Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR

TERHADAP RETURN PASAR DI BURSA EFEK


INDONESIA PERIODE 2005-2011

ABSTRACT

The macro economics factors have impact on stock exchange market. The ability of investor in
understanding and predicting the future economics factor is useful for the investment decision.
The objective of this researchis to find the effects of inflation, interest rates, and exchange rates on
market returnin the Indonesia Stock Exchange. The data analysis used multiple regresssion. Using the
data for 2005-2011, theresults showed thatExchange rates have significant effect on market return, while
inflation andinteres rates have not significant effect on market return.

Keywords : inflation, interest rate, exchange rate and market return.


Pertumbuhan investasi di suatu negara
PENDAHULUAN dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi pada
Pasar modal merupakan sarana untuk negara tersebut. Semakin baik tingkat
menghubungkan investor (pemodal) dengan perekonomian suatu negara, maka semakin
perusahaan atau institusi pemerintah.Investor baik pula tingkat kemakmuran penduduknya.
merupakan pihak yang mempunyai kelebihan Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi
dana, sedangkan perusahaan atau institusi umumnya ditandai dengan adanya kenaikan
pemerintah memerlukan dana untuk tingkat pendapatan masyarakat. Dengan
membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal adanya peningkatan pendapatan, maka
ini, pasar modal berfungsi sebagai semakin banyak orang yang memiliki
pengalokasi dana dari investor ke perusahaan kelebihan dana, kelebihan dana tersebut dapat
atau institusi pemerintah. Pasar modal dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk
memiliki fungsi keuangan karena pasar modal tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk
memberikankesempatan bagi investor untuk surat-surat berharga yang diperdagangkan
memperoleh imbalan (return) (Tandelilin, dalam pasar modal.
2010). Lingkungan ekonomi makro merupakan
Pada prinsipnya pasar modal (capital lingkungan yang mempengaruhi operasi
market) merupakan pasar sekuritas untuk pasar modal. Kemampuan investor dalam
berbagai instrumen keuangan jangka panjang memahami dan meramalkan kondisi ekonomi
yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk makro di masa datang akan sangat berguna
utang maupun modal sendiri. dalam pembuatan keputusan investasi yang
Instrumeninstrumen keuangan yang menguntungkan. Untuk itu, seorang investor
diperjualbelikan di pasar modal Indonesia harus mempertimbangkan beberapa indikator
seperti saham biasa dan saham preferen, ekonomi makro yang bisa membantu investor
obligasi perusahaan dan obligasi konversi, dalam membuat keputusan investasinya.
obligasi negara, bukti right, waran, dan Indikator ekonomi makro yang seringkali
berbagai produk turunan dihubungkan dengan pasar modal adalah
(derivatif) seperti opsi. inflasi, suku bunga, dan nilai tukar
(Tandelilin, 2010). Secara teori, tingkat inflasi
yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi

1
ekonomi yang panas (overhead), artinya bunga berpengaruh positif signifikan terhadap
kondisi ekonomi mengalami permintaan atas return IHSG. Etty Murwaningsih (2008),
produk yang melebihi kapasitas penawaran meneliti tentang pengaruh volume
produknya, sehingga harga-harga cenderung perdagangan saham, deposito, dan kurs
mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi terhadap IHSG beserta prediksi IHSG (Model
akan menyebabkan penurunan daya beli uang Garch dan Arima). Hasil penelitiannya
(purchasing power of money). menunjukkan bahwa volume perdagangan
Disamping itu, inflasi yang terlalu tinggi berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG,
juga bisa mengurangi tingkat pendapatan riil dan suku bunga berpengaruh negatif signifikan
yang diperoleh investor dari investasinya terhadap IHSG sedangkan kurs tidak memiliki
(Tandelilin, 2010). pengaruh signifikan terhadap IHSG. Suramaya
Tingginya suku bunga akan Suci Kewal (2012), meneliti tentang pengaruh
menyebabkan beban operasional perusahaan inflasi, suku bunga, kurs, dan pertumbuhan
semakin berat serta akan mempengaruhi PDB terhadap indeks harga saham gabungan.
kinerja keuangan badan usaha yang pada Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
akhirnya berdampak pada pasar modal. tingkat inflasi, suku bunga SBI, dan
Disisi lain, meningkatnya suku bunga pertumbuhan PDB tidak memiliki pengaruh
merupakan peluang investasi yang cukup yang signifikan terhadap IHSG sedangkan kurs
menjanjikan bagi investor deposito dan akan rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap
berdampak pada harga pasar saham di pasar IHSG.
modal (Mudji Utami dan mudjilah Rahayu, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
2003). menguji pengaruh inflasi, suku bunga dan nilai
Nilai tukar (kurs) merupakan variabel tukar terhadap return pasar di Bursa Efek
makroekonomi yang turut mempengaruhi Indonesia periode 2005-2011.
volatilitas harga saham. Depresiasi mata
uang domestik akan meningkatkan volume RERANGKA TEORITIS DAN
ekspor. Bila permintaan pasar internasional HIPOTESIS Pasar Modal
cukup elastis hal ini akan meningkatkan Pasar modal adalah pertemuan antara pihak
cash flow perusahaan domestik, yang yang kelebihan dana dengan pihak yang
kemudian meningkatkan harga saham, yang membutuhkan dana dengan cara
tercermin pada IHSG. Sebaliknya, jika memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal
emiten membeli produk dalam negeri, dan juga bisa diartikan sebagai pasar yang
memiliki hutang dalam bentuk dollar maka memperjualbelikan sekuritas yang umumnya
harga sahamnya akan turun (Suramaya Suci memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti
Kewal, 2012). saham dan obligasi. Pasar modal berfungsi
Penelitian yang berhubungan dengan sebagai lembaga perantara (intermediaries)
pengujian ekonomi makro terhadap return fungsi ini menunjukkan peran penting pasar
pasar memberikan hasil yang berbeda-beda. modal dalam menunjang perekonomian
Purwanto Widodo (2007), meneliti tentang karena pasar modal dapat menghubungan
pengaruh pergerakan variabel ekonomi makro pihak yang membutuhkan dana dengan pihak
terhadap return IHSG dan LQ45. Hasil yang mempunyai kelebihan dana (Tandelilin,
penelitiannya menunjukkan bahwa inflasi tidak 2010).
berpengaruh negatif signifikan, sedangkan
nilai tukar terhadap Dollar Amerika dan suku

