DOSEN PEGAMPU:
Dr.Mikael Ajis,MM(MA)
DIBUAT OLEH:
ANGGA
420222031
TEKNOLOGI PERTANIAN
MANAJEMEN PERKEBUNAN
EKONOMI MAKRO
b. Stabilitas Ekonomi
Apabila perekonomian mengalami ketidakstabilan atau inflasi, ada
kelompok orang yang memperoleh manfaat karena adanya inflasi
tersebut, tetapi ada pula yang dirugikan. Golongan yang memperoleh
manfaat adalah mereka yang pendapatannya meningkat lebih cepat dari
kenaikan harga- harga secara umum. Demikian pula sebaliknya,
golongan yang meminjam (debitur) dengan tingkat bunga yang relatif
lebih rendah daripada tingkat inflast yang ada maka mereka diuntungkan
dengan adanya inflasi yang tinggi karena mereka membayar kembali
pinjamannya dengan uang yang nilainya lebih rendah daripada saat dia
memperoleh pinjaman.
Sedangkan orang-orang yang dirugikan adalah mereka yang pendapat-
annya meningkat lebih lambat daripada kenaikan harga. Dengan kata
lain, tingkat bunga till sama dengan tingkat bunga nominal dikurangi
dengan laju inflasi karena adanya kenaikan harga (inflasi). Demikian pula
orang yang meminjamkan uang atau memberikan pinjaman akan
dirugikan dengan adanya inflasi karena mereka membayar dengan uang
yang nilainya lebih rendah daripada ketika mereka meminjamkan uang
tersebut. Dengan adanya inflasi akan menyebabkan redistribusi
pendapatan dan redistribusi kekayaan.
Namun, inflasi yang deras akan menghancurkan perekonomian secara
umum karena barang-barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat
menjadi semakin sedikit. Sebagai contoh, intlasi sekitar tahun 1960-an
menyebabkan pedagang-pedagang atau pengusaha tenun dari Kota
Tegal, Pekalongan, dan sekitarnya yang membuat sarung dari tenun
dengan memakai benang tenun yang diimpor dari luar negeri. Akibatnya,
banyak pedagang yang sudah membeli benang tenun, tetapi sampai
berbulan- bulan benang tenun tersebut tidak diproses menjadi kain
sarung karena harga benang tenun sebagai bahan mentah telah
meningkat terus. Jadi, jumlah produksi kain sarung tidak ada (turun)
dalam masa inflasi. Kondisi
ini terjadi hampir pada semua produk barang-barang di Indonesia pada
tahun tersebut.
Pada masa inflasi di Malioboro, Yogyakarta, toko-toko kosong karena
semua barang sengaja disimpan untuk menunggu pada saat harga naik.
Barang yang ada tidak akan dijual karena para produsen atau penjual
mengetahui harga-harga akan naik terus karena dalam masa inflasi. Jika
barang-barang dijual sekarang, uang yang diperoleh hari ini tidak dapat
dipakai lagi untuk membeli barang yang sama dengan harga yang sama
ketika menjual barang tersebut atau beberapa hari kemudian
Jadi mengapa inflasi harus dihilangkan? Karena banyak bahayanya dan
merusak perekonomian. Hukum permintaan dan penawaran tidak akan
berfungsi sebagai mana mestinya. Pada saat harga naik justru
konsumen ingin membeli lebih banyak barang karena khawatir kalau
harga barang menjadi lebih tinggi lagi dan produsen atau penjual akan
menahan barang- barang tersebut untuk tidak dijual dan menunggu
harga barang yang lebih tinggi pada hari berikutnya. Sebagai akibatnya,
harga barang justru malah akan naik lebih cepat karena permintaan
terhadap barang tersebut lebih tinggi daripada penawaran yang ada dari
barang tersebut.
-Sektor bisnis
Sektor bisnis mewakili produsen barang dan jasa di dalam
perekonomian. Mereka mungkin adalah proprietorships, partnerships,
dan corporations. Untuk menghasilkan barang dan jasa, mereka
membeli input di pasar faktor. Kemudian, mereka menjual output di
pasar barang untuk memperoleh pendapatan.
-Sektor pemerintah
Sektor ini menyediakan layanan publik dan mengatur beberapa kegiatan
ekonomi. Pemerintah menarik pajak dari sektor bisnis dan rumah tangga
untuk membiayai pengeluaran. Jika penerimaan pajak melebihi
pengeluaran, pemerintah menjalankan surplus fiskal. Tetapi, jika
pengeluaran melebihi pendapatan, pemerintah mengoperasikan defisit
fiskal.
-Sektor eksternal
Sektor eksternal mewakili pelaku ekonomi di luar negeri. Mereka juga
terdiri dari sektor rumah tangga, sektor bisnis dan sektor pemerintah;
tetapi berada di luar teritorial sebuah negara.
Secara umum, ruang lingkup riset ekonomi makro dapat dilihat dari
perspektif jangka actor maupun jangka pendek. Dua bidang penelitian ini
adalah:
Pertumbuhan ekonomi
Siklus bisnis
Hal ini terkait pada tren pertumbuhan ekonomi makro jangka actor dan
tingkat perubahan actore ekonomi makro utama, seperti lapangan kerja
dan output nasional yang terkadang mengalami fluktuasi, ekspansi,
maupun resesi.
Ekonomi Klasik
Para ahli ekonomi di aliran klasik percaya bahwa harga, upah, dan
tingkat bunga bersifat fleksibel dan bahwa pasar selalu jelas.
Pandangan ini berdasar pada teori awal milik Adam Smith.
Ekonomi Keynesian
Ekonomi Neoklasik
Penganut perspektif ini percaya bahwa pasar akan selalu berada dalam
posisi ekuilibrium. Perspektif ini melihat makroekonomi dengan
berfokus pada pertumbuhan actor-faktor penawaran dan pengaruh dari
penawaran uang (money supply) terhadap tingkat harga.
1. Inflasi
2. Pengangguran
Lalu masalah jangka panjang ekonomi makro meliputi apa saja? apakah
masih berkutat dengan masalah pembayaran neraca dan pengangguran?
Tentu saja bukan. Langsung saja kita intip masalah jangka panjang
berikut ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://simantu.pu.go.id/content/?id=354
Parera, Agoes. 2020. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/01/27/apa-itu-ekonomi-
makro
https://cerdasco.com/sektor-ekonomi-makro/
https://www.fortuneidn.com/finance/bayu/ekonomi-makro-adalah
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-ekonomi-
makro.html
https://www.gramedia.com/literasi/ekonomi-makro/
https://deepublishstore.com/materi/ekonomi-makro/