Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)

Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

ANALISIS FAKTOR EKONOMI YANG MEMPENGARUHI IHSG DI


BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2012-2014
Ana Badriah

Jurusan Pendidikan Ekonomi


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: anabadriah87@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor ekonomi yang mempengaruhi IHSG di BEI
tahun 2012-2014 dan faktor yang paling dominan mempengaruhi IHSG di BEI tahun 2012-2014. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan faktorial. Data dikumpulkan dengan metode
dokumentasi dan di analisis menggunakan analisis faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
yang mempengaruhi IHSG itu adalah faktor pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) memiliki nilai
variance sebesar 65,01%, faktor pertumbuhan produk industri memiliki nilai variance sebesar 17,14%,
faktor inflasi memiliki nilai variance sebesar 9,19%, faktor tingkat suku bunga memiliki nilai variance
sebesar 6,74%, faktor kurs rupiah memiliki nilai variance sebesar 1,030%, faktor pengangguran memiliki
nilai variance sebesar 0,62%, dan faktor anggaran defisit memiliki nilai variance sebesar 0,27%. Faktor
yang paling dominan adalah faktor pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) dengan nilai varance
rotation 65,01 %.

Kata Kunci: Faktor ekonomi , IHSG, GDP

ABSTRACT
This study was amed to determine the economic factors affecting the Jakarta Composite
Index,(JCI)) on the Stock Exchange in 2012-2014 and the most dominant factor influencing Jakarta
Composite Index,(JCI) on the Stock Exchange in 2012-2014 . This type of research is a quantitative by
factorial design . Data collected by the methods of documentation and analyzed by factor analysis .
Results of this study indicate that factors affecting the Jakarta Composite Index,(JCI) is the growth of
Gross Domestic Product (GDP) at variance 65,01 % , the growth of industrial products with a value of
17,14 % variance , variance inflation by 9,19 % , with the interest rate of 6,74 % variance value , the
exchange rate with the variance 1,03 % , the unemployment factor has a value of variance equal to
0.62%, and the budget deficit with a value of 0.271 % variance . The most dominant factor is the Gross
Domestic Product (GDP) growth factor with a value varance rotation 65,01 %.

Keywords: Economic Factors,JCI,GDP


Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

PENDAHULUAN datang dari kurs rupiah, tingkat suku bunga,


inflasi.
Dalam era globalisasi, setiap negara Husnan (2010) menyataka,
harus tunduk pada peraturan organisasi faktor-faktor yang mempengaruhi
ekonomi regional dan organisasi ekonomi keberhasilan pasar modal adalah:
dunia tidak bebas lagi menentukan aturan Supply Sekuritas, faktor ini
main yang bertentangan atau tidak sesuai menunjukkan banyaknya perusahaan
dengan aturan internasional yang telah yang bersedia menerbitkan sekuritas di
disepakati. Setiap negara juga berusaha pasar modal, Demand Sekuritas, faktor
melakukan efesiensi atau menghilangkan ini adalah terdapatnya anggota
ekonomi biaya tinggi agar dapat bersaing masyarakat yang memiliki jumlah dana
dalam harga. Setiap negara akan cukup besar dan dipergunakan untuk
melakukan inovasi produk, memperbaiki membeli sekuritas-sekuritas yang
pelayanan purna jual, ataupun melakukan ditawarkan, dan kondisi politik dan
merger, konsolidasi, akusisi, aliansi, dan ekonomi, faktor ini yang akhirnya akan
kerja sama bilateral antar perusahaan mempengaruhi supply dan demand
dalam bentuk apa pun agar dapat menang sekuritas.
dalam persaingan. Salah satu cara untuk Kondisi stabilitas politik ini ikut
menekan biaya tinggi adalah menggiring membantu pertumbuhan ekonomi yang
perusahaan swasta masuk ke pasar modal pada akhirnya mempengaruhi supply dan
agar struktur modal perusahaan menjadi demand sekuritas. Kondisi perkembangan
lebih baik, lebih efesien, dan lebih pasar modal dapat dipantau melalui
terkendali oleh masyarkat. besarnya volume transaksi dan
MenuUXW 6XQDUL\DK ³SDVDU perkembangan IHSG di bursa efek.
modal secara umum diartikan suatu sistem Keadaan pasar modal yang baik terlihat
keuangan yang terorganisasi, termasuk di dari perkembangan IHSG yang meningkat.
dalamnya adalah bank komersial dan IHSG tahun 2012-2014 berfluktuasi,
semua lembaga perantara dibidang dan ini mengakibatkan ketidakpastian untuk
keuangan, serta keseluruhan surat-surat memperoleh imbal hasil di masa yang akan
EHUKDUJD \DQJ EHUHGDU´ 'DODP DUWL VHPSLW datang dalam berinvestasi, hal ini
pasar modal adalah suatu pasar (tempat, mencerminkan resiko yang akan dihadapi
berupa gedung) yang disiapkan guna investor. Kondisi perkembangan pasar
memperdagangkan saham, obligasi, dan saham dapat dipantau melalui besarnya
jenis surat berharga lainnya dengan volume transaksi dan perkembangan IHSG
memakai jasa perantara pedagang efek. di bursa saham.
Bagi para investor, melalui pasar Apabila IHSG di BEI memiliki
modal mereka dapat memilih obyek pertumbuhan indeks yang negatif dari
investasi dengan beragam tingkat setiap periodenya maka dapat diindikasikan
pengembalian dan tingkat resiko yang bahwa kinerja IHSG belum maksimal,
dihadapi, sedangkan bagi para penerbit karena investor pasar modal masih belum
(issuers atau emiten) melalui pasar modal sepenuhnya percaya terhadap IHSG dan
mereka dapat mengumpulkan dana jangka juga dapat menggambarkan bahwa kinerja
panjang untuk menunjang kelangsungan pasar modal di Indonesia belum
usaha mereka. Para investor perlu melihat menunjukkan hasil yang baik. Jika kondisi
kinerja dan harga saham pada pasar tersebut terus terjadi maka para investor
ekuitas sebelum melakukan investasi agar tidak tertarik untuk melakukan investasi di
usaha mereka mendapatkan keuntungan pasar modal. Permasalahan pokok yang
yang bagus. Faktor yang mempengaruhi sering dihadapi para pemodal dalam
tinggi rendahnya yaitu (1) berasal dari luar melakukan investasi saham di pasar modal
negeri (eksternal) dan (2) faktor yang Indonesia saat ini adalah berkaitan dengan
berasal dari dalam negeri (internal). Faktor berbagai faktor yang mempengaruhi harga
yang berasal dari luar negeri seperti halnya VDKDP ³)DNWRU-faktor tersebut antara lain
trend harga emas diluar negeri, sedangkan adalah pertumbuhan Gross Domestic
faktor yang berasal dari dalam negeri bisa Product (GDP), pertumbuhan produksi
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

