Anda di halaman 1dari 13

FLUKTUASI EKONOMI MAKRO DAN

KEBIJAKAN STABILISASINYA

Nama Kelompok:

Andi Siti Fatimah Gani D1A121027


Arjuna D1A121028
Aruni Fatwah D1A121029
Dea Azhari D1A121030
Gito Roles D1A121033
Jucky Marzuky Phyty Oryzy D1A121038
Kifra Shafira D1A121042
Maria Goretti D1A121044

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, Maret 2023


DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perekonomian yang ideal adalah perekonomian yang terus menerus bertembuh, tanpa
satu tahun atau bahkan satu triwulan pun mengalami penurunan. Pertumbuhan tersebut
disertai stabilitas harga dan kesempatan kerja yang terbuka luas neraca perdagangan dan
neraca pembayaran pun mengalami surplus yang baik. Perekonomian seperti ini dipercaya
akan mampu memberikan kemakmuran dan keadilan bagi rakyatnya dari generasi
kegenerasi.

Sayangnya, perekonomian tersebut diatas hanya ada di dunia khayal. Dalam dunia nyata,
perekonomian umumnya mengalami gelombang pasang surut. Gelombang naik turun
tersebut relatif teratur dan terjadi berulang-ulang dengan rentang waktu yang berfariasi. Ada
yang berdurasi pendek, panjang dan sangat panjang. Dalam ilmu ekonomi, gerak naik turun
tersebut dikenal dengan siklus ekonomi atau bisinis cycle.

Kegiatan dalam perekonian berfluktuasi dari tahun ke tahun. Selain itu juga dalam
perekonomian mempunyai siklus ekonomi. Oleh karna itu, Dalam makalah ini akan dibahas
lebih lanjut mengenai fluktuasi ekonomi dan kebijakan stabilisasinya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:


1. Apa yang dimaksud dengan fluktuasi ekonomi?
2. Bagaimana time horizon of macroeconomics?
3. Bagaimana model permintaan dan penawaran agregat?
4. Bagaimana kebijakan stabilisasi?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi fluktuasi ekonomi
2. Untuk mengetahui time horizone of macroeconomis
3. Untuk mengetahui model permintaan dan penawaran agregat
4. Untuk mengetahui kebijakan stabilisasi

II PEMBAHASAN
2.1 Fluktuasi Ekonomi

Fluktuasi ekonomi adalah kenikan dan penurunan aktifitas ekonomi secara relatif
dibandingkan dengan tren pertumbuhan jangka panjang dari ekonomi. Fluktuasi ini atau bisnis
cycle (siklus bisnis), berfariasi dalam intensitas dan jangka waktunya. Kenaikan dan penurunan
biasanya meliputi negara dan bahkan dunia, dan mempengaruhi seluruh dimensi dari kegiatan
ekonomi, tidak hanya tingkat pengangguran dan produksi.

Tiga faktor utama mengenai fluktuasi ekonomi:

a. Fluktuasi dalam perekonomian sifatnya tidak teratur dan tidak dapt diramalkan.
b. Kebanyakan besaran ekonomi makro berfluktuasi bersama-sama.
c. Saat hasil produksi turun, tingkat pengangguran naik.

Siklus ekonomi adalah periode yang terulang secara teratu dalam pengembangan sebuah
pasar perekonomian. Keseluruhan tren dari pertumbuhan ekonomi disertai dengan adanya
fluktuasi secara periodik dalam aktifitas perekonomian, yaitu: Kemmunduran dan perluasan yang
terjadi secara silih berganti pada produksi, investasi, peningkatan dan penurunan pada level
pendapatan, ketenagakerjaan, harga-harga, suku bungan dan rate pada sekuritas. Siklus aktivitas
ekonomi meliputi empat fase berikut:

2.1.1 Ekspansi

Ekspansi adalah suatu kondisi pemulihan ekonomi (Recovery). Pertumbuhan ekonomi


terlihat mulai bergerak naik yang ditandai dengan adanya gerakan peningkatan produk nasional,
kesempatan kerja mulai meningkatkan, upah cenderung mengalami kenaikan, dan keuntungan
perusahaan mengalami pengingkatan. Kegiatan ekonomu disebut ekspansi bila terjadi kenaikan
selama minimal dua triwulan berturut-turut.

2.1.2 Peak

Peak adalah titik puncak kegiatan ekonomi tercapai setelah mengalami ekspansi. Pada
saat ini kondisi upah dan kesempatan berada dalam kondisi yang ideal bagi suatu negara.
Kondisi peak ini terjadi selamanya, tapi akan terjadi penurunan kembali. Pertumbuhan ekonomi
disebut dalam kondisi Boom, bila meningkat dengan pesat. Sehingga pertumbuhan ekonomi naik
dan mencapai titik puncak, melebihi puncak yang biasanya terjadi. Hal ini dapat terjadi
disebabkan beberapa faktor. Misalnya faktor ekonomi atau faktor lain yang bersifat non
ekonomi.

