Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KENAIKAN TINGKAT SUKU BUNGA BANK TERHADAP

INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI ERA PANDEMI


COVID 19

Disusun oleh:

Amanda Diva Adisty

201210093

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA KESATUAN BOGOR

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Wabah Covid-19 menjadi masalah dunia, bahkan inflasi dinilai mengalami
penurunan akibat penurunan konsumsi masyarakat pasca wabah. Menurut Gubernur
Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, hal itu terjadi karena melambatnya inflasi volatile
food akibat deflasi bawang merah dan melambatnya inflasi berbagai cabai dan beras.
Namun demikian, kinerja IHSG tidak mencerminkan penurunan sejak awal bulan di
tahun 2020, hingga Maret ini. Pemicu utamanya jelas karena wabah Covid-19 yang
telah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi dunia. Bukan hanya Indeks Harga Saham
Gabungan yang mengalami pelemahan ini. Indeks Dow Jones juga mengalaminya.
Oleh karena itu, fenomena ini adalah badai yang paling sempurna. Yang dimaksud
dengan ultimate perfect storm adalah jatuhnya harga saham dan wabah Covid-19.
Inflasi yang tinggi berdampak pada penurunan indeks harga saham gabungan di bursa
efek Indonesia.
Investasi saham bukanlah salah satu bentuk investasi yang paling populer di pasar
modal karena investasi saham dapat memberikan dua macam keuntungan bagi investor,
yaitu berupa capital gain dan dividen. Perkembangan pasar modal merupakan indikator
penting untuk dipantau. Hal-hal yang dipantau dari pasar modal antara lain nilai
transaksi dan volume transaksi, kapitalisasi pasar, jumlah emiten, dan indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG). Selain Indeks Harga Saham Gabungan, kinerja yang
mempengaruhi pasar modal yaitu inflasi, suku bunga, dan nilai tukar. Inflasi
merupakan faktor yang mempengaruhi fluktuasi indeks harga saham gabungan pada
suatu periode tertentu. Penelitian ini didukung oleh Siska Wahyu Sukamto (2016)
bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG, sedangkan penelitian
Meidiana Mulya Ningsih et.al (2018) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif
terhadap IHSG. Faktor ekonomi kedua yang mempengaruhi pergerakan indeks harga
saham gabungan adalah suku bunga. Suku bunga BI adalah suku bunga yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia sebagai acuan suku bunga simpanan atau pinjaman bagi bank dan
atau lembaga keuangan di seluruh Indonesia. Suku bunga SBI dapat mempengaruhi
suku bunga simpanan dan simpanan yang merupakan alternatif bagi masyarakat
dan/atau calon investor untuk menanamkan modalnya. Penelitian ini didukung oleh
Siska Wahyu Sukamto (2016) bahwa suku bunga SBI berpengaruh positif dan
signifikan terhadap IHSG, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Vina Sintya Dewi
(2016) menyatakan bahwa suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan
Kondisi pandemi ini membuat pemerintah di seluruh dunia melihat pasar saham
mengalami penurunan karena masyarakat dan pedagang sangat membutuhkan bahan
makanan pokok. Dalam situasi seperti ini, keberadaan informasi yang relevan dan andal
mengenai dinamika harga saham di pasar modal sangat diperlukan bagi investor untuk
dapat memperoleh pembiayaan yang maksimal untuk investasi sahamnya. Informasi
ini nantinya akan digunakan dalam penilaian investasi saham untuk menentukan