2
Return masyarakat keseharian dam mempunyai
Return merupakan hasil yang diperoleh dampak penting terhadap kesehatan
dari suatu investasi. Return dapat berupa perekonomian (Puspopranoto,
return realisasi yang sudah terjadi atau return 2004).
ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi
diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. variabilitas return suatu investasi, perubahan
Return realisasi (realized return) merupakan suku bunga juga akan mempengaruhi harga
return yang telah terjadi. Return realisasi saham secara terbalik, artinya jika suku bunga
dihitung berdasarkan data historis. Return meningkat, maka harga saham akan turun dan
realisasi ini penting karena digunakan sebaliknya. Kondisi ini bisa menarik minat
sebagai salah satu pengukur kinerja dari investor yang sebelumnya berinvestasi di
perusahaan. Return ekspektasi (expected saham untuk memindahkan dananya dari
return) adalah return yang diharapkan akan saham ke deposito (Tandelilin (2010). Jika ini
diperoleh oleh investor di masa yang akan terjadi maka sebagian besar investor akan
datang. Berbeda dengan return realisasi yang menjual sahamnya, maka harga saham akan
sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi turun.
sifatnya belum terjadi (Jogiyanto, 2010). Pengaruh Nilai Tukar terhadap Return
Pengaruh Inflasi terhadap Return Pasar Pasar
Tandelilin (2010), menjelaskan bahwa inflasi Kurs (nilai tukar) adalah harga dimana mata
yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan uang suatu negara dipertukarkan dengan
penurunan daya beli masyarakat, jika daya beli mata uang negara lain. Posisi nilai tukar
masyarakat menurun maka angka penjualan selalu berfluktuasi setiap saat, apabila harga
perusahaan akan ikut menurun. Adapun suatu mata uang semakin mahal terhadap
menurut Ebert dan Griffin (2003, p.19) dalam mata uang lain, maka mata uang tersebut
Dr. Werner R. Murhadi inflasi merupakan mengalami apresiasi. Sebaliknya, jika harga
kondisi dimana jumlah barang yang beredar mata uang menurun maka mata uang
lebih sedikit dari jumlah permintaan, kenaikan mengalami depresiasi (Puspopranoto, 2004).
inflasi yang signifikan akan mempengaruhi Nilai tukar dari suatu negara merupakan hal
daya beli konsumen berupa penurunan yang sangat penting bagi negara
kemampuan daya beli. Laba yang di hasilkan bersangkutan karena bersamaan dengan
perusahaan akan menurun dan perusahaan sulit harga-harga domestik, nilai tukar
membagikan deviden kepada investor, selain menentukan biaya dari produk suatu negara
itu investor tidak tertarik untuk menanamkan bagi pembeli di luar negeri. Setelah mencari
modalnya ke perusahaan, mengakibatkan data, kemudian data dihitung kurs tengahnya
permintaan akan saham perusahaan menurun kemudian menghitung perubahan kurs rupiah
dan berdampak pada menurunnya Indeks terhadap dollar.
Harga saham Berdasarkan pemikiran yang sudah
Gabungan (IHSG) dan retun pasar. dijelaskan diatas maka dibuatlah rerangka
Pengaruh Suku Bunga terhadap Return pemikiran seperti yang tersaji pada gambar 1.
Pasar
Suku bunga merupakan salah satu variabel Gambar 1
dalam perekonomian yang senantiasa diamati Rerangka Pemikiran
secara cermat karena dampaknya yang luas
juga mempengaruhi secara langsung kehidupan

3
yang terdapat pada penelitian ini hanya
Inflasi terbatas pada empat variabel saja, yaitu inflasi,
suku bunga, nilai tukar, dan return pasar. (2)
+
Periode penelitian yang digunakan pada tahun
Suku - Return 2005 sampai dengan 2011.
Bunga Pasar Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat variabel
dependen dan variabel independen, dimana
Nilai
variabel dependen yaitu return pasar (Y) dan
Tukar
variabel independen terdiri dari inflasi (X1),
Sumber : Peneliti terdahulu data diolah
suku bunga (X2), dan nilai tukar (X3).