2.1.3 Resesi
Resesi adalah suatu kondisi kegiatan perekonomian yang sedang mengalami penurunan.
Laju pertumbuhan ekonomi turun ditandai dengan nilai produk nasiona (GNP) yang semakin
rendah, tingkat upah dan permintaan terhadap tenaga kerja turun, atau kesempatan kerja
mengalami penurunan dan keuntungan perusahaan merosot tajam.
2.1.4 Trought
Trought adalah penurunan kegiatan perekonomian tidak akan berlangsung terus tapi akan
berhenti pada titik terendah (Trought). Pada saat ini pertumbuhan ekonomi berada pada tingkat
terendah, kesempatan kerja sangat rendah, dan tingkat upah berada pada subsistem. Bila kegiatan
perekonomian menurun secara tajam dan mencapai titik terendah, melebihi titik terendah yang
biasa terjadi, perekonomian dikatakan mengalami depression. Hal ini dapat terjadi disebabkan
beberapa faktor. Misalnya faktor ekonomi atau juga faktor lain yang bersifat non ekonomi.
2.2 Time Horizon Of Macroeconomics
2.2.1 Long Run
 Jangka panjang adalah periode dimana fleksibilitas upah dan harga secara penuh, serta
penyesuaian pasar, telah tercapai, sehingga perekonomian berada pada tingkat lapangan
kerja dan output potennsial yang alami.
 Kurva penawaran agregat jangka panjang adalah garis vertikal pada tingkat output
potensial. Perpotongan antara kurva permintaan agregat dan penawaran agregat jangka
panjang menentukan PDB riil keseimbangan dan tingkat harga dalam jangka panjang.
 Intinya, pada jangka panjang harga bersifat fleksibel, bisa menanggappi perubahan dalam
penawaran atau permintaan.
2.2.2 Short Run
 Kurva penawaran agregat jangka pendek adalah kurva miring keatas yang menunjukan
jumlah output total yang akan di produksi pada setiap tingkat harga dalam jangka pendek.
Tingkat upaah dan kekuatan harga menyebabkan kemiringan keatas pada kurva
penawaran agregat jangka pendek.
 Perubahan harga faktor produksi menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek.
Selain itu, perubahan stok modal, stok sumber daya alam, dan tingkat teknologi juga
dapat menyebabkan pergeseran kurva penawaran agregat jangka pendek.
 Dalam jangka pendek, tingkat harga keseimbangan dan tingkat keseimbangan output total
ditentukan oleh perpotongan antara kurva permintaan agregat dan penawaran agregat
jangka pendek. Dalam jangka pendek, output dapat berada dibawah atau diatas output
potensial.
2.3 Permintaan Dan Penawaran Agregat
Dalam menganalisis fluktuasi-fluktuasi ekonomi secara keseluruhan kita dapat
menggunakan model permintaan agregat dan penawaran agregat.
1. Kurva Permintaan Agregat
Kurva permintaan agregat menggambarkan kuantitas barang dan jasa yang ingin
dibeli oleh rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah pada setiap tingkat harga. Kurva
permintaan agregat miring kebawah (downward sloping) atau menghadap ke pusat
sumbu. Hal ini berarti bahwa, seandainya hal-hal lain tetap sama, penurunan tingkat
harga keseluruhan dalam perekonomian yang bersangkutan (misalkan, dari P 1 ke
P2) cenderung meningkatkan kuantitas barang dan jasa yang diminta (yakni, dari Y 1 ke
Y2).

Kurva permintaan memiliki kurva yang miring kebawah, untuk memahami bentuk kurva yang
demikian kita harus mengkaji bagaimana tingkat harga mempengaruhi tiga komponen
pengeluaran, yakni:
 Tingkat Harga Dan Konsumsi: Dampak Kekayaan
Dalam hal ini penurunan tingkat harga membuat konsumen merasa lebih kaya dan
pada akhirnya akan mendorong mereka untuk lebih banyak membelanjakan uangnya.
Jadi, peningkatan pengeluaran konsumen dapat berarti lebih banyak kuantitas barang dan
jasa yang diminta.
 Tingkat Harga Dan Investasi: Dampak Suku Bunga
Dalam hal ini tingkat harga yang lebih rendah menurunkan suku bunga sehingga
mendorong pengeluaran yang lebih besar pada barang-barang investasi dan
mengakibatkan meningkatnya kuantitas barang dan jasa yang diminta.
 Tingkat Harga Dan Ekspor Neto: Dampak Efek Nilai Tukar
Dalam hal ini jatuhnya tingkat harga di Amerika Serikat menyebabkan jatuhnhya
suku bunga di negara tersebut sehingga nilai tukar riil terdepresiasi dan depresiasi
tersebut mendorong ekspor neto Amerika Serikat meningkatkan kuantitas barang dan jasa
yang diminta.
Bentuk kurva permintaan agregat yang miring kebawah menunjukkan bahwa
penurunan tingkat harga akan menaikkan kuantitas barang dan jasa yang diminta secara
keseluruhan.