industri, inflasi, tingkat bunga, kurs rupiah, kestabilan kurs menjadi hal penting. Sebab
penganJJXUDQ GDQ DQJJDUDQ GHILVLW´ ketika nilai kurs terepresiasi dengan dollar
Perkembangan pertumbuhan Amerika Serikat, hal ini akan
industri mempengaruhi indeks harga mengakibatkan barang-barang impor akan
saham. Adanya kenaikan dari pertumbuhan menjadi mahal. Apabila sebagian
produksi industri mengidikasikan adanya perusahaan menggunakan barang impor
suatu kekuatan, sehingga memberikan maka hal ini bisa meningkatkan biaya
pengaruh positif terhadap pasar modal produksi dan menurunnya tingkat
khususnya bursa efek. Hal ini mendorong keuntungan perusahaan. Hal ini
investor untuk menanamkan modalnya mempengaruhi minat beli investor pada
pada perusahaan yang terdaftar pada IHSG perusahaan tersebut. Secara umum, hal ini
di bursa efek. mendorong pelemahan IHSG di pasar
Perkembangan inflasi juga dapat modal.
mendorong atau mengurungkan niat Suku bunga yang tinggi bisa
investor untuk menanamkan modalnya berdampak pada investasi dan sektor riil.
pada perusahaan yang terdaftar pada Dengan kondisi yang seperti itu akan
IHSG, karena trend inflasi yang berfluktuasi membuat perkembangan perekonomian
menunjukkan adanya ketidakstabilan yang tercermin pada pertumbuhan Gross
tingkat inflasi di Indonesia. Kenaikan inflasi Domestic Product (GDP) menjadi menurun
terakhir tahun 2014 mencapai 7,75%. Inflasi atau tidak stabil. Dengan kondisi
akan cenderung meningkatkan biaya pertumbuhan Gross Domestic Product
produksi dari perusahaan, sehingga (GDP) yang tidak baik dapat mengurungkan
keuntungan dari perusahaan akan lebih niat investor menanamkan modalnya pada
rendah, hal ini mengakibatkan para investor perusahaan yang terdapat di bursa efek.
enggan menanamkan dananya di Hasil ini akan berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan tersebut sehingga menjadikan IHSG.
harga saham di bursa menjadi turun. Kinerja IHSG juga dapat dipengaruhi
Meningkatnya tingkat bunga secara oleh anggaran defisit dan pengangguran.
langsung bisa meningkatkan beban bunga Anggaran defisit dapat mendorong
tahun 2013 kenaikan tingkat suku bunga konsumsi dan investasi pemerintah
membuat IHSG menurun. Pada saat suku sehingga dapat meningkatkan permintaan
bunga stabil sebesar 5,75%, IHSG terhadap produk suatu perusahaan. Jika
mengalami kenaikan, saat tingkat suku penjualan perusahaan meningkat akan
bunga mengalami kenaikan 6,00% sampai menarik investor untuk menanamkan
7,50% IHSG mengalami penurun yang tidak modalnya dan IHSG akan meningkat. Beda
stabil. Perusahaan yang mempunyai hal nya dengan pengangguran,
leverage yang tinggi bisa mendapatkan meningkatnya pengangguran berarti bisnis
dampak yang sangat berat terhadap mulai melemah. Dunia usaha mejadi kurang
kenaikan tingkat bunga. Harga bahan baku menarik bagi investor, sehingga memberi
juga akan meningkat. Jika kenaikan biaya dampak yang negatif terhadap harga
ini tidak dapat diserap oleh harga jual saham.
kepada konsumen, maka profabilitas Berdasarkan uraian di atas maka
perusahaan bias menurun. Menurunya penulis berkeinginan untuk melakukan
profabilitas ini, bisa mengakibatkan dampak penelitian yang berkaitan dengan
yang signifikan terhadap pendapatan fenomena-fenomena yang terjadi di pasar
dividen yang harus diterima investor, yang modal khususnya bursa efek pada IHSG
mengakibatkan invetasi saham di pasar yang berfluktuasi. Oleh karena itu penulis
modal kurang menarik. Pada akhirnya PHQHWDSNDQ MXGXO SHQHOLWLDQ LQL ³$nalisis
investor akan berpindah ke investasi yang Faktor-Faktor Ekonomi yang
lain dan bisa berpengaruh terhadap harga Mempengaruhi IHSG di Bursa Efek
saham di bursa menjadi turun. Indonesia (BEI) tahun 2012- ´
Begitu juga dengan kenaikan kurs
rupiah. Bagi perusahaan yang aktif
melakukan kegiatan ekspor dan impor
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

METODE (GDP), pengangguran, pertumbuhan


Rancangan penelitian produk industri dapat diperoleh dengan
menggunakan jenis penelitian kuantitatif mengakses www.bps.go.id. Anggaran
dengan rancangan penelitian faktorial. defisit dapat diperoleh pada laporan
Penelitian ini dilakukan untuk keuangan pemerintah. IHSG yang tercatat
mengeksplorasi data faktor-faktor yang pada tahun 2012-2014 diperoleh dengan
mempengaruhi IHSG di BEI tahun 2012- mengakses www.duniainvestasi.com.
2014 dan mengetahui faktor yang paling Metode analisis data yang
dominan mempengaruhi IHSG di BEI tahun digunakan dalam penelitian ini adalah
2012-2014. Penelitian ini menjabarkan tujuh analisis faktor. Menurut Suliyanto (2005)
faktor yang dapat menjelaskan IHSG sesuai analisis faktor terdiri dari beberapa tahap,
dengan teori Sunariyah (2011). Subjek yaitu sebagai berikut.
penelitian pada dasarnya adalah yang akan 1) Membuat matrik
dikenai kesimpulan hasil penelitian. Subjek Semua data yang masuk dan diolah
dalam penelitian ini adalah BEI. Objek menghasilkan matrik korelasi. Matrik
penelitian adalah sifat keadaan, dari suatu korelasi dapat diidentifikasikan variabel-
benda, orang, atau yang menjadi pusat variabel tertentu yang tidak mempunyai
perhatian dan sasaran penelitian. Objek korelasi dengan variabel yang lain,
dari penelitian ini adalah IHSG, sehingga dapat dikeluarkan dari analisis.
pertumbuhan Gross Domestic Product Untuk menguji ketepatan model analisis
(GDP), pertumbuhan produksi industri, faktor, maka dapat digunakan %DUOHWW¶V WHVW
inflasi, tingkat bunga, kurs rupiah, of Sphericity yang dipakai untuk menguji
pengangguran, dan anggaran defisit. bahwa variabel-variabel dalam sampel
Sumber data yang digunakan dalam berkorelasi. Hasil %DUOHWW¶V WHVW RI 6SKHULFLW\
penelitian ini adalah berupa data sekunder. menunjukkan apakah hubungan antara
Data sekunder berupa data kurs rupiah, variabel-variabel signifikan atau tidak.
tingkat suku bunga, inflasi yang tercatat di Statistik lain yang berguna adalah
Bank Indonesia dapat diperoleh dengan pengukuran kelayakan sampel Kaiser
mengakses www.bi.go.id. Data Meyer Olkin (KMO). Analisis faktor
pertumbuhan Gross Domestic Product dianggap layak jika besaran KMO nilainya
(GDP), pengangguran, pertumbuhan minimal 0,50. Besaran ini digunakan untuk
produk industry dapat diperoleh dengan mengukur derajat korelasi antar variabel
mengakses www.bps.go.id. Anggaran dengan kriteria Measure of Sampling
defisit dapat diperoleh pada laporan Adequacy (MSA) t 0,50.
keuangan pemerintah. IHSG yang tercatat 2) Menentukan jumlah faktor
pada tahun 2012-2014 diperoleh dengan Variabel disusun kembali
mengakses www.duniainvestasi.com. berdasarkan pada korelasi hasil langkah
Jenis data yang digunakan pada pada butir dua untuk menentukan faktor
penelitian ini yaitu data kuantitaif. Dalam yang diperlukan untuk mewakili data. Untuk
penelitian ini data kuantitatif berupa data menentukan berapa faktor yang dapat
kurs rupiah, tingkat suku bunga, inflasi, diterima secara empirik dapat dilakukan
pertumbuhan Gross Domestic Product berdasarkan besarnya eigenvalue setiap
(GDP), pengangguran, pertumbuhan faktor yang muncul. Semakin besar
produk industri, dan anggaran defisit dan eigenvalue setiap faktor, semakin
IHSG tahun 2012-2014. representatif faktor tersebut untuk mewakili
Metode pengumpulan data dengan sekelompok variabel. Faktor-faktor ini yang
metode dokumentasi. Sebagian data dipilih adalah faktor yang mempunyai
adalah bentuk surat-surat, catatan harian, eigenvalue sama dengan atau lebih dari
dan laporan. Data-data yang akan satu.
dikumpulkan adalah data kurs rupiah, 3) Rotasi faktor
tingkat suku bunga, inflasi yang tercatat di Hasil penyederhanaan faktor dalam
Bank Indonesia dapat diperoleh dengan matrik faktor memperlihatkan hubungan
mengakses www.bi.go.id. Data antara faktor dengan variabel individu,
pertumbuhan Gross Domestic Product
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

