Anda di halaman 1dari 8

PENGENALAN EKONOMI MAKRO

Historis ilmu ekonomi makro


Menurut sejarah, kemunculan ilmu ekonomi makro dipicu oleh sebuah peristiwa ekonomi yang disebut
Great Depression (Depresi Besar) yang terjadi di Amerika Serikat medio 1929 sampai 1933. Peristiwa ini
memicu serangkaian permasalahan di bidang ekonomi, seperti pengangguran, investasi merosot, dan
hasil dari perekonomian berkurang.Sebagaimana diketahui peristiwa Depresi Besar diawali dari
penerapan liberasi ekonomi. Jangka waktu empat tahun, peristiwa ini memunculkan berbagai keragu-
raguan atas hipotesis dari ilmu ekonomi klasik, yang menyebutkan “invisible hand” akan bergerak
menyeimbangkan keadaan pasar. Hipotesis dari teori ini tidak terbukti dalam peristiwa ini.

Hal ini memicu seorang ekonom Inggris revolusioner, John Maynard Keynes, merilis sebuah buku The
General Theory of Employment, Interest and Money (1936). Dimana buku ini berisi tentang kritik
terhadap teori ilmu ekonomi klasik mengenai pasar yang terlalu menekankan perekonomian dari sisi
penawaran. Ia juga menawarkan solusi yang mampu memulihkan keadaan ekonomi negara dengan
bantuan negara (pemerintah) itu sendiri di bidang ekonomi untuk memberikan rangsangan dari sisi
permintaan.

Dua ide radikal Keynes dalam buku tersebut memberikan angin segar bagi dunia perekonomian. Ada tiga
hal pembaruan yang perlu dilakukan. Pertama, ilmu ekonomi perlu memperhatikan dimensi global /
agregat (MAKRO) – inilah yang memunculkan ilmu ekonomi makro seperti yang kita kenal sekarang ini.
Kedua, pemerintah berperan aktif dalam analisis ekonomi, sehingga memberikan asumsi terhadap
pentingnya peranan analis kebijakan ekonomi. Ketiga, perlunya dilakukan studi-studi empiris terkait
kebijakan ekonomi makro.

Solusi radikal yang ditawarkan Keynes membuat namanya dikenang sebagai “Bapaknya ilmu ekonomi
makro” sekaligus ekonom perintis yang mengembangkan analisis induktif. Sebab, sebelumnya ekonomi
hanya dianalisis dengan menggunakan analisis deduktif. Padahal analisis induktif juga perlu diterapkan.

konsep Dasar Ekonomi Makro


Makroekonomi meliputi berbagai konsep dan variabel, tetapi selalu ada tiga topik utama untuk
penelitian makroekonomi.Teori-teori mengenai makroekonomi biasanya terhubung dengan fenomena
keluaran, pengangguran dan inflasi. Di luar teori makroekonomi, topik-topik tersebut juga sangatlah
penting untuk semua agen ekonomi termasuk pekerja, konsumen dan produsen.
Pengeluaran dan Pendapatan

Keluaran nasional ialah total nilai seluruh produksi negara pada masa yang sudah ditentukan. Semua
yang diproduksi dan dijual menghasilkan pendapatan. Maka dari itu, keluaran dan pendapatan biasanya
dianggap setara dan dua istilah tersebut sering digunakan berganti-gantian. Keluaran bisa diukur sebagai
jumlah pendapatan, atau, bisa dilihat dari sisi produksi dan diukur sebagai jumlah nilai barang jadi dan
jasa atau bisa juga dari penjumlahan seluruh nilai tambah di dalam negeri.

Keluaran ekonomi makro biasanya diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau salah satu akun
nasional. Ekonom yang tertarik dengan kenaikan keluaran jangka panjang akan mempelajari
pertumbuhan ekonomi. Kemajuan teknologi, akumulasi mesin dan modal lainnya, serta pendidikan yang
lebih baik dan modal manusia semuanya akan berujung pada keluaran ekonomi lebih besar di selama
berjalannya waktu. Tetapi, keluaran tidak selalu naik secara konsisten. Siklus bisnis bisa menyebabkan
penurunan keluaran jangka pendek yang disebut resesi. Ekonom mencari kebijakan ekonomi makro
yang bisa mencegah ekonomi anjlok ke jurang resesi dan akhirnya bisa memacu pertumbuhan jangka
panjang dengan lebih cepat.

