KEBIJAKAN STABILISASINYA
Nama Kelompok:
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Perekonomian yang ideal adalah perekonomian yang terus menerus bertembuh, tanpa
satu tahun atau bahkan satu triwulan pun mengalami penurunan. Pertumbuhan tersebut
disertai stabilitas harga dan kesempatan kerja yang terbuka luas neraca perdagangan dan
neraca pembayaran pun mengalami surplus yang baik. Perekonomian seperti ini dipercaya
akan mampu memberikan kemakmuran dan keadilan bagi rakyatnya dari generasi
kegenerasi.
Sayangnya, perekonomian tersebut diatas hanya ada di dunia khayal. Dalam dunia nyata,
perekonomian umumnya mengalami gelombang pasang surut. Gelombang naik turun
tersebut relatif teratur dan terjadi berulang-ulang dengan rentang waktu yang berfariasi. Ada
yang berdurasi pendek, panjang dan sangat panjang. Dalam ilmu ekonomi, gerak naik turun
tersebut dikenal dengan siklus ekonomi atau bisinis cycle.
Kegiatan dalam perekonian berfluktuasi dari tahun ke tahun. Selain itu juga dalam
perekonomian mempunyai siklus ekonomi. Oleh karna itu, Dalam makalah ini akan dibahas
lebih lanjut mengenai fluktuasi ekonomi dan kebijakan stabilisasinya.
II PEMBAHASAN
2.1 Fluktuasi Ekonomi
Fluktuasi ekonomi adalah kenikan dan penurunan aktifitas ekonomi secara relatif
dibandingkan dengan tren pertumbuhan jangka panjang dari ekonomi. Fluktuasi ini atau bisnis
cycle (siklus bisnis), berfariasi dalam intensitas dan jangka waktunya. Kenaikan dan penurunan
biasanya meliputi negara dan bahkan dunia, dan mempengaruhi seluruh dimensi dari kegiatan
ekonomi, tidak hanya tingkat pengangguran dan produksi.
a. Fluktuasi dalam perekonomian sifatnya tidak teratur dan tidak dapt diramalkan.
b. Kebanyakan besaran ekonomi makro berfluktuasi bersama-sama.
c. Saat hasil produksi turun, tingkat pengangguran naik.
Siklus ekonomi adalah periode yang terulang secara teratu dalam pengembangan sebuah
pasar perekonomian. Keseluruhan tren dari pertumbuhan ekonomi disertai dengan adanya
fluktuasi secara periodik dalam aktifitas perekonomian, yaitu: Kemmunduran dan perluasan yang
terjadi secara silih berganti pada produksi, investasi, peningkatan dan penurunan pada level
pendapatan, ketenagakerjaan, harga-harga, suku bungan dan rate pada sekuritas. Siklus aktivitas
ekonomi meliputi empat fase berikut:
2.1.1 Ekspansi
2.1.2 Peak
Peak adalah titik puncak kegiatan ekonomi tercapai setelah mengalami ekspansi. Pada
saat ini kondisi upah dan kesempatan berada dalam kondisi yang ideal bagi suatu negara.
Kondisi peak ini terjadi selamanya, tapi akan terjadi penurunan kembali. Pertumbuhan ekonomi
disebut dalam kondisi Boom, bila meningkat dengan pesat. Sehingga pertumbuhan ekonomi naik
dan mencapai titik puncak, melebihi puncak yang biasanya terjadi. Hal ini dapat terjadi
disebabkan beberapa faktor. Misalnya faktor ekonomi atau faktor lain yang bersifat non
ekonomi.
2.1.3 Resesi
Resesi adalah suatu kondisi kegiatan perekonomian yang sedang mengalami penurunan.
Laju pertumbuhan ekonomi turun ditandai dengan nilai produk nasiona (GNP) yang semakin
rendah, tingkat upah dan permintaan terhadap tenaga kerja turun, atau kesempatan kerja
mengalami penurunan dan keuntungan perusahaan merosot tajam.