tetapi dalam faktor-faktor tersebut terdapat Component Analisis (PCA) yaitu dengan
banyak variabel yang berkorelasi sehingga melihat jumlah resudial antara korelasi yang
sulit diinterpretasikan. Dengan diamati dengan korelasi yang direproduksi.
menggunakan rotasi faktor matrik, matrik Dalam penelitian ini, untuk mempermudah
faktor ditranspormasikan ke dalam matrik proses perhitungan dan untuk
yang lebih sederhana sehingga mudah mendapatkan hasil perhitungan yang akurat
untuk diinterpretasikan. Dalam perilaku ini dalam analisis data, peneliti menggunakan
digunakan rotasi varimax. bantuan alat hitung berupa program SPSS
4) Interpretasi faktor 16.0 for Windows.
Interpretasi faktor dilakukan dengan
mengelompokkan variabel yang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mempunyai faktor loading tinggi ke dalam HASIL PENELITIAN
faktor tersebut. Untuk menginterpretasikan 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
hasil penelitian ini, faktor loading minimal IHSG di Bursa Efek Indonesia Tahun
0,5. Variabel yang mempunyai faktor 2012-2014
loading kurang dari 0,5 dikeluarkan dari Berdasarkan hasil penelitian yang
model. diperoleh dari Tahun 2012-2014 dengan
5) Menentukan ketepatan model dianalisis menggunakan analisis faktor,
Tahap terakhir dari analisis faktor didapat data Koefisien Kaiser-Mayer-Okin
adalah mengetahui apakah model mampu (KMO) yang digunakan untuk mengukur
menjelaskan dengan baik. Fenomena yang kecukupan sampel dalam penelitian ini,
ada perlu diuji dengan teknik Principal dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Table 1 KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .743
Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 293.550
Sphericity Df 21
Sig. .000

Dari hasil penguji KMO pada tabel 1, nilai analisis faktor dapat dilihat dari hasil output
KMO sebesar 0.743 lebih besar dari 0,50, Statistical Program Social Scene (SPSS)
ini berarti data yang diperoleh dapat 16.0 for Windows. Pada output SPSS
dianalisis. Dilihat dari hasil uji %DUOHWW¶V 7HVW dalam Anti-image Matrices, terdapat kode
of Sphecricity yang menunjukkan hasil sig ³D´ \DQJ EHUDUWL WDQGD XQWXN Measure of
sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05, ini berarti Sampling Adequacy (MSA). Apabila faktor
matrik korelasi memiliki korelasi yang atau variabel yang memiliki nilai MSA >
signifikan dengan sejumlah variabel. 0,50, ini berarti layak digunakan dalam
Adapun faktor-faktor atau variabel- analisis. Nilai MSA masing-masing variabel
variabel yang layak digunakan dalam dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Table 2 Nilai MSA


Variabel Nilai MSA Keputusan
Pertumbuhan Dapat digunakan untuk analisis faktor
Gross Domestic 0,870 > 0,50
Product (GDP)
Pertumbuhan Dapat digunakan untuk analisis faktor
0,537 > 0,50
Produk Industri
Inflasi 0,754 > 0,50 Dapat digunakan untuk analisis faktor
Tingkat Suku Dapat digunakan untuk analisis faktor
0,703 > 0,50
Bunga
Kurs Rupiah 0,776 > 0,50 Dapat digunakan untuk analisis faktor
Pengangguran 0,768 > 0,50 Dapat digunakan untuk analisis faktor
Anggaran Defisit 0,551 > 0,50 Dapat digunakan untuk analisis faktor
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

Berdasarkan Tabel 2, nilai MSA anggaran defisit. Untuk menentukan


masing-masing variabel lebih besar dari banyaknya faktor yang mempengaruhi
0,50 yang berarti masing-masing variabel IHSG di BEI, dapat dijelaskan oleh nilai
dapat dianalisis lebih lanjut dengan analisis persentase dari masing-masing faktor yang
faktor,: (1) pertumbuhan Gross Domestic dianalisis dengan melihat nilai total variance
Product (GDP) , (2) pertumbuhan produk explained melalui SPSS 16.0 for Windows.
industri, (3) inflasi, (4) tingkat suku bunga, Hasil analisis dari masing-masing faktor
(5) kurs rupiah, (6) pengangguran, dan (7) dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Table 3 Total Variance Explained


Co Initial Eigenvalues Extraction Sums of Rotation Sums of Squared
mp Squared Loadings Loadings
on
ent Total % of Cumulative Total % of Cumula Total % of Cumula
Variance % Variance tive % Variance tive %

1 4.550 65.006 65.006 4.550 65.006 65.006 4.512 64.458 64.458


2 1.200 17.139 82.145 1.200 17.139 82.145 1.238 17.687 82.145
3 .643 9.190 91.336
4 .472 6.740 98.075
5 .072 1.030 99.106
6 .044 .623 99.729
7 .019 .271 100.000

