Anda di halaman 1dari 22

INFLASI DAN

PENGANGGURAN
Zafran muzafa reza
C1B020104
INFLASI
Pengertian
Pengertian inflasi menurut Bank Indonesia:
■ Kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Namun,
kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila
kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.
Pengertian inflasi menurut Badan Pusat Statistik :
■ Kecenderungan naiknya harga barang dan jasa, pada umumnya yang berlangsung secara
terus menerus. Jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi
mengalami kenaikan.
Penyebab
■ Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)
Penyebab inflasi yang pertama yakni meningkatnya permintaan atau demand pull inflation.
Inflasi ini bisa terjadi karena permintaan atau daya tarik masyarakat yang kuat terhadap
suatu barang. Inflasi terjadi karena munculnya keinginan berlebihan dari suatu kelompok
masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia di
pasaran
■ Inflasi karena Bertambahnya Uang yang Beredar (Quantity Theory Inflation).
Penyebab inflasi selanjutnya yakni dikarenakan bertambahnya uang yang beredar. Teori
inflasi disebabkan karena bertambahnya uang yang beredar dikemukakan oleh kaum klasik
yang menyatakan bahwa ada keterkaitan antara jumlah uang yang beredar dengan harga-
harga. Apabila jumlah barang tetap namun jumlah uang uang yang beredar lebih besar dua
kali lipat maka harga barang pun menjadi lebih mahal dua kali lipat.
■ Meningkatnya Biaya Produksi (Cosh Push Inflation)
Faktor penyebab inflasi selanjutnya yakni meningkatnya biaya produksi. Inflasi
kenaikan biaya produksi atau cost push inflation disebabkan karena adanya dorongan
kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu tertentu secara terus menerus. Secara umum
inflasi kenaikan biaya produksi ini disebabkan karena desakan biaya faktor produksi yang
terus naik.
Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi biasanya terjadi di negara dengan
pertumbuhan ekonomi yang sedang Faktor penyebab inflasi selanjutnya yakni meningkatnya
biaya produksi. Inflasi kenaikan biaya produksiberkembang atau tumbuh pesat namun
dengan angka pengangguran yang cukup rendah. Njadi naik.
Kenaikan biaya faktor produksi biasanya diakibatkan oleh beberapa hal:
- Turunnya nilai tukar mata uang dalam negeri dengan mata uang asing atau depresiasi.
Kenaikan nilai tukar mata uang juga menyebabkan bahan baku atau barang dari luar negeri
menjadi semakin mahal.
- Inflasi di luar negeri, khususnya negara partner dagang menyebabkan barang dan produk
dari luar negeri juga semakin mahal.
- Ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja dan permintaan barang produksi membuat
pemerintah akan menaikkan harga produksi. Salah satu cara menikkan harga produksi
adalah dengan menaikkan upah atau gaji karyawan serta merekrut karyawan baru dengan
tawaran gaji atau upah yang lebih tinggi. Kebijakan yang seperti ini menyebabkan biaya
produksi meningkat, sehingga harga barang produksi juga meningkat.
■ Inflasi Campuran (Mixed Inflation.)
Inflasi campuran ini terjadi karena adanya kenaikan penawaran dan permintaan. Hal ini
terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Ketika
permintaan terhadap suatu barang atau jasa bertambah, kemudian mengakibatkan
penyediaan barang dan faktor produksi menjadi turun. Sementara itu, pengganti atau
substitusi untuk barang dan jasa tersebut terbatas atau tidak ada.
■ Inflasi ekspektasi (Expected inflation)
Penyebab inflasi selanjutnya yakni inflasi ekspektasi. Expected inflation atau inflasi
inspektasi terjadi sebagai akibat dari perilaku masyarakat yang berpendapat bahwa kondisi
ekonomi di masa yang akan datang akan menjadi lebih baik lagi. Harapan masyarakat akan
kondisi ekonomi di masa yang akan datang juga bisa menyebabkan terjadinya inflasi
permintaan atau juga inflasi biaya produksi. Inflasi jenis ini tergolong sulit untuk dideteksi
karena kejadiannya tidak terlalu signifikan.
dampak
■ Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan
Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat.
Pada kondisi tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk
memperluas produksi sehingga meningkatkan perekonomian. Namun, inflasi akan
berdampak buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap
sedangkan harga barang/ jasa naik.
■ Dampak Inflasi Terhadap Ekspor
Dampak selanjutnya yakni inflasi juga dapat berdampak terhadap ekspor negara.
Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang ketika mengalami inflasi, karena biaya
ekspor akan lebih mahal. Selain itu, daya saing barang ekspor juga mengalami penurunan,
yang pada akhirnya pendapatan dari devisa pun berkurang
Menghitung inflasi

■ Cara Menghitung Inflasi


Negara memiliki cara menghitung inflasi menggunakan indikator yang ada. Angka
didapat dari berbagai sumber dalam jangka waktu tertentu. Jika tren harga terus naik dan
bertahan, tandanya inflasi sudah terjadi. Berikut indikator yang dimiliki oleh pemerintah.
Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merupakan harga rata-rata kebutuhan konsumen.
Indeks harga produsen yang merupakan harga rata-rata dari bahan baku untuk produksi.
Indeks harga komoditas yaitu menilik harga barang-barang tertentu.
Indeks biaya hidup melihat pada rata-rata biaya hidup di masyarakat.
Melihat besarnya perubahan harga PDB atau Produksi Domestik Bruto
Kalau salah satu indikator sudah diketahui, cara menghitung inflasi rata-rata pertahun
adalah dengan menghitung selisihnya, dibagi dengan IHK terbaru, dan dikalikan dengan
100. Begini ilustrasinya:
IHK BBM tahun 2008= Rp4.000 per liter
IHK BBM tahun 2019= Rp6.550 per liter
Cara menghitung inflasi:
(Rp6.550 – Rp4.000)/Rp6.550 x 100= 0,389 x100 = 38,9%
Selama kurang lebih 11 tahun, inflasi yang dialami Indonesia dilihat dari IHK BBM adalah
38,9%. Artinya, rata-rata inflasi per tahun adalah 3,5%. Tentu saja, angka ini bisa
dibandingkan dengan IHK lain untuk melihat inflasi secara keseluruhan.
PENGANGGURAN
Pengertian

■ Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana


seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan
secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan.
■ Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran sebagai orang yang tidak
bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan (BPS, 2001: 8).
■ Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam
perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
Jenis pengangguran
■ Pengangguran menurut cara ini terdapat 4 jenis pengangguran yaitu:
1. Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan
adanya kendala waktu, informasi dan kondisi antara pencari kerja dengan pembuka lamaran
pekerjaan. Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh
pekerjaan, tetapi karena sedang mencari pekerjaan lain yang lebih baik.
2. Pengangguran Silikal
Pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan
perekonomian. Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh. Adakalanya
permintaan agregat lebih tinggi, dan hal ini mendorong pengusaha menaikkan produksi
untuk itu lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran berkurang.
Akan tetapi pada masa lainnya permintaan agregat mengalami penurunan.Kemerosotan
permintaan agregat ini mengakibatkan perusahaa-perusahaan mengurangi pekerja atau
menutup perusahaannya, maka pengangguran akan bertambah.
3. Pengangguran Struktual
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang akibatkan oleh perubahan
struktur kegiatan ekonomi. Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan
terus berkembang maju sebagian akan mengalami kemunduran.
Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor yaitu munculnya
barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan atas barang
tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor
produksi industri sangat menurun karena persaingan yang lebih serius dari negara-negara
lain.
4. Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin
dan kemajuan teknologi lainnya. Contohnya racun rumput telah mengurangi penggunaan
tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah dan lahan pertanian lainnya. Begitu
juga mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubah, memotong
rumput, membersihkan kawasan, dan memungut hasil.
■ Pengangguran menurut ciri pengangguran yang berlaku :
1. Pengangguran Terbuka.
Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang terjadi karena pertambahan
lowongan pekerjaan lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Akibatnya dalam
perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh
pekerjaan. Efek dari keadaan ini dalam jangka panjang mereka tidak melakukan suatu
pekerjaan. Mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu.
2. Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran tersembunyi adalah pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya
tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan, padahal dengan mengurangi tenaga kerja sampai
jumlah tertentu tidak akan mengurangi jumlah produksi. Pengangguran ini terutama terjadi
di sektor pertanian atau jasa. Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah
tenaga kerja yang digunakan tergantung kepada banyak faktor. Faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin
yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai.
3. Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran tersembunyi adalah pengangguran yang terjadi karena terlalu
banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan, padahal dengan mengurangi tenaga kerja
sampai jumlah tertentu tidak akan mengurangi jumlah produksi. Pengangguran ini terutama
terjadi di sektor pertanian atau jasa.
Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan
tergantung kepada banyak faktor. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besar atau
kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang digunakan dan tingkat produksi
yang dicapai.
4. Pengangguran Setengah Menganggur
Kelebihan penduduk di sektor pertanian di negara-negara berkembang disertai pertambahan
penduduknya yang cepat telah menimbulkan percepatan dalam proses urbanisasi.
Salah satu tujuan dari urbanisasi tersebut adalah untuk mencari pekerjaan di kota-kota. Tidak
semua orang yang hijrah ke kota-kota dapat memperoleh pekerjaan. Banyak di antara mereka
yang terpaksa menganggur sepenuh waktu
Dampak Pengangguran

A.Dilihat dari segi ekonomi, pengangguran memiliki dampak sebagai berikut:

1. Pengangguran secara tidak langsung berkaitan dengan pendapatan nasional. Tingginya


jumlah pengangguran akan menyebabkan turunnya produk domestik bruto (PDB), sehingga
pendapatan nasional pun akan mengalami penurunan.
2. Pengangguran akan menghambat investasi, karena jumlah tabungan masyarakat ikut
menurun.
3. Pengangguran akan menimbulkan menurunnya daya beli masyarakat, sehingga akan
mengakibatkan kelesuan dalam berusaha.
B. Dampak Pengangguran Terhadap Individu dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang
mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:

1. Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian


2.Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
Cara Untuk Mengatasi Pengangguran
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengangguran secara umum adalah sebagai berikut:

1. Memperluas kesempatan kerja


Menurut Soemitro Djojohadikusumo, kesempatan kerja dapat diperluas dengan dua cara, yaitu:
-Pengembangan industri, terutama jenis industri yang bersifat padat karya (yang dapat menyerap relatif
banyak tenaga kerja);
-Melalui berbagai proyek pekerjaan umum, seperti pembuatan jalan, saluran air, bendungan dan
jembatan.
2. Menurunkan jumlah angkatan kerja
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan jumlah angkatan kerja, misalnya program
keluarga berencana, program wajib belajar dan adanya pembatasan usia kerja minimum.
3. Meningkatkan kualitas kerja dari tenaga kerja yang ada,
sehingga mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan keadaan. Banyak cara yang bisa
dilakukan, seperti melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, kursus, balai latihan kerja,
mengikuti seminar dan yang lainnya.
Untuk itu perlu diupayakan cara mengatasi pengangguran, antara lain sebagai berikut:

-Meningkatkan mutu pendidikan


-Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai tuntutan industri
modern
-Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan
-Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal
-Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya
-Membuka kesempatan kerja ke luar negeri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai