tahun. Jadi, produksi harus selalu ditingkatkan baik produksi
barang maupun produksi jasa supaya taraf hidup tidak menurun.
Alasannya, barang dan jasa tersebut akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk Indonesia. Wajar kalau manusia mengharapkan
tingkat kehidupan yang lebih baik.
Semakin besar roti yang dibagikan ke masyarakat, semakin meningkat
pula kesejahteraan yang diterima sehingga masyarakat akan mencapai
suatu keadilan dan kemakmuran. Makmur artinya masyarakat
kecukupan terhadap barang dan jasa sebagai alat pemuas kebutuhan
sehingga produksi harus meningkat. Sedangkan adil artinya harus terjadi
pemerataan pada semua alat pemuas kebutuhan harang dan jasa. Oleh
karena itu, kedua- duanya (adil dan makmur) harus ditargetkan sebagai
tujuan di dalam ekonomi makro,

d. Neraca Pembayaran Internasional


Neraca Pembayaran Internasional (NPI) yang defisit tentu saja tidak
pernah diharapkan. Jika terjadi NPI defisit artinya lebih banyak
pembayaran atau aliran dana keluar negeri daripada aliran dana yang
diterima atau masuk ke dalam negeri. Jika neraca pembayaran defisit
akan terjadi aliran valuta asing (emas dan alat pembayaran lainnya)
berupa alat pembayaran transaksi impor serta pembayaran utang dan
bunganya ke luar negeri.
Sebaliknya, neraca pembayaran surplus, berarti lebih banyak dana dari
luar negeri. Misalnya, pembayaran ekspor komoditi dan jasa, dana
pinjaman yang masuk ke dalam negeri atau diterima. Kondisi seperti ini
tidak akan berlangsung lama karena secara otomatis jika terjadi defisit
neraca pembayaran intemasional maka keadaan neraca pembayaran
akan berubah menjadi surplus dan sebaliknya. Misalnya, jika tidak ada
dana atau valuta asing di dalam negeri sehingga impor akan berhenti,
sebaliknya ekspor akan meningkat karena daya beli di dalam negeri
menurun drastis (merosot). Hal demikian tidak berjalan secara otomatis,
tetapi harus disertai dengan usaha keras dan kuat dari masing-masing
pelaku ekonomi. Sebaliknya, jika necara pembayaran intemasional
surplus maka
dana di dalam negeri terlalu banyak sehingga mengakibatkan harga
harga di dalam negeri cenderung naik dan kehidupan akan menjadi
semakin mahal. Jadi, necara pembayaran intemasional yang baik adalah
necara pembayaran intemasional yang seimbang. Apabila tidak
seimbang akan terjadi goncangan-goncangan yang akhirnya dapat
membuat perekonomian negara tidak stabil sehingga akan berdampak
negatif terhadap perekonomian secara keseluruhan (agregat).
Hasilnya, prestasi atau kinerja perekonomian secara makro dapat dinilai
dari tiga prestasi, yaitu laju inflasi, angka pengangguran, dan laju
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pada umumnya, jika terjadi
pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka produksi barang dan jasa
meningkat sehingga jumlah pengangguran menurun. Jadi, terdapat
hubungan yang negatif antara tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat
pengangguran. Hubungan seperti ini sering disebut sebagai Hukum
Okun (Okun's Law).
Selanjutnya, terdapat hubungan yang negatif pula antara tingkat inflasi
dan tingkat pengangguran. Apabila tingkat inflasi lebih tinggi maka
tingkat pengangguran akan menurun. Sebaliknya, apabila tingkat inflasi
turun maka tingkat pengangguran akan naik atau bertambah besar.
Hubungan ini sering disebut sebagai Kurva Philips (Philips Curve);

Empat jenis sektor makreoknomi

Dalam perekonomian terbuka, sektor makroekonomi terdiri dari empat


sektor: rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan eksternal. Tapi, di bawah
perekonomian tertutup, itu terdiri dari tiga sektor dan mengecualikan
sektor eksternal. Perekonomian tertutup tidak melibatkan transaksi
dengan sektor luar negeri. Sehingga, tidak ada ekspor dan impor.