Berdasarkan tabel 3 dalam initial Dengan demikian. Karena nilai


eigenvalues menunjukkan persentase dari eigenvalue yang ditetapkan 1, maka nilai
satu (pertumbuhan Gross Domestic Product total yang akan diambil adalah > 1 yaitu
(GDP)) memiliki eigenvalue sebesar 4,550 komponen 1 dan 2. Untuk menjelaskan
dengan nilai variance sebesar 65,006%. yang mempengaruhi IHSG di BEI Tahun
Faktor dua (pertumbuhan produk industri) 2012-2014, dapat dilakukan melalui
memiliki eigenvalue sebesar 1,200 dengan ekstraksi faktor. Ekstraksi faktor dapat
nilai variance sebesar 17,139%, faktor tiga dijelaskan oleh total presentase dari
(inflasi) memiliki eigenvalue sebesar 0,643 masing-masing faktor utama. Faktor-faktor
dengan nilai variance sebesar 9,190%, utama tersebut adalah faktor yang memiliki
faktor empat (tingkat suku bunga) memiliki nilai parameter eigenvalue > 1. Untuk
eigenvalue sebesar 0,472 dengan nilai mengetahui distribusi dimensi-dimensi yang
variance sebesar 6,740%, faktor lima (kurs belum dirotasi ke dalam faktor yang telah
rupiah) eigenvalue sebesar 0,072 dengan terbentuk maka dapat dilihat pada output
nilai variance sebesar 1,030%, dan faktor SPSS 16.0 for Windows (Rotated
enam (pengangguran) memiliki eigenvalue Component Matrix). Faktor yang
sebesar 0,044 dengan nilai variance mempengaruhi IHSG di BEI Tahun 2012-
sebesar 0,623%, faktor tujuh (anggaran 2014 dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
defisit) memiliki eigenvalue sebesar 0,019
dengan nilai variance sebesar 0,271%.

Tabel 4 Faktor mempengaruhi IHSG di BEI Tahun 2012-2014.


Varianced Factor
Faktor Eigenvalue
Explained % Loading
Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) 4.550 65.006 .945
Pertumbuhan Produk Industri 1.200 17.139 .818
Inflasi .643 9.190 .979
Tingkat Suku Bunga .472 6.740 .890
Kurs Rupiah .072 1.030 .921
Pengangguran .044 .623 -.741
Anggaran Defisit .019 .271 .652
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat mempengaruhi mempengaruhi IHSG


dijelaskan bahwa faktor yang memiliki sebesar 65,006%. Pertumbuhan produk
eigenvalue > 1 adalah pertumbuhan Gross industri memiliki variance explained
Domestic Product (GDP) dan pertumbuhan sebesar 17.139%, artinya pertumbuhan
produk industri dengan , total nilai variance produk industri mampu menjelaskan yang
explained dari kedua faktor keseluruhan mempengaruhi mempengaruhi IHSG
mampu menjelaskan sebesar 82,145%, sebesar 17.139%.
dengan demikian dari 82,145% dari seluruh Menentukan nama faktor yang telah
variabel yang ada dapat dijelaskan oleh terbentuk untuk masing-masing faktor
kedua faktor tersebut. Pertumbuhan Gross bersifat subjektif, kadangkala variabel yang
Domestic Product (GDP) memiliki variance memiliki nilai faktor loading tertinggi
explained sebesar 65,006%, artinya digunakan untuk memberi nama faktor.
pertumbuhan Gross Domestic Product Untuk melihat nilai faktor loading dapat
(GDP) mampu menjelaskan yang dilihat pada Tabel 5 berikut.

Table 5 Rotated Component Matrixa


Component
1 2
inflasi .979 .005
Pertumbuhan Gross
.945 .219
Domestic Product (GDP)
kurs rupiah .921 .270
tingkat suku bunga .890 .293
pengangguran -.741 .251
anggaran defisit .652 -.547
pertumbuhan produk industri .217 .818

Berdasarkan Tabel 5, faktor satu 2. Faktor yang Paling Dominan


terbentuk dari inflasi, pertumbuhan Gross Mempengaruhi IHSG di Bursa Efek
Domestic Product (GDP), kurs rupiah, Indonesia Tahun 2012-2014
tingkat suku bunga, pengangguran dan Hasil penelitian yang berdasarkan
anggaran defisi. Faktor kedua terbentuk pengujian hipotesis konseptual, untuk
dari pertumbuhan produk industri. Masing- menentukan dimensi atau faktor yang
masing kelompok faktor tersebut memiliki mempengaruhi IHSG di Bursa Efek Tahun
faktor loading tertinggi di setiap komponen 2012-2014 yang paling dominan digunakan
yaitu faktor satu terbentuk dari faktor inflasi parameter koefisien varimax atau
sebesar 0,979, faktor pertumbuhan Gross mendekati -1. Nilai yang medekati 1 diawali
Domestic Product (GDP) sebesar 0,945, oleh nilai 0,5 sedangkan nilai yang
faktor kurs rupiah sebesar 0,921, faktor mendekati -1 diawali oleh -0,5. Secara lebih
tingkat suku bunga sebesar 0.890, faktor rinci hasil ringkasan rotasi dari matriks
pengangguran sebesar -0,741 dan faktor faktor memuat nilai varimax rotation, dapat
anggaran defisit sebesar 0,652. Faktor dilihat pada Tabel 6 berikut.
kedua terbentuk dari faktor pertumbuhan
produk industri sebesar 0,818.
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

Tabel 6 Matriks rotasi Hasil Analisis Faktor


Varimax Rotation (%)
Dimensi
(1) (2)
Pertumbuhan Gross Domestic
65,006 í
Product (GDP)
Pertumbuhan produk industri í 17,139

