Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan


Dalam kehidupan ekonomi terdapat hubungan antara jumlah uang yang
beredar dengan jumlah barang yang diperdagangkan. Keseimbangan antara
jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang dibutuhkan harus
diperhatikan. Apabila uang yang beredar di masyarakat kurang atau melampaui
jumlah yang dibutuhkan untuk membeli barang-barang yang diperdagangkan,
maka akan berpengaruh terhadap harga.
Pada gejala moneter menurut Irving Fisher Equation dan beberapa
agregate ekonomi makro, seperti inflasi dan defaluasi. Dalam suatu perekonomian
akan dibahs mengenai efek dari mix policy (kebijaksanaan ganda), kebijaksanaan
konstruktif dan kebijaksanaan yang ekspansif.
Dalam kehidupan perekonomian sehari-hari, harga selalu berubah-ubah
dari waktu ke waktu, adakalanya turun dan dapat juga naik, namun
kecenderungan harga meningkat lebih besar dirasakan di berbagai Negara.
Keadaan sepeti ini menunjukkan tidak keseimbangan jumlah uang yang beredar
dibandingkan dengan barang yang beredar.
Gejala meningkatnya harga merupakan kejadian yang umum di dalam
perekonomian suatu Negara yang disebut gejala inflasi. Namun, adakalanya
terjadi sebaliknya, yaitu masa-masa harga menurun yang disebut dengan masa
deflasi, walaupun kenyataannya lebih besar kecenderungan harga-harga naik
dibandingkan dengan merosotnya harga. Baik inflasi maupun deflasi merupakan
penyakit ekonomi yang kerap melanda suatu Negara dan akan mengakibatkan
terjadinya hambatan-hambatan dalam kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, setiap
Negara berusaha untuk mengatasi naik-turunnya harga dengan berbagai
kebijakan.
Oleh karena itu penulis membuat sebuah makalah yang berjudul “gejala
moneter dalam suatu perekonomian”. Makalah ini merupakan tugas kelompok
mata kuliah ekonomi moneter program studi pendidikan ekonomi semester tiga.

1
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang penulisan di atas maka dapat diperoleh identifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Inflasi ?
2. Bagaimana peran pemerintah dalam usaha untuk mengatasi inflasi ?
3. Apa dampak inflasi terhadap perekonomian nasional dan masyarakat ?

1.3 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, rumusan
masalah pada penulisan ini adalah “ apa saja kebijakan yang dilakukan dalam
usaha mengatasi dampak inflasi ? “.

1.4 Batasan Masalah


Tulisan ini membatasi permasalahan mengenai gejala moneter dalam suatu
perekonomian yang berkaitan dengan inflasi.

1.5 Tujuan Penulisan


Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui gejala-gejala moneter dalam suatu perekonomian
seperti inflasi dan deflasi.
2. Untuk mengetahui dampak inflasi dan deflasi dalam suatu perekonomian.
3. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah untuk mengatasi laju
inflasi dan deflasi.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah penanggulangan inflasi.

1.6 Manfaat Penulisan


Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca :

2
1. Sebagai pengetahuan mengenai gejala-gejala moneter dalam suatu
perekonomian.
2. Sebagai pengetahuan mengenai pengertian inflasi dan deflasi serta
dampaknya terhadap suatu perekonomian.
3. Sebagai pengetahuan mengenai antisipasi pengelolaan keuangan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Sebagai pengetahuan penanggulangan dampak inflasi dan deflasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inflasi


Jika arus uang yang beredar dalam masyarakat melampaui arus barang,
sedangkan alat-alat produksi sudah dipergunakan sepenuhnya namun penambahan
barang tidak mengimbangi penambahan peredaran uang, harga-harga cenderung
naik dan daya beli uang menurun, maka terjadilah apa yang disebut inflasi.
Namun kenaikan harga satu-dua jenis barang saja belum bisa dikatakan inflasi,
kecuali bila kenaikan harga tersebut meluas pada sebagian besar harga-harga
lainnya. Demikian juga dengan kenaikan harga yang bersifat musiman misalnya,
kenaikan harga menjelang hari-hari besar seperti lebaran atau kenaikan harga
yang terjadi sekali saja tidak bisa dikatakan inflasi. Kenaikan harga semacam itu
tidak dianggap sebagai masalah ekonomi dan tidak memerlukan kebijakan khusus
untuk mengatatasinya.
Jadi inflasi adalah suatu keadaan yang mengakibatkan naiknya harga
secara umum dan terus menerus (continue). Dengan kata lain inflasi merupakan
proses menurunnya nilai uang secara continue. Inflasi merupakan proses suatu
peristiwa dan bukan tinggi rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang
dianggap tinggi belum menunjukkan inflasi, dianggap inflasi jika terjadi proses
kenaikan harga yang terus menerus dan saling pengaruh mempengaruhi.
Walaupun inflasi tidak secara otomatis menurunkan standar hidup, namun
inflasi tetap merupakan masalah, karena tiga alas an, yaitu :
1. Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.
2. Inflasi mengakibatkan redistribusi pendapatan di antaa anggota
masyarakat.
3. Inflasi dapat menyebabkan perubahan output dan kesempatan kerja.

2.2 Penggolongan Inflasi

4
1. Berdasarkan Asal Timbulnya Inflasi dibedakan menjadi dua :
• Inflasi yang berasal dari dalam negeri, misalnya sebagai akibat terjadinya
defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru
dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
• Inflasi yang berasal dari luar negeri, yaitu inflasi sebagai akibat naikkya
harga barang impor. Hal ini terjadi akibat biaya produksi barang di luar
negeri tinggi atau adanya kenaikan tariff impor barang.

2. Berdasarkan cakupan pengaruh kenaikan harga


Jika terjadi kenaikan harga secara umum hanya berkaitan dengan beberapa
barang tertentu secara kontiniu disebut inflasi tertutup (closed inflation)
dan apabila kenaikan harga terjadi secara keseluruhan disebut inflasi
terbuka (open inflation), sedangkan apabila serangan inflasi demikian
hebatnya dan setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat
sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nialai
uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (hyper inflation).
3. Berdasarkan parah atau tidaknya inflasi
Berdasarkan parah tidaknya, inflasi dapat digolongkan :
• Inflasi ringan (di bawah 10 % setahun)
• Inflasi sedang (antara 10 % - 30 %)
• Inflasi berat (antara 30 % - 100 %)
• Inflasi tak terkendali (di atas 100%).

2.3 Sebab-Sebab Timbulnya inflasi


• Tarikan Permintaaan
Bertambahnya permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa
menyebabkan bertambahnya permintaan factor-faktor produksi.
Menigkatnya permintaan trhadap produksi menyebabkan harga factor-
faktor produksi meningkat. Jadi inflasi trjadi karena suatu kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan berada dalam

5
situasi full employment.. infalsi yang ditimbulkan oleh pemintaan total
yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal
dengan istilah demand pull inflation.
• Desakan Biaya (cosh push inflastion)
Biasanya pada batas demand pull inflation ada kecenderungan untuk
meningkatkan produksinya akibat meningkatnya permintaan dalam
masyarakat, akan tetapi kenaikan harga tersebut diikuti dengan
menurunnya omzet penjualan sebagai akibat kelesuan pasar sekalipun
harga meningkat namun pendapatan nyata berkurang karena penurunan
penawaran agregat. Contohnya bila panen raya petani gagal atau
penurunan penawaran minyak bumi akan menurunkan penawaran agregat
sehingga tingkat harga naik. Inflasi yang terjadi karena penurunan agregat
sering di sebut cost push inflation.
• Inflasi Campuran
Inflasi campuran adalah inflasi yang terjadi disebabkan oleh kombinasi
(campuran) antara unsure inflasi terikan permintaan dan inflasi dorongan
biaya.
• Inflasi Impor (imported Inflation)
Imported imflation adalah inflasi yang terjasi karena pengaruh inflasi dari
luar negeri. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perdagangan antar
Negara. Pengaruh ekonomi luar negeri dapat mempengaruhi ekonomi
dalam negeri misalnya suatu Negara sedang mengalami inflasi, kemudian
barang dari Negara tersebut dibutuhkan oleh Negara lain dan diimpor
maka barang tersebut menjadi lebih mahal.

