PERTEMUAN KE 6 PENGERTIAN INFLASI Inflasi (Inflation) adalah kecenderungan naiknya harga- harga barang secara umum yang berlangsung secara terus menerus.
Jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat,
maka inflasi mengalami kenaikan. Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum. Sedangkan kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan harga secara terus menerus.
Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya
beli masyarakat karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi, misalkan besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5% sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riil pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif akan menurunkan daya beli sebesar 5% juga. PENGGOLONGAN INFLASI Inflasi dapat dibagi menjadi : Inflasi ringan (dibawah 10% setahun)
Inflasi Sedang (antara 10%-30% setahun)
Inflasi Berat ( antara 30%-100% setahun)
Hiper Inflasi (diatas 100% setahun)
Atas dasar besarnya laju inflasi maka inflasi dapat di bagi ke dalam tiga kategori yaitu : 1. Inflasi merayap (creeping inflation) Ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% per tahun). Kenaikan harga berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama. 2. Inflasi Menengah (galloping inflation) Ditandai dengan laju inflasi yang cukup besar dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi (harga dalam waktu mingguan atau bulanan) efeknya terhadap perekonomian lebih besar daripada inflasi yang merayap (creeping inflation) 3. Inflasi tinggi (hyper inflation) Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya harga-harga naik sampai 5 atau 6 kali lipat. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang sebab nilai uang merosot dengan tajam sehingga perputaran uang semakin cepat dan harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja yang dibelanjakan dan ditutupi dengan mencetak uang. Jenis-jenis inflasi berdasarkan asalnya dapat dibagi menjadi dua yaitu inflasi domestik dan inflasi diimpor. 1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (Domestic inflation) Domestic inflation adalah inflasi yang terjadi akibat adanya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara (APBN).
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported inflation)
Imported inflation adalah inflasi yang berasal dari luar negeri yang timbul karena negara-negara yang menjadi mitra dagang negara tertentu mengalami inflasi yang tinggi. Kenaikan harga-harga di luar negeri yang menjadi mitra dagang utama yang secara langsung ataupun tidak langsung akan menaikkan biaya produksi dalam negeri. PENYEBAB INFLASI
Berdasarkan kepada sumber atau penyebab terjadinya,
inflasi di golongkan dalam empat macam yaitu : 1. Inflasi tarikan permintaan (Demand Pull Inflation) 2. Inflasi desakan biaya (Cost Push Inflation) 3. Inflasi campuran (Mix Inflation) 4. Inflasi impor (Imported Inflation) INFLASI TARIKAN PERMINTAAN (DEMAND PULL INFLATION)
1. Pengertian inflasi tarikan permintaan adalah inflasi
yang terjadi akibat pengaruh permintaan (demand) yang tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah penawaran produksi. Hal ini mengakibatkan kenaikan harga barang sesuai dengan hukum permintaan yaitu apabila permintaan tinggi sedangkan penawaran tetap maka harga akan naik. Apabila hal tersebut berlangsung terus menerus, akan terjadi inflasi berkepanjangan. INFLASI DESAKAN BIAYA (COST PUSH INFLATION) 2. Pengertian inflasi desakan biaya adalah inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi. Apabila perusahaan-perusahaan masih menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru dengan tawaran pembayaran yang lebih tinggi. Pada tahun 1982, ketika tingkat pengangguran di Amerika mencapai hampir 10%, tingkat upah naik 5%. Orang menuding serikat buruh sebagai pihak yang bertanggung jawab, karena mereka memaksakan kenaikan upah walaupun banyak anggota mereka tidak bekerja. Tidak diragukan lagi bila jenis biaya ini naik, biaya produksi pun naik. Dan perusahaan jelas menaikkan harga jualnya, yang akhirnya akan mendesak harga-harga yang lain ikut berlomba naik. 3. Inflasi campuran Inflasi campuran adalah inflasi yang terjadi disebabkan oleh kombinasi (campuran) antara unsur inflasi tarikan permintaan dan inflasi dorongan biaya. 4. Inflasi impor atau Imported Inflation Imported Inflation adalah inflasi yang terjadi karena pengaruh inflasi dari luar negeri. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perdagangan antar negara. Pengaruh ekonomi luar negeri dapat mempengaruhi ekonomi dalam negeri misalnya suatu negara sedang mengalami inflasi, kemudian barang dari negara tersebut di butuhkan oleh negara lain dan diimpor maka barang tersebut menjadi lebih mahal. Selain itu, inflasi ini juga dapat disebabkan oleh devaluasi rupiah terhadap mata uang asing. CARA MENGATASI INFLASI Kebijakan yang dapat dilakukan adalah : Peningkatan tingkat suku bunga tabungan
