Anda di halaman 1dari 13

KURVA PHILIPS

2.1 Asal Mula Kurva Philips

Kurva Philip dikemukakan oleh A.W Philips pada tahun 1958 dalam
sebuahartikel pada jurnal Inggris, artikel tersebut berjudul “ The Relationship
betweenUnmeployment and The Rate of Change of Money Wages in The United
Kingdom1861-19”.Dalam artikel tersebut, Philips menunjukkan kolerasi negative
antara tingkat pengangguran dan tingkat infsi. Dengan kata lain, Philips
menunjukkan bahwa tahun tahun dengan tingkat pengangguran rendah cenderung
memiliki infasitinggi, sedangkan tahun-tahun dengan pengangguran tinggi
cenderung memilikiinfasi rendah. Di dalam artikelnya Philips menunjukan
korelasi negative antaratingkat pengangguran dan tingkat infasi.

2.2 Infalsi dan pengangguran kurva philips


Kurva Phillips menggambarkan ciri perhubungan diantara tingkat
kenaikan upah dengan tingkat pengangguran, atau di antara tingkat harga dengan
tingkat pengangguran. Nama kurvatersebut diambil dari orang yang mula-mula
sekali membuat studi dalam aspek tersebut. Dalam tahun 1958 A.W. Phillips,
yang pada waktu itu menjadi Propesor di London school of (conomics,
menerbitkan satu studi mengenai ciri-ciri perubahan tingkat upah di )nggris. 'tudi
tersebut meneliti sifat hubungan diantara tingkat pengangguran dan kenaikan
tingkat upah. Kesimpulan dari studi tersebut adalah terdapat suatu sifat hubungan
yang negative (berbalikan) diantara kenaikan tingkat upah dengan tingkat
pengangguran. Pada ketika tingkat pengangguran tinggi, persentasi kenaikan
tingkat upah adalah rendah dan apabila tingkat pengangguran rendah, persentasi
kenaikan tingkat upah adalah tinggi.

Pasar tenaga kerja didasarkan atas dua asumsi sebagai berikut :


 Penawaran dan permintaan tenaga kerja akan menentukan tingkat upah.
 Perubahan tingkat upah ditentukan oleh besarnya kelebihan permintaan tenaga
kerja yang disebut excess Demand.

2.3 Kurva Phillips Jangka Panjang


Pada awal analisis kurva Phillips dijelaskan bahwa terdapat trade
off antara inflasi dan pengangguran, yaitu kenaikan tingkat inflasi akan diikuti
dengan penurunan tingkat pengangguran. Namun kenyataannya di AS selama
periode tertent menunjukkan bahwa kenaikan tingkat inflasi diikuti oleh
kenaikan tingkat pengangguran. jadi berarti tidak terdapat trade off.
Pergeseran kurva Phillips pertama kali tersadi pada awal tahun 1976 dan
kemudian terjadi lagipada periode tahun 1973-1975 sebagian dampak embargo
minyak Arab terhadap Negara-negara industri yang berpihak pada Israel dalam
perang Timur Tengah. Banyak industri mengalami kebangkrutan karena dilanda
resesi ekonomi dunia yang sangat parah. Pergeseran kurva Phillips berakhir pada
periode tahunan 1979-1982. selama kurun Waktu tersebut terjadi kenaikan
pengangguran dengan bentuk pergeseran kurva Phillips yang berbeda-beda.