-Sektor rumah tangga


Di pasar barang, sektor rumah tangga bertindak sebagai pembeli.
Mereka mengkonsumsi barang-barang yang diproduksi oleh sektor
bisnis.

Sementara itu, di pasar faktor, rumah tangga memasok faktor-faktor


produksi seperti tenaga kerja, modal, tanah, dan kewirausahaan. Sebagai
imbalan, mereka mendapatkan penghasilan dari upah, pendapatan
bunga, laba, dan sewa. Mereka kemudian menggunakannya untuk
membeli barang dan jasa atau untuk ditabung.

Di sejumlah negara, konsumsi rumah tangga adalah penggerak


pertumbuhan ekonomi. Mereka menyumbang sebagian besar produk
domestik bruto (PDB). Sehingga, menjaga konsumsi tetap kuat menjadi
tugas utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang solid.

Beberapa faktor mempengaruhi konsumsi rumah tangga:

 Pendapatan disposable. Ini adalah pendapatan tersisa setelah


rumah tangga membayar pajak. Konsumsi rumah tangga
meningkat ketika pendapatan mereka naik.
 Kekayaan. Efek kekayaan berperan dalam mempengaruhi
konsumsi. Kekayaan berkorelasi positif dengan konsumsi.
 Ekspektasi pendapatan dan pekerjaan di masa depan. Ketika
rumah tangga optimis pendapatan mereka naik, mereka akan
cenderung menghabiskan uang untuk barang dan jasa. Ketika
prospek pendapatan dan pekerjaan memburuk (seperti selama
resesi), mereka akan lebih banyak menghemat dan mengurangi
konsumsi barang-barang yang kurang esensial.
 Suku bunga. Rumah tangga mengandalkan pinjaman untuk
membeli beberapa item seperti mobil, rumah dan barang tahan
lama lainnya. Ketika suku bunga turun, mereka memiliki insentif
untuk mengajukan pinjaman baru dan membeli barang-barang
tersebut.

-Sektor bisnis
Sektor bisnis mewakili produsen barang dan jasa di dalam
perekonomian. Mereka mungkin adalah proprietorships, partnerships,
dan corporations. Untuk menghasilkan barang dan jasa, mereka
membeli input di pasar faktor. Kemudian, mereka menjual output di
pasar barang untuk memperoleh pendapatan.

Pengeluaran investasi sektor bisnis mewakili komponen yang paling


tidak stabil dalam PDB. Ini berbeda dengan komponen pengeluaran
agregat lainnya seperti pengeluaran rumah tangga dan pemerintah. Oleh
karena itu, perubahan dalam investasi bisnis biasanya
menyebabkan pertumbuhan ekonomi cenderung fluktuatif dalam jangka
pendek.

Sementara itu, di jangka panjang, investasi bisnis penting bagi


peningkatan output potensial. Ketika investasi bersih positif, yakni,
ketika investasi aktual lebih besar daripada penyusutan aset tetap,
persediaan modal fisik meningkat. Itu meningkatkan kapasitas produktif
dan PDB potensial, sehingga memungkinkan perekonomian untuk
memproduksi output yang lebih besar di masa mendatang.

Beberapa faktor mempengaruhi produksi dan investasi bisnis:

 Harga input. Misalnya, penurunan harga bahan baku menurunkan


biaya produksi, mendorong bisnis untuk meningkatkan produksi.
 Kepercayaan bisnis. Jika bisnis merasa yakin tentang permintaan
dan keuntungan masa depan, mereka cenderung akan berinvestasi
di barang modal untuk meningkatkan kapasitas produksi.
 Ekspektasi harga jual masa depan. Ketika perusahaan
mengharapkan harga jual di masa depan meningkat, mereka akan
meningkatkan produksi untuk mengantisipasi margin keuntungan
yang lebih tinggi. Efek sebaliknya juga berlaku ketika harga di
masa depan cenderung jatuh, misalnya karena resesi yang
berkepanjangan.
 Pajak. Pajak mengurangi keuntungan perusahaan, mendisinsentif
perusahaan untuk meningkatkan produksi dan investasi.
 Subsidi produksi. Kenaikan subsidi menurunkan biaya produksi,
mendorong bisnis untuk meningkatkan produksi.
 Pemanfaatan kapasitas. Jika tingkat utilisasi telah mendekati
kapasitas penuh, bisnis perlu meningkatkan pengeluaran investasi
untuk terus berkembang dan mengantisipasi permintaan yang
lebih tinggi di masa depan.
 Suku bunga. Perusahaan seringkali mengandalkan pembiayaan
eksternal, misalnya dengan menerbitkan surat utang. Sehingga,
ketika suku bunga rendah, itu mengurangi biaya modal dan
mendorong mereka untuk berinvestasi.

-Sektor pemerintah
Sektor ini menyediakan layanan publik dan mengatur beberapa kegiatan
ekonomi. Pemerintah menarik pajak dari sektor bisnis dan rumah tangga
untuk membiayai pengeluaran. Jika penerimaan pajak melebihi
pengeluaran, pemerintah menjalankan surplus fiskal. Tetapi, jika
pengeluaran melebihi pendapatan, pemerintah mengoperasikan defisit
fiskal.

Dengan mengubah pengeluaran dan pajaknya, pemerintah dapat


mempengaruhi perekonomian. Pemerintah dapat meningkatkan
pengeluaran atau mengurangi pajak untuk merangsang pertumbuhan
ekonomi. Sebaliknya, untuk menghindari perekonomian yang terlalu
panas, mereka dapat mengurangi pengeluaran atau menaikkan pajak.

Bank sentral adalah bagian dari sektor pemerintah. Di beberapa negara,


bank sentral mungkin beroperasi di bawah pengawasan pemerintah.
Sementara itu, di negara lainnya, seperti Indonesia, mereka beroperasi
secara independen, meski tetap berada di bawah undang-undang.
Secara umum, pengeluaran pemerintah terbagi ke dalam tiga kategori
berikut:

 Pengeluaran rutin. Ini mencakup pengeluaran untuk barang dan


jasa untuk operasi sehari-hari. Contohnya adalah anggaran untuk
gaji staf pemerintahan, kesehatan, pendidikan, dan pertahanan.
 Belanja modal. Komponen ini mencakup belanja untuk
infrastruktur, yang mana berkontribusi terhadap persediaan modal
di dalam perekonomian.
 Pembayaran transfer. Kategori ini mencakup pembayaran ke
sektor ekonomi lainnya tanpa melibatkan pertukaran barang dan
jasa. Contoh pembayaran transfer adalah tunjangan pengangguran,
dan tunjangan pendapatan bagi keluarga miskin, dan program
sosial lainnya.

Tidak seperti konsumsi rumah tangga dan investasi bisnis, beberapa


belanja pemerintah tergantung pada kebijakan diskresioner pemerintah.
Mereka tidak tergantung pada pasang surut ekonomi, melainkan
tergantung pada keputusan pemerintah.

Sementara itu, beberapa komponen, seperti pembayaran transfer,


bersifat kontra siklus. Mereka naik selama resesi dan turun selama
ekspansi ekonomi.

Selanjutnya, selain melalui anggarannya, pemerintah juga


mempengaruhi aktivitas ekonomi dan tiga sektor lainnya melalui
regulasi dan kebijakan yang diambil. Kontrol harga, peraturan persaingan,
ketenagakerjaan, keselamatan lingkungan adalah beberapa contohnya.

-Sektor eksternal
Sektor eksternal mewakili pelaku ekonomi di luar negeri. Mereka juga
terdiri dari sektor rumah tangga, sektor bisnis dan sektor pemerintah;
tetapi berada di luar teritorial sebuah negara.

