Anda di halaman 1dari 14

KONSEP PERMINTAAN AGREGAT , KONSEP

PENAWARAN AGREGAT, KONSUMSI ,TABUNGAN ,


INVESTASI

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Dr. Noni Rozaini, M.Si

Disusun oleh :

Kelompok II

Diana Ratna Sari Simanungkalit 7213144020

Jesika Sinaga 7213144028

Richard Victor S. Sinaga 7213344014

Ruspida Pasaribu 7211144008

Syifa Salsabila Sihombing 7213344018

Yohana Oktavia Hutapea 7212444002

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat
dan Hidayat-Nya serta kekuatan yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca dalam mengetahui pembelajaran Pengantar Ekonomi
Makro mengenai konsep permintaan agregat,konsep penawaran
agregat,komsumsi,tabungan,investasi.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari banyak kesalahan dan


kekurangan, baik dari materi maupun teknik penyajiannya seperti salah pengetikan,
salah penyebutan dan lain sebagainya. Untuk itu kami mohon maaf, dan kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun, demi perbaikan dimasa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa kritik dan saran yang
membangun.

Medan, 7 Maret 2022

Kelompok II
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Model penawaran agregat (Aggregate Supply/AS) dan permintaan agregat (Aggregate
Demand/AD) sering kali digunakan untuk membantu menganalisis fluktuasi ekonomi dalam jangka
pendek .kurva permintaan agregat pada dasarnya melambangkan jumlah dari seluruh barang dan
jasa yang diminta dalam suatu perekonomian pada setiap tingkat harga. Artinya,jika hal lain tetap
sama,penurunan tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian cenderung meningkatkan jumlah
barang dan jasa yang diminta. Sedangkan kurva permintaan agregat menyatakan jumlah
keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi serta dijual pada setiap tingkat harga oleh produsen.
Artinya, dalam periode satu atau dua tahun,naiknya tingkat keseluruhan dalam perekonomian
cenderung menaikkan jumlah penawaran barang dan jasa dan penurunan tingkat harga cenderung
mengurangi jumlah penawaran barang dan jasa .

Tabungan dan Investasi merupakan indikator tingkat pertumbuhan ekonomi.


Negara berkembang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan sumber dana
yang besar, namun di lain pihak sumber dana megalami kendala dalam pembentukan
modal.Depresiasi tajam nilai tukar rupiah, inflasi yang tinggi, menurunya kepercayaan
investor,terjadi akibat dari krisis ekonomi Indonesia tahun 1997. Investasi Domestik untuk
biaya pembangunan bisa bersumber dari tabungan nasional dan pinjaman luar negri, namun
karenaketerbatasan pinjaman luar negeri, tabungan nasional menjadi hal yang utama. Saving
investment Gap yang melebar dari tahun ketahun menunjukan bahwa pertumbuhan investasi
domestik, melebihi kemampuan dalam mengakumulasi tabungan nasional.

1.2 TUJUAN PENULISAN


BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Permintaan Agregat

2.1.1 Pengertian Permintaan Agregat


Aggregate demand adalah nilai seluruh permintaan pada seluruh jenis produk barang dan
jasa yang dibuat dalam suatu periode tertentu. Nilai permintaan yang terdapat di dalam agregat ini
akan dinyatakan dalam wujud nilai keseluruhan yang yang digunakan untuk produk barang dan jasa
tersebut hingga level harga yang lebih spesifik dan pada periode waktu tertentu. Sedangkan kurva
permintaan agregat (agregate demand curve) adalah kurva yang menggambarkan hubungan
antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat harga, dengan asumsi hal-hal
lainnya tetap. Kurva permintaan agregat tersebut memiliki slope negative yang
menunjukkan bahwa antara jumlah output yang diminta dengan tingkatharga hubungannya
adalah negatif atau berkorelasi negatif.

2.1.2 Komponen Permintaan Agregat

1. Konsumsi
Konsumsi mampu mewakili tingkat pengeluaran rumah tangga untuk barang dan juga jasa.
Hal penentu yang paling utama dari komponen yang satu ini adalah pendapatan disposibel atau
pendapatan setelah pajak atau pendapatan sekali digunakan.