keputusan investasi yang tepat. Investor sebaiknya melihat pergerakan pasar modal
yang mengalami kenaikan (Bullish) atau mengalami penurunan (Bearish) dilihat dari
kenaikan atau penurunan harga saham yang tercatat melalui pergerakan indeks atau
yang lebih dikenal dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Harga saham bisa
berubah naik atau turun dalam hitungan menit bahkan bisa berubah dalam hitungan
detik. Fluktuasi yang terjadi pada harga saham disebabkan oleh mekanisme penawaran
dan permintaan di pasar modal.
Harga saham merupakan acuan para investor untuk berinvestasi pada suatu
perusahaan, Karena di pengaruhi oleh ekspektasi Investor akan kondisi ekonomi
maupun secara Global. Pergerakan harga saham dapat di lihat dari Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Indeks Harga merupakan suatu angka yang digunakan untuk
melihat perubahan harga saham dalam tempat yang berbeda dengan waktu yang sama.
Indeks Harga Saham Gabungan juga bisa dikatakan sebagai harga rata-rata saham yang
terdaftar di Bursa Efek diindonesia. Sejak adanya pengumuman resmi dari presiden
pada bulan maret 2020 yang menyatakan bahwa covid-19 masuk diindonesia untuk
pertama kalinya sangat mempengaruhi pergerakan harga saham di BEI. IHSG
mengalami penurunan drastis dari yang sebelumnya berada di level 5.000 menjadi
4000. Bahkan BEI menutup perdagangan saham untuk sementara. Penghentian
perdagangan saham sementara ini dilakukan setelah IHSG turun 5% . Salah satu
buktinya adalah pada penutupan perdagangan saham pada 18 Maret 2020. IHSG
ditutup melemah 138,78 poin atau 3,11% ke posisi 4.317,96. Jika dihitung dalam
sebulan terakhir, IHSG mengalami penurunan sebesar 26,96%
Salah satu indikator dalam menentukan seseorang akan melakukan investasi adalah
suku bunga Bunga yang terlalu tinggi akan berpengaruh pada aliran kas perusahaan
sehingga kesempatan berinvestasi tidak akan menarik perhatian para investor untuk
berinvestasi. Tingkat suku bunga yang relatif tinggi juga berpengaruh terhadap
peningkatan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Makin rendahnya Suku
Bunga maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena aliran dana yang
meningkat.
Suku bunga acuan BI sepanjang tahun 2020 terus menerus mengalami penurunan.
Suku bunga pada awal 2020 berada di level 5%, kemudian 20 februari turun 25 bps
menjadi 4, 75%, 18 juni 2020 kembali diturnkan sebesar 25 bps menjadi 4, 25%, Suku
bunga dikabarkan beberapa kali turun, penurunan BI Rate berada di level
3,75%merupakan level terendah sepanjang sejarah dan mengakhiri tahun 2020.
Keputusan ini dilakukan sebagai upaya yang dilakukan untuk menjaga stabilitas dan
pemulihan ekonomi dimasa pandemi Covid-19.
Beberapa Penelitian yang menjelaskan pengaruh dari Suku Bunga dan nilai tukar
rupiah harga saham diberbagai sektor bidang perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia salah satunya penelitian yang dilakukan oleh (Gultom, 2019) yang meneliti
pengaruh inflasi, suku bunga dan nilai tukar rupiah terhadap Harga Saham (Sektor
perbankan yang tedaftar di BEI (2012-2017). Tetapi, dalam penelitian ini lebih fokus
meneliti pada perusahaan yang bergerak di ekspor impor terlebih pada masa pandemi
Covid-19 yang memberikan efek yang sangat banyak bagi perkembangan ekonomi.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Analisis Kenaikan Tingkat Suku Bunga Bank terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) di era Pandemi COVID-19”
Analisis Penelitian Terdahulu

No Penelitian (Penulis, Judul, Nama Variabel yang diteliti Hasil Penelitian Perbedaan dengan
Jurnal dan Tahun) Penelitian Saat ini
1 Harson o & Worokin asih, 2018 Variabel independen Variabel inflasi secara Parsial Pada penelitian ini penulis
Pengaruh Infalasi, Suku Bunga dalam penelitian ini berpengaruh negatif tidak signifikan hanya akan menganalisis
dan Nilai Tukar Rupiah terhadp adalah Inflasi (X1), Suku terhadap indeks harga Saham suku bunga terhadap IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan Bunga (X2), dan Nilai Gabungan. Variabel suku bunga
(2013-2017) Tukar Rupiah (X3) dan secara parsial berengaruh negatif
Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 60 variabel dependen adalah signifikan terhadap IHSG. Bariabel
No. 2 (2018): JULI Indeks Harga Saham nilai tukar secara parsial berpengaruh
Gabungan (IHSG) (Y). negatif signifikan terhadap IHSG.
Variabel inflasi, suku bunga dan nilai
tukar rupiah secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap
IHSG.
2 Adidya Sumo Febriyanto variabel independen Hasil uji secara parsial nilai tukar Pada penelitian ini penulis
Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, makro ekonomi yaitu rupiah berpengaruh negatif signifikan hanya akan menganalisis
Suku Bunga, Inflasi dan Produk nilai tukar rupiah, suku terhadap IHSG. Hal ini menunjukkan suku bunga terhadap IHSG
Domestik Bruto terhadap Indeks bunga, inflasi dan PDB apabila nilai tukar rupiah mengalami
Harga Saham Gabungan di Bursa secara simultan kenaikan terhadap dollar Amerika
Efek Indonesia mempengaruhi IHSG. (nilai tukar rupiah melemah) maka
menurunkan minat investor untuk
Jurnal Ilmiah Mahasiswa UB Vol mempertahankan sahamnya. Hasil uji
4, No 2 secara parsial menunjukkan PDB
berpengaruh positif signifikan
terhadap IHSG. Hal ini menunjukkan
bahwa pertumbuhan PDB
mencerminkan keadaan
perekonomian negara yang baik
sehingga investor tidak ragu untuk
menginvestasikan dananya pada
IHSG. Hasil uji secara parsial
menunjukkan bahwa suku bunga dan
inflasi tidak berpengaruh terhadap
IHSG. Hal ini menunjukkan bahwa
investor tidak tertarik mengalihkan
portofolionya menjadi deposito
karena fluktuasi suku bunga yang
kecil dan tren inflasi yang menurun
selama lima tahun terakhir sehingga
inflasi tidak berdampak secara nyata
terhadap perubahan IHSG.
3 Ridwan Maronrong, Kholik variabel terikat yaitu Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada penelitian ini penulis
Nugrhoho Harga saham perusahaan secara parsial Inflasi dan Suku Bunga hanya akan menganalisis
PENGARUH INFLASI, SUKU manufaktur otomotif tidak berpengaruh signifikan terhadap suku bunga terhadap IHSG
BUNGA DAN NILAI TUKAR menunjukkan bahwa nilai harga saham dan Nilai Tukar
TERHADAP HARGA SAHAM signifikansi sebesar 0,074 berpengaruh terhadap harga saham
STUDI KASUS PADA yang artinya nilai PT. PT. Astra Internasional Tbk. dan
PERUSAHAAN signifikansi lebih besar PT. Indomobil Sukses Internasional
MANUFAKTUR OTOMOTIF dari 0,05, maka dari hasil Tbk. tahun 2012-2017, sedangkan
TERDAFTAR DI BURSA EFEK pengujian Uji Normaitas secara simultan menunjukkan bahwa
INDONESIA TAHUN 2012 – bahwa data yang Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar
2017 digunakan dalam berpengaruh signifikan terhadap
Jurnal STEI Ekonomi, Vol 26, No. penelitian ini telah harga saham PT. PT. Astra
02, Desember 2017 terdistribusi secara Internasional Tbk. dan PT. Indomobil
normal. Sukses Internasional Tbk. tahun
2012-2017.
4• Dini Rusqiati dan Adrianus variabel independen yang secara simultan tingkat inflasi, suku Pada penelitian ini penulis
Kangtono terdiri dari, tingkat bunga, dan nilai kurs berpengaruh hanya akan menganalisis
inflasi, suku bunga, dan secara signifikan terhadap harga suku bunga terhadap IHSG
• Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku nilai kurs mempengaruhi saham PT Agung Podomoro Land
Bunga dan Nilai Kurs Terhadap variabel dependen harga Tbk. Sedangkan secara parsial tingkat
Harga Saham PT. Agung saham PT Agung inflasi berpengaruh negatif dan
Podomor Land Tbk Podomoro Land Tbk, signifikan t.erhadap harga saham PT
1. Jurnal Ekonomi Bisnis VOL 11 baik secara simultan dan Agung Podomoro Land Tbk. Untuk
NO 2 (2018 parsial. suku bunga berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap harga saham PT

Agung Podomoro Land Tbk.
Sedangkan nilai kurs berpengaruh
positif terhadap harga saham PT
Agung Podomoro Land Tbk.
5 Intan Nurkhikmatul Aini, Mila variabel inflasi, nilai Inflasi negatif dan signifikan terhadap Pada penelitian ini penulis
Kusuma Wardani, Rika Rika, Zulfa tukar rupiah, tingkat suku IHSG. Nilai tukar positif dan hanya akan menganalisis
Amalia, Afridayani Afridayani bunga terhadap indeks signifikan terhadap IHSG. Suku suku bunga terhadap IHSG
Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar harga saham gabungan bunga positif dan signifikan terhadap
Rupiah dan Tingkat Suku bunga menghasilkan temuan IHSG
Terhadap Indeksi Harga Saham yang berbeda-beda
Gabungan (2011-2018) sehingga menarik untuk
PROCEEDING UNIVERSITAS dikaji ulang
PAMULANG Vol 1, No 1 (2020)
1.2 Identifikasi Masalah

Selama beberapa tahun terakhir Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia
cenderung mengalami fluktuasi. Beberapa tahun ini indeks harg saham gabungan yng mengalami
fluktuasi dan cenderung mengalami perubahan dapat dipengaruhi berbagai macam variabel yang
dapat diidentifikasikan sebagai berikut : Tingkat bunga yang cenderung berfluktuasi, Jumlah uang
beredar yang semakin banyak, Inflasi, Aturan tentang Bursa Efek Indonesia yang mengalami
perubahan, Kondisi politik yang sering memanas akhir-akhir ini, Kondisi internal Negara-negara
lain yang bergejolak. Dari beberapa variabel yang dapat mempengaruhi IHSG di Bursa Efek
Indonesia maka dalam penelitian hanya dibatasi pada Pengaruh Inflasi dan Tingkat Bunga
Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia. Menurut Bank
Indonesia, tingkat suku bunga atau Bl rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap
atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada
public. Suku bunga mempengaruhi fluktuasi harga saham karena apabila terjadi peningkatan suku
bunga SBI akan mengakibatkan peningkatan bunga deposito yang akhirnya akan berdampak pada
tingginya tingkat bunga kredit, sehingga investasi dalam perekonomian akan menurun atau dengan
kata lain lndeks Harga Saham Gabungan akan mengalami penurunan karena investor lebih suka
menabung di bank. Apabila tingkat suku bunga meningkat maka harga saham akan menurun.
Begitu pun sebaliknya apabila tingkat suku bunga menurun maka harga saham akan meningkat.
Naiknya tingkat suku bunga akan membuat orang berpindah berinvestasi pada tabungan atau
deposito yang menyebabkan saham tidak diminati sehingga harga saham akan turun.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, permasalahan yang ada dalam penelitian ini
di batasi agar tidak melebar dan mendapatkan hasil penelitian yang akurat. Untuk itu penulis
membatasi masalah yang akan dikaji hanya pada Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa efek
Indonesia.

1.4 Rumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah :

a. Apakah inflasi berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia?
b. Apakah suku bunga berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan di Bursa Efek
Indonesia?

c. Apakah kurs berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia?

d. Apakah inflasi, suku bunga dan kurs berpengaruh secara simultan terhadap indeks harga saham
gabungan di Bursa Efek Indonesia?

1.5 Tujuan Penelitiaan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi terhadap indeks harga saham gabungan di
Bursa Efek Indonesia.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga terhadap indeks harga saham
gabungan di Bursa Efek Indonesia.

c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kurs terhadap indeks harga saham gabungan di
Bursa Efek Indonesia.

d. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi, suku bunga dan kurs terhadap indeks
harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia.

1.6 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan
permasalahan ini. Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah:
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kesempatan penulis sebagai media pembelajaran dan
pengembangan diri dalam memecahkan masalah dan persoalan nyata yang terjadi pada suatu bank
khususnya tentang pengaruh inflasi, suku bunga.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan, serta pengetahuan terhadap
pasar modal dan indeks harga saham gabungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Landasan Teori
2.1.1.1 Theoretical Framework (Grand Theory)
Theoretical Framework (Grand Theory) adalah Kerangka teoritis (juga disebut paradigma
atau sistem teoretis) lebih abstrak daripada teori rentang menengah. Beberapa peneliti
menggunakan kerangka teoritis secara langsung dalam penelitian empiris. Sebuah peneliti
dapat menguji bagian dari teori pada suatu topik dan kadangkadang kontras bagian teori dari
kerangka yang berbeda.
Grand theory, istilah yang diciptakan oleh C. Wright Mills dalam ‘The sociological
imagination (1959)’ yang berkenaan dengan bentuk abstrak tertinggi suatu peneorian yang
tersusunan atas konsep-konsep yang diprioritaskan atas dapat mengerti dunia sosial.
Grand Teori juga adalah sebuah istilah yang ditemukan oleh seorang ahli sosioligis
bernama Charles Wright Mills dalam bukunya yangberjudul ‘The Sociological Imagination’
untuk menunjukan bentuk teori absraksitinggi yang mana pengaturan formal dan susunan dari
konsep-konsep lebih pentingdibandingkan pengertian terhadap dunia sosial. &alam
pandangannya , Grand Teorikurang lebih dipisahkan dari perhatian nyata kehidupan sehari-
hari dan berbagaivariasinya dalam ruang dan waktu.
Menurut Noor (2015), teori sinyal atau signaling theory merupakan teori yang menjelaskan cara
pemberian sinyal perusahaan kepada pihak- pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut
(Jama’an, 2008). Informasi yang dibutuhkan disajikan pada laporan keuangan yang dibuat perusahaan
setiap tahunnya. Sinyal diberikan perusahaan mengenai kinerja perusahaan dalam aspek keuangan
maupun nonkeuangan dan pencapaian kinerja yang telah diraih oleh manajemen dalam merealisasikan
harapan dan keputusan para pemegang saham. Informasi yang diberikan oleh perusahaan umumnya
merupakan catatan atau gambaran mengenai kondisi perusahaan pada masa lalu, saat ini, maupun
keadaan di masa yang akan datang. Perusahaan dapat memberikan sinyal terkait modal dasar dan rasio-
rasio keuangan. Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi
petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.
2.1.2 Variable Penelitian
2.1.2.1 Suku Bunga
Menurut Karl dan Fair (2001:635) Suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari
suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang
diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.
Menurut Ramirez dan Khan (1999) Ada dua jenis faktor yang menentukan nilai suku
bunga, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah
uang beredar, dan inflasi. Sedang faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat
perubahan nilai valuta asing yang diduga.
Menurut Prasetiantono (2000) Bunga adalah jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan
lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang
menguntungkan.
Menurut pandangan klasik Keynes (Nopirin, 2000:90) mendefenisikan tingkat bunga
sebagai fenomena moneter. Artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan
uang (ditentukan dalam pasar uang). Uang akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi, selama
uang mempengaruhi tingkat bunga.
Menurut Ismail (2010:132), berdasarkan sifatnya suku bunga dibagi menjadi dua jenis,
yaitu: Bunga simpanan. Merupakan tingkat harga tertentu yang dibayarkan oleh bank kepada
nasabah atas simpanan yang dilakukannya. Bunga simpanan ini, diberikan oleh bank untuk
memberikan rangsangan kepada nasabah penyimpan dana agar menempatkan dananya di bank.
Beberapa bank memberikan tambahan bunga kepada nasabah yang menempatkan dananya dalam
bentuk deposito sejumlah tertentu. Hal ini dilakukan bank agar nasabah akan selalu meningkatkan
simpanan dananya. Bunga pinjaman atau bunga kredit. Merupakan harga tertentu yang harus
dibayar oleh nasabah kepada bank atas pinjaman yang diperolehnya. Bagi bank, bunga pinjaman
merupakan harga jual yang dibebankan kepada nasabah yang membutuhkan dana. Untuk
memperoleh keuntungan, maka bank akan menjual dengan harga yang lebih tinggi dibanding
dengan harga beli. Artinya, bunga kredit lebih tinggi dibanding bunga simpanan.
Menurut Novianto (2011:22), berdasarkan bentuknya suku bunga dibagi menjadi dua
jenis, yaitu: Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini merupakan
nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap
satu rupiah yang diinvestasikan. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi
akibat inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi.

2.1.2.2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)


Menurut Jogiyanto (2013 :147) : Index Harga Saham Gabungan adalah angka index harga
saham yang udah diatur serta dihitung dengan menciptakan mode, di mana angka index yaitu
angka yang diproses sedemikan rupa maka bisa dipakai buat membanding-bandingkan insiden
yang bisa berwujud peralihan harga saham dari waktu ke waktu.
Menurut Zulbiadi Latief (Studi.co.id, 2018): IHSG yaitu index buat semua saham yang
diperjual-belikan di BEI, yang merefleksikan mode gerakan serta nilai umumnya kesemuanya
saham dari emiten yang berada pada Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Aini, I. N., Wardani, M. K., Rika, R., Amalia, Z., & Afridayani, A. (2020). Pengaruh Inflasi, NIlai
Tukar Rupiah dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan. Proceedings Universitas Pamulang, 1(1), 135-145.

Febriyanto, A. S. (2016). Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga, Inflasi dan Produk Domestik
Bruto terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB, 4(2).

Harsono, A. R. (2018). Pengaruh inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah terhadap indeks
harga saham gabungan (Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017) (Doctoral
dissertation, Universitas Brawijaya).

Maronrong, R. M., & Nugrhoho, K. (2017). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Dan Nilai Tukar
Terhadap Harga Saham Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Otomotif Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2017. Jurnal STEI Ekonomi, 26(02), 277-295.

Rusqiati, D., & Kangtono, A. (2018). PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA DAN
NILAI KURS TERHADAP HARGA SAHAM PT AGUNG PODOMORO LAND
TBK. Dinamika Ekonomi-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 11(2), 380-398.

Anda mungkin juga menyukai