2.4 Masalah Inflasi


Inflasi adalah suatu keadaan dimana terdapat kenaikan harga umum
secara terus-menerus. Jadi bukan harga satu atau dua macam barang saja,
melainkan kenaikan harga dari sebagian besar barang dan jasa, dan bukan hanya
satu atau dua kali kenaikan harga, melainkan kenaikan harga secara terus-
menerus selama periode waktu tertentu.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya kenaikan harga atau laju kecepatan
inflasi seringkali digunakan indeks harga. Selain itu, untuk meneliti laju inflasi
biasanya macam barang dikelompokkan menjadi kelompok pangan, sandang,
papan dan lain-lain. Semua kelompok barang tersebut mengalami kenaikan harga
yang ditunjukan oleh kenaikan angka indeks harga masing-masing.
Pembedaan inflasi atas parah tidaknya berguna untuk melihat dampak
dari inflasi yang bersangkutan. Apabila inflasi itu ringan, biasanya justru
mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian
untuk berkembanng lebih baik yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan
membuat orang menjadi bergairah bekerja atau ada insentif untuk bekerja,
menabung, maupun mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi
HiperInflasi, keadaan perkonomian menjadi kacau balau. Dan Perekonomian
menjadi lemah, banyak orang yang tidak bersemangat menabung, maupun
mengadakan investasi dan produksi. Tabungan akan semakin lenyap dan
digantikan dengan Hoarding yaitu, menyimpan dalam bentuk barang bukan uang.
Sebagai akibat keseluruhan, jumlah barang dan jasa menjadi semakin
langka dalam perekonomian, sehingga kenaikan harga akan terjadi sangat cepat
dan perekonomian menjadi semakin parah keadaannya.

2.5 Macam-macam Inflasi


A. Berdasarkan laju pertumbuhan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau
berdasarkan atas parah tidaknya, Inflasi terbagi atas :
 Inflasi Ringan (Kurang dari 10 % per tahun)
 Inflasi Sedang (Antara 10%-30% per tahun)
 Inflasi Berat (Antara 30%-100% per tahun)Inflasi Hyper (Antara 100%-
>100% per tahun)
B. Berdasarkan dari penyebabnya, Inflasi terbagi atas :
 Inflasi Permintaan (Deman inflation)
Adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya tarikkan permintaan terhadap
barang dan jasa, sehingga mendorong harga untuk meningkat. Tarikan
permintaan ini biasanya disebabkan oleh adanya pembelanjaan defisit
atau anggaran belanja pemerintah yang defisit.
 Inflasi Penawaran (Cost Push Inflation)
Adalah inflasi yang ditimbulkan karena desakan kenaikan biaya produksi,
terutama kenaikan biaya kerja atau ubah buruh.
 Inflasi Impor (Imported Inflation)
Inflasi jenis ini terjadi karena pengaruh inflasi dari luar negeri, yaitu
akibat adanya berdaganyan antar negara.
 Inflasi Spiral (Spiral Inflation)
Adalah inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga yang didorong oleh
kenaikan upah dan di ikuti oleh kenaikan harga lagi dan di ikuti oleh
kenaikan upah lagi.

2.6 Faktor-faktor Penyebab Inflasi


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Inflasi, antara lain sebagai
berikut :
1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa
2. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja
3. Kenaikan harga barang impor penambahan penawaran uang dengan cara
mencetak uang baru
4. Kekacauan politik dan ekonomi, seperti yang pernah terjadi di Indonesia
pada tahun 1998, akibatnya angka Inflasi mencapai 70%.

2.7 Dampak Inflasi


Kenaikan harga-harga yang tinggi dan terjadi secara terus-menerus dapat
menimbulkan dampak buruk bukan hanya bagi pemerintah, tetapi bagi banyak
orang karena masalah inflasi sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan
masyarakat. Dampak buruk tersebut, antara lain sebagai berikut :
 Menurunkan pendapatan rill orang-orang yang berpendapatan tetap
 Mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang
 Memperburuk pembagian kekayaan
 Menurunnya investasi produktif dan tingkat kegiatan ekonomi
 Meningkatkan jumlah pengangguran
 Menurunnya Ekspor
 Meningkatnya Impor