Tingginya pengeluaran sekali pakai akan mampu meningkatkan konsumsi dan juga
tabungan. Tingginya tabungan dan juga konsumsi rumah tangga dari tambahan uang yang diterima
tergantung dari kebiasaan rumah tangga tersebut.Kita bisa mengukur kebiasan ini dengan
menggunakan indikator kecenderungan mengonsumsi marginal dengan kecenderungan menabung
marginal.

2. Investasi
Pengeluaran investasi adalah pembelian produk barang atau jasa yang dilakukan oleh bisnis.
Pembelian ini umumnya digunakan untuk modal fisik, yang sangat paling penting untuk kapasitas
produksi mereka. Keputusan investasi inti tergantung pada tingkat keuntungan yang diharapkan dan
juga biaya pendanaan.

3. Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran pemerintah dianggap sebagai variabel eksogen. Kondisi itu terjadi dikarenakan
berbagai variabel ekonomi didalamnya tidak mampu mempengaruhi keputusan pengeluaran.

4. Ekspor bersih
Nilai ekspor bersih adalah nilai ekspor yang sudah dikurang dengan impor. Ekspor adalah
permintaan dari pihak luar negeri untuk produk dalam negeri. Sedangkan impor adalah permintaan
domestik untuk produk dari luar negeri. Komponen ini ditentukan dari pendapatan dan juga harga
yang relatif antara ekonomi domestik dan juga dunia.
2.1.3 Kurva Permintaan Agregat
Kurva permintaan agregat (aggregate demand curve) adalah grafik yang menunjukkan
hubungan terbalik antara permintaan agregat dan tingkat harga. Permintaan agregat mewakili
jumlah permintaan dari empat sektor ekonomi makro: rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan
sektor eksternal. Dalam sebuah grafik, kurva permintaan agregat adalah miring ke bawah
(slope negatif).

Pada dasarnya, kurva permintaan agregat melambangkan jumlah dari seluruh barang dan
jasa yang diminta dalam suatu perekonomian pada setiap tingkat harga. Seperti yang digambarkan
pada figur di atas, yaitu kurva agregat miring ke bawah. Hal ini mengimplikasikan bahwa jika hal
lain tetap sama, penurunan tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian (misalkan dari P1 ke P2)
cenderung meningkatkan jumlah barang dan jasa yang diminta (dari Y1 ke Y2).
Lalu mengapa kurva agregat miring kebawah?
untuk menjelaskan mengapa kurva permintaan agregat miring ke bawah, terlebih
dahulu harus memecah komponennya terlebih dahulu. Kemudian, menjelaskan hubungan
masing-masing komponen terhadap tingkat harga.

Permintaan agregat terdiri dari permintaan dari empat sektor utama, yakni:
 Konsumsi rumah tangga
 Investasi bisnis
 Pengeluaran pemerintah
 Ekspor neto

 Efek tingkat harga terhadap konsumsi rumah tangga


Tingkat harga mempengaruhi kekayaan rumah tangga. Kekayaan riil mereka
meningkat ketika tingkat harga turun. Itu menambah daya beli mereka. Peningkatan daya beli
tersebut mendorong rumah tangga untuk meningkatkan konsumsinya. Oleh karena itu,
penurunan tingkat harga akan meningkatkan konsumsi rumah tangga. Efek sebaliknya juga
berlaku. Tingkat harga yang lebih tinggi menurunkan konsumsi rumah tangga. Pendapatan riil
rumah tangga jatuh dan daya beli mereka melemah.

Efek perubahan tingkat harga terhadap konsumsi rumah tangga melalui kekayaan riil ini kita
sebut sebagai efek kekayaan (wealth effect).
 Efek tingkat harga terhadap investasi bisnis
Tingkat harga yang lebih rendah menurunkan permintaan uang. Untuk membeli sejumlah
barang dengan kuantitas yang sama daripada sebelumnya, pelaku ekonomi membutuhkan
lebih sedikit uang.Di pasar keuangan, penurunan permintaan uang akan mendong harga uang
turun. Dan, dalam ekonomi, harga dari sebuah uang adalah suku bunga. Jadi, tingkat harga
yang lebih rendah akan menurunkan suku bunga.Suku bunga yang lebih rendah menurunkan
biaya investasi modal, mendorong bisnis untuk meningkatkan investasi mereka.
Tidak hanya itu. Suku bunga rendah juga mendorong rumah tangga untuk mengajukan
pinjaman baru. Untuk beberapa item seperti rumah dan mobil, rumah tangga membeli tidak
secara tunai melainkan dibiayai melalui pinjaman. Oleh karena itu, ketika suku bunga rendah,
rumah tangga juga akan cenderung meningkatkan belanja beberapa barang.
Efek sebaliknya juga berlaku ketika tingkat harga naik. Itu mendorong suku bunga naik dan
melemahkan investasi bisnis dan konsumsi rumah tangga.

 Efek tingkat harga terhadap pengeluaran pemerintah


Tidak ada korelasi antara tingkat harga dengan pengeluaran pemerintah. Pengeluaran
pemerintah adalah kebijakan diskresioner dan lebih ditentukan oleh proses politik. Karena itu,
kita mengklasifikasikan pengeluaran pemerintah sebagai pengeluaran otonom, yang mana
nilainya tidak tergantung pada kondisi perekonomian.

 Efek tingkat harga terhadap ekspor neto


Ekspor neto adalah selisih antara nilai ekspor dengan nilai impor. Penurunan tingkat
harga menunjukkan barang-barang domestik menjadi lebih murah. Itu menarik pembeli asing
dan mendorong mereka untuk meningkatkan permintaan. Sebagai hasilnya, ekspor
meningkat.Di sisi lain, penurunan tingkat membuat barang dan jasa yang diproduksi asing
menjadi kurang menarik bagi pembeli domestik. Akibatnya, impor berkurang. Jadi, secara
umum, ketika tingkat harga turun, ekspor neto akan meningkat. Sebaliknya, ketika tingkat
harga naik, ekspor neto akan menurun.

2.1.4 Faktor Yang Menggeser Kurva Permintaan Agregat

Beberapa faktor meningkatkan permintaan agregat dan karenanya, menggeser kurva ke


kanan. Mereka termasuk:

 Kebijakan fiskal ekspansif (expansionary fiscal policy). Pemerintah menstimulus


permintaan agregat dengan meningkatkan pengeluarannya atau menurunkan pajak.
Peningkatan pengeluaran memiliki efek langsung pada peningkatan permintaan agregat.
Sebaliknya, tarif pajak yang lebih rendah berdampak tidak langsung pada permintaan agregat,
yaitu melalui peningkatan disposable income rumah tangga dan peningkatan keuntungan
bisnis.

 Kebijakan moneter ekspansif (expansionary monetary policy). Bank sentral menstimulus


permintaan agregat dengan meningkatkan jumlah uang beredar. Opsinya adalah dengan
memotong suku bunga kebijakan, mengurangi rasio cadangan wajib (reserve requirement
ratio), dan operasi pasar terbuka melalui pembelian surat berharga pemerintah. Itu semua
mendorong suku bunga di dalam perekonomian turun, meningkatkan konsumsi rumah tangga
dan investasi bisnis.
 Peningkatan kekayaan rumah tangga. Peningkatan kekayaan mendorong rumah tangga
untuk membelanjakan lebih banyak uang pada barang dan jasa.

 Konsumen lebih optimis. Konsumen merasa lebih percaya diri tentang pendapatan dan
keamanan kerja mereka di masa depan. Itu mendorong mereka menghabiskan proporsi yang
lebih tinggi dari pendapatan untuk konsumsi barang dan jasa.

 Bisnis lebih optimis. Jika perusahan melihat keuntungan masa depan membaik, mereka
kemungkinan besar akan berinvestasi lebih banyak dalam proyek modal.

 Depresiasi nilai tukar. Depresiasi membuat barang domestik lebih murah bagi pembeli asing
dan mendorong mereka meningkatkan permintaan. Sebagai hasilnya, ekspor meningkat. Di
sisi lain, depresiasi membuat harga barang impor lebih mahal. Pembeli domestik akan
mengurangi permintaan terhadap mereka (impor turun). Jadi, secara keseluruhan, depresiasi
meningkatkan ekspor neto dan permintaan agregat. 