Definisi Operasional dan


Berdasarkan kerangka pemikiran diatas,
Pengukuran Variabel
maka hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 : terdapat pengaruh inflasi, suku bunga, dan Adapun definisi operasional dari penelitian ini
nilai tukar secara simultan sebagai berikut :
H2 : terdapat pengaruh positif inflasi terhadap Variabel dependen
return pasar di Bursa Efek Indonesia. H3 : Return pasar merupakan tingkat
terdapat pengaruh negatif suku bunga terhadap keuntungan pasar atau tingkat (return) IHSG
return pasar di Bursa Efek Indonesia. H4 : yang diperoleh dan dinikmati investor atas
terdapat nilai tukar terhadap return pasar di suatu investasi yang telah dilakukannya.
Bursa Efek Indonesia. Variabel independen
Inflasi merupakan kecenderungan
terjadinya peningkatan harga produk-produk
METODE PENELITIAN
secara keseluruhan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Suku bunga merupakan salah satu
mengetahui adanya pengaruh inflasi, suku
variabel dalam perekonomian yang
bunga, dan nilai tukar terhadap returnpasar di
senantiasa diamati secara cermat karena
Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan jenis
dampaknya yang luas juga mempengaruhi
datanya, jenis penelitian (Mudrajat Kuncoro,
secara langsung kehidupan masyarakat
2009) yaitu : (1) Penelitian ini termasuk
keseharian dan mempunyai dampak penting
penelitian kuantitatif karena data yang
terhadap kesehatan perekonomian.
dianalisis pada penelitian ini adalah data yang
Kurs (nilai tukar) adalah harga dimana
diperoleh dapat diukur dalam suatu skala
mata uang suatu negara dipertukarkan
numerik. (2) Berdasarkan dimensi waktunya,
dengan mata uang negara lain.
termasuk penelitian time series, yaitu data
Variabel yang dianalisis di hitung dengan
yang secara kronologis disusun menurut waktu
rumus sebagai berikut : 1) Return Pasar
pada suatu variabel tertentu. (3) Berdasarkan
sumbernya, data dari penelitian ini adalah data
sekunder karena data dapat diambil langsung
pada suatu instansi, buku, dan sebagainya IHSGt = Indeks harga saham gabungan
sehingga kita dapat langsung memprosesnya. pada bulan t
Batasan Penelitian IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada
Adapun batasan penelitian ini hanya terbatas bulan sebelumnya (t - 1)
pada variabel yang digunakan (1) Variabel 2) Inflasi

4
Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
IHKt = Indeks harga konsumen pada termasuk data sekunder. Data-data tersebut
diperoleh dari media massa, yahoo finance
bulan t
(www.yahoofinance.com), Bank Indonesia
IHKt – 1= Indeks harga konsumen pada bulan t
(www.bi.go.id), dan Badan Pusat Statistik
sebelumnya (t - 1)
(www.bps.go.id).
3) Suku Bunga SBI
Teknik Analisis Data
4) Perubahan perubahan kurs rupiah terhadap
USD Dollar Analisis Regresi Linier Berganda Digunakan
untuk mengetahui pengaruh beberapa

Tabel 1
STATISTIK DESKRIPTIF VARIABEL PENELITIAN
N Minimum Maksimum Rata-rata Standar Deviasi
Return Pasar 84 -0,31422 0,20132 0,01882 0,07235
Inflasi 84 -0,32882 0,08703 0,00216 0,03793
Suku Bunga 84 0,06000 0,12750 0,08350 0,01958
Nilai Tukar 84 -0,09884 0,17242 0,00023 0,03285
variabel bebas/independent variable (X)
terhadap variabel terikat/dependent variable
(Y). Model multiple regression:
Rp/USDt = Nilai tukar Rupiah terhadap USD
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Dollar pada bulan t
Dimana : Y = Return Pasar
Rp/USDt – 1 = Nilai tukar Rupiah terhadap USD
α = Konstanta β1, β2, β3 =
Dollar pada bulan t sebelumnya (t -1)
Koefisien regresi
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan
X1 = Inflasi
Sampel
X2 = Suku Bunga X3 =
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
Nilai Tukar e =
adalah seluruh saham yang terdaftar di Bursa
Faktor-faktor lain
Efek Indonesia periode 2005 sampai dengan
2011 yang menjadi pembentuk dari indeks
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
harga saham gabungan (IHSG). Penelitian ini
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
tidak menggunakan sampel dan teknik
Variabel yang digunakan dalam penelitian
sampling, karena objek yang diteliti adalah
sebanyak empat variabel, yaitu return pasar,
Bursa Efek Indonesia.
inflasi, suku bunga, dan nilai tukar. Uji
statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 1
sebagai berikut:
Sumber: Lampiran data diolah Rp 1.434,07 mencapai harga Rp 1.722,77.
Adapun return terendah sebesar 0,31422 ini
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa return pasar terjadi pada bulan Okober 2009 disebabkan
tertinggi sebesar 0,20132 return tertinggi ini perubahan IHSG yang mengalami penurunan
terjadi bulan April 2009. Hal ini dikarenakan dari bulan September 2008 ke bulan Oktober
adanya perubahan Indeks Harga Saham 2008 yaitu Rp 1.832,51 turun sebesar Rp
Gabungan (IHSG) yang meningkat dari harga 1.256,70 selain itu, adanya krisis global 2008

5
sehingga IHSG sempat drop ke posisi
1.241,54 pada bulan november 2008. Nilai
rata-rata variabel return pasar sebesar
0,01882, sedangkan standar deviasinya
adalah 0,07235.
Nilai inflasi tertinggi sebesar 0,08703
terjadi bulan Oktober 2005 disebabkan
adanya nilai Indeks Harga Konsumen (IHK)
yang mengalami peningkatan dari bulan
September 2005 ke bulan Oktober 2005 yaitu
124,22 menjadi 135,15 selain itu, bulan
Ramadhan yang jatuh pada awal bulan
Oktober diiringi kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) sehingga me ngakibatkan
harga barang dan jasa meningkat (sumber:
http://www.bps.go.id). Nilai terendah sebesar
-0,32882 terjadi bulan Juni 2008 hal ini
adanya nilai Indeks Harga Konsumen (IHK)
yang mengalami penurunan yang cukup

6
Nilai tukar tertinggi sebesar 0,17242
tinggi dari bulan Mei 2008 sebesar 164,01 terjadi tahun 2008 hal ini dikarenakan
menjadi 110,08. Bulan Juni 2008 merupakan bulan Oktober 2008 nilai tukar Rupiah
IHK terendah dibandingkan dengan IHK terhadap
lainnya selama periode penelitian. Nilai USD Dollar melemah yang diakibatkan
ratarata variabel inflasi sebesar 0,00216
sedangkan standar deviasinya adalah 6
0,03793.
Nilai suku bunga tertinggi sebesar adanya kondisi bursa dan pasar keuangan
0,12750 terjadi bulan Desember 2005 sampai secara global telah mengalami tekanan yang
April 2006ini disebabkan adanya beberapa sangat berat, akibat kerugian yang terjadi di
faktor, baik internal maupun eksternal yang pasar perumahan (subprime mortgages) yang
berpotensi menghambat pertumbuhan berimbas ke sektor keuangan Amerika
ekonomi dan menimbulkan gangguan pada Serikat. Hal ini berimbas ke negara-negara
stabilitas makro ekonomi. Dari sisi internal lain di dunia, baik di Eropa, Asia, Australia
misalnya, Bank Indonesia mencatat beberapa maupun Timur Tengah. Indeks harga saham
hal yang berpotensi memberikan tekanan laju di bursa global juga mengikuti keterpurukan
inflasi yang berasal dari masih tingginya indeks harga saham bursa di AS, bahkan di
akses likuiditas, adanya tekanan inflasi Asia, termasuk Indonesia, indeks harga
volatilefood akibat masih besarnya gangguan saham menukik tajam melebihi penurunan
pasokan dan distribusi sebagai akibat indeks saham di AS sendiri. Hal ini
bencana alam di beberapa tempat. Dari sisi mengakibatkan kepanikan yang luar biasa
eksternal, harga minyak dunia yang tinggi bagi para investor, sehingga sentimen negatif
patut mendapat perhatian (sumber: terus berkembang, yang mengakibatkan
http://keuangan.kontan.co.id). Nilai terendah banyak harga saham dengan fundamental
sebesar 0,06000 terjadi pada bulan yang bagus, nilainya ikut tergerus tajam.
November 2011 – Desemeber 2011 Selain keadaan yang memprihatinkan di
dikarenakan adanya keputusan Rapat Dewan lingkungan bursa saham, nilai tukar mata
Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang uang di Asia dan Australia pun ikut melemah
didasarkan pada evaluasi menyeluruh terhadap dolar AS (sumber:
terhadap kinerja perekonomian, beberapa http://rutacs.wordpress.com). Nilai terendah
faktor risiko yang masih dihadapi dan terjadi bulan Desember 2008 sebesar 0,09884
prospek ekonomi ke depan. Dewan Gubernur disebabkan karena menguatnya nilai tukar
memandang level BI Rate saat ini masih Rupiah terhadap USD . Nilai tukar yang
konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi menguat tersebut dikarenakan kekhawatiran
ke depan, dan tetap kondusif untuk menjaga investor terhadap krisis ekonomi global yang
stabilitas keuangan serta mengurangi merembet ke negara kawasan regional,
dampak memburuknya prospek ekonomi termasuk Asia, diperkirakan masih menjadi
global terhadap perekonomian Indonesia perhatian pelaku pasar. Apalagi, data
(sumber:http://www.bi.go.id). Nilai rata-rata pengangguran di Amerika Serikat (AS) juga
variabel suku bungasebesar 0,08350, meningkat. Hal ini memicu pemerintah AS
sedangkan standar deviasinya adalah menurunkan suku bunga, sehingga secara
0,01958. teoritis, potensi penguatan dolar AS relatif
kecil. Pihak Bank Indonesia (BI) juga cukup
bijaksana menetapkan kebijakan moneter
untuk meredam pelemahan Rupiah dan menjaga berpotensi memperkuat nilai tukar (Sumber:
stabilitas Rupiah terhadap dolar AS. Meskipun http://beta.wap.vivanews.com/news). Nilai
kebijakan itu dapat memicu penurunan Rupiah rata-rata variabel nilai tukar sebesar 0,00023
dalam jangka pendek, pada jangka panjang

