Pendapatan
Pendapatan adalah hal yang paling mempengaruhi. Karena semakin besar pendapatan yang
diterima oleh seseorang, maka akan semakin besar pula daya belinya. Namun, sebaliknya jika
pendapatan seseorang semakin kecil, maka akan semakin kecil juga kemampuan membeli atau
menggunakan jasanya.
Selain itu pendapatan yang mungkin diterima di masa mendatang, pendapatan tertinggi yang
pernah dicapai pada masa lampau hingga tingkat bunga juga termasuk di dalamnya. Untuk
tingkat bunga ini khususnya mereka yang mempercayai bahwa naiknya suku bunga dapat
mendorong tabungan dan mengurangi konsumsi. Padahal kenyataannya sebaliknya, naiknya
tingkat bunga tentu juga akan meningkatkan konsumsinya.
Barang Pengganti
Barang pengganti atau yang juga dikenal barang subtitusi ini juga akan mempengaruhi tingkat
konsumsi masyarakat. Apabila terdapat barang yang dapat menggantikan fungsi suatu barang
yang dibutuhkan seseorang dengan harga yang lebih murah, maka barang tersebut dapat
mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang.
Contoh, makanan yang sudah memiliki franchise tentu memiliki harga yang mahal sedangkan
banyak makanan yang tidak jauh berbeda namun tidak memiliki franchise harganya lebih
murah, maka dari itu orang membeli makanan yang lebih murah dengan rasa yang tidak jauh
berbeda.
Jumlah Penduduk
Besar atau banyaknya jumlah penduduk, akan berpengaruh kepada pengeluaran konsumsi dari
suatu masyarakat. Suatu perekonomian yang memiliki penduduknya lebih banyak, pengeluaran
dari konsumsinya pun akan lebih banyak dibandingkan dengan yang perekonomian yang
jumlahnya sedikit, meskipun pendapatan nasional dari kedua masyarakat tersebut sama
besarnya.
Selera
Diantara orang-orang yang memiliki usia yang tidak jauh berbeda, namun dengan pengeluaran
konsumsinya berbeda, karena perbedaan dari sikap penggunaan dari keuangannya dan selera
masyarakat dalam berkonsumsi. Apabila masyarakat memiliki selera yang menurun dalam
konsumsi, maka sudah pasti tingkat konsumsi juga akan menurun. Sebaliknya apabila selera
konsumsi masyarakat meningkat, maka akan meningkat pula juga konsumsinya.
2. Jelaskan pergeseran Agregat Supply (AS) yang karena adanya perubahan variabel
ekonomi akibat covid-19!
Agregat didefinisikan sebagai keseluruhan permintaan domestik dan luar negeri, Merupakan
total permintaan barang/jasa dalam sebuah perekonomian pada tingkat harga tertentu.Secara
teori, penawaran agregat, atau dikenal juga sebagai output total, adalah total penawaran barang
dan jasa yang diproduksi dalam suatu perekonomian pada harga keseluruhan tertentu dalam
periode tertentu. Ini diwakili oleh kurva penawaran agregat, yang menggambarkan hubungan
antara tingkat harga dan jumlah output yang bersedia disediakan perusahaan.Biasanya, ada
hubungan positif antara penawaran agregat dan tingkat harga.
Di saat kondisi pandemi seperti ini kegiatan produksi menurun,bahkan beberapa sektor
melalukan pemberhentian,Kesulitan yang dihadapi perusahaan tersebut timbul karena adanya
pembatasan gerak masyarakat, atau yang kita kenal dengan pembatasan sosial berskala
besar.Permintaan agregat terdiri dari semua barang konsumsi, barang modal (pabrik dan
peralatan), ekspor, impor, dan program pengeluaran pemerintah. Semua variabel dianggap
sama selama mereka berdagang pada nilai pasar yang sama.
COVID-19 telah menyebabkan guncangan permintaan dan penawaran bagi perekonomian. Dari
sisi permintaan COVID-19 memiliki pengaruh terhadap permintaan agregat melalui dua aspek,
yaitu aspek praktis dan psikologis.Pada aspek praktis, COVID-19 membuat pergerakan
konsumen semakin jarang untuk keluar rumah, sehingga frekuensi transaksi akan relatif lebih
rendah dan tingkat konsumsi menjadi menurun. Sedangkan dari aspek psikologis, COVID-19
membuat agen ekonomi menghadapi ketidakpastian, sehingga konsumen dan perusahaan akan
cenderung melakukan “wait and see” dalam keputusan ekonominya, atau dengan kata lain
menahan kegiatan konsumsi dan investasinya. Hal tersebut akan membuat permintaan secara
agregat akan menurun.
3. Fluktuasi perekonomian agregat muncul saat terjadi perubahan kebijakan ekonomi
yang mempengaruhi ekuilibrium kurva IS-LM. Jelaskan apa yang terjadi jika terdapat
kenaikan pengeluaran pemerintah!
Peningkatan pengeluaran pemerintah akan menggeser kurva IS ke kanan dari IS1 ke IS2
mengakibatkan suku bunga naik dari r1 ke r2 dan pendapatan naik dari Y1 ke Y2. Akibat
perubahan keseimbangan IS-LM maka kurva permintaan agregat bergeser dari AD1 ke AD2
dengan harga tetap pada P1 dan tingkat pendapatan Y2. Kebijakan fiskal ekspansioner
(meningkatkan pengeluaran pemerintah dan menurunkan tingkat pajak) yang dilakukan
pemerintah akan mendorong kurva IS bergeser ke sebelah kanan, dan akan menggeser kurva
permintaan agregat ke sebelah kanan.
4. Jelaskan yang dimaksud kebijakan perdagangan untuk mengatasi defisit neraca
perdagangan!
Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang PS Brodjonegoro menuturkan, setidaknya ada empat
langkah yang disiapkan untuk menekan defisit neraca perdagangan, yang intinya adalah
kebijakan fiskal yang bisa digunakan untuk mendorong ekspor dan menekan impor.
Pertama, pemerintah segera akan menerapkan Bea Masuk Anti-Dumping Sementara dan Bea
Masuk Tindak Pengamanan Sementara untuk mengurangi derasnya arus impor komoditas dari
negara luar.
Kedua ,pemerintah mendorong ekspor dengan memberikan fasilitas tax allowance kepada
perusahaan yang melakukan ekspor minimal 30 persen dari total produksinya. Ada empat jenis
tax allowance, yakni pengurangan pajak penghasilan selama enam tahun, percepatan depresiasi
dan amortasi, diskon tarif dividen menjadi 10 persen, serta lost carry forward dari 5 tahun
menjadi 10 tahun.
Ketiga, pemerintah tengah menyelesaikan Peraturan Pemerintah yang mengatur pembebasan
Pajak Pertambahan Nilai untuk industri galangan kapal.Diharapkan insentif ini dapat
mendorong tumbuhnya industri kapal dalam negeri, dan mengurangi impor kapal.
Keempat yakni mendorong kebijakan biodiesel untuk mengurangi impor bahan bakar minyak
(BBM). Dia bilang, pemerintah setelah tidak lagi disubsidinya premium, selanjutnya akan fokus
melakukan konversi ke energi baru terbarukan.