Anda di halaman 1dari 10

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN

Dr. Marwan Effendi, SE. MM

Oleh
Muhamad Dana Al Ichwan (23010001)
Christopel P. S (23010048)
Nur Rohman (23010011)
Karmelia Poetri A (23010039)
Hidayani (23010004)

TUGAS
Mata kuliah Ekonomi Makro

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


MANAJEMEN BISNIS INDONESIA
DEPOK
2023
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Sistem ekonomi memiliki peranan krusial dalam kemajuan suatu negara.
Kesejahteraan rakyat sering dijadikan ukuran utama untuk menilai perkembangan
ekonomi. Salah satu faktor penting dalam mendukung ekonomi adalah kesehatan
pasar, di mana harga-harga yang seimbang dihasilkan melalui mekanisme pasar.
Proses pembentukan harga terjadi ketika penawaran dan permintaan mencapai
keseimbangan. Harga pasar, atau harga keseimbangan, adalah harga yang muncul
ketika jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Namun, dalam
banyak kasus, ketidakadilan seperti penimbunan dan penipuan bisa mengganggu
proses ini. (Hasan et al., 2023)
Salah satu indikator penting dalam mengukur kemajuan ekonomi adalah
tingkat pengangguran. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan menandakan
perkembangan yang positif dalam suatu negara atau wilayah. Sebaliknya, masalah
pengangguran dapat menjadi indikasi ketidakmampuan ekonomi berkembang
dengan baik. Pengangguran adalah masalah serius di Indonesia, dengan jumlah
penganggur dan setengah penganggur yang terus meningkat. (Aulia et al, 2020)
Tingkat pengangguran yang tinggi mengakibatkan pemborosan sumber
daya dan potensi yang ada, menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat, serta
merupakan faktor utama kemiskinan. Hal ini juga dapat memicu ketidakstabilan
sosial dan kriminal, serta menghambat perkembangan jangka panjang. Hubungan
erat antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran terbukti. Pertumbuhan
ekonomi yang meningkat menciptakan lapangan kerja dan mengurangi
pengangguran. Tingkat inflasi juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat pengangguran. Pandangan tentang dampak inflasi terhadap pertumbuhan
ekonomi bervariasi, tergantung pada perspektif ekonomi yang diadopsi. Beberapa
menganggap bahwa inflasi tinggi dapat berdampak positif pada pertumbuhan
ekonomi, sementara yang lain menganggapnya sebagai ancaman. (Simanungkalit,
2020)
Sistem ekonomi adalah suatu entitas yang kompleks dan dinamis,
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi. Salah satu konsep
utama dalam studi ekonomi adalah pencapaian keseimbangan ekonomi, di mana
penawaran dan permintaan dalam perekonomian berinteraksi. Untuk memahami
konsep keseimbangan ini, digunakan pendekatan Penawaran Agregat (Aggregate
Supply) dan Permintaan Agregat (Aggregate Demand) sebagai kerangka analisis
yang vital.Pendekatan Penawaran Agregat (AS) merujuk pada total penawaran
barang dan jasa dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga. Kurva
penawaran agregat umumnya mengarah ke atas, menunjukkan bahwa produsen
akan menawarkan lebih banyak barang dan jasa saat harga naik. Sementara itu,
pendekatan Permintaan Agregat (AD) mencerminkan total permintaan barang dan
jasa dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga. Kurva permintaan agregat
cenderung menurun, menunjukkan bahwa konsumen dan perusahaan akan
menginginkan lebih sedikit barang dan jasa saat harga naik. (Hasan et al., 2023)
1.2. Rumusan Masalah
1. Dampak pengangguran terhadap pertumbuhan perekonomian
2. Dampak inflasi terhadap pertumbuhan perekonomian
3. Dampak Aggregate Supply dan Demand terhadap pertumbuhan
perekonomian
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dampak pengangguran terhadap pertumbuhan
perekonomian
2. Untuk mengetahui dampak inflasi terhadap pertumbuhan perekonomian
3. Untuk mengetahui dampak Aggregate Supply dan Demand terhadap
pertumbuhan perekonomian
LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Keseimbangan ekonomi


Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kapasitas dalam jangka panjang
dari suatu negara untuk menyediakan berbagai barang dan jasa bagi penduduknya.
Peningkatan kapasitas ini dipengaruhi oleh perkembangan atau penyesuaian
teknologi, kelembagaan, dan ideologi dalam menghadapi berbagai tuntutan yang
ada (Kuznets, 1971).Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, faktor yang penting
adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP). PDB
adalah jumlah total produksi barang dan jasa dalam suatu negara atau wilayah
dalam periode waktu tertentu. PDB nominal merujuk pada nilai PDB tanpa
mempertimbangkan pengaruh inflasi, sementara PDB riil (atau PDB pada harga
konstan) memperhitungkan inflasi untuk memberikan gambaran yang lebih akurat
tentang pertumbuhan ekonomi.
2.2. Definisi Pengangguran
Pengangguran adalah ukuran yang digunakan ketika seseorang tidak
memiliki pekerjaan tetapi secara aktif mencari pekerjaan dalam empat minggu
terakhir.Kehilangan pekerjaan seringkali berdampak pada penurunan standar
hidup dan kesejahteraan psikologis seseorang. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika pengangguran sering menjadi topik utama dalam perdebatan
politik, dengan para politisi sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka
tawarkan akan membantu menciptakan lapangan pekerjaan.Namun, anggapan
bahwa setiap orang tanpa pekerjaan adalah miskin dan bahwa hanya orang yang
bekerja penuh waktu adalah kaya perlu dicermati. Terkadang, pekerja di
perkotaan mungkin tidak bekerja sukarela dalam pekerjaan yang dianggap rendah
dan sesuai dengan tingkat pendidikan mereka. Mereka mungkin menolak
pekerjaan semacam itu karena memiliki sumber daya lain yang mendukung
keuangan mereka.
2.3. Definisi Inflasi
Inflasi adalah peningkatan umum dan berkelanjutan dalam harga-harga.
Kenaikan harga pada satu atau dua barang saja bukanlah inflasi, kecuali jika
kenaikan ini menyebar dan menyebabkan kenaikan harga secara luas di berbagai
barang lainnya. Inflasi sering digambarkan sebagai situasi ekonomi di mana
peningkatan pasokan uang terjadi lebih cepat daripada produksi barang dan jasa
dalam perekonomian yang sama. Tingkat inflasi diukur sebagai persentase
perubahan indeks harga, seperti indeks harga konsumen, indeks harga grosir, atau
indeks harga produsen.Indeks Harga Konsumen (IHK) digunakan untuk
mengukur harga keranjang representatif barang dan jasa yang biasanya dibeli oleh
konsumen, dan dihitung berdasarkan survei yang melibatkan pembelian
konsumen secara berkala. IHK adalah indikator yang umumnya digunakan untuk
mengukur tingkat inflasi, dan perubahan dalam IHK menggambarkan perubahan
harga barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen.
2.4. Definisi Aggregate Supply dan Demand terhadap pertumbuhan
perekonomian
Penawaran agregat merujuk pada jumlah total barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu ekonomi pada harga tertentu dan dalam periode waktu
tertentu. Biasanya, penawaran agregat direpresentasikan dalam bentuk kurva
penawaran agregat, yang menggambarkan hubungan antara tingkat harga dan
jumlah output yang disediakan oleh perusahaan. Umumnya, terdapat korelasi
positif antara penawaran agregat dan tingkat harga. Dalam esensi, kurva
penawaran agregat mengilustrasikan bagaimana nilai riil barang dan jasa yang
dihasilkan oleh produsen bervariasi pada berbagai tingkat harga.Di sisi lain,
permintaan mengacu pada jumlah barang dan jasa yang diinginkan dalam pasar
pada tingkat harga tertentu selama periode waktu tertentu dan dengan tingkat
pendapatan tertentu. Total permintaan untuk barang dan jasa dalam ekonomi pada
suatu periode disebut sebagai permintaan agregat atau permintaan akhir domestik
