Anda di halaman 1dari 5

BAB 6

METODE SAMPLING KERJA (Work Sampling)

Mata kuliah Rekayasa Sistem Kerja


Dosen Pengampu:
Nur Fajar Febtysiana, SP., MMA

Kelompok 6
1. Junarwan (4202222025)
2. Elisabet Lista Mira (4202222026)
3. Syarifah Dwi Apriliani (4202222006)
1. Metode Work Sampling

Metode Work Sampling adalah suatu prosedur pengukuran yang dilakukan dengan
melakukan kunjugan-kunjungan pada waktu tertentu yang ditentukan secara acak atau random.
Kunjungan-kunjungan dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi atau atau kegiatan apa yang
dilakukan di tempat kerja yang bersangkutan, frekuensi kegiatan tersebut, dan beberapa persen waktu
yang dipergunakan untuk pekerja ini.
Metode Work Sampling sangat baik digunakan dalam melakukan pengamatan pekerjaan
yang sifatnya tidak berulang dan memiliki waktu yang relative Panjang.
Metode Work Sampling ini dikembangkan berdasarkan hukum probalitas, oleh karena
itu pengamatan suatu objek tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh melainkan cukup dilakukan
dengan menggunakan sampel yang diambil secara acak atau random.

2.Tabel Bilangan Acak


Metode sampling kerja sangat cocok di gunakan dalam melakukan pengamatan atas
pekerjaan yang sifatnya tidak berulang dan memiliki siklus waktu yang relatif panjang. Prosedur
penggunaannya cukup sederhana yaitu melakukan pengamatan aktivitas kerja untuk selang waktu yang
diambil secara acak terhadap satu atau lebih mesin atau operator tersebut dalam kedaan bekerja atauoun
menganggur.
3.Menentukan Jumlah Pengamatan a. BKA (Batas Kontrol Atas)
Menurut Wignjosoebroto (2006), banyaknya pengamatan
yang harus dilakukan dalam sampling kerja akan Untuk menghitung Batas Kontrol Atas
terpenuhi oleh 2 factor utama yaitu: b. BKB (Batas Kontrol Bawah)
a. Tingkat Ketelitian (Degree Of Accuarcy) dan Untuk menghitung Batas Kontrol Bawah
hasil
pengamatan.
b. Tingkat kepercayaan (Level Of Convidence) dari 6.Perhitungan Waktu Baku
hasil pengamatan. Menurut Jono (2015), waktu baku adalah waktu
seluruhnya untuk menyesuaikan suatu pekerjaan pada
4.Uji Kecukupan Data prestasi standar.
Dari pengamatan dan uji kecukupan data untuk setiap
operator, apakah data pengamatan yang dilakukan telah 7.Presentase Produktif
mencukupi atau tidak. Jika pengamatan seharusnya Menurut Verza (2017), prosentase produktif didapatkan
dilakukan (N’) lebih kecil dari jumlah pengamatan yang
dilakukan (N) (N’S N) maka data telah mencukupi dan dari jumlah pengamatan produktif dibagi jumlah
pengamatan dihentikan (Veza,2007). pengamatan aktivitas kerja.

8.Presntase Non-Produktif
5.Uji Keseragaman Data Menurut Wignjosoebroto (2006), rumus untuk mencari
presentase non produktif adalah sebagai berikut:
Untuk mengteahui apakah data yang diperoleh sudah Jumlah non produktif
seragam atau belum, yang ditandai dengan tidak Presentase non produktif= x100%
adanya data yang keluar dan batasnya (out of control) Jumlah pengamatan
(Veza, 2007)
8.Presntase Non-Produktif 12.Penentuan Besaran Satuan Waktu
Menurut Wignjosoebroto (2006), rumus untuk mencari Penentuan satuan waktu merupakan langkah yang
presentase non produktif adalah sebagai berikut: sangat penting dalam melakukan metode sampling
Jumlah non produktif kerja, hal ini disebabkan karena penentuan suatu waktu
Presentase non produktif= x100%
Jumlah pengamatan merupakan dasar penentuan banyaknya julah
pengamata yang dilakukan.
9.Radio delay
Radio delay didapat dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
% non produktive
Ratio delay=
% productive
10.Perfomance Level
Performace level didapatkan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Jumlah produktif
Performace level= x100%
Produktif+non produktif
11.Jumlah Menit Produktif (JMP) Ke
Menghitung jumlah menit produktif adalah menghitung
banyaknya menit produktif yaitu dengan cara presentase Rek
produktif dikali dengan jumlah menit pengamatan. Si
K
TERI
MA
K AS
IH

Anda mungkin juga menyukai