2.1.4 Trought
Trought adalah penurunan kegiatan perekonomian tidak akan berlangsung terus tapi akan
berhenti pada titik terendah (Trought). Pada saat ini pertumbuhan ekonomi berada pada tingkat
terendah, kesempatan kerja sangat rendah, dan tingkat upah berada pada subsistem. Bila kegiatan
perekonomian menurun secara tajam dan mencapai titik terendah, melebihi titik terendah yang
biasa terjadi, perekonomian dikatakan mengalami depression. Hal ini dapat terjadi disebabkan
beberapa faktor. Misalnya faktor ekonomi atau juga faktor lain yang bersifat non ekonomi.
2.2 Time Horizon Of Macroeconomics
2.2.1 Long Run
Jangka panjang adalah periode dimana fleksibilitas upah dan harga secara penuh, serta
penyesuaian pasar, telah tercapai, sehingga perekonomian berada pada tingkat lapangan
kerja dan output potennsial yang alami.
Kurva penawaran agregat jangka panjang adalah garis vertikal pada tingkat output
potensial. Perpotongan antara kurva permintaan agregat dan penawaran agregat jangka
panjang menentukan PDB riil keseimbangan dan tingkat harga dalam jangka panjang.
Intinya, pada jangka panjang harga bersifat fleksibel, bisa menanggappi perubahan dalam
penawaran atau permintaan.
2.2.2 Short Run
Kurva penawaran agregat jangka pendek adalah kurva miring keatas yang menunjukan
jumlah output total yang akan di produksi pada setiap tingkat harga dalam jangka pendek.
Tingkat upaah dan kekuatan harga menyebabkan kemiringan keatas pada kurva
penawaran agregat jangka pendek.
Perubahan harga faktor produksi menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek.
Selain itu, perubahan stok modal, stok sumber daya alam, dan tingkat teknologi juga
dapat menyebabkan pergeseran kurva penawaran agregat jangka pendek.
Dalam jangka pendek, tingkat harga keseimbangan dan tingkat keseimbangan output total
ditentukan oleh perpotongan antara kurva permintaan agregat dan penawaran agregat
jangka pendek. Dalam jangka pendek, output dapat berada dibawah atau diatas output
potensial.
2.3 Permintaan Dan Penawaran Agregat
Dalam menganalisis fluktuasi-fluktuasi ekonomi secara keseluruhan kita dapat
menggunakan model permintaan agregat dan penawaran agregat.
1. Kurva Permintaan Agregat
Kurva permintaan agregat menggambarkan kuantitas barang dan jasa yang ingin
dibeli oleh rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah pada setiap tingkat harga. Kurva
permintaan agregat miring kebawah (downward sloping) atau menghadap ke pusat
sumbu. Hal ini berarti bahwa, seandainya hal-hal lain tetap sama, penurunan tingkat
harga keseluruhan dalam perekonomian yang bersangkutan (misalkan, dari P 1 ke
P2) cenderung meningkatkan kuantitas barang dan jasa yang diminta (yakni, dari Y 1 ke
Y2).
Kurva permintaan memiliki kurva yang miring kebawah, untuk memahami bentuk kurva yang
demikian kita harus mengkaji bagaimana tingkat harga mempengaruhi tiga komponen
pengeluaran, yakni:
Tingkat Harga Dan Konsumsi: Dampak Kekayaan
Dalam hal ini penurunan tingkat harga membuat konsumen merasa lebih kaya dan
pada akhirnya akan mendorong mereka untuk lebih banyak membelanjakan uangnya.
Jadi, peningkatan pengeluaran konsumen dapat berarti lebih banyak kuantitas barang dan
jasa yang diminta.
Tingkat Harga Dan Investasi: Dampak Suku Bunga
Dalam hal ini tingkat harga yang lebih rendah menurunkan suku bunga sehingga
mendorong pengeluaran yang lebih besar pada barang-barang investasi dan
mengakibatkan meningkatnya kuantitas barang dan jasa yang diminta.
Tingkat Harga Dan Ekspor Neto: Dampak Efek Nilai Tukar
Dalam hal ini jatuhnya tingkat harga di Amerika Serikat menyebabkan jatuhnhya
suku bunga di negara tersebut sehingga nilai tukar riil terdepresiasi dan depresiasi
tersebut mendorong ekspor neto Amerika Serikat meningkatkan kuantitas barang dan jasa
yang diminta.