Berdasarkan Tabel 6, maka faktor Hal ini merupakan kesempatan bagi


yang paling dominan yang mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk
IHSG di Bursa Efek Tahun 2012-2014 meningkatkan penjualannya, dengan
adalah pertumbuhan gross domesic bruto meningkatkan penjualannya, kesempatan
dengan nilai variance rotation 65,006%. perusahaan memperoleh keuntungan juga
Artinya kejelasan dari dimensi yang akan semakin meningkat sehingga akan
mempengaruhi IHSG di Bursa Efek Tahun berdampak positif terhadap harga saham
2012-2014 yang paling mendominasi perusahaan tersebut. Hal ini selanjutnya
sebesar 6,006%. akan mempengaruhi IHSG di BEI. Selain
itu, pertumbuhan ekonomi yang baik juga
PEMBAHASAN mencerminkan keadaan perekonomian
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi negara yang stabil, sehingga investor tidak
IHSG ragu untuk menginvestasikan dananya di
Dalam penelitian ini IHSG BEI. Hasil ini sejalan dengan penelitian
dipengaruhi oleh pertumbuhan Gross terdahulu Furqan (2014), yang menyatakan
Domestic Product (GDP), pertumbuhan pertumbuhan Gross Domestic Product
produk industri, inflasi, tingkat suku bunga, (GDP) mempengaruhi IHSG.
kurs rupiah, pengangguran, dan anggaran Faktor perkembangan pertumbuhan
defisit. Hal tersebut sesuai dengan teori industri menjelaskan IHSG sebesar
yang dinyatakan Sunariyah (2011) bahwa 17,139%. Hasil ini sejalan dengan
faktor yang mempengaruhi IHSG adalah Sunariyah (2011) yang menyatakan adanya
pertumbuhan Gross Domestic Product kenaikan dari pertumbuhan produksi
(GDP), pertumbuhan produk industri, inflasi, industri mengidikasikan adanya suatu
tingkat suku bunga, kurs rupiah, kekuatan, sehingga akan memberikan
pengangguran dan anggaran defisit. pengaruh positif terhadap pasar modal
Faktor pertumbuhan Gross khususnya bursa efek. Tinggi rendahnya
Domestic Product (GDP) dapat menjelasan pertumbuhan produksi industri dapat
kan sebesar 65,006% terhadap IHSG. dipengaruhi oleh fluktuasi perekonomian
Pertumbuhan Gross Domestic Product negara. Investor asing akan melihat
(GDP) yang cepat merupakan indikasi perekonomian negara, baik dilihat dari
terjadinya pertumbuhan ekonomi. Secara tingkat suku bunga, inflasi atau kurs pada
singkat, pertumbuhan ekonomi dapat saat itu. Jika suatu negara dalam keadaan
diartikan sebagai proses kenaikan output baik maka banyak investor yang akan
per kapita dalam jangka panjang. merasa aman menanamkan modalnya
Pertumbuhan sebagai proses, berarti pada produk industri, begitu sebaliknya.
bahwa pertumbuhan ekonomi bukan Semakin naik pertumbuhan produk industri
gambaran perekonomian pada suatu saat. maka nilai IHSG akan naik juga dan dapat
Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan memberi keuntungan bagi investor.
output per kapita, berarti harus Faktor tingkat inflasi dapat
memperhatikan dua hal, yaitu output total menjelaskan IHSG sebesar 9,190%. Inflasi
Gross Domestic Product (GDP) dan jumlah ditandai dengan adanya kecenderungan
penduduk, karena output per kapita adalah kenaikan tingkat suku harga umum dan
output total dibagi dengan jumlah berlangsung terus menerus. Meningkatnya
penduduk. Jika pertumbuhan ekonomi harga-harga barang akan menyebabkan
membaik, maka daya beli masyarakat perusahaan mengalami peningkatan biaya
terhadap barang/jasa pun akan meningkat. modal, biaya bahan baku, maupun biaya
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

tenaga kerja. Karena karyawan menuntut menyatakan tingkat suku bunga


penyesuaian gaji terhadap inflasi. Dengan mempengaruhi IHSG secara negatif tidak
kata lain adanya kenaikan harga barang- signifikan.
barang akan membuat biaya produksi Faktor kurs rupiah dapat
perusahaan menjadi meningkat. Selain menjelaskan IHSG sebesar 1,030%. Jika
terjadi peningkatan biaya produksi, permintaan kurs rupiah lebih sedikit dari
perusahaan pun sesungguhnya mengalami pada penawaran rupiah maka kurs rupiah
peningkatan pada sisi pendapatannya, ini akan terdepresiasi dan jika permintaan
maka hal ini akan menurunkan laba kurs rupiah lebih banyak dari pada
perusahaan, dimana akan berdampak pada penawaran rupiah maka kurs rupiah ini
turunya harga saham maupun kemampuan akan terapresiasi. Bagi investor depresiasi
perusahaan untuk membagikan dividen, rupiah terhadap dollar menandakan bahwa
dari data yang diperoleh inflasi Tahun 2012- proyek perekonomian Indonesia suram.
2014 mengalami fluktuasi. Inflasi 2013 yang Sebab depresiasi rupiah dapat terjadi
tinggi mengakibatkan IHSG semakin apabila faktor fundamental perekonomian
menurun dan tidak stabil. Sedangkan inflasi Indonesia tidak kuat. Hal ini tentu nya
menurun di tahun 2014 mengakibatkan menambah resiko bagi investor apabila
IHSG meningkat. Hasil ini sejalan dengan hendak berinvestasi di bursa saham
peneliti terdahulu Novitasari Istriansyah Indonesia. Investor tentunya akan
(2013) yang menyatakan tingkat inflasi menghindari risiko, sehingga investor akan
berpengaruh negatif terhadap IHSG. cenderung melakukan aksi jual dan
Faktor tingkat suku bunga dapat menunggu hingga situasi perekonomian
menjelaskan IHSG sebesar 6,740%. Bank dirasakan membaik. Aksi jual yang
sentral dapat mengurangi jumlah uang yang dilakukan investor ini akan mendorong
beredar di masyarakat melalui penjualan penurunan indeks harga saham di BEI.
SBI dan menentukan tingkat suku bungan Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian
simpanan dan pinjaman. BI rate yang telah terdahulu Ulil Albab (2015), yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia dapat menyatakan kurs rupiah mempengaruhi
dijadikan sebagai suku bungan acuan oleh IHSG secara negatif signifikan.
bank-bank yang ada di Indonesia dalam Faktor pengangguran menjelaskan
menentukan besarnya suku bunga IHSG sebesar 0,623%. Tingkat
simpanan dan pinjaman serta digunakan pengangguran akan meningkat atau
oleh bank Indonesia sebagai sasaran suku berkurang dengan sendiri nya tergantung
bunga SBI yang di diinginkan untuk dengan tingkat inflasi. Menurut ilmu makro
pelelangan pada masa periode tertentu. naik turun nya jumlah pengangguran
Tinggi rendahnya BI rate ini akan dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Apabila
mempengaruhi investasi di pasar modal inflasi meningkat maka terjadi penurunan
karena investor dapat mengalihkan dana jumlah pengangguran. Sebaliknya apabila
investasinya dalam bentuk simpanan di inflasi menurun maka jumlah pengangguran
bank lokal dan pembelian SBI di pasar akan meningkat. Namun bila terjadi
uang sehingga berdampak pada kenaikan harga secara umum yang dilihat
merosotnya IHSG di BEI. Kenaikan suku dari laju inflasi, maka output yang
bunga juga dapat mengakibat barang- dihasilkan akan menurun dan dengan
barang bahan baku baik dalam negeri sendirinya akan meningkatkan jumlah
maupun luar negeri mengalami kenaikan. pengangguran. Sulitnya memprediksi
Jika kenaikan biaya ini tidak dapat diserap peningkatan jumlah pengangguran,
oleh harga jual kepada konsumen, maka menyebabkan variabel pengangguran sulit
profabilitas perusahaan akan menurun. Hal untuk digunakan sebagai acuan dalam
ini mempengaruhi minat seorang investor penentuan pergerakan nilai IHSG. Karena
untuk berinvestasi pada perusahaan pada saat inflasi meningkat belum tentu
tersebut, hal ini mempengaruhi pergerakan mampu menurunkan jumlah pengangguran,
IHSG. Hasil ini tidak sejalan dengan pada saat peningkatan infalsi harga yang
penelitian terdahulu Ulil Albab (2015), yang tinggi tersebut dapat menyebabkan jumlah
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

pengangguran juga meningkat. Karena ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi


harga yang terlalu tinggi tidak dapat di membaik, maka daya beli masyarakat pun
capai oleh konsumen, mengakibatkan akan meningkat, dan ini merupaakan
produk tidak laku terjual dan produsen kesempatan bagi perusahaan untuk
terpaksa mengurangi tenaga kerja untuk meningkatkan penjualannya. Dengan
menekan biaya produksi yang ada agar meningkaykan penjualan perusahaan,
tidak merugi. maka kesempatan perusahaan
Faktor anggaran defisit menjelaskan memperoleh keuntungan juga akan
IHSG sebesar 0,271%. Anggaran defisit semakin meningkat. Sehingga kemudian
mendorong konsumsi dan investasi akan berdampak positif terhadap harga
pemerintah sehingga dapat meningkatkan saham perusahaan tersebut dan
permintaan terhadap produk perusahaan. selanjutnya akan mempengaruhi IHSG di
Setiap individu mempunyai informasi yang BEI, selain itu pertumbuhan ekonomi yang
cukup, sehingga mereka dapat baik juga mencerminkan keadaan
merencanakan tingkat konsumsi sepanjang perekonomian negara yang stabil sehingga
waktu hidupnya. Defisit anggaran akan investor tidak ragu menginvestasikan
meningkat tingkat konsumsi dalam jangka dananya di pasar modal.
panjang dengan cara membebankan pajak
untuk generasi berikut nya. Jika seluruh SIMPULAN DAN SARAN
sumber daya secara penuh dapat SIMPULAN
digunakan, maka peningkatan konsumsi Berdasarkan hasil analisis data dan
akan menurunkan tingkat tabungan dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan
suku bunga akan meningkat. Teori ini sebagai berikut.
menyimpulkan bahwa dalam kondisi full (1) Faktor yang mempengaruhi IHSG di
employment, defisit anggaran yang Bursa Efek Tahun 2012-2014 ada 7
permanen akan menyebabkan investasi (tujuh) faktor yaitu faktor pertumbuhan
swasta tergusur. Defisit anggaran Gross Domestic Product (GDP)
pemerintah dengan menurunkan tarif pajak memiliki nilai variance sebesar
akan meningkatkan suku bunga dan 65,006%, faktor pertumbuhan produk
menurunkan investasi dan menurunkan industri memiliki nilai variance sebesar
harga saham yang terdapat di BEI. 17,139%, faktor inflasi memiliki nilai
variance sebesar 9,190%, faktor tingkat
2. Faktor yang Paling Dominan suku bunga memiliki nilai variance
Mempengaruhi IHSG sebesar 6,740%, faktor kurs rupiah
Faktor yang paling dominan memiliki nilai variance sebesar 1,030%,
mempengaruhi IHSG pada penelitian ini faktor pengangguran memiliki nilai
adalah faktor pertumbuhan Gross Domestic variance sebesar 0,623%, dan faktor
Product (GDP). Adanya pengaruh anggaran defisit memiliki nilai variance
pertumbuhan Gross Domestic Product sebesar 0,271%.
(GDP) terhadap IHSG menandakan bahwa (2) Faktor yang dominan mempengaruhi
meningkatnya pertumbuhan Gross IHSG di Bursa Efek Tahun 2012-2014
Domestic Product (GDP) dapat berakibat adalah faktor pertumbuhan Gross
pada menguatnya nilai IHSG. Dengan Domestic Product (GDP) dengan nilai
meningkatnya kinerja ekonomi yang varimax rotation 65,006%.
dicerminkan oleh pertumbuhan Gross
Domestic Product (GDP), investor SARAN
cenderung akan lebih bannyak berinvestasi Saran untuk peneliti selanjutnya
di pasar modal. Kondisi ini sesuasi dengan yang melakukan penelitian sejenis,
pendapat Sunariyah (2011) dan Park sebaiknya menggunakan objek, periode
(dalam Thobarry, 2009). pengamatan, dan metode yang lebih
Adanya peningkatan pertumbuhan banyak, sehingga dapat memperoleh hasil
Gross Domestic Product (GDP) penelitian yang lebih baik. Berdasarkan
mengindikasikan terjadinya pertumbuhan simpulan yang diperoleh dari hasil
Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE)
Volume: 5 Nomor: 1 Tahun: 2015