 Pertumbuhan ekonomi global yang kuat. Itu meningkatkan permintaan terhadap barang-


barang domestik dan mendorong ekspor. Mengasumsikan impor adalah konstan,
pertumbuhan global yang lebih kuat meningkatkan ekspor neto. 

2.2 Penawaran Agregat

2.2.1 Pengertian Penawaran Agregat


Penawaran agregat (aggregate supply, AS) adalah hubungan antara jumlah barang dan jasa yang
ditawarkan dan tingkat harga. Karena Perusahaan yang menawarkan barang dan jasa memiliki
harga yang fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga kaku dalam jangka pendek,
hubungan penawaran agregat bergantung pada horizon waktu.

2.2.2 Penawaran Agregat Jangka Panjang


Penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) mengacu pada total
output dalam perekonomian ketika harga input bervariasi. Upah dan harga input lainnya
fleksibel dan beradaptasi secara proporsional dengan perubahan tingkat harga. Dalam periode
ini, perekonomian sepenuhnya memanfaatkan semua sumber dayanya dan memproduksi pada
output potensialnya. Perekonomian dapat meningkatkan [[kapasitas produksi]] dengan
meningkatkan pasokan faktor-faktor produksi. Selain itu, teknologi dapat meningkatkan
potensi hasil jangka panjang melalui peningkatan produktivitas.

Kurva penawaran agregat jangka panjang (LRAS) tidak elastis (garis vertikal). Tingkat
harga tidak berpengaruh pada output agregat karena perusahaan dapat menyesuaikan harga
input secara proporsional. Jadi, tidak seperti [[pasokan agregat jangka pendek]], biaya
produksi tidak mempengaruhi output agregat jangka panjang. Juga, peningkatan penawaran
agregat jangka panjang tidak menghasilkan tekanan inflasi.

Karena telah memanfaatkan semua kapasitas produktifnya, ekonomi harus


meningkatkan sumber daya produktifnya untuk meningkatkan output. Sebagai alternatif,
ekonomi juga dapat mengadopsi teknologi canggih. Dengan begitu, produktivitas ekonomi
meningkat, memungkinkan untuk menghasilkan lebih banyak output dengan sumber daya
yang ada.

Berikut ini adalah penentu penawaran agregat jangka panjang:


 Peningkatan pasokan tenaga kerja mendorong ekonomi untuk menghasilkan lebih banyak
output. Faktor-faktor penentu pasokan tenaga kerja meliputi pertumbuhan populasi, [tingkat
partisipasi angkatan kerja], dan imigrasi bersih.
 Perbaikan[modal manusia] meningkatkan [produktivitas tenaga kerja]. Ini dapat dicapai
melalui pelatihan, pengembangan keterampilan, dan pendidikan. Produktivitas tenaga kerja
yang lebih tinggi menghasilkan output per tenaga kerja yang lebih banyak. Oleh karena itu,
ini akan meningkatkan output potensial sebuah perekonomian.
 Seperti tenaga kerja, peningkatan pasokan sumber daya alam memungkinkan ekonomi untuk
menghasilkan lebih banyak output.
 Modal fisik adalah unsur penting untuk [pertumbuhan ekonomi]. Investasi dalam properti,
pabrik, peralatan baru meningkatkan kapasitas ekonomi dalam menghasilkan barang dan jasa.
Dengan lebih banyak dan peralatan canggih, pekerja dapat menghasilkan lebih banyak output
daripada yang mereka bisa dengan peralatan yang lebih tua.
 Kemajuan teknologi juga mempengaruhi produktivitas dalam memproduksi barang.
Teknologi yang lebih canggih memungkinkan output per unit input yang lebih besar.