Sektor ini berinteraksi dengan ekonomi domestik melalui perdagangan


luar negeri dan lalu lintas modal. Ekspor mewakili permintaan sektor
eksternal terhadap barang dan jasa domestik. Sementara itu, impor
mewakili permintaan domestik untuk barang dan jasa yang diproduksi
oleh sektor eksternal.
Dalam perdagangan internasional, pertukaran tidak hanya melibatkan
barang dan jasa tetapi juga melibatkan mata uang untuk memfasilitasi
pembayaran. Sehingga, perdagangan sektor eksternal tidak hanya
berdampak pada permintaan barang (pertumbuhan ekonomi) tetapi juga
berdampak pada nilai tukar mata uang domestik.

Selanjutnya, interaksi dengan sektor eksternal juga melibatkan aliran


modal, baik oleh warga negara atau orang asing. Ketika orang asing
berinvestasi ke dalam negeri, itu dapat mengambil dua bentuk: investasi
portofolio asing dan investasi langsung asing. Investasi portofolio asing
biasanya berjangka lebih pendek daripada investasi langsung.

Secara umum, aktivitas dengan sektor eksternal tergantung pada faktor-


faktor berikut:

 Prospek pertumbuhan ekonomi dalam negeri vs internasional


 Spread suku bunga domestik vs suku bunga internasional
 Tingkat inflasi domestik vs inflasi luar negeri
 Nilai tukar domestik dengan negara mitra
 Hambatan perdagangan dan kontrol aliran modal
 Iklim investasi dan kemudahan melakukan bisnis
 Kebijakan pemerintah, baik terkait dengan ekonomi, bisnis maupun
politik (peraturan)

Bentuk Kebijakan Ekonomi Makro


Seperti yang disebutkan tadi, praktik ekonomi makro dipakai untuk
membuat suatu kebijakan. Beberapa kebijakan dalam ekonomi makro
adalah sebagai berikut.
1. Kebijakan moneter
Kebijakan pertama dari ekonomi makro adalah kebijakan moneter.
Kebijakan ini juga menjadi pembeda antara ekonomi makro dan mikro.
Dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai bank
sentral negara.
Kebijakan moneter mencakup tentang actor-langkah pemerintah untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat, mulai dari mempengaruhi
penawaran atau peredaran uang di masyarakat hingga mengubah
tingkat bunga pada periode tersebut.
Singkatnya, kebijakan moneter ditujukan untuk mengukur banyaknya
dana yang dikeluarkan bank sentral di suatu negara. Sebab, perputaran
uang dalam bank sentral berpengaruh pada tinggi rendahnya tingkat
inflasi.
Oleh sebab itu, peran kebijakan moneter dalam ekonomi makro adalah
untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi negara.
2. Kebijakan actor
Dalam mempengaruhi pengeluaran agregat atau jalannya perekonomian
suatu negara, pemerintah menerapkan kebijakan actor melalui actor-
langkah untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran negara.
Peran kebijakan fiskal dalam ekonomi makro adalah guna
mempengaruhi pendapatan nasional, tingkat investasi nasional,
distribusi pendapatan nasional, dan sebagainya.
3. Kebijakan segi penawaran
Kebijakan terakhir dalam ekonomi makro adalah kebijakan segi
penawaran yang lebih menekankan pada keseimbangan neraca
keuangan negara atau perusahaan.
Kebijakan segi penawaran juga digunakan dalam peningkatan efisiensi
kegiatan produksi suatu usaha dan gairah untuk bekerja dengan cara
mengurangi pajak pendapatan rumah tangga.
Umumnya, pemerintah melaksanakan kebijakan ini melalui pemberian
insentif pada perusahaan-perusahaan yang terus berinovasi,
menggunakan teknologi terbaru, dan melakukan pengembangan kualitas
produknya.