Penjualan surat berharga
Peningkatan cadangan kas
Pengetatan pemberian kredit
BEBERAPA INDIKATOR INFLASI 1. Indeks Harga konsumen (IHK): Indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari suatu paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga konsumen dalam kurun waktu tertentu. IHK merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) dari harga barang dan jasa. Masing-masing harga barang tersebut diberi bobot berdasarkan tingkat keutamaanya. Barang dan jasa yang dianggap paling penting diberi bobot paling besar. Di Indonesia perhitungan IHK dilakukan dengan mempertimbangkan sekitar beberapa ratus komoditas pokok dengan melihat perkembangan regional dari kota-kota besar terutama ibukota propinsi Indonesia. Rumusnya lihat di buku hal. 96. 2. Indeks Harga Perdagangan Besar/IHPB (Wholesale Price Index) Dalam hal ini melihat inflasi dari sisi produsen atau sering disebut juga sebagai indeks harga produsen. IHPB menunjukkan tingkat harga yang diterima produsen pada berbagai tingkat produksi. 3. Indeks Harga Implisit (GDP Deflator) Melihat keterbatasan IHK dan IHPB yang hanya memperhitungkan beberapa puluh atau ratus jenis barang dan jasa di beberapa puluh kota saja, dimana kenyataannya jenis barang dan jasa yang diproduksi atau dikonsumsi suatu perekonomian bisa mencapai ribuan atau puluhan ribu atau bahkan ratusan ribu jenis. Penghitungan inflasi berdasarkan IHI dilakukan dengan menghitung perubahan angka indeks. 4. Alternatif dari Indeks Harga Implisit Ketika data IHI tidak didapat, maka dapat dilakukan alternatif dengan membandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi nominal dengan pertumbuhan riil. Selisih keduanya merupakan tingkat inflasi. DAMAPAK INFLASI Dampak negatif bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalan normal, disatu sisi yang banyak uang bisa memenuhi kebutuhan sementara yang tidak punya uang tidak bisa membeli. Akibatnya rentan terjadi kekacauan dan kriminalitas. Akibat dari kepanikan tersebut masyarakat cendrung menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang takut harga terus naik. Akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada bankrut atau rendahnya dana investasi yang tersedia. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan barang untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran Distribusi barang relatif tidak adil dan menumpuk pada daerah yang dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakat yang memiliki banyak uang. Produsen banyak yang bankrut Jurang pemisah antara kaya dan miskin semakin lebar dan memicu kecemburuan sosial ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan. Dampak positif Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara membuka usaha. CARA MENCEGAH INFLASI Kebijakan Moneter, yang menyangkut pengaturan jumlah uang beredar yaitu dengan Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dengan cara membeli dan menjual surat-surat berharga, Penetapan Tingkat Diskonto (Disount Rate Policy) dan Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reverse Requirement) Kebijakan Fiskal, yang menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian dapat mempengaruhi harga. Permintaan dikurangi dan pajak dinaikkan akan menekan inflasi. Kebijakan Output, yang menyangkut persediaan jumlah barang dan jasa dengan penurunan bea masuk sehingga impor cenderung meningkat dan harga akan turun dan stabil Kebijakan penentuan Harga dan Indexing, yang didasarkan pada indeks harga tertentu untuk tingkat gaji atau penerimaan tetap. Indeks harga naik, gaji pun akan dinaikkan. TEORI-TEORI INFLASI Teori Kuantitas, yang menyatakan bahwa inflasi bisa terjadi apabila ada penambahan volume uang yang beredar. Tanpa adanya hal tersebut, misalnya karena gagal panen, hanya akan menaikkan harga-harga untuk sementara waktu saja. Teori Keynes, yang menyatakan inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Keynes berpendapat proses inflasi adalah proses perebutan bagian rezeki diantara kelompok sosial yang ingin bagian yang lebih besar dari yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Atau barang yang diminta lebih banyak dari barang yang tersedia sehingga menyebabkan harga barang naik. Teori Strukturalis, yang menyatakan bahwa penyebab inflasi karena ketidakjelasan penerimaan ekspor dan ketidakelastisan penawaran atau produksi bahan makanan di dalam negeri yang tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk di negara berkembang. Sehingga menyebabkan harga barang tersebut menjadi naik. EFEK YANG DITIMBULKAN DARI INFLASI Efek terhadap pendapatan (Equity Effect) Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effect)
