Kurva Philip dikemukakan oleh A.W Philips pada tahun 1958 dalam
sebuahartikel pada jurnal Inggris, artikel tersebut berjudul “ The Relationship
betweenUnmeployment and The Rate of Change of Money Wages in The United
Kingdom1861-19”.Dalam artikel tersebut, Philips menunjukkan kolerasi negative
antara tingkat pengangguran dan tingkat infsi. Dengan kata lain, Philips
menunjukkan bahwa tahun tahun dengan tingkat pengangguran rendah cenderung
memiliki infasitinggi, sedangkan tahun-tahun dengan pengangguran tinggi
cenderung memilikiinfasi rendah. Di dalam artikelnya Philips menunjukan
korelasi negative antaratingkat pengangguran dan tingkat infasi.
1. Jenis-jenis Pengangguran
A. Berdasarkan sumber atau penyebab terjadinya, pengangguran di bedakan
menjadi :
- Pengangguran Normal
Adalah pengangguran yang berlaku pada tingkat kesempatan
kerja penuh, dapat juga terjadi karena pekerja sedang menunggu atau
mencari pekerjaan yang lebih baik.
- Pengangguran Struktural
Adalah pengangguran yang disebabkan ketika para pencari
kerja mencari lapangan pekerjaan yang tidak mampu memenuhi
persyaratan yang di tentukan.
- Pengangguran Teknologi
Adalah pengangguran yang disebabkan oleh perkembangan
atau pergantian teknologi.
B. Berdasarkan ciri terbentuknya, pengangguran di bedakan menjadi :
- Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan
lowongan kerja yang lebih rendah dari pertamabahan tenaga kerja.
- Pengangguran Tersembunyi
Adalah keadaan dimana suatujenis kegiatan ekonomi
dijalankan oleh tenaga kerja yang jumlahnya melebihi dari yang
diperlukan.
- Pengangguran Bermusim
Adalah keadaan pada masa-masa tertentu dalam periode waktu
tertentu. Pengangguran ini biasanya terjadi di sektor pertanian.
- Setengah Mengaggur
Adalah keadaan dimana seseorang bekerja di bawah jam kerja normal.
3. Dampak Pengangguran
Masalah pengangguran sangat berdampak pada kehidupan
perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat. Dampak tersebut, antara lain:
- Menurunkan aktivitas perekonomian
- Menurunkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
- Menurunkan tingkat keterampilan
- Menurunkan tingkat penerimaan Negara
- Menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat
1. Kurva Phillips
Kurva Phillips di kemukakan oleh A.W Philips pada tahun 1958, yang
mulanya melukiskan hubungan antara tingkat perubahan upah dengan tingkat
perubahan kesempatan kerja atau tingkat pengangguran.
Kurva Philips ini tidak selalu tetap letaknya. Seperti pendapat Friedman dan
Phelps, Kurva Philips tidak menunjukkan suatu hubungan jangka panjang yang stabil.
Kurva Philips akan bergeser ke luar bila pengambil keputusan mencoba
mempertahankan tingkat pengangguran dibawah tingkat pengagguran natural dan
sebaliknya bila tingkat pengangguran di biarkan berada diatas tingkat pengangguran
natural, maka kurva philips akan bergeser ke bawah.
3.1 Kesimpulan
Inflasi dan pengangguran adalah masalah jangka pendek dalam
perekonomian. Inflasi sendiri diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang saja tidak dapat
dikatakan sebagai inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan
kenaikan harga pada barang lainnya. Inflasi yang terjadi pada suatu negara dapat
digunakan sebagai indikator baik buruknya perekonomian suatu negara.
Sedangkan pengangguran adalah istilah untuk orang yang masuk dalam angkatan
kerja yang sedang mencari perkerjaan dan belum mendapatkannya.
Dalam teori Kurva Phillips, pengangguran yang tinggi akan cenderung
mengurangi inflasi, begitu pula sebaliknya. Hal ini kemudian menunjukan bahwa
antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran terdapat hubungan yang negatif.
Pergeseran dan perubahan pada Kurva Phillips utamanya dipengaruhi
oleh tingkat Inflasi dan Pengangguran sebagai faktor utama terbentuknya Kurva
Phillips itu sendiri. Kedua faktor utama tersebut yaitu, inflasi dan pengangguran
tidak terkait dalam jangka panjang melainkan saling terkait dalam jangka pendek
karena adanya perbedaan kenaikan tingkat dalam periode waktu yang cepat.
Seberapa cepat pertukaran (Trade Off) jangka pendek menghilang tergantung
pada seberapa cepat pemerintah sebagai penentu kebijakan menyesuaikan
harapan atau keinginan.