PENGANGGURAN
Lathiefah Rabbaniyah, S.E.I., M.E.K.
INFLASI
■ Inflasi merupakan peristiwa moneter yang dijumpai hampir pada semua negara di
dunia. Inflasi dalam moneter menyangkut pada barang, uang, dan berkaitan dengan
harga.
■ Harga-harga akan naik bila terjadi kondisi-kondisi yang mempengaruhi keadaan
moneter sebagai berikut:
– bila suatu negara berusaha untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih
cepat dari yang dibutuhkan
– bila berbagai golongan dalam perekonomian berusaha untuk memperoleh
tambahan pendapatan relatif yang lebih besar dari kenaikan produktivitasnya
– bila pengharapan (expectation) yang terlalu bersemangat akan menyebabkan
permintaan barang atau jasa naik terlalu cepat dibandingkan pertambahan
output yang mungkin bisa dicapai perekonomian tersebut.
DEFINISI INFLASI
■ Inflasi adalah kelebihan permintaan (exces demand) terhadap penyediaan barang-barang dalam suatu
perekonomian secara keseluruhan (A.P. Lerner, 1995) Kelebihan tingkat pengeluaran atau permintaan akan
barang dan jasa dipandang sebagai:
– Kelebihan tingkat pengeluaran (exces spending) dari barang akhir dibanding dengan penyediaan output
maksimum dengan sumber-sumber produksi yang tersedia, yang dapat dicapai dalam jangka panjang,
maksudnya adalah pengerjaan faktor-faktor produksi yang normal.
– Too much money is chasing the available goods yaitu barang-barang yang tersedia terlalu sedikit
dibandingkan dengan tingkat pengeluaran yang diharapkan.
■ Inflasi adalah keadaan dimana pendapatan nominal jauh lebih cepat meningkat dibandingkan dengan
pendapatan nasional riil. Atau pendapatan nominal jauh lebih cepat meningkat dibandingkan dengan
peningkatan arus barang-barang dan jasa yang tersedia (F.W. Paish).
■ Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Inflasi merupakan
suatu proses ketidak seimbangan (disequilibrium) yang mana tingkat harga terus menerus mengalami
peningkatan selama periode tertentu.
■ Dari pengertian inflasi di atas, terkandung tiga unsur pokok yaitu; a) adanya kecenderungan (trend) harga-
harga untuk meningkat, b) kenaikan harga-harga itu berlangsung berkelanjutan (sustainable increase), c)
kenaikan harga bukan pada satu atau beberapa komoditi saja tetapi tingkat harga umum (general level of
price).
INFLASI DILIHAT DARI BERBAGAI SUDUT
PANDANG
Bila dilihat dari sifatnya pengangguran itu dapat dibedakan pada dua sifat,
adalah sebagai berikut :
1) Pengangguran sukarela (voluntary unemployment)
Pengangguran sukarela adalah pengangguran yang bersifat sementara,
karena seseorang ingin mencari pekerjaan yang lebih cocok.
2) Pengangguran dukalara (involuntary unemployment)
Pengangguran dukalara adalah pengangguran yang terpaksa diterima
oleh seseorang, walaupun sebenarnya dia masih ingin bekerja.
Pengangguran sukarela maupun pengangguran dukalara erat kaitannya dengan jenis-jenis pengangguran
berikut:
a) Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Bila suatu perekonomian yang terus mengalami perkembangan dan kemajuan, maka pegangguran
akan semakin menjadi rendah, dan akhirnya perekonomian mencapai penggunaan tenaga kerja
penuh (full employment) yaitu pengangguran tidak melebihi dari 4 %.
Pengangguran friksional bukanlah wujud sebagai akibat dari ketidakmampuan memperoleh
pekerjaan, melainkan sebagai akibat dari keinginan untuk mencari kerja yang lebih baik.
Di dalam proses mencari kerja yang lebih baik itu adakalanya harus menganggur, namun
pengangguran ini tidak serius karena bersifat sementara.
1) Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang
bersifat padat karya
2) Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya
investasi baru
3) Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry
4) Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor
lainnya
5) Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya,
dll. Sehingga dapat menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang
investasi baru dari kalangan swasta.
CARA MENGATASI
PENGANGGURAN
Cara Mengatasi Pengagguran Musiman:
1) Pemberian informasi yang cepat jika terdapat lowongan kerja di sektor lain
2) Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu
ketika menunggu musim tertentu.
■ Sedangkan hubungan negatif antara inflasi ■ Dalam teori ini AW Philips mengasumsikan bahwa
dengan pengangguran diperkenalkan oleh AW kenaikan inflasi terjadi karena adanya kenaikan
Philips melalui kurva Philips. Berikut ini adalah permintaan agregat. Tingginya permintaan akan
gambar dari kurva Philips: mendorong tingginya harga barang yang diikuti
dengan berkurangnya stok barang perusahaan.
Untuk memenuhi permintaan pasar tersebut
produsen akan melakukan penambahan kapasitas
produksi dengan melakukan penambahan jumlah
tenaga kerja. Semakin tinggi permintaan akan
tenaga kerja, pengangguran cenderung semakin
rendah. Teori ini berdasarkan kondisi resesi di
Amerika Serikat saat mengalami kondisi
pengangguran tinggi tetapi inflasi juga tinggi.
Pemerintah harus memilih kebijakan yang akan
diambil, apakah akan menurunkan inflasi atau
menurunkan pengangguran. Dalam kurva Philips
tidak dimungkinkan menurunkan keduanya secara
bersamaan.
PENGANGGURAN DI INDONESIA
■ Pengangguran di Indonesia adalah masalah yang belum
terpecahkan. Sebelum krisis ekonomi 1997, tingkat
pengangguran Indonesia umumnya di bawah 5 persen.
Namun, pada tahun 1998, tingkat pengangguran mulai
melebihi 5% hingga pada tahun 2014.
■ Peningkatan tenaga kerja baru, yang lebih besar dari
lapangan kerja yang tersedia, terus menunjukkan
kesenjangan yang semakin besar. Negara semakin besar
setelah krisis ekonomi.
■ Dengan krisis ekonomi, kesenjangan antara peningkatan
tenaga kerja baru dan penyediaan pekerjaan semakin
dalam dan ada PHK. Akhirnya, tingkat pengangguran di
Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun hingga
2005, meskipun mulai menurun hingga 2014,
TERIMA KASIH