2.8 Masalah Pengangguran


Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 – 64
tahun) yang sedang mencari perkerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang
tidak sedang mencari kerja, contohnya seperti ibu rumah tangga dan lain
sebagainya yang karena sesuatu hal tidak atau belum membutuhkan pekerjaan
tidak dapat di sebut pengangguran.
Berdasarkan tingkat pengangguran dapat dilihat kondisi suatu negara,
apakah perekonomiannya berkembang atau lambat dan atau bahkan mengalami
kemunduran. Selain itu dengan tingkat pengangguran, dapat dilihat pula
ketimpangan atau kesenjangan distribusi pendapatan yang diterima suatu
masyarakat negara tersebut.
pengangguran dPenganapat terjadi sebagai akibat dari tingginya tingkat
perubahan angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan adanya lapangan
pekerjaan yang cukup luas serta penyerapan tenaga kerja yang cenderung kecil
persentasenya, Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pertumbuhan
penciptaan lapangan kerja untuk menampung tenaga kerja yang siap bekerja.
Kondisi pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan
potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama
kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal yang
dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.

1. Jenis-jenis Pengangguran
A. Berdasarkan sumber atau penyebab terjadinya, pengangguran di bedakan
menjadi :
- Pengangguran Normal
Adalah pengangguran yang berlaku pada tingkat kesempatan
kerja penuh, dapat juga terjadi karena pekerja sedang menunggu atau
mencari pekerjaan yang lebih baik.
- Pengangguran Struktural
Adalah pengangguran yang disebabkan ketika para pencari
kerja mencari lapangan pekerjaan yang tidak mampu memenuhi
persyaratan yang di tentukan.
- Pengangguran Teknologi
Adalah pengangguran yang disebabkan oleh perkembangan
atau pergantian teknologi.
B. Berdasarkan ciri terbentuknya, pengangguran di bedakan menjadi :
- Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan
lowongan kerja yang lebih rendah dari pertamabahan tenaga kerja.
- Pengangguran Tersembunyi
Adalah keadaan dimana suatujenis kegiatan ekonomi
dijalankan oleh tenaga kerja yang jumlahnya melebihi dari yang
diperlukan.
- Pengangguran Bermusim
Adalah keadaan pada masa-masa tertentu dalam periode waktu
tertentu. Pengangguran ini biasanya terjadi di sektor pertanian.
- Setengah Mengaggur
Adalah keadaan dimana seseorang bekerja di bawah jam kerja normal.

2. Faktor-faktor Penyebab Pengangguran


Ada beberapa hal yang menyebabkan pengangguran, beberapa hal
tersebut antara lain :
- Penduduk yang relatif banyak
- Pendidikan dan keterampilan yang rendah
- Angkatan kerja yang tidak dapat memenuhi persyaratan yang di minta
dunia kerja
- Teknologi yang semakin modern
- Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan
penghematan
- Penerapan rasionalisasi
- Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh musim
- Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan di suatu negara

3. Dampak Pengangguran
Masalah pengangguran sangat berdampak pada kehidupan
perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat. Dampak tersebut, antara lain:
- Menurunkan aktivitas perekonomian
- Menurunkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
- Menurunkan tingkat keterampilan
- Menurunkan tingkat penerimaan Negara
- Menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat
1. Kurva Phillips

Kurva Phillips di kemukakan oleh A.W Philips pada tahun 1958, yang
mulanya melukiskan hubungan antara tingkat perubahan upah dengan tingkat
perubahan kesempatan kerja atau tingkat pengangguran.
Kurva Philips ini tidak selalu tetap letaknya. Seperti pendapat Friedman dan
Phelps, Kurva Philips tidak menunjukkan suatu hubungan jangka panjang yang stabil.
Kurva Philips akan bergeser ke luar bila pengambil keputusan mencoba
mempertahankan tingkat pengangguran dibawah tingkat pengagguran natural dan
sebaliknya bila tingkat pengangguran di biarkan berada diatas tingkat pengangguran
natural, maka kurva philips akan bergeser ke bawah.

