Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SIKLUS EKONOMI, INFLASI DAN PENANGGURAN

OLEH :

ALMA SAHADDA
2310512220029

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok
permasalahan ekonomi makro. Pertama masalah inflasi yang menjadi indikator
pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan
juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas
harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya
kecenderungan kearah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya
berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa, namun berkaitan
dengan daya beli masyarakat. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung
pada upah riil.
Masalah kedua adalah penggunaan tambahan-tambahan faktor-faktor
produksi yang berlaku dari tahun ke tahun yang tidak efisien. Masalah ini
menyebabkan masalah pengangguran tenaga kerja dan faktor-faktor produksi
lainnya harus secara terus-menerus difikirkan dan dipecahkan. Memang
pengangguran sudah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Negara berkembang seringkali
dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan
pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Juga masalah ini menyebabkan dari
waktu ke waktu tingkat kemakmuaran masyarakat selalu lebih rendah daripada
tingkat kemakmuran yang mungkin mereka capai.
Masalah ketiga adalah siklus ekonomi yang mengalami pasang surut. GDP
yang diukur berdasarkan pengeluaran yang terdiri dari konsumsi, investasi,
pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto mempengaruhi siklus ekonomi yang
terjadi akibat dari perubahan salah satu gabungan dari keempat komponen
pembentuk GDP tersebut.Maka dari permasalahan dari diatas di harapkan
makalah ini dapat memuat keterkaitan antara siklus ekonomi,inflasi dan
pengangguran.

1.2 Rumusan masalah

1. Pengertian siklus ekonomi,inflasi dan penangguran


2. Hubungan antara siklus ekonomi,inflasi dan pengangguran
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian siklus ekonomi,inflasi dan penggangguran

Perekonomian yang ideal adalah perekonomian yang terus menerus


bertumbuh, tanpa satu tahun atau bahkan satu triwulan pun mengalami
penurunan. Pertumbuhan tersebut disertai stabilitas harga dan kesempatan kerja
yang terbuka luas. Neraca perdagangan dan neraca pembayaran pun mengalami
surplus yang baik. Perekonomian seperti ini dipercaya akan mampu memberikan
kemakmuran dan keadilan bagi rakyatnya dari generasi ke generasi.
Namun sayangnya perekonomian diatas hanya ada didunia khayal. Dalam
dunia nyata, perekonomian umumnya mengalami gelombang pasang surut,
setidak tidaknya dilihat dari perkembangan tingkat output dan harga. Gelombang
naik turun tersebut relatif teratur dan terjadi berulang-ulang dengan rentang
waktu yang bervariasi. Ada yang berdurasi pendek, panjang dan sangat panjang.
Dalam ilmu ekonomi, gerak naik turun tersebut dikenal sebagai siklus ekonomi
Pengangguran menurut (Sumarsono, 2009) dan (Sukirno, 2012) adalah
persentase jumlah penganggur terhadap jumlah angkatan kerja. Penduduk yang
sedang mencari pekerjaan tetapi tidak sedang mempunyai pekerjaan disebut
penganggur. Selain penganggur terbuka, ada pula penganggur yang terjadi
kenaikan biaya, perubahan selera konsumen atau kemajuan tekhnologi.
Pengangguran merupakan bagian dari tenaga kerja. Menurut Subri (Subri, 2003)
tenaga kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun)
yaitu penduduk yang siap untuk bekerja dan dapat memproduksi barang dan jasa
jika ada permintaan terhadap tenaga kerjanya. Menurut Simanjuntak (J, 2015)
tenaga kerja atau man power terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja yaitu golongan yang bekerja dan yang menganggur dan juga yang
sedang mencari pekerjaan. Sedangkan bukan angkatan kerja yaitu golongan lain
lain golongan penerima pendapatan.
Inflasi adalah kenaikan terus menerus dalam rata-rata tingkat harga suatu
perekonomian akibat adanya kenaikan permintaan agregat. Inflasi karena kenaikan
permintaan agregat sering disebut dengan demand-pull inflation (inflasi karena
ditarik permintaan), sedangkan inflasi karena penurunan penawaran agregat
disebut dengan cost-push inflation McEachern (2000:133). Inflasi mempunyai
pengaruh hubungan yang negatif terhadap tingkat pengangguran. Menurut Philips
inflasi mempunyai hubungan yang negatif terhadap pengangguran. Philips (1958)
dalam Mankiw (2003:436) menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara
inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi
merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya
permintaan agregat, maka sesuai dengan teori permintaan yaitu jika permintaan
naik maka harga akan naik. Dengan tingginya harga inflasi maka untuk
memenuhipermintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya
dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satu-satunya input yang
dapat meningkatkan output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja
maka dengan naiknya harga-harga (inflasi) maka pengangguran berkurang.