2.2.3 Penawarn Agregat Jangka Pendek


Penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply) mengacu pada output
agregat ketika beberapa biaya menjadi variabel. Tapi, upah dan beberapa biaya input lainnya
tidak fleksibel dan tidak sepenuhnya menyesuaikan dengan perubahan tingkat harga.
Dalam kurva di atas, anda dapat melihat, ekonom menggunakan tingkat harga dan
output agregat (PDB riil) untuk menggambarkan kurva penawaran agregat jangka pendek.
Sehingga, perubahan tingkat harga akan menyebabkan output berubah dan bergerak di
sepanjang kurva. Itu tidak akan menggeser kurva ke kanan atau ke kiri.

Selanjutnya, pergeseran kurva ke kanan atau kiri terjadi ketika faktor penentu lain
berubah. Faktor tersebut mungkin mempengaruhi biaya produksi atau mempengaruhi
ketersediaan dan kualitas persediaan modal atau tenaga kerja (faktor jangka panjang). Berikut
ini adalah beberapa faktor yang menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek:

 Harga input turun. Upah yang lebih rendah, misalnya, menurunkan biaya produksi,
meningkatkan keuntungan dan mendorong bisnis untuk meningkatkan output.
 Ekspektasi harga di masa depan naik. Ekspektasi bisnis menunjukkan ke anda tentang
optimisme (pesimisme) perusahaan dalam menghasilkan laba di masa depan. Jika bisnis
mengekspektasikan harga produk mereka naik di masa depan, relatif terhadap tingkat harga
umum, mereka melihat margin laba yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan margin laba yang
lebih baik, perusahaan akan membangun persediaan dengan meningkatkan output. Karena
semakin banyak perusahaan menjadi optimis, itu akan menaikkan output agregat.
 Penurunan pajak bisnis. Pajak yang lebih rendah mengurangi biaya produksi per unit.
Keuntungan bisnis meningkat dan mendorong mereka meningkatkan output.
 Peningkatan subsidi produksi. Subsidi bekerja secara terbalik dengan pajak. Kenaikan
subsidi membantu perusahaan mengurangi biaya. Itu akan mendorong mereka untuk
meningkatkan output.
2.2.4 Perbedaan Penawaran Agregat Jangka Pendek Dan Jangka Panjang

Penawaran agregat jangka pendek. Dalam sebuah grafik, di mana sumbu X mewakili


output agregat dan sumbu Y mewakili harga agregat, kurva penawaran agregat jangka
pendek (short-run aggregate supply atau SRAS) memiliki kemiringan ke atas. Itu
menunjukkan kenaikan tingkat harga mendorong peningkatan output agregat, yang mana
diwakili oleh PDB riil.

\ dalam jangka pendek, dapat mengasumsikan upah dan beberapa harga input konstan.
Oleh karena itu, kenaikan tingkat harga meningkatkan margin keuntungan perusahaan. Situasi
ini mendorong mereka untuk meningkatkan output demi memperoleh keuntungan yang lebih
tinggi.

Sebaliknya, ketika tingkat harga turun, perusahaan juga tidak bisa menyesuaikan upah
dan harga input ke bawah. Akibatnya, margin keuntungan menurun. Mereka kemudian
memangkas output.

Penawaran agregat jangka panjang. Di sini, di gasumsikan upah dan harga input
lainnya variabel. Itu berarti mereka akan naik dan turun engikuti tren dari tingkat harga. Jika
tingkat harga naik, mereka akan naik secara proporsional. Begitu juga, jika tingkat harga
turun, mereka juga akan turun secara proporsional.

Apa implikasinya? Karena biaya input menyesuaikan secara proporsional, margin


keuntungan tidak akan berubah. Sehingga, perusahaan tidak memiliki insentif untuk
meningkatkan produksi atau menurunkan produksi. Sebagai hasilnya, jika kita gambarkan
hubungan antara PDB riil dengan tingkat harga, kurva penawaran agregat jangka panjang
akan berbentuk vertikal.

Sebagai sebuah catatan, dalam jangka panjang, kita mengasumsikan faktor produksi
seperti modal, tenaga kerja dan teknologi adalah tetap. Sehingga, satu-satunya cara untuk
menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang adalah dengan meningkatkan kuantitas
dan memperbaiki kualitas modal dan tenaga kerja (diukur dari angkatan kerja). Faktor penting
untuk memperbaiki kualitas keduanya adalah teknologi.