Kurva Permintaan Agregat (AD) menunjukkan hubungan negatif antara tingkat


harga P dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y, digambarkan untuk nilai jumlah
uang beredar M tertentu. Kurva ini miring ke bawah : semakin tinggi tingkat harga P,
semakin rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karenanya semakin rendah jumlah
barang dan jasa yang diminta Y.
Seiring tingkat harga menurun, kita bergerak ke bawah sepanjang kurva AD. Tiap
perubahan pada M atau V akan menggeser kurva AD. Ingat permintaan output riil
bervariasi berbanding terbalik dengan tingkat harga.
2. Kurva Penawaran Agregat
Kurva penawaran agregat menyatakan kuantitas total atas barang dan jasa yang
diproduksi serta dijual pada setiap tingkat harga oleh berbagai perusahaan. Kurva
penawaran agregat memperlihtkan suatu hubungan yang sangat tergantung pada selang
waktu yang dikaji. Dalam jangka panjang, kurva penawaran agregat berbentuk vertikal,
sementara dalam jangka pendek, kurva penawaran agregat miring ke atas (di tarik dari
pusat sumbu).
Hal ini terjadi karena dalam jangka panjang, produsen barang dan jasa dari suatu
perekonomian (GDP riil) bergantung pada penawaran modal, sumber daya alam, dan
tenaga kerja serta teknologi produksi yang tersedia yang digunakan untuk mengubah
faktor-faktor produksi tersebut menjadi barang atau jasa.
2.4. Kebijakan Stabilisasi

Pengendalian fluktuasi ekonomi makro dilakukan melalui berbagai kebijakan ekonomi


yang bertujuan untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Beberapa kebijakan yang umum digunakan adalah:
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dilakukan oleh bank sentral dengan mengatur pasokan uang
dan suku bunga untuk mengendalikan tingkat inflasi dan mengatur siklus kredit.
Misalnya, ketika ekonomi mengalami inflasi yang tinggi, bank sentral dapat
meningkatkan suku bunga untuk mengurangi permintaan agregat dan mengendalikan
inflasi. Sebaliknya, dalam situasi kontraksi ekonomi, bank sentral dapat menurunkan
suku bunga untuk mendorong investasi dan konsumsi guna memulihkan pertumbuhan
ekonomi.

2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal melibatkan pengaturan pengeluaran dan penerimaan pemerintah
untuk mencapai tujuan stabilisasi ekonomi. Selama periode ekspansi ekonomi,
pemerintah dapat mengadopsi kebijakan fiskal yang mengarah pada pengeluaran yang
lebih rendah atau pajak yang lebih tinggi untuk mengurangi risiko overstimulasi
ekonomi. Di sisi lain, dalam periode kontraksi ekonomi, pemerintah dapat menerapkan
kebijakan fiskal yang meningkatkan pengeluaran atau mengurangi pajak untuk
mendorong permintaan agregat dan memulihkan pertumbuhan ekonomi.
3. Kebijakan Perdagangan
Kebijakan perdagangan dapat digunakan untuk mengendalikan fluktuasi ekonomi
dengan mempengaruhi arus barang dan jasa antara negara. Pemerintah dapat menerapkan
kebijakan tarif, kuota impor, atau subsidi ekspor untuk mengatur impor dan ekspor agar
sesuai dengan tujuan stabilitas ekonomi. Kebijakan perdagangan juga dapat digunakan
untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan yang tidak adil atau untuk
mengatasi ketidakseimbangan perdagangan yang merugikan ekonomi domestik.
4. Kebijakan Struktural
Kebijakan struktural berfokus pada perbaikan jangka panjang dalam struktur
ekonomi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Ini melibatkan reformasi dalam
sektor-sektor kunci seperti pasar tenaga kerja, pasar modal, sektor keuangan, pendidikan,
dan inovasi. Kebijakan struktural bertujuan untuk menciptakan kondisi yang mendukung
pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan mengurangi fluktuasi ekonomi.
5. Kerjasama Internasional
Kerjasama internasional antara negara-negara dapat berperan penting dalam
mengendalikan fluktuasi ekonomi global. Melalui kerjasama, negara-negara dapat saling
berbagi informasi, mengoordinasikan.
Peran Pemerintah dalam Kebijakan Stabilisasi yaitu diantaranya :
1. Penyusunan Kebijakan Stabilisasi
Pemerintah memiliki peran utama dalam menyusun kebijakan stabilisasi yang bertujuan
untuk mengendalikan fluktuasi ekonomi makro. Pemerintah perlu melakukan analisis ekonomi
yang komprehensif, memantau indikator ekonomi, dan mengidentifikasi potensi risiko yang
dapat memicu fluktuasi ekonomi. Berdasarkan analisis ini, pemerintah dapat merancang
kebijakan yang sesuai untuk mengatasi fluktuasi ekonomi yang terjadi.