Efek terhadap output (Output Effect)
Inflasi dan perkembangan ekonomi
Perkembangan Tingkat Inflasi di Indonesia dari
tahun 2001 – 2018 lihat tabel 5.1. (hal.103) PENGANGGURAN Pengertian Pengangguran (unemployment) adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Penyebabnya secara umum karena tidak sebandingnya lapangan kerja yang tersedia dengan jumlah pencari kerja. PENGUKURAN TINGKAT PENGANGGURAN Menganggur, yaitu orang yang tidak bekerja dan berusaha mencari kerja. Tidak termasuk dalam angkatan kerja, yaitu orang yang tidak mencari pekerjaan, meliputi pelajar/mahasiswa, pensiunan, orang-orang di lembaga pemasyarakatan dan orang yang tinggal dirumah merawat orang tua atau mengasuh anak. Mereka bukanlah pengangguran. JENIS-JENIS PENGANGGURAN 1. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment) Model ekuilibrium pasar tenaga kerja agregat mengasumsikan bahwa seluruh pekerja dan seluruh pekerjaan adalah identik. Pengangguran friksional atau sukarela yaitu tidak adanya kesesuaian antara lapangan kerja dan tenaga kerja. Antara kemampuan tenaga kerja dengan lapangan kerja yang tersedia tidak sesuai. Contoh : dengan penemuan komputer berdampak berkurangnya permintaan terhadap mesik tik dan hal ini berdampak pada permintaan terhadap tenaga kerja oleh produsen mesin tik. 2. Pengangguran Struktural, muncul karena perubahan selera, teknologi, pajak dan akibat perubahan penggunaan teknologi atau perubahan kebijakan pemerintah. Alasan adanya pengangguran akibat kebijakan pemerintah adalah kekakuan upah. Yaitu gagalnya upah melakukan penyesuaian terhadap penawaran dan permintaan tenaga kerja. 3. Pengangguran musiman, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh perubahan musiman atas permintaan dan penawaran tenaga kerja dalam satu tahun. Di Indonesia pada bulan ramadhan akan meningkatkan permintaan assisten penjualan di mall, tukang buat peci, dll. 4. Pengangguran Siklikal, yaitu pengangguran yang disebabkan imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja. Dengan menurunnya produksi pada masa resesi (periode dimana GDP riil menurun), banyak perusahaan mengurangi permintaan input, termasuk tenaga kerja. Ketika GDP riil meningkat, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usahanya dan membutuhkan banyak tenaga kerja. DAMPAK DARI PENGANGGURAN Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita, apabila tingkat pengangguran tinggi, maka nilai komponen upah akan semakin kecil. Dengan demikian nilai pendapatan nasional pun akan semakin kecil. Penerimaan Negara, apabila tingkat pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang membayar pajak berkurang. Beban Psikologis, orang yang menganggur memiliki perasaan tertekan sehingga berpengaruh terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan termasuk minder di masyarakat. Biaya sosial, pengangguran akan menambah biaya sosial yang mencakup biaya atas peningkatan tugas-tugas medis, biaya keamanan dan biaya proses peradilan sebagai akibat dari tindak kejahatan.
Tingkat pengangguran di Indonesia lihat di tabel
5.2. hal 113. KURVA PHILIPS Yaitu kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat pengangguran dengan tingkat inflasi di sebuah negara. Menurut kurva philips hubungan keduanya berbanding negatif. Ketika inflasi naik, pengangguran turun dan begitu sebaliknya. Kedua poin dalam makro ekonomi ini menjadi pilihan yang begitu rumit. Kita ingin menurunkan inflasi, namun disaat yang sama hal itu akan menyebabkan jumlah pengangguran bertambah, begitu sebaliknya. Setiap negara memiliki prioritas masing-masing. Untuk lebih jelas baca buku hal. 114.
1. Laju inflasi bulan Februari tahun 2000 adalah:(150,65 - 145,15) / 145,15 x 100% = 3,75%2. Laju inflasi bulan Agustus - September adalah:(169,93 - 148,93) / 148,93 x 100% = 14,25