2.3 Komsumsi

2.3.1 Pengertian Konsumsi


Konsumsi adalah segala kegiatan atau tindakan menghabiskan atau
mengurangikegunaan (daya guna) barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan.
Pembelanjaanmasyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka
yang laindigolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk
digunakanoleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.
2.3.2 Faktor yang mempengaruhi konsumsi
1.Pendapatan
Pendapatan yang meningkat tentu saja biasanya otomatis diikuti dengan
peningkatanpengeluaran konsumsi. Contoh : seseorang yang tadinya makan nasi aking
ketika mendapatpekerjaan yang menghasilkan gaji yang besar akan meninggalkan nasi
aking menjadi nasiberas rajalele. Orang yang tadinya makan sehari dua kali bisa jadi 3 kali
ketika dapat tunjangan tambahan dari pabrik.

2.Kekayaan
Orang kaya yang punya banya aset riil biasanya memiliki pengeluaran konsumsi
yangbesar. Contonya seperti seseorang yang memiliki banyak rumah kontrakan dan rumah
kostbiasanya akan memiliki banyak uang tanpa harus banyak bekerja. Dengan demikian
orangtersebut dapat membeli banyak barang dan jasa karena punya banyak pemasukan
darihartanya.

3.Tingkat Bunga
Bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi yang tinggi karena orang
lebihtertarik menabung di bank dengan bunga tetap tabungan atau deposito yang
tinggi dibandingdengan membelanjakan banyak uang.

4.Perkiraan Masa Depan


Orang yang was-was tentang nasibnya di masa yang akan datang akan menekan
konsumsi.Biasanya seperti orang yang mau pensiun, punya anak yang butuh biaya sekolah,
ada yangsakit buatuh banyak biaya perobatan, dan lain sebagainya.

5.Komposisi Penduduk
Dalam suatu wilayah jika jumlah orang yang usia kerja produktif banyak
makakonsumsinya akan tinggi. Bila yang tinggal di kota ada banyak maka konsumsi suatu
daerahakan tinggi juga. Bila tingkat pendidikan sumber daya manusia di wilayah itu tinggi-
tinggimaka biasanya pengeluaran wilayah tersebut menjadi tinggi.

6.JumlahPenduduk
Jika suatu daerah jumlah orangnya sedikit sekali maka biasanya konsumsinya sedikit.
Jikaorangnya ada sangat banyak maka konsumsinya sangat banyak pula.

7.Kebiasaan Adat Sosial Budaya


Suatu kebiasaan di suatu wilayah dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang.
Didaerah yang memegang teguh adat istiadat untuk hidup sederhana biasanya akan
memilikitingkat konsumsi yang kecil. Sedangkan daerah yang memiliki kebiasaan gemar
pesta adatbiasanya memeiliki pengeluaran yang besar.

8.Gaya Hidup Seseorang


Seseorang yang berpenghasilan rendah dapat memiliki tingkat pengeluaran yang
tinggi jika orang itu menyukai gaya hidup yang mewah dan gemar berhutang baik kepada
orang lain maupun dengan kartu kredit.
2.3.3 Fungsi Konsumsi
 Menurut Keynes pengeluaran seseorang untuk konsumsi dipengaruhi oleh pendapatanya.
Semakin tinggi tingkat pendapatannya maka tingkat konsumsinya juga semakin tinggi.
Sejalan dengan pemikiran tersebut, kiranya mudah untuk dimengerti bahwa seorang yang
tingkat pendapatannya semakin tinggi, semakin tinggi pula tingkat tabungannya karena
tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan.
2.4 Tabungan

