Anda di halaman 1dari 3

 Anatomi Kulit

Kulit merupakan salah satu organ terbesar pada tubuh manusia yang meliputi hampir seluruh
permukaan tubuh. Kulit memiliki berbagai fungsi, salah satunya adalah melindungi otot, tulang
dan organ internal. Selain itu, kulit juga berfungsi melindungi tubuh dari kuman, virus, hingga
paparan zat kimia, memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit, membantu sintesis vitamin
D, dan menjaga suhu tubuh tetap stabil. kulit merupakan organ dinamis yang terus menerus
mengalami perubahan selama seseorang hidup. Lapisan yang ada pada bagian dalam akan
menggantikan lapisan luar yang luruh tanpa disadari. Ketebalan kulit masing-masing orang
berbeda, tergantung jenis kelamin, usia, dan juga faktor-faktor lain seperti kondisi medis
tertentu. Secara umum, kulit pria lebih tebal dibanding kulit wanita, dan kulit anak-anak lebih
tipis dibanding kulit orang dewasa.
Susunan kulit manusia

Epidermis
Struktur anatomi kulit manusia yang pertama adalah epidermis. Lapisan epidermis tidak
memiliki pembuluh darah. Pasokan nutrisi dan pembuangan diperoleh dari lapisan yang
lebih dalam, yaitu dermis. Dalam anatomi kulit, di bagian epidermis juga terdapat sel
Langerhans yang berperan sebagai bagian dari sistem imunitas kuilt, dan sel Merkel yang
berfungsi membuat kulit sensitif terhadap sentuhan.

Dermis
Lapisan kedua dalam struktur anatomi kulit manusia adalah dermis, dermis berfungsi
untuk mendukung epidermis dan memiliki struktur yang lebih kompleks. Struktur
penyusun dermis terdiri dari erat elastis, serat retikular, dan serat kolagen.

Hipodermis
Lapisan ketiga dalam struktur anatomi kulit manusia adalah hipodermis, hipodermis
berada dibawah lapisan dermis dan berfungsi melekatkan kulit dengan otot atau tulang,
menyuplai pembuluh darah, dan mempersarafi kulit. Hipodermis sendiri bukan lagi bagian

dari lapisan kulit. Pada lapisan ini, terdapat jaringan lemak yang menjadi bantalan
dan isolasi panas tubuh

Fisiologi kulit
sama halnya dengan jaringan pada tubuh lainnya, kulit juga melakuka respirasi (bernafas),
menyerap oksigen dan mengeluarkan lebih banyak karbondioksida. Namun, respirasi kulit
sangat lemah. Kulit hanya mengambil oksigen dari aliran darah dan hanya Sebagian kecil yang
diambil dari lingkungan luar (udara). Begitupula dengan karbondioksida yang dikeluarkan, lebih
banyak melalui aliran darah dibadingkan dengan yang dihembuskan langsung ke udara.

Histologi kulit
Gambaran histologi kulit normal terdiri dari epidermis, dermis, dan hipodermis.
Lapisan paling luar adalah epidermis dengan lapisan tipis keratin terhampar diatasnya.
Dibawah epidermis terdapat dermis yang mengandung jaringan ikat dengan kolagen
dan jaringan elastis. Kulit dibagi menjadi dua, yaitu kulit tebal dan kulit tipis. Kulit tebal
terdapat pada telapak tangan dan kaki. Kulit tebal mengandung banyak kelenjar keringat, tanpa
folikel rambut, kelenjar sebasea, atau serat otot polos. Kulit tipis terdapat pada seluruh
permukaan tubuh kecuali pada telapak tangan dan kaki. Kulit tipis mengandung folikel rambut,
kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat

Patifiologi kutu air


Tinea pedis atau athlete’s foot adalah infeksi dermatofita menular dan paling sering
disebabkan oleh Trichophyton rubrum. Sela jari kaki merupakan tempat predileksi
paling sering pada tinea pedis. Dermatofita hanya menginvasi lapisan stratum korneum
dan tidak menginvasi sel lainnya. Dermatofita membutuhkan lingkungan yang panas
dan lembab untuk hidup sehingga faktor-faktor yang dapat meningkatkan terjadinya
tinea pedis adalah kaki yang lembab, sering berkeringat, higienitas kaki, dan kondisi
imunokompromais. Tinea pedis lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita,
dan jarang terjadi pada anak-anak. Sebanyak 70% populasi dunia diperkirakan pernah
mengalami tinea pedis. Tinea pedis merupakan penyakit kulit yang sering ditemukan
pada praktik klinis sehari-hari. Keluhan yang didapatkan pada tinea pedis bervariasi
antara gatal, nyeri, rasa terbakar, dan bau pada kaki. Pasien juga dapat mengeluhkan
kaki bersisik atau basah. Pemeriksaan fisik yang didapatkan sesuai dengan tipenya
yaitu tipe interdigital, hiperkeratotik kronis, vesikobulosa, dan ulseratif akut. Tinea pedis
ditegakkan dengan temuan jamur penyebab pada pemeriksaan preparat kerokan kulit dengan
kalium hidroksida (KOH). Kultur jamur merupakan pemeriksaan baku emas namun dilakukan
untuk menilai resistensi jamur.

Anda mungkin juga menyukai