2.2 Hubungan siklus ekonomi,infllasi dan pengangguran

Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah


inflasi dan pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini
dapat saling berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah
bergantung pada berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah
minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah efisiensi dan seberapa
efektifnya proses pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali
bergantung pada jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral,
oleh sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran secara garis besar
bukanlah dua masalah yang saling berkaitan.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu,
kebijakan moneter dan fiskal dapat memindahkan perekonomian sepanjang
kurva phillips. Kenaikan jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran
pemerintah atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan agregat dan
memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips dengan tingkat
pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu juga
sebaliknya. Dengan pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan
kombinasi antara inflasi dan penangguran kepada para pembuat kebijakan
(Mankiw, 2006:364).Dapat dilihat pengangguran meningkat. Karena tenaga kerja
yang dipekerjakan menghasilkan barang dan jasa sementara tenaga kerja yang
tidak di pekerjakan tidak menghasilkan apa-apa, kenaikan tingkat pengangguran
seharusnya terasosiasi dengan penurunan GDP.
Hukum Okun merupakan pengingat bahwa faktor yang menetukan siklus
bisnis pada jangka pendek berbeda dengan siklus pada jangka panjang.
Pergerakan jangka pendek pada GDP sangat berkorelasi dengan pemanfaatan
angkatan kerja. Penurunan pada produksi barang dan jasa yang terjadi selama
resesi selalu berkaitan dengan menigkatnya jumlah pengangguran. Begitu pula
sebaliknya jika pertumbuhan ekonomi meningkat maka produksi barang dan jasa
juga meningkat sehingga akan terciptanya kesempatan kerja guna memanfaatkan
angkatan kerja dan akan mengurangi pengangguran Mankiw (2003:103).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1. Gelombang naik turun tersebut relatif teratur dan terjadi berulang-ulang


dengan rentang waktu yang bervariasi. Ada yang berdurasi pendek,
panjang dan sangat panjang. Dalam ilmu ekonomi, gerak naik turun
tersebut dikenal sebagai siklus ekonomi.
2. Inflasi adalah kenaikan terus menerus dalam rata-rata tingkat harga suatu
perekonomian akibat adanya kenaikan permintaan agregat. Inflasi karena
kenaikan permintaan agregat sering disebut dengan demand-pull inflation
(inflasi karena ditarik permintaan), sedangkan inflasi karena penurunan
penawaran agregat disebut dengan cost-push inflation McEachern
3. Penggangguran adalah persentase jumlah penganggur terhadap jumlah
angkatan kerja. Penduduk yang sedang mencari pekerjaan tetapi tidak
sedang mempunyai pekerjaan disebut penganggur.
4. Siklus ekonomi inflasi dan penggangguran sangat berkaitan erat antara
satu dan lain.
3.2 Saran
Semoga dengan makalah ini pembaca dapat membaca dengan seksama
bagaimana keterkaitan antara siklus ekonomi inflasi dan pengangguran.
DAFTAR PUSTAKA

Simanjuntak. P. J (2015). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta:


LPFE-UI.

Subri, M. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia . Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Sukirno, S. (2012). Makro Ekonomi. Jakarta: Rajawali Press.

Sumarsono, S. (2009). Teori dan Kebijakan Publik Sumber Daya Manusia.


Yogyakarta: Graha Ilmu.
LAMPIRAN JURNAL

JURNAL PENGARUH INFLASI,PERTUMBUHAN EKONOMI DAN UPAH MINIMUM


TERHADAP PENGANGGURAN DI KABUPATEN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Anda mungkin juga menyukai