Anda di halaman 1dari 4

Pada awalnya, studi ekonomi makro lebih dikenal sebagai studi teori moneter (monetary

theory) dan teori siklus bisnis (Business Cycle theory). Teori moneter bersumber pada studi
“teori kuantitas uang” yang menjelaskan hubungan sebab akibat antara perubahan uang
beredar dan perubahan output serta tingkat harga umum (inflasi). Perdebatannya
mempertanyakan apakah perubahan jumlah uang beredar yang menyebabkan perubahan
output dan tingkat harga, atau sebaliknya, perubahan output dan tingkat harga yang
menyebabkan perubahan jumlah uang beredar.

Teori siklus bisnis mempelajari fluktuasi ekonomi dari hasil interaksi faktor riil, seperti
kekayaan alam, cuaca dan perkembangan teknologi), ekspektasi dan jumlah uang beredar.
Ketika ilkim usaha kondusif, kegiatan ekonomi akan meningkat yang ditandai oleh
peningkatan investasi dan output yang kemudian dapat saja secara tiba-tiba ekspektasi
pengusaha berubah sehingga perekonomian menjadi lesu dan mengalami resesi atau krisis.

Kedua teori tersebut saling melengkapi dan melahirkan konsep teori ekonomi makro. Di
periode 1920-1940an, Keynesmeletakkan fondasi sistematis analisa ekonomi makro,
khususnya dalam buku “The General Theory Of Employment, Interest and Money” (1936).
Aliran ekonomi yang berkembang berdasarkan pemikiran Keynes dikenal sebagai
Keynesian.

Benda tangible itu benda yang bisa dihitung secaar fisik, seperti mobil, motor, kursi, meja,
dan sebagainya.

Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang
berlangsung secara terus menerus. Jika inflasi meningkat maka harga barang di dalam
negeri mengalami kenaikan. Naiknya harga barang sama dengan turunnya nilai mata
uang. Dengan demikian inflasi dapat diartikan sebagai penurunan nilai mata uang
terhadap nilai barang dan jasa secara umum.

Inflasi biasanya disebabkan oleh 3 hal yaitu : Tarikan permintaan ( kelebihan


likuiditas, uang atau alat tukar ), yang kedua adalah desakan ( tekanan ) produksi dan
distribusi ( kurangnya produksi dan termasuk juga kurangnya distribusi ) dan yang
ketiga adalah inflasi campuran ( Mix Inflation ). Untuk sebab pertama lebih
dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan
untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor
yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur,
regulasi.

Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :

1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)


2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4. Hiperinflasi(lebih dari 100% / tahun)
Definsi Pengangguran
Pengangguran  adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang
sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding
dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran
seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial
sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka
panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-
negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di
mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit,
dilakukan oleh lebih banyak orang.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding
dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran
seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Pengaruh Inflasi Terhadap Pengangguran.
Dalam jangka pendek, kenaikan tingkat inflasi menunjukkan pertumbuhan
perekonomian, namun dalam jangka panjang, tingkat inflasi yang tinggi dapat
memberikan dampak yang buruk. Tingginya tingkat inflasi menyebabkan harga
barang domestik relatif lebih mahal dibanding dengan harga barang impor.

Masyarakat terdorong untuk membeli barang impor yang relatif lebih murah. Harga
yang lebih mahal menyebabkan turunya daya saing barang domestik di pasar
internasional. Hal ini berdampak pada nilai ekspor cenderung turun, sebaliknya nilai
impor cenderung naik. Kurang bersaingnya harga barang jasa domestik menyebabkan
rendahnya permintaan terhadap produk dalam negeri. Produksi menjadi dikurangi.
Sejumlah pengusaha akan mengurangi produksi. Produksi berkurang akan
menyebabkan sejumlah pekerja kehilangan pekerjaan.

Para ekonom berpendapat bahwa tingkat inflasi yang terlalu tinggi merupakan
indikasi awal memburuknya perekonomian suatu negara. Tingkat inflasi yang tinggi
dapat mendorong Bank Sentral menaikkan tingkat bunga. Hal ini menyebabkan
terjadinya kontraksi atau pertumbuhan negatif di sektor riil.

Dampak yang lebih jauh adalah pengangguran menjadi semakin tinggi. Dengan
demikian, tingkat inflasi dan tingkat pengangguran merupakan dua parameter yang
dapat digunakan untuk mengukur baik buruknya kesehatan ekonomi yang dihadapi
suatu negara. Hubungan antara tingkat inflasi dengan tingkat pengangguran untuk
jangka pendek dapat dijelaskan dengan menggunakan Kurva Phillip yang
dikemukakan oleh ekonom bernama A.W. Phillips.
Dari penjelasan diatas saya dapat berpendapat bahwa inflasi sangat berpengaruh besar
pada pengangguran di suatu negara terlebih jika pemerintah di negara yang
mengalami inflasi mengeluarkan kebijakan yang tidak tepat dan malah dapat
memburuk keadaan ekonomi di negara tersebut. dari penjelasan diatas inflasi
mempengaruhi daya beli masyarakat yang cenderung menurun, dengan hal tersebut
berdampak pada pelaku usaha didalam negri untuk menekan biaya produksi agar
usaha miliknya tidak mengalami kebangkrutan.

Salah satu solusi untuk menekan biaya produksi adalah dengan mengeluarkan atau
mem – phk kan sebagian pekerjanya. Dan dari situ lah mulai bermunculan
pengangguran yang disebabkan oleh inflasi. Jadi menurut saya inflasi itu sangat
berpengaruh bagi perekonomian termasuk angka pengangguran di suatu negara.

Teori ekonomi mikro mula-mula dikembangkan oleh ahli-ahli ekonomi klasik pada abad ke-
18 dan 19, seperti Adam Smith, David Ricardo, yang selanjutnya dikembangkan oleh
Marshall dan Pigou. Untuk menyusun teorinya, ahli-ahli ekonomi klasik (mikro)
mendasarkan pada anggapan-anggapan dasar tertentu, antara lain:

1. Setiap subjek ekonomi selalu bertindak ekonomis rasional, yaitu para konsumen
selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimal dari setiap barang dan jasa
yang dikonsumsi, sedangkan produsen selalu berusaha untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal; 
2. Setiap subjek ekonomi mempunyai informasi yang lengkap atas segala sesuatu
yang terjadi di pasar; 
3. Tingkat mobilitas tinggi sehingga para ahli ekonomi dapat segera menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di pasar.

Berdasarkan anggapan-anggapan di atas para ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa


kegiatan ekonomi akan berkembang secara efisien, pertumbuhan ekonomi akan semakin
meningkat, dan kesempatan kerja penuh akan tercapai (full employment). Ekonomi mikro
menganalisa kegiatan-kegiatan dan permasalahan ekonomi dari unit-unit ekonomi
individual.
Kelahiran teori ekonomi makro ditandai dengan terbitnya buku yang berjudul The General
Theory  of Employment, Interest and Money pada tahun 1973 yang ditulis oleh J. M. Keynes
ahli ekonomi Universitas Cambridge, Inggris. Dan juga buku itu dipandang sebagai tonggak
yang sangat penting dalam sejarah pemikiran ekonomi barat.
Buku itu menyajikan teori yang menunjukkan bahwa pengangguran dapat terjadi dan
bahkan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Akhirnya, banyak ahli ekonomi yang
menerima pendapat Keynes, dan kelompok ini disebut Keynesian Economist yang sampai
sekarang diterima sebagai teori yang benar dan dipraktekkan di banyak negara.

Anda mungkin juga menyukai