2.4.1 Pengertian
Tabungan merupakan bagian dari pendapatan yang tidak digunakan
untukkonsumsi.Tabungan biasanya disimpan dibank dalam bentuk
saving(tabungan ),demanddeposit (giro), dan deposit (deposito). Ada pula tabungan yang
digunakan untukmendapatkan aktiva-aktiva keuangan atau fisik, misalnya saham, sebagai
balas jasanyamendapatkan deviden, bunga, dan penerimaan sewa.
2.4.2  Faktor yang Mempengaruhi
 Pendapatan Masyarakat
Pendapatan sangat berpengaruh terhadap tingkat tabungan. Semakin besar
pendapatansemakin besar dorongan untuk menabung sebagian dari pendapatan.
 Tinggi rendahnya suku bunga
Tingkat suku bunga juga sangat berpengaruh terhadap tingkat tabungan karena
semakintinggi tingkat suku bunga maka masyarakat akan semakin bersemangat untuk
menabung.
 Kepercayaan terhadap bank
Apabila suatu bank tidak dipercaya maka tingkat tabungan akan menurun.

 Kondisi perekonomian makro


Bila kondisi perekonomian tidak stabil, krisis ekonomi dan moneter terus
berlangsung,pengangguran cenderung meluas, masyarakat akan lebih memilih hal yang
utama sehinggamengakibatkan menurunnya tingkat konsumsi dan tabungan.
 Hasrat untuk menabung
Hasrat untuk menabung atau marginal propensity to save(MPS) merupakankecenderungan
tambahan untuk menabung.
 Distribusi Pendapatan 
 Dana Pensiun
 Tabungan dan kekayaan yang sudah ada

2.5 Investasi 

2.5.1 Pengertian
Investasi adalah kegiatan penanaman modal untuk memperluas dan
meningkatkanproduksi barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam
pelaksanaannyainvestasi dapat dibedakan menjadi investasi bruto dan investasi neto.
a.Investasi Bruto
Investasi untuk meningkatkan kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa
sertainvestasi pembelian benda-benda modal mengalami penyusutan. Adapun yang
termasukinvestasi bruto adalah pembelian barang-barang modal, seperti tanah, mesin-mesin
industri,kendaraan membangun pabrik, kantor, perumahan, dan pembelian bahan-bahan
sertabarang-barang persediaan.
b.Investasi Neto
Investasi bruto dikurangi penyusutan selama satu tahun. Dilihat dari sudut
apakahinvestasi itu dipengaruhi oleh pendapatan nasional atau tidak, maka investasi dibagi
dua yaitu :
 Autonomous Investment adalah investasi mandiri yang tidak dipengaruhi
olehpendapatan nasional. Pada umumnya investasi ini dilakukan oleh pengusaha.
 Induced Investment adalah investasi yang dipengaruhi adanya penanaman
modalyang yang dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Makin tinggi pendapatan
nasionalmekin besar jumlah investasi.

2.5.2 Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Investasi


a.Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah faktor yang sangat menentukan tinggi
rendahnyainvestasi disuatu negara. Negara yang pendapatan nasionalnya tinggi, maka
tingkatinvestasinya juga tinggi.
b.Tingkat Keuntungan
Setiap investor tentu mengharapkan keuntungan dari penanaman modal
yangdilakukan. Tinggi rendahnya keuntungan yang diharapkan akan mempengaruhi
besar kecil nya investasi.
c.Suku Bunga Pinjaman Bank
Pengusaha akan menanamkan modal nya disektor-sektor usaha yang akan
mendatangkankeuntungan bersih lebih tinggi daripada tingkat bank.
d. Perkiraan Situasi Perekonomian
Kondisi perekonomian yang stabil akan meningkatkan investasi, sebaliknya
jikaperkiraan perekonomian masa depan suram,pendapatan masyarakat turun maka
tingkatinvestasi akan turun
.e. Perkiraan Keamanan
Keamanan,ketertiban, dan ketenangan sangat diperlukan dalam
kehidupanperekonomian dan pelaksanaan penanaman modal.Terjadinya kerusuhan
sosial,pemberontakan, pembakaran.Dan pembunuhan,perusakan sarana dan prasarana
ekonomimengakibatkan investor ragu dalam melaksanakan penanaman modal.
f. Marginal Efficiency of Capital (MEC)MEC
merupakan kemampuan modal dalam induced investmentbahwa meningkatnya
pendapatanmasyarakat akan mendorong meningkatnya permintaan yang dibarengi dengan
kemampuan daya beli.

Anda mungkin juga menyukai