Pengangguran

Sebuah diagram menggunakan data dari AS menunjukkan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan
pengangguran yang diekspresikan oleh Hukum Okun. Hubungan ini mendemostrasikan pengangguran
siklikal. Pertumbuhan ekonomi berujung pada rasio pengangguran yang lebih rendah.

Jumlah pengangguran di sebuah ekonomi diukur dengan angka pengangguran, yaitu persentase pekerja-
pekerja tanpa pekerjaan yang ada di dalam angkatan kerja. Angkatan kerja hanya memasukan pekerja
yang aktif mencari kerja. Orang-orang pensiunan, mengejar pendidikan atau yang tidak mendapat
dukungan mencari kerja karena ketiadaan prospek kerja, tidaklah termasuk di dalam angkatan kerja.

Pengangguran sendiri bisa dibagi menjadi beberapa tipe yang semuanya berkaitan dengan sebab-sebab
yang berbeda pula. Pengangguran klasikal terjadi ketika gaji karyawan terlalu tinggi sehingga pengusaha
tidak berani memperkerjakan karyawan lebih dari yang sudah ada. Gaji bisa menjadi terlalu tinggi karena
peraturan upah minimum atau adanya aktivitas serikat pekerja. Sama halnya dengan pengangguran
klasikal, pengangguran friksional terjadi apabila ada lowongan pekerjaan untuk pekerja tetapi waktu
untuk mencarinya menyebabkan adanya periode di mana si pekerja tersebut menjadi pengangguran.

Pengangguran struktural meliputi beberapa jenis penyebab pengangguran termasuk ketidakcocokan


antara kemampuan pekerja dan kemampuan yang dicari oleh pekerjaan yang ada.Pengangguran besar-
besaran bisa terjadi ketika sebuah ekonomi mengalami masa transisi industri dan kemampuan para
pekerja menjadi tak terpakai. Pengangguran struktural itu juga cukup mirip dengan pengangguran
friksional karena dua-duanya berkutat pada permasalahan ketidakcocokan kemampuan pekerja dengan
lowongan pekerjaan, tetapi pengangguran struktural berbeda karena meliputi juga kebutuhan untuk
menambah kemampuan diri, tidak hanya proses pencarian jangka pendek.

Walaupun ada beberapa jenis pengangguran yang selalu ada saja mau bagaimanapun kedaaan ekonomi
pada saat itu, pengangguran siklikan terjadi ketika pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan. Hukum
Okun menunjukan hubungan empiris antara pengangguran dan pertumbuhan ekonomi.Versi asli dari
Hukum Okun menyatakan bahwa 3% kenaikan keluaran ekonomi akan mengakibatkan 1% penurunan
angka pengangguran.

Inflasi dan Deflasi

Kenaikan harga umum disebuah ekonomi disebut dengan inflasi. Ketika harga menurun, maka terjadi
deflasi. Ekonom mengukur perubahan harga ini menggunakan indeks harga. Inflasi bisa terjadi ketika
suhu ekonomi menjadi terlalu panas dan tumbuh terlalu cepat. Mirip dengan ini, ekonomi yang merosot
bisa mengakibatkan deflasi.

Bank Sentral yang mengatur ketersediaan uang suatu negara, selalu mencoba menghindari adanya
perubahan tingkat harga menggunakan kebijakan moneter. Dengan menaikan tingkat suku bunga atau
menurunkan ketersediaan uang di dalam sebuah ekonomi akan menurunkan inflasi. Inflasi bisa
mengakibatkan bertambahnya ketidakpastian dan konsekuensi negatif lainnya. Deflasi bisa menurunkan
keluaran ekonomi. Bank sentral akan mengusahakan stabilnya harga untuk melindungi ekonomi dari
akibat negatif atas fluktuasi harga.