sedangkan standar deviasinya adalah Tabel 2 di bawah ini menyajikan hasil


0,03285. pengujian hipotesis pertama, yaitu apakah
Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan terdapat pengaruh secara simultan antara inflasi, Nilai
Tukar Secara Simultan terhadap suku bunga, dan nilai tukar, terhadap return Return Pasar
(Hipotesis Pertama) pasar.
Tabel 2
HASIL UJI SIMULTAN (UJI F)
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
Regression 0,214 3 0,071 25,897 0,000(a)
Residual 0,220 80 0,003
Total 0,434 83
Sumber : Lampiran data diolah
Pada tabel 2 menjelaskan bahwa simultan berpengaruh signifikan
F hitung sebesar 25,897 dan dari F terhadap return pasar di Bursa
tabel sebesar 2,72 berarti F hitung Efek Indonesia.
> F tabel, nilai tingkat signifikansi Adapun untuk mengetahui
pada uji simultan sebesar 0.000 seberapa besar pengaruh seluruh
lebih kecil dari 0,05 maka dapat variabel bebas dalam
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan mempengaruhi variabel terikat
H1 diterima, artinya inflasi, suku dilihat pada koefisien determinasi
bunga, dan nilai tukar secara pada tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3
KOEFISIEN DETERMINASI
R Adjuste d Std. Error of
Model R Square R Square the Estimate
1 .702(a) .493 .474 .05248725
Sumber : Lampiran data diolah
Berdasarkan tabel 3 diketahui besarnya nilai bahwa tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai
R2 sebesar 0,493 dengan Standard Error of tukar secara simultan berpengaruh signifikan
the Estimate sebesar 0,05248725 yang berarti terhadap IHSG.
bahwa 49,7% dari nilai return pasar dapat Uji Parsial (Uji t)
dijelaskan oleh ketiga variabel bebas yaitu Uji parsial bertujuan untuk menguji apakah
inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terdapat pengaruh secara parsial antara

