PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi
pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah ketidakefisienan
dalam penggunaan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian.
Kedua adalah masalah inflasi, inflasi adalah indicator pergerakan harga-harga
barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan
kemampuan daya beli.
4
kemakmuran masyarakat selalu lebih rendah daripada tingkat kemakmuran yang
mungkin mereka capai.
Maka dari itu kami membuat makalah ini dengan tujuan untuk
menunjukkan keadaan-keadaan yang menimbulkan masalah-masalah tersebut.
Kepada seluruh perekonomian dan kepada perorangan-perorangan dalam
perekonomian.
B. Rumusan Masalah
1. Masalah pengangguran
2. Masalah inflasi
3. Masalah pengangguran dan kebijakan fisikal
4. Masalah pengangguran dan kebijakan moneter
5. Masalah inflasi dan kebijakan pemerintah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam kategori angkatan kerja
(penduduk yang berumur 15-59 tahun, ada beberapa Negara lain memakai
kategori 15-64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum
mendapatkannya. Jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja tidak boleh disamakan
dengan jumlah penduduk. Sebagian penduduk tidak bisa di golongkan sebagai
angkatan kerja karena terlalu muda atau terlalu tua untuk bekerja secara efektif.
Golongan penduduk ini tidak termasuk dalam angkatan kerja. Tetapi tidak semua
5
penduduk yang berada di lingkungan umur 15-59 tahun atau 15-64 tahun dapat di
pandang sebagai angkatan kerja. Apabila mereka tidak bekerja dan tidak mencoba
mencari pekerjaan, walaupun umur mereka seperti di atas, maka mereka tidak
termasuk golongan angkatan kerja. Golongan masyarakat seperti itu adalah elajar
sekolah menengah (belum tingkat universitas), mahasiswa dan ibu rumah tangga.
Dengan demikian, jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja pada suatu waktu
tertentu adalah banyaknya jumlah penduduk yang berada dalam lingkungan umur
diatas yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan.
b. Jenis-Jenis Pengangguran
1) Menurut faktor penyebabnya, terbagi atas:
Pengangguran friksional/pengangguran normal
Pada setiap masa sebagian kecil dari angkatan kerja adalah dalam
keadaan menganggur atas kemauannya sendiri. Mereka berhenti
dari tempat pekerjaan yang lama dan mencari pekerjaan lain.
Maksud mereka berhenti dari pekerjaan tersebut adalah untuk
mencari pekerjaan yang lebih baik, memperoleh pendapatan yang
lebih tinggi dan memperoleh jaminan sosial atau fasilitas lainnya
yang lebih baik. Pengangguran yang ingin memperoleh pekerjaan
yang lebih baik tersebut di namakan pengangguran friksional.
6
terpaksalah ara pekerja di berhentikan oleh instansi yang
mempekerjakan mereka. Pengangguran yang demikian di namakan
pengangguran structural.
Pengangguran teknologi
Pengangguran dapat pula di sebabkan oleh adanya pergantian
tenaga manusia oleh mesin atau bahan-bahan kimia. Misalnya :
racun ilalang dan rumput, telah mengurangi penggunaan tenaga
kerja untuk membersihkan sawah, lading dan perkebunan. Begitu
juga mesin telah mengurangi keperluan tenaga kerja untuk
mengorek tanah,memotong rumput, membersihkan hutan untuk
ditanami dan sebagainya. Pengangguran yang di sebabkan oleh
berlakunya pergantian tenaga manusia dengan mesin-mesin yang
lebih modern disebut pengangguran teknologi.
Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur
akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan
tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
Pengangguran tersembunyi
Apabila dalam suatu kegiatan ekonomi tenaga kerja berlebihan,
sehingga berada dalam suatu keadaan dimana sebagian tenaga
kerjanya dipindahkan ke sector lain tetapi produksi dalam kegiatan
itu tidak berkurang. Maka dalam kegiatan itu berlaku suatu jenis
pengangguran yang dinamakan pengangguran tersembunyi atau
pengangguran tak kentara.
Pengangguran musiman
Pengangguran yang terjadi pada masa-masa tertentu pada suatu
tahun. Biasanya pengangguran seperti itu berlaku pada masa-masa
7
dimana kegiatan bercocok tanam sedang menurun kesibukannya.
Didalam masa itu,para petani tidak melakukan pekerjaan sama
sekali, berarti mereka dalam keadaan menganggur. Tetapi
pengangguran itu adalah untuk sementara saja, dan berlaku dalam
waktu-waktu tertentu. Oleh sebab itu, dinamakan pengangguran
musiman.
Setengah pengangguran
Setengah pengangguran,terdiri atas pengangguran sukarela
(voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary
unemployment). Pengangguran sukarela adalah pengangguran
yang menganggur untuk sementara waktu karena ingin mencari
pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran dukalara
adalah pengangguran yang menganggur karena sudah berusaha
mencari pekerjaan namun belum berhasil mendaatkan kerja.
8
2. Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh
berbagai macam faktor-faktor, atau bisa juga disebut penurunan nilai mata uang.
b. Macam-macam inflasi
Berdasarkan tingkat keparahannya :
Inflasi ringan (kurang dari 10% per tahun)
Inflasi sedang (antara 10-30% per tahun)
Inflasi berat (antara 30-100% per tahun)
Inflasi liar atau hyper inflasi yaitu kenaikan harga-harga barang lebih
dari 100 % per tahun.