Ruang Lingkup Ekonomi Makro


Dalam penerapannya, ada tiga ruang lingkup utama ekonomi makro, di
antaranya:
1. Kebijakan pemerintah
Dari ketiga kebijakan pemerintah yang telah disebutkan tadi merupakan
bentuk upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan inflasi,
pengangguran, atau persoalan ekonomi makro lainnya.
2. Menentukan perekonomian negara
Ruang lingkup kedua yang dijelaskan dalam ekonomi makro adalah
kemampuan produksi produk ataupun jasa dari suatu negara. Rincian
pembahasannya yaitu mulai dari pengeluaran pemerintah, pengeluaran
perusahaan atau investasi, pengeluaran konsumsi rumah tangga, serta
ekspor dan impor.
3. Pengeluaran agregat atau menyeluruh
Ruang lingkup terakhir yang dibahas dalam ekonomi makro adalah
tingkat pengeluaran agregat atau secara menyeluruh. Jika tingkat
pengeluaran agregat tidak ideal, maka akan muncul masalah
perekonomian lainnya.
Lingkup riset ekonomi makro

Secara umum, ruang lingkup riset ekonomi makro dapat dilihat dari
perspektif jangka actor maupun jangka pendek. Dua bidang penelitian ini
adalah:

Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi mengacu pada peningkatan produksi agregat


dalam suatu perekonomian. Ahli ekonomi makro mencoba memahami
actor-faktor yang mendorong atau menghambat pertumbuhan ekonomi
untuk mendukung kebijakan ekonomi yang akan mendukung
pembangunan, kemajuan, dan peningkatan standar hidup.

Siklus bisnis

Hal ini terkait pada tren pertumbuhan ekonomi makro jangka actor dan
tingkat perubahan actore ekonomi makro utama, seperti lapangan kerja
dan output nasional yang terkadang mengalami fluktuasi, ekspansi,
maupun resesi.

Berbagai pandangan ekonomi makro

Sebagai sebuah cabang keilmuan, ekonomi makro dilahirkan dari


sejumlah pemikir hebat dunia yang mendasari perkembangannya.
Berikut ini adalah beberapa pandangan para ahli yang berbeda-beda di
bidang ekonomi makro.

 Ekonomi Klasik

Para ahli ekonomi di aliran klasik percaya bahwa harga, upah, dan
tingkat bunga bersifat fleksibel dan bahwa pasar selalu jelas.
Pandangan ini berdasar pada teori awal milik Adam Smith.

 Ekonomi Keynesian

Berpegang pada pemikiran John Maynard Keynes, pada pengikut


Keynesian berfokus pada permintaan agregat (aggregate demand)
sebagai penyebab utama isu-isu seperti pengangguran dan siklus bisnis.
Para ahli ekonomi Keynesian percaya bahwa siklus bisnis dapat dikelola
dengan intervensi aktif dari pemerintah melalui kebijakan actor dan
kebijakan moneter.
 Ekonomi New-Keynesian

Perspektif ini adalah penyempurnaan dari pandangan ekonomi


Keynesian. Pandangan in menambahkan dasar mikroekonomi ke dalam
pemahaman teori ekonomi. Misalnya, walaupun rumah tangga dan
perusahaan beroperasi berdasarkan ekspektasi yang rasional, mereka
masih harus menghadapi beberapa jenis kegagalan pasar, seperti sticky
prices dan sticky wages.

 Ekonomi Neoklasik

Penganut perspektif ini percaya bahwa pasar akan selalu berada dalam
posisi ekuilibrium. Perspektif ini melihat makroekonomi dengan
berfokus pada pertumbuhan actor-faktor penawaran dan pengaruh dari
penawaran uang (money supply) terhadap tingkat harga.

Pengaruh Ekonomi Makro Terhadap Perkembangan Bisnis


Ekonomi makro merupakan bagian dari kegiatan ekonomi yang
menjelaskan perubahan ekonomi skala besar yang berpengaruh
terhadap masyarakat dan perusahaan beserta pasarnya. Ekonomi makro
seringkali berkaitan dengan permasalahan keuangan negara.