8
sedangkan sisanya sebesar (100% - 49,3% = inflasi, suku bunga, dan nilai tukar secara
50,7%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar terhadap return pasar.
variabel penelitian. Hasil penelitian ini sesuai Adapun hasil pengujiannya pada tabel 4
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh sebagai berikut:
Suramaya Suci Kewal yang menyatakan
Tabel 4
RINGKASAN HASIL UJI PARSIAL (UJI T)
Independen
B t hitung Sig. t tabel Keterangan Keputusan
Variabel
Konstanta 0,024 0,949 0,345
Inflasi 0,122 0,800 0,426 1,664 Satu Sisi H0 diterima
Suku Bunga -0,060 -0,205 0,838 1,664 Satu Sisi H0 diterima
Nilai Tukar -1,542 -8,787 0,000 1,99 Dua Sisi H0 ditolak
Sumber : Lampiran data diolah

Pengaruh Inflasi terhadap Return Pasar juga akan semakin meningkat untuk
(Hipotesis Kedua) mengimbangi tingkat inflasi yang tinggi ini,
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dimana untuk memperoleh dana tunai tersebut
inflasi mempunyai signifikansi sebesar 0,426 masyarakat harus menarik dananya dari
lebih besar dari tingkat signifikansi yang investasi yang pernah dilakukan, termasuk dari
ditetapkan pada penelitian ini yaitu sebesar sektor pasar modal. Semakin banyak investor
0,05 maka hasil ini dapat dikatakan tidak yang menarik dananya dari pasar modal akan
signifikan dan memiliki nilai sebesar 0,800 mengakibatkan jatuhnya harga saham-saham
dan ttabel sebesar 1,664 berarti thitung > yang terdaftar di Bursa Efek. Hal ini akan
ttabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan berdampak pada menurunnya tingkat
bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat keuntungan yang akan diperoleh investor dari
pengaruh signifikan positif inflasi terhadap berinvestasi di pasar modal. Berdasarkan data
return pasar. Hal ini dikarenakan secara teori, inflasi dan return pasar ditemukan jika inflasi
semakin tinggi inflasi investor akan meminta tinggi return pasar turun terjadi bulan (Maret,
return yang tinggi untuk investasi yang Juni, Oktober tahun 2005), (Januari, Mei,
ditanamkan. Demikian juga dengan investasi Oktober, Desember tahun 2006), (Juni,
di pasar modal, namun dalam penelitian ini Agustus tahun 2007), (Maret, September tahun
inflasi tidak mempunyai pengaruh positif 2008), (Febuari, Mei, Agustus tahun 2009),
signifikan terhadap return pasar. Karena jika (Januari, April, Mei, November tahun
semakin tinggi tingkat inflasi yang terjadi pada 2010), (Mei, Agustus 2011)
suatu negara akan menyebabkan timbulnya Hasil pengujian hipotesis kedua mendukung
penurunan daya beli serta mengurangi tingkat penelitian yang dilakukan oleh Suramaya Suci
pendapatan riil masyarakat negara tersebut. Kewal (2012) yang menyatakan bahwa inflasi
Tingkat kebutuhan masyarakat akan dana tunai tidak berpengaruh terhadap IHSG. Pengaruh
Suku Bunga terhadap Return Pasar
(Hipotesis Ketiga)
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa
suku bunga mempunyai signifikansi sebesar
0,838 lebih besar dari tingkat signifikansi yang
ditetapkan pada penelitian ini yaitu sebesar
0.05, maka hasil dapat dikatakan tidak
signifikan dan memiliki nilai thitung sebesar
0,205 dan ttabel sebesar 1,664 berarti thitung
< ttabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima, yang artinya tidak terdapat
pengaruh signifikan negatif suku bunga
terhadap return pasar. Hal ini dikarenakan jika
tingkat suku bunga tinggi belum tentu nilai
return pasar akan turun, begitu juga
sebaliknya. Hal ini bisa disebabkan investor
yang memiliki investasi di pasar modal tidak
langsung tergiur oleh suku bunga yang
ditawarkan oleh perbankan, karena
keuntungan yang ditawarkan dipasar modal
bisa jadi lebih tinggi. Selain itu,
perusahaanperusahaan emiten yang
memberikan deviden yang cukup tinggi bagi
pemegang sahamnya juga menjadi salah satu
stimulus bagi investor untuk berinvestasi di
saham dibandingkan berinvestasi di sektor
perbankan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Suramaya Suci Kewal (2012) yang
menemukan bahwa secara parsial suku bunga
tidak berpengaruh terhadap IHSG. Pengaruh
Nilai Tukar terhadap Return Pasar
(Hipotesis Keempat) Berdasarkan tabel 4
dapat diketahui bahwa nilai tukar mempunyai
signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari
tingkat signifikansi yang ditetapkan pada
penelitian ini yaitu sebesar 0.05, maka hasil ini
dapat dikatakan signifikan dan memiliki nilai
thitung sebesar -8,764 dan ttabel sebesar 1,96
berarti thitung < ttabel . Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa H1 diterima, artinya
terdapat pengaruh