penelitian ini, maka dapat dikemukakan Domestik Bruto Terhadap IHSG


saran-saran sebagai berikut. di Indonesia Tahun 2001- ´
(1) Bagi calon investor hendaknya Skripsi (Tidak Diterbitkan).
melakukan kegiatan (membayar pajak Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas
dan investasi) sesuai kebijakan Ekonomi dan Bisnis Universitas
pemerintah (kebijakan fiskal, kebijakan Hasanuddin Makassar.
moneter) untuk mendorong
Novitasari, Istriyansah. 2013 ³3HQJDUXK
pertumbuhan ekonomi terus tumbuh
Inflasi, Harga Minyak Mentah
positif sesuai dengan yang ditargetkan
Indonesia, dan Suku Bunga (BI
oleh pemerintah, dengan begitu faktor
RATE) Terhadap IHSG (Data
ekonomi (pertumbuhan Gross
Perbulan periode 2006- ´
Domestic Product (GDP), pertumbuhan
Jurnal Ilmiah (Tidak Diterbitkan).
perkembangan industri, inflasi, tingkat
JurusanIlmu Ekonomi, Fakultas
suku bunga, kurs rupiah,
Ekonomi dan Bisnis universitas
pengangguran dan anggaran defisit)
Brawijaya Malang.
akan mengalami kestabilan yang
membuat IHSG menjadi stabil Suliyanto. 200 ³$QDOLVLV 'DWD GDODP
sehingga calon investor lebih mudah $SOLNDVL 3HPDVDUDQ´ %RJRU
untuk mengambil keputusan terkait Ghalia Indonesia.
investasi yang akan dilakukan.
Sunariyah ´3HQJDQWDU 3HQJHWDKXDQ
(2) Bagi peneliti lain yang bermaksud
3DVDU 0RGDO HGLVL NHHQDP´
melakukan penelitian di bidang IHSG,
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
diharapkan dapat melakukan penelitian
lebih lanjut dan mendalam terkait faktor 7KREDUU\ $FKPDG $WK ³$QDOLVLV
pertumbuhan Gross Domestic Product Pengaruh Nilai Tukar, Suku
(GDP) yang pada penelitian ini member Bunga, Laju Inflasi, dan
pengaruh dominan terhadap IHSG Pertumbuhan Gross Domestic
dengan metode penelitian yang sama Product (GDP) Terhadap Indeks
dan daerah yang berbeda guna Harga Saham Sektor Properti
keberlakuan temuan ini secara lebih (Kajian Empiris Pada Bursa Efek
luas atau meneliti dalam jangka waktu Indonesia Periode Pengamatan
yang lebih lama. Selain itu, penelitian tahun 2000- ´ 8QLYHUVLWDV
ini perlu dikembangkan dengan Diponegoro Semarang.
mengkaji aspek-aspek lain yang
8OLO $OEDE $KPDG ³3HQJDUXK ,QGHNV
mempengaruhi harga saham dalam
NIKKEI 225, Dow Jones Industrial
kaitan investasi yang lebih spesifik.
Average, BI Rate dan Kurs Dolar
Terhadap IHSGStudi Kasus pada
DAFTAR PUSTAKA
IHSG bursa Efek Indonesia Tahun
+XVQDQ 6XDG ³'DVDU-Dasar Teori
2008- ´ -XUQDO ,OPLDK 7LGDN
3RUWRIROLR $QDOLVLV 6HNXULWDV´
Diterbitkan). Jurusan Ilmu
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan
Furqan Amansyah, Muhammad. 2014. Bisnis Universitas Brawijaya
³$nalisis Pengaruh Nilai Tukar, Malang.
Cadangan Devisa, Produk

Anda mungkin juga menyukai