Perubahan di tingkat harga bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Teori kuantitas uang
menyatakan bahwa pergerakan tingkat harga itu berhubungan langsung dengan penawaran uang.
Fluktuasi jangka pendek bisa juga berhubungan dengan faktor moneter, tetapi perubahan pada
permintaan agregat dan penawaran agregat bisa juga mempengaruhi tingkat harga. Contohnya,
penurunan di permintaan karena adanya resesi bisa mengakibatkan indeks harga yang rendah dan
deflasi. Syok penawaran negatif, seperti krisis minyak, akan menurunkan penawaran agregat dan
menyebabkan inflasi.

Tujuan Ekonomi Makro


Kebijakan ekonomi makro bisa digunakan untuk mengatasi berbagai masalah di
sebuah negara, khususnya di Indonesia. Tapi, untuk mensukseskannya,
implementasinya tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga pihak
swasta.

1.Mengontrol laju inflasi.

2.Meningkatkan pendapatan nasional suatu negara.

3.Menjaga stabilitas perekonomian.

4.Membantu pemerataan distribusi pendapatan.

5.Menjaga neraca pembayaran di luar negeri tetap seimbang.

6.Membantu meningkatkan kapasitas produksi nasional.

7.Meningkatkan kesempatan kerja dan lapangan pekerjaan di masyarakat.

8.Membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.

Masalah Ekonomi Makro


Objek pembahasan ekonomi makro, di antaranya pertumbuhan ekonomi,
masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi, masalah penganggurang, inflasi, dan
neraca pembayaran.

1. Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu kondisi perkembangan dalam kegiatan


perekonomian yang menyebabkan kapasitas barang dan jasa yang diproduksi
dalam masyarakat meningkat. pertumbuhan ekonomi biasanya berhubungan
dengan perubahan teknologi.

Contohnya, pengenalan internet dan teknologi dalam industri Amerika Serikat


yang secara keseluruhan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi AS.

Selain teknologi, faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, di


antaranya sumber daya manusia, SDA, ilmu pengetahuan, budaya, dan modal.
Pertumbuhan ekonomi tidak hanya sebagai peningkatan kapasitas produksi,
namun juga sebagai perbaikan kualitas hidup masyarakat.

2. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi

Dalam sistem ekonomi bebas atau ekonomi pasar, kegiatan ekonomi sering kali
pasang surut. Kadang pertumbuhan ekonomi berjalan cepat, lambat, atau bahkan
merosot. Pergerakan naik turunnya kegiatan perusahaan-perusahaan demi
mencapai kemajuan ekonomi dalam jangka panjang disebut konjungtur atau
siklus kegiatan perusahaan.

Siklus dalam suatu periode konjungtur berbeda dengan keadaan konjungtur pada
periode lain. Akan tetapi, tidak ada perbedaan terhadap sifat-sifat dasar setiap
siklus.

3. Masalah pengangguran

Pengangguran merupakan kondisi ketika seseorang yang dikategorikan dalam


golongan angkatan kerja belum memperoleh pekerjaan. Hal ini dapat terjadi
karena beberapa faktor, di antaranya:
•Ingin meninggalkan pekerjaan lama untuk mendapat pekerjaan baru yang lebih
baik.

•Kekurangan pengeluaran agregat.

•Perusahaan mengganti tenaga kerja manusia dengan teknologi canggih.

•Ketidaksesuaian keterampilan pencari kerja dengan yang dibutuhkan industri.

4. Inflasi

Inflasi adalah kondisi di mana harga naik secara umum dan terus-menerus.
Terdapat empat golongan inflasi, yaitu ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi.
Pada inflasi ringan kenaikan harga berkisar di bawah 10%. Sedangkan, pada
hiperinflasi atau inflasi tak terkendali, kenaikan harga berada di atas 100%
setahun.

Inflasi dapat terjadi karena beberapa hal, seperti ketidakseimbangan pengeluaran


agregat dibandingkan dengan kemampuan perusahaan menyediakan barang-
barang, tuntutan kenaikan upah oleh pekerja, kenaikan harga-harga barang yang
diimpor, hingga kekacauan politik dan ekonomi.

