Anda di halaman 1dari 5

Tugas Tutorial 3

Petunjuk Soal: Silakan dijawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan lengkap dan jelas!

1. Pergeseran kurva penawaran agregrat jangka pendek, disamping disebabkan karena


perubahan tingkat harga, terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
perubahan tingkat produksi suatu perekonomian dalam jangka pendek. Jelaskan faktor-
faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran agregrat jangka pendek !
2. Para ekonom pada umumnya setuju bahwa inflasi rendah itu baik jikalau diiringi
dengan inovasi. Untuk menjaga agar inflasi tetap rendah maka harus diketahui faktor
apa yang membuatnya tetap rendah. Jelaskan sumber penyebab sumber inflasi dan
kategori inflasi!
3. Jelaskan tentang kebijakan devaluasi, dan apa dampak kebijakan devaluasi terhadap
perekonomian, dan menurut pendapat Anda apakah kebijakan tersebut relevan dengan
kondisi perekonomian Indonesia saat ini!

Selamat mengerjakan, sukses buat Anda semuanya

1. beberapa faktor yang menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek:

 Harga input seperti upah, bahan baku, energi dan input lainnya.

Upah yang lebih rendah, misalnya, menurunkan biaya produksi, meningkatkan


keuntungan dan mendorong bisnis untuk meningkatkan output.

 Ekspektasi harga masa depan

Ekspektasi bisnis menunjukkan ke anda tentang optimisme (pesimisme) perusahaan


dalam menghasilkan laba di masa depan. Jika bisnis mengekspektasikan harga produk
mereka naik di masa depan, relatif terhadap tingkat harga umum, mereka melihat margin
laba yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan margin laba yang lebih baik, perusahaan akan
membangun persediaan dengan meningkatkan output. Karena semakin banyak
perusahaan menjadi optimis, itu akan menaikkan output agregat.

 Pajak bisnis

Pajak yang lebih rendah mengurangi biaya produksi per unit. Keuntungan bisnis
meningkat dan mendorong mereka meningkatkan output.
 Subsidi produksi

Subsidi bekerja secara terbalik dengan pajak. Kenaikan subsidi membantu perusahaan
mengurangi biaya. Itu akan mendorong mereka untuk meningkatkan output.

 Apresiasi mata uang domestic

Apresiasi membuat harga barang impor menjadi lebih murah, termasuk untuk input
seperti bahan baku, energi dan barang setengah jadi. Sebagai hasilnya, biaya produksi
menurun. Perusahaan menikmati margin laba yang lebih tinggi dan mendorong mereka
untuk meningkatkan produksi.

 Pasokan tenaga kerja dan kualitasnya

Perekonomian dapat menghasilkan lebih banyak output ketika pasokan tenaga kerja
tersedia lebih banyak. Begitu juga, perbaikan kualitas tenaga kerja meningkatkan
produktivitas mereka. Sehingga, mereka dapat menghasilkan lebih banyak output
menggunakan input yang sama.

 Persediaan modal dan kualitasnya

Perekonomian dapat meningkatkan output ketika lebih banyak mesin tersedia. Begitu
juga, mesin berteknologi lebih canggih (kualitas) juga dapat meningkatkan output
melalui perbaikan produktivitas.

2. beberapa penyebab inflasi:

Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)

Penyebab inflasi ini terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis barang/
jasa tertentu. Dalam hal ini, peningkatan permintaan jenis barang/ jasa tersebut terjadi secara
agregat (agregat demand).

Faktor yang bisa menyebabkan terjadinya inflasi ini diantaranya adalah, meningkatnya belanja
pemerintah, meningkatnya permintaan barang untuk diekspor, meningkatnya permintaan
barang untuk swasta.

Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)


Penyebab inflasi ini terjadi karena meningkatnya biaya produksi. Adapun peningkatan biaya
produksi disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku seperti harga bahan bakar naik,
hingga upah buruh naik.

Tingginya Peredaran Uang

Penyebab inflasi ini terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding
yang dibutuhkan. Ketika jumlah barang tetap sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali
lipat, maka bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga 100%.

Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit, dimana kekurangan
anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru. Namun hal ini malah membuat jumlah
uang yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan mengakibatkan inflasi.

Kategori inflasi :

Inflasi ringan/merayap (creeping inflation)

Jenis-jenis inflasi ini ditandai dengan peningkatan laju inflasi yang rendah. Biasanya, kurang
dari 10% setahun. Ciri dari inflasi ini adalah kenaikan harga yang relatif lambat dan
berlangsung dengan lambat.

Inflasi sedang (galloping inflation)

Jenis-jenis inflasi ini sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi ringan. Lajunya berkisar antara 10-
30% per tahun. Jenis inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dalam waktu
yang singkat.