Berdasarkan penyebabnya :
Inflasi permintaan (demand pull inflation) adalah inflasi yang
disebabkan oleh adanya tarikan permintaan terhadap barang dan jasa,
sehingga mendorong harga untuk meningkat. Tarikan permintaan ini
biasanya disebabkan oleh adanya pembelian defisit atau anggaran
belanja pemerintah yang defisit (deficit financing).
Inflasi penawaran (cost push inflation) adalah inflasi yang ditimbulkan
karena desakan kenaikan biaya produksi, terutama kenaikan biaya
tenaga kerja atau upah buruh.
Inflasi spiral (siral inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh
kenaikan harga yang di dorong oleh kenaikan upah dan di ikuti oleh
kenaikan harga lagi, dan diikuti oleh kenaikan upah lagi.
9
Inflasi impor atau imported inflation. Inflasi jenis ini terjadi karena
pengaruh inflasi dari luar negeri, yaitu akibat adanya perdagangan
antar Negara.
c. Mengukur inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat presentase perubahan
sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut diantaranya :
d. Kurva Philips
Terdapat suatu trade-off antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran,
yaitu bila tingkat pengangguran tinggi, laju inflasi rendah. Sedangkan bila
tingkat pengangguran rendah, laju inflasi tinggi. Keadaan ini pertama kali di
kemukakan oleh A.W Philips ada tahun 1958 yang mulanya melukiskan
hubungan antara tingkat perubahan upah dengan tingkat perubahan
kesempatan kerja.
10
Kurva Philips mempunyai intersep pada sumbu horizontal pada tingkat
pengangguran natural, dimana pada saat itu tingkat inflasi sama
dengan nol.
Kurva ini menunjukkan tanggapan tingkat pengangguran terhadap
perubahan tingkat inflasi. Ini ditunjukkan oleh besar kecilnya lereng
kurva Philips tersebut.
Kurva Philips ini tidak selalu tetap letaknya, tetapi seperti pendapat
friedman dan phelps, bahwa kurva Philips tidak menunjukkan suatu hubungan
jangka panjang yang stabil. Kurva Philips itu akan bergeser ke luar bila
pengambil keutusan mencoba mempertahankan tingkat pengangguran
dibawah tingkat pengangguran natural, dan sebaiknya bila tingkat
pengangguran di biarkan berada di atas tingkat pengangguran natural, maka
kurva Philips akan bergeser ke bawah. Selanjutnya friedman dan phelps
seperti halnya dengan Philips sendiri menyatakan bahwa semakin tinggi
tingkat pengangguran semakin cepat kenaikan tingkat upah dan harga. Dan
semakin tinggi inflasi akan semakin cepat pada kanaikan tingkat upah.
e. Dampak inflasi
Dampak positif
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif
dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja,
menabung dan mengadakan investasi.
Dampak negative
a) Bertambahnya jumlah pengangguran dan memperlambat
pembangunan
b) Menurunkan pendapatan riil dari orang yang
berpenghasilan tetap
c) Kekacauan sosial dan politik.
11
3. Kebijakan Pemerintah
12
Kedua pasar tersebut akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga
dan tingkat bunga akan mempengaruhi permintaan agregat.
Kebijakan fisikal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan agregat
dan penawaran agregat.
Pada gilirannya permintaan agregat dan penawaran agregat itu akan
menentukan keadaan di pasar barang dan jasa.
Kondisi pasar barang dan jasa itu akan menentukan tingkat harga dan
pengerjaan dari faktor-faktor produksi.
Selanjutnya tingkat harga dan kesempatan kerja akan menentukan tingkat
pendapatan dan tingkat upah yang di harapkan.
Keduanya akan mempunyai umpan balik yaitu terhadap permintaan
agregat, dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap penawaran
agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga.
a. Kebijakan Fisikal
Kebijakan fisikal adalah kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah
dengan cara memanipulasi anggaran pendapatan dan belanja Negara. Artinya
pemerintah data meningkatkan atau menurunkan pendapatan Negara atau belanja
Negara dengan tujuan untuk mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan
nasional.
13
Anggaran berimbangan terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran
sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni
terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.
b. Kebijakan moneter
14
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen
kebijakan moneter, yaitu antara lain :
1) Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar
dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah. Jika ingin
menambah jumlah uang yang beredar, pemerintah akan membeli surat
berharga pemerintah. Namun, jika ingin jumlah uang yang beredar
berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah
kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah diantaranya SBI atau
singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau Surat Berharga
Pasar Uang.
15
yang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih kepada
bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang yang beredar pada
perekonomian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai uraian diatas mengenai berbagai macam dan sebab, serta
cara menanggulangi inflasi, kita telah memahami bahwa inflasi pada tingkat yang
rendah akan berfungsi untuk mendorong perkembangan perekonomian, sedangkan
inflasi pada laju yang tinggi justru akan menghambat perkembangan
perekonomian. Inflasi dapat disebabkan oleh tarikan permintaan yang biasanya
timbul karena meningkatnya anggaran defisit pemerintah, dan dapat pula
dikarenakan oleh meningkatnya biaya produksi karena desakan kenaikan upah
tenaga kerja oleh para organisasi buruh.
16
Terdapat suatu trade-off antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran,
yaitu bila tingkat inflasi ditekan,tingkat engangguran meningkat. Sebaliknya bila
tingkat pengangguran di tekan tingkat inflasi akan menjadi lebih cepat. Padahal
kedua keadaan itu sama-sama tidak menyenangkan bagi masyarakat.
17