F0222194/H
2.
Apa yang dimaksud dengan resesi, depressi, fluktuasi ekonomi,business cycles,
masa booming, masa downturn dan pemulihan ekonomi?
1) Resesi adalah titik balik dalam periode puncak aktivitas ekonomi, yang ditandai
dengan penurunan GNP riil selama dua kuartal berturut-turut. Lebih sedikit
permintaan, dan karena itu lebih sedikit produksi dan lapangan kerja, lebih sedikit
pendapatan rumah tangga, lebih sedikit permintaan.
2) Depresi adalah titik terendah dalam kegiatan ekonomi yang ditandai dengan
tingginya pengangguran dan rendahnya tingkat permintaan dibandingkan dengan
kapasitas yang tersedia untuk memproduksi barang-barang konsumsi.
3) Fluktuasi ekonomi merupakan salah satu guncangan atau ketidakteraturan yang
mempengaruhi harga setiap produk sehingga membuat kinerja keuangan tidak
menentu. Naik turunnya harga inilah yang dimaksud dengan fluktuasi.
4) Siklus bisnis adalah fluktuasi periodik (naik turun) output dan kesempatan kerja.
5) Masa booming adalah masa puncak yang merupakan tertinggi dari siklus
ekonomi. Pada masa puncak terjadi penggunaan kapasitas pada tingkat tertinggi,
kekurangan tenaga kerja (terutama tenaga kerja terampil) dan bahan baku mulai
dirasakan. Output hanya dapat ditingkatkan dengan melakukan investasi yang
menambah kapasitas.
6) Masa downturn merupakan masa penurunan ekonomi yaitu menurunnya output
yang dilihat dari menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Kadang-kadang
gerakan penurunan ini disebut resesi, bila terjadi selama minimal dua triwulan
berturut-turut.
7) Pemulihan ekonomi terjadi apabila titik terendah terlampaui dan mulai terjadi titik
balik. Gejala terjadinya tahap pemulihan adalah: mesin-mesin tua mulai diganti,
kesempatan kerja, pendapatan, dan pengeluaran konsumsi mulai meningkat,
investasi baru mulai dilakukan, produksi meningkat dan pengangguran berkurang.
Adanya pandemic ini akan menyebabkan keadaan perekonomian yang seperti apa?
Apa yang dimaksud dengan Aggregate Demand (AD) dan Aggregate Supply(AS)?
o Bentuk kurva AS jangka panjang yaitu vertikal pada tingkat output alami karena
kuantitas yang ditawarkan tidak bergantung pada tingkat harga keseluruhan.
3.
a. Apa perbedaan antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal?
Perbedaan kebijakan fiskal dan moneter adalah dari segi tujuan. Kebijakan
moneter bertujuan menjaga jumlah uang beredar di masyarakat. Sementara itu, tujuan
kebijakan fiskal adalah mengelola dan menjaga kesejahteraan sektor-sektor pelaku
perputaran uang, mulai dari konsumen, pekerja, sampai pelaku usaha.
b. Ada tiga faktor yang membantu untuk menjelaskan kemiringan kurva permintaan
agregat (AD). Apa saja dan ada dua yang kurang penting bagi masyarakat
Amerika?
• Efek Kekayaan: Tingkat harga yang lebih rendah meningkatkan nilai riil uang
yang dipegang oleh rumah tangga sebagai bagian dari kekayaan mereka.
Kekayaan riil yang lebih tinggi merangsang belanja konsumen, yang
meningkatkan permintaan barang dan jasa.
• Efek suku bunga: Tingkat harga yang lebih rendah mengurangi jumlah uang
yang ingin dipegang orang. Saat orang mencoba meminjamkan uang berlebih,
suku bunga turun. Suku bunga yang lebih rendah merangsang pengeluaran
investasi, yang meningkatkan permintaan barang dan jasa.
• Efek nilai tukar: Ketika tingkat harga yang lebih rendah menurunkan suku
bunga, investor memindahkan sebagian dana mereka ke luar negeri untuk mencari
pengembalian yang lebih tinggi. Aliran dana ini menyebabkan nilai riil mata uang
nasional jatuh di pasar valuta asing. Barang dalam negeri menjadi lebih murah
relatif terhadap barang luar negeri. Perubahan nilai tukar riil ini merangsang
pengeluaran untuk ekspor neto dan dengan demikian meningkatkan jumlah
barang dan jasa yang diminta.
Dua faktor yang kurang penting bagi masyarakat Amerika yaitu efek kekayaan dan efek
nilai tukar.
Dua faktor tersebut kurang penting karena kepemilikan uang adalah bagian kecil dari
kekayaan rumah tangga, efek kekayaan adalah yang paling tidak penting dari ketiganya.
Selain itu, karena ekspor dan impor hanya mewakili sebagian kecil dari PDB AS, efek
nilai tukar tidak besar bagi ekonomi AS. (Efek ini lebih penting untuk negara-negara
kecil, yang biasanya mengekspor dan mengimpor bagian yang lebih tinggi dari PDB
mereka). Pergeseran kurva AD ke kanan menandakan semakin meningkatnya permintaan
permintaan agregat.
d. Misalkan pemerintah membelanjakan lebih banyak pada program Bansos, Kartu
pekerja, bantuan modal UMKM, dana BOS, yang menaikkan pengeluaran
pemerintah. Apa pengaruh yang dilakukan ini terhadap permintaan agregat (AD)?
Pengaruh yang dilakukan ini terhadap permintaan agregat (AD) adalah menggeser
kurva permintaan ke kanan yang disebabkan oleh permintaan barang dan jasa yang lebih
besar pada tingkat harga apapun.
4. Six Debates over Macroeconomic Policy. Apa saja yang diperdebatkan dalam kebijakan
ekonomi Makro tersebut? Bandingkan kebijakan yang dilakukan oleh Jokowi dan Obama
dalam menghadapi resesi!
Teori dan praktik ekonomi seringkali berubah-ubah tiap waktu, kebanyakan harus
berkesinambungan dengan economy policymakers. Terkadang policymakers mencoba
menstabilkan ekonomi dengan mengeluarkan berbagai kebijakan seperti kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter. Bank sentral mencoba mengurangi tingkat inflasi, mengelola, dan
mengontrolnya. Pengeluaran pemerintah dan bagaimana upaya pemerintah untuk membalance-
kan budget dari waktu ke waktu demi mencegah defisit. Dan kebanyakan harus menyepakati
perubahan pada undang-undang perpajakan, mereformasi tabungan, dan suku bunga.
Pertanyaan debat yang pertama adalah should policymakers try to stabilize the
economy? Jika ekonomi dibiarkan sendiri maka akan mengakibatkan fluktuasi. Kebijakan
berusaha menstabilkan ekonomi dengan menggunakan kebijakan moneter dan fiskal yang
menstabilkan output aggregate demand dan pengangguran.
Pertanyaan debat yang kedua adalah should the government fight recessions with spending
hikes or tax cuts? Resesi adalah disaat angka pengangguran tinggi, inflasi rendah, output
ekonomi rendah. Cara pemerintah melawan resesi adalah dengan membuat rencana pengeluaran
seperti RUU Infrastructure, jobs and tax cut act. Pemerintah memberikan pajak untuk rakyatnya
digunakan untuk membayar pengeluarannya. Pemerintah berusaha memotong pajak untuk
mengurangi beban individu. Pada saat resesi, metode terbaik adalah mengurangi beban pajak.
Jika mengurangi beban pajak, household memiliki lebih banyak uang untuk membeli kebutuhan
mereka. Mereka juga bisa menginvestasikan uang mereka.
Pertanyaan debat yang ketiga adalah should monetary policy be made by rule
discretion? Pemerintah akan memutuskan harus spend more atau spend less, menaikkan pajak
atau menurunkan pajak, dan hal itu berhubungan dengan growth rates dan inflasi. Kebijaksanaan
jika diserahkan kepada kebijaksanaan moneter mengakibatkan fluktuasi dalam business cycle.
The Fed memiliki kefleksibilitasan untuk react kejadian tidak terduga seperti pandemi, dimana
mereka ingin menurunkan suku bunga, meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk menopang
ekonomi pemerintah.
Pertanyaan debat yang keempat adalah should central bank aim for zero inflation? Inflasi
diakibatkan karena terlalu banyak pengeluaran pemerintah yang dikarenakan harga yang tinggi
dan pengangguran lebih rendah. Zero berarti harus ada biaya yang keluar, jika kita menginginkan
inflasi tetap rendah maka itu akan membebani GDP jadi kita memiliki output yang lebih rendah
dan tingkat pengangguran lebih tinggi. Sulit mencapai zero inflation karena unrealistic
Pertanyaan debat yang kelima adalah should the government balance its budget? Ya,
Pemerintah tidak boleh selalu spending money in the long run
Pertanyaan debat yang keenam adalah should the tax laws be reformed to encourage saving?
Ya, tingkat tabungan tinggi menghasilkan tingkat kapital akumulasi yang tinggi.
Kebijakan Obama dalam menghadapi resesi adalah dengan menambah tax orang kaya,
memangkas biaya yang kurang dibutuhkan untuk menghindari defisit, menambah dana IMF.
Sedangkan kebijakan Jokowi dalam menghadapi resesi adalah mencoba menstabilkan economic
cycle dengan belanja besar-besaran untuk menopang ekonomi negara sehingga permintaan dalam
negeri meningkat dan dunia usaha tergerak untuk berinvestasi sehingga efek domino Covid-19
dapat diredam. Untuk memutar roda ekonomi dan tetap membalancekan budget, Jokowi
menerapkan kebijakan meningkatkan saving dengan menempatkan dana di perbankan.
5.
Kebijakan moneter berguna untuk mengatur kurs Rupiah. Mengatur jumlah uang
yang beredar. Menstabilkan perekonomian indonesia. Kebijakan moneter yang digunakan
untuk menghadapi resesi yaitu kebijakan moneter ekspansif dengan mengatur jumlah
uang yang beredar sehingga menciptakan kestabilan ekonomi.