Dalam sebuah bisnis, ekonomi makro berperan untuk menganalisis


metode-metode atau cara terbaik yang mempengaruhi kebijakan target
seperti stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja dan
pencapaian keseimbangan.

Ekonomi makro terdiri dari beberapa komponen yang dapat berpengaruh


langsung terhadap pembuatan keputusan suatu perusahaan termasuk
perkembangan dari perusahaan tersebut.

Permasalahan Ekonomi Makro di Indonesia


Ekonomi Makro juga memberikan pengaruh terhadap iklim bisnis
Indonesia. Hal ini telah menjadi kepastian, karena kaidah yang berlaku
adalah besarnya perubahan ekonomi dapat memberi pengaruh kepada
masyarakat juga perusahaan dan pasarnya.

Ekonomi Makro juga memiliki kaitan yang erat dengan persoalan


keuangan negara. Hal ini karena konsep ini mampu memberikan
pengaruh terhadap stabilitas harga, pencapaian keseimbangan, tenaga
kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Namun pada konteks bisnis di
Indonesia, ada beberapa persoalan Ekonomi Makro yang sering muncul.

Pertama, adanya permasalahan pada perbankan dan kredit


macet. Kedua, adanya krisis nilai tukar dalam negeri terhadap utang luar
negeri Indonesia. Ketiga adalah persoalan tentang pengangguran dan
kemiskinan. Terakhir, permasalahan Ekonomi Makro yang sering muncul
pada konteks bisnis adalah menyoal pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

Masalah Ekonomi Makro

Seperti yang kamu ketahui bahwa ekonomi makro memiliki jangkauan


dan pembahasan yang lebih luas dibandingkan ekonomi mikro. Maka,
permasalahan dalam ekonomi makro pun juga lebih kompleks dan perlu
perhatian khusus. Masalah yang umum dan sering dikeluhkan apa saja
sih? Jadi masalah dalam ekonomi makro dibagi menjadi tiga bentuk,
untuk memudahkan dalam menemukan solusinya. Sebagai berikut.
A. Masalah Jangka Pendek

Masalah jangka pendek pada ekonomi makro dibagi lagi menjadi


beberapa hal, yaitu inflasi, pengangguran dan neraca pembayaran
timpang.

1. Inflasi

Inflasi menjadi permasalahan yang umum ditemukan dalam ekonomi


makro. Inflasi dapat terjadi akibat naiknya harga komoditi yang
umumnya dipengaruhi ketidaksesuaian antara program pengadaan
komoditi dengan pendapatan masyarakat.

2. Pengangguran

Pengangguran juga menjadi masalah klise dan paling umum. Jadi


pengangguran terjadi akibat terjadi kesenjangan pencari kerja dengan
lapangan kerja yang ditawarkan tidak seimbang. Bisa juga lapangan
kerja banyak ditawarkan, karena keterbatasan informasi dan keahlian
masyarakatnya, mereka pun tidak bisa memenuhi kualifikasi tersebut.

3. Ketimpangan neraca pembayaran

Ketimpangan neraca pembayaran juga menjadi masalah klise yang


sering ditemukan dalam ekonomi makro. Ketimpangan neraca
pembayaran terjadi akibat kesenjangan jumlah ekspor dengan
pembayaran impor terjadi perbedaan. Jika impor lebih tinggi, akan
berdampak pada beberapa hal, mulai mempengaruhi devisa, nilai tukar
mata uang lokal dan mempengaruhi industri yang tergabung dalam
ekspor impor.
B. Masalah jangka Panjang

Lalu masalah jangka panjang ekonomi makro meliputi apa saja? apakah
masih berkutat dengan masalah pembayaran neraca dan pengangguran?
Tentu saja bukan. Langsung saja kita intip masalah jangka panjang
berikut ini.

1. Pertumbuhan penduduk meningkat

Kita tahu bahwa jumlah penduduk Indonesia termasuk padat, pasalnya


ada 200 juta lebih. Permasalahannya adalah, laju angka melahirkan lebih
tinggi. Padahal, luas lahan tanah yang terbentang, tidak bisa bertambah.
Dampaknya, lahan akan menyempit, jumlah penduduk semakin tinggi.
Ketika lahan berkurang, air, pohon, hutan dan hasil alam akan menipis.
Sementara permintaan semakin tinggi. Tidak hanya berdampak pada itu
saja, tetapi juga berdampak pada situasi atau kondisi lingkungan alam.
Akibat lahan dan hutan diganti pemukiman, maka memicu bencana alam
seperti banjir, pencemaran udara, pencemaran lingkungan dsb.
Tentu saja semua akan berpengaruh juga pada komoditas ekspor impor
yang dapat ditawarkan ke Negara luar. Padahal ekonomi makro
Indonesia mengandalkan kekayaan alam.

2. Permintaan Produksi Tinggi

Permintaan produksi tinggi, padahal kita mengalami keterbatasan dalam


hal teknis produksi tersebut. Dimana tingginya permintaan produksi
dipengaruhi oleh tabungan masyarakat. Tabungan masyarakat berkaitan
dengan tingkat pendapatan dan konsumsi. Jadi apabila terjadi
peningkatan kapasitas produksi maka tabungan juga harus ditingkatkan.
Itulah beberapa masalah umum yang terjadi untuk ekonomi dalam
sekala makro. Sebenarnya masih ada banyak lagi permasalahan yang
tidak dapat disebutkan semuanya di sini karena keterbatasan ruang.
Contoh Ekonomi Makro

Setelah mempelajari tentang teori, ruang lingkup dan tujuan ekonomi


makro, berikut ada beberapa contohnya.
1. Tax Amnesty

Tahun 2017 yang lalu Presiden Jokowi menerapkan program


pengampunan pajak atau tax amnesty sebagai kebijakan fiskal. Tujuan
dari Tax amnesty untuk penerimaan negara dari pajak.
2. Deflasi

Mungkin ada yang asing mendengar tentang Deflasi? Sebenarnya deflasi


kebalikan dari inflasi. Deflasi terjadi karena jumlah uang yang beredar di
masyarakat terbatas atau kurang.
3. Menaikan Tarif Pajak

Sebelumnya mengulas tentang inflasi. Nah salah satu upaya pemerintah


untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dinaikan tarif pajak.
Menaikan tarif pajak salah satu cara untuk menarik kembali jumlah mata
uang yang beredar di masyarakat.
4. Kerjasama Bilateral

Contoh lainnya adalah kerjasama bilateral. Demi mencapai kestabilan


ekonomi, dibutuhkan kerjasama antar negara. Bentuk kerjasama bisa
dalam bentuk kerjasama ekonomi ataupun kerjasama perdagangan.
5. Ekspor-impor

Kegiatan ekspor dan impor termasuk contoh ekonomi makro. Dimana


kegiatan ekspor dan impor ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
yang di dalam negeri tidak disediakan, berlaku sebaliknya. Adapun
keuntungan dari ekspor-impor, Negara mendapatkan devisa. Terkait
kelebihan, kekurangan dan tujuan dari ekspor impor, kamu bisa
membaca artikel : Ekspor dan Impor – Pengertian dan Perbedaanya
6. Membuka Lapangan Kerja

Contoh kebijakan ekonomi makro dapat dilakukan dengan membuka


lapangan kerja. Pemerintah sebagai pengambil keputusan dan
bertanggung jawab terhadap negara, maka pemerintahlah yang
bertanggungjawab untuk membuka lapangan kerja tersebut.
.

DAFTAR PUSTAKA
https://simantu.pu.go.id/content/?id=354
Parera, Agoes. 2020. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/01/27/apa-itu-ekonomi-
makro
https://cerdasco.com/sektor-ekonomi-makro/
https://www.fortuneidn.com/finance/bayu/ekonomi-makro-adalah
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-ekonomi-
makro.html
https://www.gramedia.com/literasi/ekonomi-makro/
https://deepublishstore.com/materi/ekonomi-makro/

Anda mungkin juga menyukai