Sebab-sebab timbulnya gejala Moneter :


1. Sektor Impor ekspor
Sebelumnya sudah dijelaskan, keseimbangan external balance (X-M) +
(Xs – Ms) + T = AD + AE dimana ekspor merupakan sumber penerimaan
devisa sedangkan impor merupakan sumber penerimaan devisa sedangkan
impor merupakan pengeluaran devisa.

6
- Jika ekspor lebih besar dari pada impor maka aka nada tekanan
inflasi karena semakin besarnya jumlah unag yang beedar (valuta
asing).
- Jika impor lebih besar dari ekspor maka akan terjadi deficit neraca
pembayaran. Bila pemerintah tidak berhasil menjalankan
kebijaksanaan eektif untuk mendorong ekspor dan tidak berhasil
membendung ekspor dan tidak berhasil membendung impor, maka
devaluasi sebagai salah satu alternative.

2. Devaluasi
Devaluasi adalah menurunkan nilai tukar mata uang sendiri terhadap mata
unag asing. Dalam hal inii ada keergantungan terhadap mata uang yang
dianggap kuat yaitu dollar amerika.
Akibat dari devaluasi :
- Devaluasi mengakibatkan harga jual barang impor relative lebih
mahal jika dibandingkan dengan harga jual produk local.
- Devaluasi membuat harga jual produk dalam negeri relative lebih
murah dibandingkan harga jual barang impor.

2.4 Cara-Cara Mengatasi Inflasi


Usaha mengatasi inflasi haruslah dimulai dar sebab-sebab terjadinya.
Inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya, yaitu bagaimana memecahkan masalah
inflasi atau bagaimana membebaskan masyarakat dari tekanan inflasi.
Beberapa ahli ekonomi, baik dari kaum klasik maupun Keynes menyetujui
bahwa inflasi tidak hanya ada kaitannya dengan jmlah uang yang beredar, tetapi
juga dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Oleh
karena itu, untuk menanggulangi inflasi yang utama ialah bagaimana menekan
laju pertumbuhan jumlah uang yang beredar pula mengurangi jumlah uang yang
beredar. Untuk mencapai sasaran dalam mengatasinya ada 3 kebijakan yang dapat
ditempuh, yaitu kebijakan moneter, kebijakan fiscal, dan kebijakan non moneter
atau kebijakan riil.

7
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah segala kebijakan pemerintah di bidang moneter
(keuangan) yang bertujuan menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Kebijakan moneter dilakukan melalui Bank Indonesia
sebagai bank Sentral. Kebijakan moneter tersebut adalah sebagai berikut :
 Politik Diskonto terhadap bank umum
Bank Indonesia memerintahkan bank umum agar mengurangi atau
mempersempit pemberian kredit kepada masyarakat dengan cara
menaikkan bunga pengaman sehingga uang yang beredar akan menurun.
 Politik Pasar Terbuka
Bank Indonesia akan menjula surat-surat berharga seperti obligasi ke pasar
modal. Apabila surat berharga ini terjual, maka uang masyarakat dari
peredaran akan masuk ke bank sentral sehingga uang yang beredar akan
berkurang.
 Menaikkan Cash Ratio
Untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar bank sentral dapat
mengubah-ubah besarnya kas ratio. Bank sentral pada umumnya
menentukan angka banding minimum antara uang tunai dengan kewajiban
giral bank. Angka banding tersebut biasa disebut minimum cash ratio. Bila
pemerintah menurunkan minimum kas ratio maka uang tunai yang sama
bank dapat menciptakan uang lebih banyak dari jumlah sebelumnya,
sebaliknya jika pemerintah menghendaki mengurangi jumlah unag yang
beredar pemerintah akan menaikkan minimum kas ratio bank, supaya uang
tertahan di kas lebih banyak.
 Kebijakan kredit
Kebijakan kredit dapat dilakukan dengan cara pemberian kredit secara
selektif. Bank sentral (BI) berusaha mempengaruhi bank-bank umum
dalam hal aturan pemberian kredit kepada nasabah.