Inflasi berat (high inflation)

Sesuai dengan namanya, jenis-jenis inflasi ini adalah yang tergolong berat. Mencakup laju mulai
dari 30-100% setahun. Pada tingkat ini, harga kebutuhan masyarakat naik secara signifikan dan
sulit dikendalikan.

Inflasi sangat berat (hyperinflation)

Jenis-jenis inflasi ini sangat dirasakan karena terjadi secara besar-besaran dan mencapai lebih
dari 100% setahun. Indonesia pun pernah mengalami hiperinflasi ini. Bahkan mencapai 600%
di tahun 1998. Penyebabnya, karena terjadinya pencetakan uang secara besar-besaran demi
menutup defisit anggaran pada waktu itu.

3. Devaluasi adalah kebijakan moneter yang diambil oleh pemerintah untuk melakukan
penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri khususnya pada mata
uang asing yang sangat berpengaruh dalam perdagangan internasional. Tujuan dari kebijakan
moneter yang diambil oleh pemerintah dengan melakukan intervensi agar nilai mata uang
dalam negeri tetap stabil dan menjaga nilai ekspor dan impor serta menjaga nilai devisa
negara.Keputusan pemerintah untuk melakukan devaluasi menghasilkan pengendalian moneter
bagi ekonomi negara pada periode kebijakan moneter saat penerapan dilakukan.

Dampak devaluasi :

1. Berkurangnya volume impor

Devaluasi menyebabkan harga barang luar negeri semakin mahal sehingga masyarakat akan
semakin kesulitan untuk membelinya. Hal tersebut secara bertahap akan mengubah pola pikir
masyarakat untuk membeli barang dalam negeri sehingga volume impor semakin berkurang.

Di sisi lain, konsumsi barang lokal akan semakin meningkat yang dapat memengaruhi
pendapatan perkapita suatu negara.

2. Bertambahnya volume ekspor

Jika nilai mata uang lokal rendah di dunia internasional, harga barang lokal juga akan dirasa
murah oleh warga asing. Hal ini akan mendorong permintaan barang oleh masyarakat luar
negeri sehingga volume ekspor dapat bertambah. Peningkatan ekspor dapat meningkatkan
jumlah peredaran mata uang asing seperti dolar dalam suatu negara sehingga dapat
memperbaiki posisi BOP dan BOT.

3. Barang lokal semakin bersaing

Kondisi devaluasi dapat menjadi salah satu batu loncatan pengusaha lokal untuk bersaing di
pasar internasional. Barang lokal yang ditawarkan kepada masyarakat luar negeri akan semakin
beragam.

Bahkan harga barang lokal yang dianggap murah di luar negeri mengubah pola pikir
masyarakat asing sehingga mereka lebih memilih barang impor yang murah daripada barang
lokal mereka yang cenderung lebih mahal.
Selain itu, keadaan tersebut juga akan menyebabkan pengusaha lokal di luar negeri
menurunkan harganya.

4. Meningkatkan devisa

Saat volume ekspor lebih tinggi dibandingkan volume impor, hal itu akan memberikan
keuntungan dalam perdagangan internasional sehingga cadangan devisa meningkat. Cadangan
devisa tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan maupun mendirikan suatu
perusahaan yang dapat menyediakan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran.

5.Peningkatan Produksi Output

Devaluasi mampu mendorong peningkatan produk barang ekspor dan juga mengurangi produk
impor dari dalam negeri. Peningkatan produksi ini pun nantinya akan terjadi untuk memenuhi
kebutuhan pasar. Sehingga, produksi output pun akan turutmeningkat. Terjadinya tingkat
devaluasi adalah mampu meningkat output dalam jangka waktu menengah dan juga panjang.
Selain itu, devaluasi juga mampumendorong dibuka berbagai lahan perkebunan baru ataupun
menerima replanting atau proyek lain di dalam sektor industri.

6. Perubahan Metode Produksi

Akibat dari adanya devaluasi juga akan membuat berbagai perusahaan dalam mengubah proses
produksinya, yaitu dari pemakaian mesin ke pengguna tenaga kerja.Karena menggunakan
tenaga kerjanya dirasa lebih murah, yang mana upah tenaga kerjacenderung lebih rendah
daripada menggunakan mesin. Meningkatnya lapangan kerjaini pun akan semakin banyak dan
akan menurunkan tingkat pengangguran dalam suatunegara

Menurut saya ada berbagai dampak dari penerapan kebijakan devaluasi, baik itu dampaknya
pada perusahaan ataupun untuk masyarakat luas. Dan menurut saya kebijakan devaluasi untuk
kondisi perekonomian Indonesia saat ini tidak cukup relevan untuk diterapkan. Karena sejauh
ini kondisi perekonomian Indonesia terutama masalah nilai tukar masih cukup seimbang dalam
kondisi perekonomian saat ini, serta tingkat

Anda mungkin juga menyukai