Anda di halaman 1dari 10

INFLANSI

ILMU EKONOMI
KELOMPOK 6:
1. DHIYA MUKTI NUSATRIO – 200203193
2. GILANG FIRMANSYAH RAMADHAN – 200203204
3. JANEVA TASYA TAMADIAN – 200203212
4. R. AYATAMA LA’WIDEZNA – 200203262
5. SHALVINA PUTTY JELITA – 200203244
Definisi Inflasi
■ Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(continue), kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila
kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Inflasi berkaitan
dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Selain itu,
ketidakstabilan ekonomi dan tingkat penjualan juga menimbulkan inflasi. Dengan kata lain, inflasi
juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
■ Samuelson (2001) memberikan definisi bahwa inflasi sebagai suatu keadaan dimana terjadi kenaikan
tingkat harga umum, baik barang-barang, jasa-jasa maupun faktor-faktor produksi. Dari definisi
tersebut mengindikasikan keadaan melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya
nilai riil (intrinsik) mata uang suatu negara.
■ Sukwiaty, dkk (2009) memberikan definisi bahwa Inflasi adalah suatu proses atau kejadian yang tidak
berhubungan dengan tinggi rendahnya tingkat harga. Sehingga, jangan berpendapat apabila tingkat
harga suatu barang tinggi hal itu berarti inflasi juga tinggi. Inflasi berlangsung apabila proses kenaikan
harga berjalan secara terus menerus serta saling mempengaruhi.
Dari definisi yang ada tentang inflasi dapatlah ditarik tiga
pokok yang terkandung di dalamnya (Gunawan, 1991),yaitu

■ Adanya kecenderungan harga-harga untuk meningkat, yang berarti mungkin saja tingkat
harga yang terjadi pada waktu tertentu turun atau naik dibandingkan dengan
sebelumnya, tetapi tetap menunjukkan kecenderungan yang meningkat.
■ Peningkatan harga tersebut berlangsung terus menerus, bukan terjadi pada suatu waktu
saja.
■ Mencakup tingkat harga umum (general level of prices) yang berarti tingkat harga yang
meningkat itu bukan hanya pada satu atau beberapa komoditi saja.
Faktor-faktor Penyebab Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, terdapat dua variabel penting yang selalu dijadikan piranti dalam
melakukan berbagai analisis ekonomi, termasuk dalam menganalisis faktor-faktor yang
menyebabkan inflasi. Dua variabel tersebut adalah permintaan dan penawaran agregat.
a) Permintaan agregat pada dasarnya merupakan jumlah seluruh kebutuhan konsumsi dan
investasi dalamsuatu perekonomian.
b) penawaran agregat adalah seluruh potensi yang dimiliki oleh suatu perekonomian
untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan oleh perekonomian yang
bersangkutan. Penawaran agregat,secara umum, mencerminkan seluruh kapasitas
produksi yang dimiliki suatuperekonomian, dan pada umumnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor produksiyang tersedia, teknologi, dan produktivitas. Pada tingkat
keseimbangan ekonomi, besarnya permintaan dan penawaran agregat tersebut akan
sama.
Permintaan dan penawaran
faktor penawaran lainnya yang memicu kenaikan
harga penawaran atas suatu barang (termasuk
barang-barang yang harus diimpor), serta harga
barang-barang yang dikendalikan oleh
Pemerintah. Contoh :adanya kenaikan harga
minyak dunia, harga Bahan Bakar Minyak
(BBM), dan Tarif Dasar Listrik (TDL).
■ Inflasi Penawaran
Inflasi yang disebabkan oleh sisi permintaan
Faktor kedua yang menyebabkan inflasi maupun penawaran mempunyai kesamaan dalam
adalah faktor penawaran, dan inflasi yang hal menaikkan tingkat harga output (kenaikan
ditimbulkan sering disebut sebagai cost harga secara umum-inflasi). Akan tetapi, kedua
push atau supply shock inflation. Jenis faktor tersebut mempunyai dampak yang berbeda
inflasi ini disebabkan oleh kenaikan biaya terhadap volume output (PDB riil).
produksi atau biaya pengadaan barang dan
jasa.
■ Inflasi Ekspektasi
Inflasi juga dapat disebabkan oleh ekspektasi para Ekspektasi inflasi juga dapat disebabkan oleh
pelaku ekonomi atauyang sering disebut inflasi ekspektasi pelaku ekonomi yang didasarkan pada
ekspektasi (Gordon, 2007). Apabila para pelaku perkiraan yang akan datang akibat adanya kebijakan
ekonomi, baik individu, lembaga atau dunia yang dilakukan oleh pemerintah pada saat ini.Selain
usaha,berpikir bahwa laju inflasi yang terjadi di itu juga ada inflasi berasal dari dalam negeri dan luar
waktu-waktu yang lalu masih akan terjadi di negeri.
waktu yang akan datang, maka para pelaku
Pembentukan inflasi ekspektasi yang bersifat adaptif
ekonomi akan melakukan antisipasi untuk
(backward expectation) ini dipengaruhi oleh
mengurangi kerugian yang mungkin timbul.
berbagai hal yang antara lain sebagai berikut:
Demikian juga pelaku usaha akan
memperhitungkan biaya produksi dengan a) inflasi permintaan yang persisten di masa lalu,
kenaikan tingkat harga seperti pada waktu yang
lalu. b) inflasi penawaran yang besar atau sering terjadi