5. Masalah neraca perdagangan dan pembayaran

Neraca perdagangan merupakan ikhtisar yang menunjukan selisih antara nilai


transaksi ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Neraca
perdagangan positif menunjukan surplus perdagangan, sedangkan neraca negatif
mencerminkan defisit perdagangan.

Sementara itu, neraca pembayaran merupakan gambaran yang menunjukan


aliran pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negeri dan
dari dalam negeri ke negera lain dalam satu tahun tertentu. aliran tersebut
mencakup:

•Aliran penerimaan ekspor serta pembayaran impor barang dan jasa.


•Aliran penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal asing.

•Aliran keluar masuk modal jangka pendek seperti deposito di luar negeri.

Neraca pembayaran dikatakan bermasalah ketika pembayaran mengalami defisit.


Artinya, pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan yang diperoleh. Hal ini
dapat disebabkan oleh impor lebih besar daripada ekspor dan aliran modal terlalu
banyak ke luar negeri.

ALIRAN PEMIKIRAN TEORI EKONOMI MAKRO


Teori ekonomi makro lahir dari kritik Keynes terhadap teori ekonomi
kalsik.Sebaliknya, kritik Keynes mendapat tanggapan dari kaum klasik
sehinggamelahirkan aliran pemikiran yang dikenal sebagai Moneteris
(monetarism).Perbedaan mendasar antara klasik dan Keynes sebenarnya
hanya terletakpadaperbedaan pandangan mereka tentang pasar dan fungsi
uang.

1 ALIRAN KLASIK

1.Pandangan aliran klasik tentang pasar: keseimbangan


perekonomianberpondasikan pada keseimbangan individu (konsumen,
produsen). Para individumencapai keseimbangan bila seluruh sumber dayanya
habis digunakan/ dikonsumsidalam rangka mencapai target maksimal (prinsip
maksimalisasi hasil), atau targetyang ditetapkan tercapai dengan biaya minimal
(prinsip minimalisasi biaya). Agarbaik konsumen maupun produsen dapat
mencapai keseimbangan, mereka harusmelakukan pertukaran lewat pasar,
dalam hal ini adalah pasar input dan pasaraoutput( barang & jasa).

2.Pandangan aliran klasik tentang uangBagi kaum klasik, peranan uang tidak lebih
sebagai alat transaksi. Karena ituuang tidak mempunyai pengaruh terhadap
variabel-variabel riil (output dankesempatan kerja). Uang hanya
mempengaruhi variabel-variabel moneter, misalnyaharga barang. Karena anatar
sektor riil dengan sektor moneter tidak ada keterkaitansama sekali. Implikasinya
tidak diperlukan peranan pemerintah dalam pengelolaanperekonomian, sebab
fleksibilitas harga akan mendorong terjadinya alokasi sumberdaya yang efisien.

2 ALIRAN KEYNESIAN

1.Pandangan keynesian tentang pasar : struktur pasar


cenderungmonopolistik, informasi tidak sempurna dan asimetris, sementara input
dan outputyang dipertukarkan juga heterogen. Kondisi ini menyebabkan harga
cenderung kaku(rigid), dalam arti sulit berubah dalam seketika, misalnya harga-
harga yang sudah naik akan sulit diharapkan turun kembali kekauan harga
menyebabkan pasar tidakmampu melakukan keseimbangan, akibatnya
gangguan-gangguan perekonomiancenderung untuk memunculkan resesi.

2. Pandangan keynesian tentang uang: keynes mewariskan pandangan


yangrevolusioner tentang uang. Menurutnya uang bukan hanya sekedar alat
transaksi,tetapi juga sebagai penyimpanan nila ( store of value). Fungsi
penyimpanan inilahyang memungkinkan uang digunakan sebagai alat untuk
memperoleh keuntunganmelalui tibdakan spekulasi. Karena itu uang tidak
bersifat netral, dalam arti uangdapat mempengaruhi variabel-variabel riil ( output
dan kesempatan). Implikasinyadiperlukan peranan pemerintah dalam
pengelolaan p[erekonomian, naik melaluikebijakan fiskal maupun kebijakan
moneter.

Inflansi dan Unemplyoment

Anda mungkin juga menyukai