1. Ciri-ciri kurva Philips


Kurva Philips ini memiliki tiga ciri, yaitu :Mempunyai lereng yang
negatif dan turun dari kiri atas ke kanan bawah. Menurut Kurva Philips,
hubungan antara tingkat Inflasi dan Pengangguran adalah berbading negatif.
Jadi ketika Inflasi naik maka Pengangguran turun. Sebaliknya ketika Inflasi
turun, maka Pengangguran naik sehingga Kurva ini turun dari kiri atas ke
kanan bawah.
Kurva Philips mempunyai intersep pada sumbu horizontal pada tingkat
Pengangguran Natural, di mana pada saat itu tingkat Inflasi sama dengan nol.
Kurva ini menunjukkan tanggapan tingkat Pengangguran terhadap perubahan
tingkat Inflasi. Ini di tunjukkan oleh besar kecilnya lereng Kurva Philips tersebut.

2.Pergeseran pada Kurva Phillips

Pergeseran Kurva Phillips dapat di jelaskan melalui beberapa tahapan periode


berikut
1. Periode Awal
Pada periode ini, tingkat pengangguran berada pada tingkat normal
dan tidak terdapat permintaan atau penawaran yang moncolok.
2. Periode Kedua
Peningkatan yang cepat pada output selama ekspansi ekonomi menurnkan
tingkat pengangguran. Seiring menurunnya pengangguran, perusahaan
cenderung merkrut pekerja lebih banyak lagi dan memberikan peningkatan
upah yang lebih besar dari biasanya. Saat output melebihi potensinya, utilitas
kapasitas meningkat dan penggelembungan dana meningkat, upah dan harga
mulai naik.
3. Periode Ketiga
Dengan naiknya inflasi maka perusahaan dan pekerja akan
mengharapkan inflasi yang lebih tinggi. Harapan inflasi yang lebih tinggi
tampak dalam keputusan upah dan harga. Tingkat ekspetasi inflasi lalu
meningkat. Tingkat ekspetasi meningkat diatas Kurva Philips awal yang
menunjukkan tingkat ekspetasi inflasi yang lebih tinggi.
4. Periode Akhir
Pada periode akhir, dengan melambatnya perekonomian, kontraksi pada
kegiatan ekonomi membawa output kembali ke potensinya semula dan
meningkatkan pengangguran kembali ke tingkat wajar di titik D. Karena
tingkat ekspektasi inflasi mengingkat, tingkat inflasi pada periode 4 menjadi
lebih besar dari periode 1, meskipun tingkat penganggurannya sama.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Inflasi dan pengangguran adalah masalah jangka pendek dalam
perekonomian. Inflasi sendiri diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang saja tidak dapat
dikatakan sebagai inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan
kenaikan harga pada barang lainnya. Inflasi yang terjadi pada suatu negara dapat
digunakan sebagai indikator baik buruknya perekonomian suatu negara.
Sedangkan pengangguran adalah istilah untuk orang yang masuk dalam angkatan
kerja yang sedang mencari perkerjaan dan belum mendapatkannya.
Dalam teori Kurva Phillips, pengangguran yang tinggi akan cenderung
mengurangi inflasi, begitu pula sebaliknya. Hal ini kemudian menunjukan bahwa
antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran terdapat hubungan yang negatif.
Pergeseran dan perubahan pada Kurva Phillips utamanya dipengaruhi
oleh tingkat Inflasi dan Pengangguran sebagai faktor utama terbentuknya Kurva
Phillips itu sendiri. Kedua faktor utama tersebut yaitu, inflasi dan pengangguran
tidak terkait dalam jangka panjang melainkan saling terkait dalam jangka pendek
karena adanya perbedaan kenaikan tingkat dalam periode waktu yang cepat.
Seberapa cepat pertukaran (Trade Off) jangka pendek menghilang tergantung
pada seberapa cepat pemerintah sebagai penentu kebijakan menyesuaikan
harapan atau keinginan.

Anda mungkin juga menyukai