2. Kebijakan Moneter dan Fiskal


Pemerintah bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kebijakan moneter dan fiskal
dalam rangka mencapai tujuan stabilitas ekonomi. Pemerintah bekerja sama dengan bank sentral
untuk merumuskan dan menerapkan kebijakan moneter yang sesuai dengan kondisi ekonomi saat
itu. Selain itu, pemerintah juga memiliki peran dalam mengatur kebijakan fiskal, termasuk
pengeluaran dan penerimaan negara, untuk mencapai keseimbangan anggaran dan
mengendalikan fluktuasi ekonomi.

3. Pengaturan Regulasi dan Kebijakan Struktural


Pemerintah berperan dalam mengatur regulasi dan kebijakan struktural yang dapat
mempengaruhi stabilitas ekonomi. Pemerintah perlu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
investasi, mengurangi hambatan bisnis, dan mendorong inovasi dan pertumbuhan sektor-sektor
ekonomi yang strategis. Selain itu, pemerintah juga perlu melaksanakan reformasi struktural
yang dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing ekonomi jangka panjang.
4. Pengawasan dan Penegakan Hukum
Pemerintah memiliki peran dalam pengawasan dan penegakan hukum terhadap praktik
ekonomi yang tidak sehat atau melanggar aturan. Pemerintah perlu memastikan bahwa pasar
beroperasi secara adil dan transparan, melindungi konsumen, mencegah kecurangan, dan
mempertahankan integritas sistem keuangan. Dengan melakukan pengawasan yang efektif,
pemerintah dapat membantu mencegah terjadinya fluktuasi ekonomi yang berlebihan akibat
ketidakstabilan pasar.

5. Komunikasi dan Koordinasi


Pemerintah juga memiliki peran penting dalam melakukan komunikasi dan koordinasi
dengan berbagai pihak terkait, termasuk bank sentral, sektor swasta, dan masyarakat.
Komunikasi yang jelas mengenai kebijakan stabilisasi dan prospek ekonomi dapat membantu
mengurangi ketidakpastian dan memberikan kepercayaan kepada pelaku ekonomi. Selain itu,
koordinasi antara pemerintah, bank sentral, dan sektor swasta sangat penting dalam
mengimplementasikan kebijakan stabilisasi secara efektif.

III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fluktuasi ekonomi makro merupakan perubahan yang tidak teratur dalam aktivitas
ekonomi secara keseluruhan, yang mencakup perubahan dalam output (GDP), inflasi,
pengangguran, dan indikator ekonomi makro lainnya. Fluktuasi ini dapat memiliki dampak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran, dan keseimbangan
ekonomi secara keseluruhan.
Untuk mengendalikan fluktuasi ekonomi makro, diperlukan kebijakan stabilisasi yang
dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan stabilisasi bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi,
mencapai pertumbuhan yang seimbang, dan mengendalikan risiko fluktuasi yang merugikan.
Pemerintah memiliki peran penting dalam merancang, menerapkan, dan mengendalikan
kebijakan stabilisasi. Ini melibatkan koordinasi antara kebijakan moneter dan fiskal, pengaturan
regulasi dan kebijakan struktural, pengawasan dan penegakan hukum, serta komunikasi dan
koordinasi dengan berbagai pihak terkait.
Dengan adanya kebijakan stabilisasi yang tepat, diharapkan fluktuasi ekonomi dapat
dikendalikan sehingga menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil, meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penyusun berikan yaitu semoga dengan membaca makalah ini
para pembaca dapat menemukan ilmu baru agar dapat bermanfaat dikemudian hari. Selain itu
penyusun juga membutuhkan saran dan kritik dari para pembaca
DAFTAR PUSTAKA

Pasiribu RBF. Fluktuasi Ekonomi dan Siklus Ekonomi. Teori Ekonomi Makro II. Universitas
Gunadarma. Jawa Barat.
Mankiw, Georgi.2003. Pengantar Ekonomi edisi ke 2 jilid 2. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai