Anda di halaman 1dari 3

Tugas Tutorial 3

Petunjuk Soal: Silakan dijawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan lengkap dan jelas!
1. Pergeseran kurva penawaran agregrat jangka pendek, disamping disebabkan karena
perubahan tingkat harga, terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
perubahan tingkat produksi suatu perekonomian dalam jangka pendek. Jelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran agregrat jangka
pendek !
2. Para ekonom pada umumnya setuju bahwa inflasi rendah itu baik jikalau diiringi
dengan inovasi. Untuk menjaga agar inflasi tetap rendah maka harus diketahui faktor
apa yang membuatnya tetap rendah. Jelaskan sumber penyebab sumber inflasi dan
kategori inflasi!
3. Jelaskan tentang kebijakan devaluasi, dan apa dampak kebijakan devaluasi terhadap
perekonomian, dan menurut pendapat Anda apakah kebijakan tersebut relevan dengan
kondisi perekonomian Indonesia saat ini!
Selamat mengerjakan, sukses buat Anda semuanya

NAMA : NI PUTU WINARTI


NIM : 042280898

TUGAS 3 PENGANTAR EKONOMI MAKRO


1. Faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran kurva penawaran agregat jangka pendek
adalah :
 Faktor perubahan tenaga kerja. Terjadinya peningkatan jumlah tenaga kerja akan
mendorong terjadinya peningkatan output produksi. Hal ini ditandai dengan
bergesernya kurva penawaran agregat ke kanan. Sebaliknya, ketika yang terjadi
adalah penurunan jumlah tenaga kerja, maka output produksi pun akan mengalami
penurunan, yang ditandai bergesernya kurva penawaran agregat ke kiri.

 Perubahan modal. Terjadi peningkatan modal, baik fisik maupun modal manusia,
akan mendorong meningkatnya produktivitas, yaitu perekonomian mampu
menghasilkan output lebih banyak, sehingga kurva penawaran pun akan bergeser ke
kanan.

 Perubahan sumber daya alam. Ketika ketersediaan sumber daya alam yang menjadi
input produksi mengalami peningkatan, peningkatan output produksi tentu akan
makin terdorong. Hal ini ditandai oleh pergeseran kurva penawaran agregat ke kanan
sehingga output perekonomian teramati akan mengalami peningkatan.

 Perubahan teknologi. Terjadinya peningkatan teknologi yang digunakan dalam


proses produksi tentu akan mendorong terciptanya efisiensi dalam perusahaan,
sehingga output produksi pun dapat didorong, seperti yang ditandai oleh pergeseran
ke kanan dari kurva penawaran agregat.
 Ekspektasi tingkat harga. Jika terjadi penurunan perkiraan tingkat harga, maka kurva
penawaran jangka pendek akan bergeser ke kanan. Sementara itu, ketika terjadi
peningkatan perkiraan tingkat harga, maka kurva penawaran jangka pendek akan
bergeser ke kiri.

2. Sumber-sumber inflasi, yaitu :

 Tekanan permintaan. Inflasi dapat terjadi karena terjadinya peningkatan permintaan


agregat yang lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan sektor ekonomi
produktif. Berbagai faktor dapat berkontribusi terhadap peningkatan permintaan
agregat ini, di antaranya adalah adanya kebijakan pemotongan tingkat suku bunga,
peningkatan penawaran uang, peningkatan pengeluaran pemerintah, pemotongan
pajak, peningkatan ekspor, atau pun meningkatkan semangat berinvestasi dengan
meningkatkan ekspektasi laba yang lebih tinggi di masa depan. Proses terjadinya
inflasi akibat tekanan permintaan berawal dari peningkatan permintaan agregat yang
dipicu oleh pertambahan uang yang beredar.

 Dorongan biaya. Selain karena tekanan permintaan, inflasi juga dapat terjadi karena
dorongan biaya. Dua penyebab utama peningkatan biaya adalah peningkatan tingkat
upah dan peningkatan harga bahan-bahan mentah/faktor produksi. Ketika tingkat
harga tetap, biaya produksi yang lebih tinggi tentu akan memperkecil laba
perusahaan sehingga produsen akan tidak memiliki insentif untuk berproduksi.
Pernawaran barang dan jasa pun akan berkurang sebagai konsekuensi dari hal ini.

Tingkat inflasi yang terjadi dalam jangka waktu satu tahun dapat digolongkan atas empat
kelompok tingkatan, yaitu :
 Inflasi rendah. Inflasi dikatakan rendah jika berada dalam kisaran di bawah 2 atau 3
persen.
 Inflasi moderat. Inflasi dikatakan moderat jika mencapai 4 sampai 10 persen.
 Inflasi tinggi. Inflasi dikatakan tinggi jika mencapai angka 10 persen hingga 100
persen dalam jangka waktu satu tahun.
 Hiperinflasi. Jika inflasi mencapai diatas 100 persen, maka inflasi dikategorikan
sebagai hiperinflasi.

3. Devaluasi biasanya dilakukan oleh negara-negara yang menjalankan sistem kurs


pertukaran tetap. Devaluasi adalah tindakan pemerintah yang menurunkan nilai mata
uangnya terhadap valuta asing. Efek yang mungkin ditimbulkan oleh devaluasi adalah:

 Ekspor akan bertambah karena harga barang yang diekspor ke luar negeri menjadi
lebih murah;

 Impor berkurang karena harga barang produksi luar negeri menjadi lebih mahal;

 Peningkatan ekspor dan penurunan impor akan memperbaiki pembayaran;

 Pendapatan nasional akan bertambah karena


1) ekspor naik,
2) pengurangan impor meningkatkan permintaan produksi domestic
3) kenaikan yang ditimbulkan oleh (1) dan (2) akan mendorong investasi;

 Mungkin inflasi berlaku, yaitu apabila kenaikan harga barang-barang impor akan
mendorong terjadinya kenaikan harga-harga barang produksi dalam negeri. Inflasi
juga dapat berlaku apabila devaluasi dilakukan ketika perekonomian mengalami
kemakmuran yang tinggi. Hal ini disebabkan karena kenaikan ekspor dan
perkembangan ekonomi yang lain yang diakibatkan oleh devaluasi akan menaikkan
upah buruh dan harga-harga (yang dikarenakan permintaan yang berlebihan);

 Di luar negeri mungkin akan melakukan langkah balasan dengan menggunakan


halangan impor (yang dikenakan terhadap ekspor negara yang mendevaluasi
valutanya) atau dengan melakukan devaluasi.
Menurut saya sekarang ini tidak relevan jika melakukan kebijakan devaluasi dengan
kondisi perekonomian Indonesia saat ini karena, menurut saya tingkat pengangguran di
Indonesia masih tergolong rendah dan neraca pembayaran defisit masih stabil dengan
jumlah penerimaan Indonesia.

Sumber : ESPA4110/MODUL 7

Anda mungkin juga menyukai