Bentuk kurva permintaan agregat yang miring kebawah menunjukkan bahwa
penurunan tingkat harga akan menaikkan kuantitas barang dan jasa yang diminta secara
keseluruhan.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal melibatkan pengaturan pengeluaran dan penerimaan pemerintah
untuk mencapai tujuan stabilisasi ekonomi. Selama periode ekspansi ekonomi,
pemerintah dapat mengadopsi kebijakan fiskal yang mengarah pada pengeluaran yang
lebih rendah atau pajak yang lebih tinggi untuk mengurangi risiko overstimulasi
ekonomi. Di sisi lain, dalam periode kontraksi ekonomi, pemerintah dapat menerapkan
kebijakan fiskal yang meningkatkan pengeluaran atau mengurangi pajak untuk
mendorong permintaan agregat dan memulihkan pertumbuhan ekonomi.
3. Kebijakan Perdagangan
Kebijakan perdagangan dapat digunakan untuk mengendalikan fluktuasi ekonomi
dengan mempengaruhi arus barang dan jasa antara negara. Pemerintah dapat menerapkan
kebijakan tarif, kuota impor, atau subsidi ekspor untuk mengatur impor dan ekspor agar
sesuai dengan tujuan stabilitas ekonomi. Kebijakan perdagangan juga dapat digunakan
untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan yang tidak adil atau untuk
mengatasi ketidakseimbangan perdagangan yang merugikan ekonomi domestik.
4. Kebijakan Struktural
Kebijakan struktural berfokus pada perbaikan jangka panjang dalam struktur
ekonomi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Ini melibatkan reformasi dalam
sektor-sektor kunci seperti pasar tenaga kerja, pasar modal, sektor keuangan, pendidikan,
dan inovasi. Kebijakan struktural bertujuan untuk menciptakan kondisi yang mendukung
pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan mengurangi fluktuasi ekonomi.
5. Kerjasama Internasional
Kerjasama internasional antara negara-negara dapat berperan penting dalam
mengendalikan fluktuasi ekonomi global. Melalui kerjasama, negara-negara dapat saling
berbagi informasi, mengoordinasikan.
Peran Pemerintah dalam Kebijakan Stabilisasi yaitu diantaranya :
1. Penyusunan Kebijakan Stabilisasi
Pemerintah memiliki peran utama dalam menyusun kebijakan stabilisasi yang bertujuan
untuk mengendalikan fluktuasi ekonomi makro. Pemerintah perlu melakukan analisis ekonomi
yang komprehensif, memantau indikator ekonomi, dan mengidentifikasi potensi risiko yang
dapat memicu fluktuasi ekonomi. Berdasarkan analisis ini, pemerintah dapat merancang
kebijakan yang sesuai untuk mengatasi fluktuasi ekonomi yang terjadi.
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fluktuasi ekonomi makro merupakan perubahan yang tidak teratur dalam aktivitas
ekonomi secara keseluruhan, yang mencakup perubahan dalam output (GDP), inflasi,
pengangguran, dan indikator ekonomi makro lainnya. Fluktuasi ini dapat memiliki dampak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran, dan keseimbangan
ekonomi secara keseluruhan.
Untuk mengendalikan fluktuasi ekonomi makro, diperlukan kebijakan stabilisasi yang
dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan stabilisasi bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi,
mencapai pertumbuhan yang seimbang, dan mengendalikan risiko fluktuasi yang merugikan.
Pemerintah memiliki peran penting dalam merancang, menerapkan, dan mengendalikan
kebijakan stabilisasi. Ini melibatkan koordinasi antara kebijakan moneter dan fiskal, pengaturan
regulasi dan kebijakan struktural, pengawasan dan penegakan hukum, serta komunikasi dan
koordinasi dengan berbagai pihak terkait.
Dengan adanya kebijakan stabilisasi yang tepat, diharapkan fluktuasi ekonomi dapat
dikendalikan sehingga menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil, meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penyusun berikan yaitu semoga dengan membaca makalah ini
para pembaca dapat menemukan ilmu baru agar dapat bermanfaat dikemudian hari. Selain itu
penyusun juga membutuhkan saran dan kritik dari para pembaca
DAFTAR PUSTAKA
Pasiribu RBF. Fluktuasi Ekonomi dan Siklus Ekonomi. Teori Ekonomi Makro II. Universitas
Gunadarma. Jawa Barat.
Mankiw, Georgi.2003. Pengantar Ekonomi edisi ke 2 jilid 2. Erlangga. Jakarta