2. Kebijakan Fiskal

8
Kebijakan ini dilakukan oleh pemerintah sejalan dengan kebijakan
moneter : ada 3 (tiga) cara yang dilakukan sebagai berikut :
 Mengatur Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah
Inflasi dapat timbul dari sektor swasta dan sektor pemerintah. Apabila
sektor swasta dapat dibendung pengeluarannya dengan menerapkan politik
moneter, maka pemerintah harus bersedia menekan anggaran
pengeluarannya.
 Menaikkan Tarif Pajak
Jika tarif pajak dinaikkan tentu uang yang dibelanjakan oleh masyarakat
semakin berkurang sehingga harga akan turun. Tentu saja pemerintah
perlu pula mempertimbangkan golongan masyarakat mana yang harus
dinaikkan pajaknya agar tidak terjadi ketimpangan.
 Mengadakan pinjaman pemerintah
Pelaksanaannya dapat dilakukan secara otomatis tanpa kompromi terlebih
dahulu, misalnya agar uang tidak terlalu banyak beredar, pemerintah
menerapkan kebijakan memotong sekian persen dari gaji pegawai negeri
contohnya pemerintah pinjam pada masa orde lama.

3. Kebijakan Non Moneter (Kebijakan Riil)


Kebijakan ini bisa ditempuh dengan cara berikut :
 Menaikkan Hasil Produksi
Dengan meningkatnya hasil produksi berarti tingkat konsumsi akan
bertambah, cara ini akan menambah uang beredar.
 Kebijakan Upah
Pemerintah menganjurkan kepada serikat-serikat buruh untuk tidak
menuntut kenaikan upah selagi masih inflasi.
 Pengawasan Harga
Agar harga barang tidak selalu naik, pemerintah dapat melakukan
pengawasan dan kalau perlu menerapkan harga. Pengawasan yang tidak
intensif dapat menimbulkan pasar gelap (black market).

9
2.5 Hubungan antara Inflasi dengan Penganguran
Terdapat suatu trade-off antara inflasi dan tingkat penganguran, yaitu bila
tingakt pengangguran tinggi laju inflasi rendah, sedangkan bila tingkat
pengangguran endah, laju inflasi tinggi (A.W Philips tahun 1958).
Tingkat upah akan naik dengan tajam apabila tingkat pengangguran
rendah karena apabila tingakt pengangguran rendah karena bila tidak banyak
orang menganggur, perusahaan akan sulit untuk mendapatkan tenaga kerja yang
dibutuhkan, sebaliknya bila tingkat pengangguran tinggi, maka pekerjaan akan
sulit didapat, dan perusahaan akan mudah mengisi lowongan kerja yang ada tanpa
harus menaikkan upah bahkan tingakt upah dapat saja turun karena para pencari
kerja akan bersaing satu sama lainnya untuk mendapatkan pekerjaan langka.

2.6 Dampak Inflasi


1. Dampak inflasi Bagi Perekonomian Nasional
• Investasi berkurang
• Mendorong tingkat bunga
• Mendorong penanam modal yang bersifat spekulatif
• Menimbulkan kegagalan pelaksanaan pembangunan
• Menimbulkan ketidakpastian keadaaan ekonomi masa yang akan dating
• Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang
• Menimbulkan defisit neraca pembayaran
• Merosotnya tingakt kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

2. Dampak inflasi bagi masyarakat


Inflasi dapat menimbulkan hal-hal berikut ini :
• Pengaruh negative bagi bagi mereka yang memiliki uang secara nominal
tetap.
• Debitur akan diuntungkan sementara kreditur akan mengalami kerugian.
• Memperbesar kesenjangan distribusi pendapatan

10
• Menguntungkan para spekulan
• Mempengaruhu para pedangang/industriawan/pengusaha.

2.7 Deflasi
Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Deflasi ditandai oleh kegiatan
produksi yang merosot, kesempatan kerja berkurang, harga-harga secara
keseluruhan turun secara terus-menerus atau suatu keadaan yang menyatakan nilai
uang meningkat. Dalam keadaan deflasi, arus uang lebih sedikit (berkurang) jika
dibandingkan dengan arus barang sehingga harga barang secara keseluruhan
turun.
Deflasi memberikan dampak perekonomian sebagai berikut :
 Pengusaha kurang berminat untuk memproduksi barang karena harga yang
terus turun.
 Kesempatan kerja berkurang disebabkan terjadinya pemutusan hubungan
kerja.
 Pajak-pajak tidak dapat ditarik oleh Negara.
 Kegiatan perekonomian secaa keseluruhan mengalami kemunduran.