Contoh : apabila pada waktu-waktu yang lalu rata- c) inflasi penawaran yang diperkuat oleh kebijakan
rata inflasi sebesar 7%, maka seorang pengusaha moneter yang akomodatif. Untuk mengurangi
akan menaikkan harga jual produknya sebesar 7% dampak ekspektasi inflasi adaptif ini perlu
pada tahun yang akan datang, meskipun laju peningkatan kredibilitas (kebijakan) bank
inflasi yang akan terjadi mungkin tidak sebesar sentral.
7%.
Dampak Inflasi
Akibat kenaikan harga barang dan jasa, maka
nilai suatu mata uang akan mengalami penurunan dan
daya beli mata uang tersebut menjadi semakin lemah.
Penurunan daya beli tersebut selanjutnya akan
berdampak terhadap individu, dunia usaha, serta
anggaran pendapatan dan belanja pemerintah.
Inflasi memiliki efek positif dan negatif., inflasi
yang rendah dapat mendorong perekonomian yang
lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional
dan mendorong masyarakat untuk bekerja.
Sebaliknya, selama periode inflasi tinggi, ketika
inflasi tidak terkendali (inflasi berlebihan),
perekonomian menjadi bergejolak dan perekonomian
mengalami stagnasi. Orang-orang frustrasi dengan
pekerjaan, tabungan, investasi,

dan produksi karena harga naik dengan cepat.


Pengaruh inflasi terhadap perekonomian negara dan perdagangan
internasional.

• Perekonomian Negara
Jika perekonomian suatu negara sedang lesu, Maka dapat menempuh kebijakan moneter ekspansif
dengan memangkas suku bunga. Jika inflasi tidak terkendali, prospek pembangunan ekonomi jangka
panjang akan memburuk. Inflasi yang lebih tinggi akan menyebabkan investasi produktif yang lebih
rendah, ekspor yang lebih rendah dan impor yang lebih tinggi. Proses ini memperlambat pertumbuhan
ekonomi.

• Perdagangan Internasional
Pada saat terjadi inflasi dalam negeri, harga barang produksi dalam negeri akan lebih mahal dari
produksi luar negeri, sehingga barang produksi dalam negeri akan kalah bersaing dengan produksi luar
negeri. Akibatnya, nilai ekspor akan lebih kecil dari nilai impor, sehingga neraca perdagangan kita akan
mengalami defisit, dan defisit tersebut dapat menguras cadangan devisa negara.
THANK YOU
Jika ada pertanyaan ?

Anda mungkin juga menyukai