dalam konteks ekonomi makro. Permintaan agregat mencakup total permintaan
produk dan jasa oleh konsumen, perusahaan, dan pemerintah. Kurva permintaan
menggambarkan hubungan antara total permintaan barang dan jasa dengan tingkat
harga saat ini.
PEMBAHASAN
Pengangguran memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi. Saat suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif dan
berkelanjutan, pendapatan masyarakat biasanya meningkat karena ada lebih
banyak lapangan kerja. Namun, pengangguran terbuka menyebabkan
pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran bergerak searah. Pertumbuhan
ini hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat, sehingga tidak semua orang
merasakan manfaatnya. Dampak ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi ini dapat
mengakibatkan tingkat pengangguran tetap tinggi.Meskipun pertumbuhan
ekonomi bisa menciptakan lapangan kerja melalui berdirinya perusahaan,
beberapa faktor seperti dominasi industri padat modal dan teknologi yang minim
penggunaan tenaga kerja dapat menyebabkan pengangguran terus
bertambah.Secara umum, inflasi memiliki dampak negatif pada perekonomian.
Namun, inflasi ringan di bawah sepuluh persen dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi. Ini karena inflasi memberi insentif kepada pengusaha untuk
meningkatkan produksi karena keuntungan yang lebih tinggi akibat kenaikan
harga. Hal ini juga bisa menciptakan lapangan kerja baru. Inflasi akan berdampak
negatif jika tingkat inflasi melebihi sepuluh persen.
KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi yang positif dan berkelanjutan di suatu negara
umumnya diharapkan akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Namun,
pertumbuhan tersebut tidak selalu mengurangi tingkat pengangguran, terutama
jika pertumbuhan lebih dipengaruhi oleh industri padat modal dan teknologi
tinggi.
Inflasi dalam batas yang wajar (di bawah sepuluh persen) bisa
memberikan dorongan positif pada pertumbuhan ekonomi. Ini karena
meningkatnya harga dapat memotivasi pengusaha untuk meningkatkan produksi,
yang pada gilirannya menciptakan lapangan kerja baru. Namun, inflasi yang
tinggi dapat memiliki dampak negatif pada perekonomian.
Pendekatan Aggregate Supply (Penawaran Agregat) dan Aggregate
Demand (Permintaan Agregat) adalah kerangka konseptual yang penting untuk
memahami keseimbangan ekonomi. Keseimbangan tercapai ketika jumlah barang
yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Dalam perspektif ekonomi Islam, keadilan menjadi faktor penting dalam
mencapai keseimbangan ekonomi. Ini mencakup perlindungan hak-hak pekerja,
sistem upah yang adil, dan penetapan harga yang transparan dan adil.
Dengan memadukan berbagai aspek ini, kita dapat mencapai
keseimbangan ekonomi yang berkelanjutan dan adil, yang menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan. Pemerintah, pengusaha, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk
mencapai tujuan ini dan meminimalkan dampak negatif, seperti pengangguran
yang tinggi dan inflasi yang merugikan
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, R. I. T., Hodijah, S., & Umiyati, E. (2020). Pengaruh Inflasi Dan
Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Pengangguran Di Indonesia
Periode 2001-2017. E-Jurnal Ekonomi Sumberdaya Dan Lingkungan, 9(1),
26–34. https://doi.org/10.22437/jels.v9i1.11946
Hasan, A., Siroj, R. A., Salamah, U., Syeikhan, M., Ekonomi, F., Islam, U.,
Syarif, N., & Jakarta, H. (2023). Keseimbangan Ekonomi Islam Dengan
Pendekatan. 14, 303–319.
Simanungkalit, E. F. B. (2020). Pengruh Inflasi. Journal of Management, 13(3),
327–340.

Anda mungkin juga menyukai