Cara mengatasi deflasi adalah dengan jalan menambah jumlah uang yang
beredar di masyarakat dengan cara berikut :
 Pemerintah menambah pembelanjaan.
 Masyarakat menambah pengeluarannya, baik untuk konsumsi maupun
investasi.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapar disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. inflasi adalah suatu keadaan yang mengakibatkan naiknya harga secara
umum dan terus menerus (continue). Dengan kata lain inflasi merupakan
proses menurunnya nilai uang secara continue.
2. Berdasarkan asal timbulnya inflasi berasal dari dalam negeri dan luar
negeri.
3. Tingkatan inflasi (ringan, sedang, berat, dan tak terkendali).
4. Sebab-sebab timbulnya inflasi karena dari tarikan permintaan, desakan
biaya, inflasi campuran, dan inflasi impor (imported inflation).
5. Cara-cara mengatasi inflasi ada tiga (kebijakan moneter, kebijakan fiscal,
dan kebijakan non moneter).
6. Terdapat trade off antara inflasi dan tingakt pengangguran.
7. Inflasi berdampak terhadap perekonomian nasional dan pada masyarakat
pada umumnya.
8. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Deflasi ditandai oleh kegiatan
produksi yang merosot, kesempatan kerja berkurang, harga-harga secara
keseluruhan turun secara terus-menerus atau suatu keadaan yang
menyatakan nilai uang meningkat.

3.2 Saran
Dari kesimpulan di atas dapat disarankan berupa :
1. Inflasi dapat berdampak pada masyarakat untuk itu diharapkan mulai saat
ini dapat berinvestasi dan menabung untuk masa depan.
2. Untuk mengatasi masalah keuangan diharapkan untuk bisa melakukan
pengeluaran yang dibutuhkan saja/tidak boros.

12
3. Bagi pelaku usaha disarankan untuk dapat bekerja sama dengan badan
usaha lain agar kerugian dapat ditanggung bersama.
GEJALA MONETER
DALAM SUATU PEREKONOMIAN

TUGAS MATA KULIAH EKONOMI MONETER ( EKO 306 )


Dosen Pengampu : Drs. H. Arpizal, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok V
1. Dwi Lestari (A1A1080 )
2. Hermansyah (A1A1080 )
3. Lydiana Rizki. S (A1A1080 )
4. Ririn Ariani (A1A1080 )
5. Robin Pratama (A1A108030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

13
2009

KATA PENGANTAR

‫السلم عليكم ورحمة الله وبركاته‬

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok pada mata kuliah
Ekonomi Moneter. Yang membahas tentang “ Gejala moneter Dalam Suatu
Perekonomian “.

Shalawat serta salam sejahtera semoga senantiasa terlimpahkan keharibaan


junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarganya dan para
sahabatnya serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Tersusunnya makalah ini berkat usaha saya, dan saya ucapkan terima
kasih kepada dosen mata kuliah Ekonomi moneter Bapak Drs. H. Arpizal, M.Pd
yang telah memberikan penjelasan dan pengarahan kepada saya. Saya menyadari
masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, oleh karena itu saya
mengharapkan saran dan kritiknya agar demi kesempurnaan makalah yang saya
buat selanjutnya.

Semoga makalah yang saya buat bermanfaat bagi saya khususnya dan para
pembacanya.

Jambi, Oktober 2009

Penulis

14
DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Penulisan........................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................. 2
1.3 Perumusan Masalah................................................................. 2
1.4 Batasan Masalah...................................................................... 2
1.5 Tujuan Penulisan...................................................................... 2
1.6 Manfaat Penulisan.................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 4
2.1 Pengertian Inflasi..................................................................... 4
2.2 Penggolongan Inflasi............................................................... 4
2.3 Sebab-Sebab Timbulnya Inflasi............................................... 5
2.4 Cara-Cara Mengatasi Inflasi.................................................... 7
2.5 Hubungan Antara Inflasi Dan tingkat Pengangguran.............. 10
2.6 Dampak Inflasi......................................................................... 10
2.7 Deflasi...................................................................................... 11

BAB III PENUTUP................................................................................. 12


4.1 Kesimpulan.............................................................................. 12
4.2 Saran........................................................................................ 12

15
iii

Anda mungkin juga menyukai