10
signifikan nilai tukar terhadap return pasar. pengujian hipotesis ketiga menunjukkan
Hal ini dikarenakan semakin kuat kurs bahwa secara parsial variabel suku bunga
Rupiah terhadap US $ (Rupiah terapresiasi) tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap
maka akan meningkatkan indeks harga saham return pasar. Hal itu dibuktikan dengan hasil
gabungan, dan sebaliknya. Penguatan nilai signifikan sebesar 0,838 > 0,05 dan thitung
tukar bisa disebabkan karena kondisi sebesar -0,205 < ttabel sebesar 1,664. (4)
perekonomian di suatu negara membaik. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
Kondisi perekonomian yang baik merupakan keempat menunjukkan bahwa secara parsial
dampak dari kinerja perusahaan yang variabel nilai tukar berpengaruh signifikan
semakin meningkat, ketika kinerja terhadap return pasar. Hal itu dibuktikan
perusahaan meningkat maka laba perusahaan dengan hasil signifikan 0,000< 0.05 dan
juga naik sehingga deviden yang dibagikan thitung sebesar -8,764 < ttabel sebesar 1,96.
kepada investor cukup besar. Hal ini akan Beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh
mendorong investor untuk berinvestasi di peneliti dalam penelitian ini yaitu 1) Variabel
pasar modal sehingga berdampak pada makro yang digunakan, hanya menggunakan
naiknya return pasar. inflasi, suku bunga, dan nilai tukar. 2)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti Penelitian ini hanya menggunakan sampel
sama dengan penelitian yang dilakukan oleh periode pengamatan hanya 7 tahun yaitu dari
Suramaya Suci Kewal (2012) yang tahun 2005 sampai 2011.
menemukan bahwa secara parsial nilai tukar Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka
memiliki pengaruh negatif dan signifikan saran-saran yang dapat diberikan sebagai
terhadap IHSG, hasil penelitian ini juga berikut: 1) Bagi Investor yang ingin melakukan
mendukung penelitian Purwanto Widodo investasi di pasar modal bisa menjadikan
(2007) bahwa nilai tukar berpengaruh inflasi, suku bunga, dan nilai tukar sebagai alat
signifikan terhadap return IHSG. pengambil keputusan dan seorang investor
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN juga harus lebih mempertimbangkan nilai
SARAN tukar, karena dari hasil penelitian menunjukkan
Berdasarkan analisis penelitian dan bahwa nilai tukar berpengaruh signifikan. 2)
pembahasan yang telah dikemukakan, maka Bagi Peneliti Selanjutnya yang ingin meneliti
dapat diambil suatu kesimpulan, sebagai tentang return pasar diharapkan menambah
berikut: (1) Berdasarkan hasil pengujian jumlah variabel yang akan diteliti seperti
hipotesis pertama menunjukkan bahwa secara pertumbuhan GDP dan menambah periode
simultan variabel inflasi, suku bunga, dan penelitian.
nilai tukar berpengaruh signifikan positif
terhadap return pasar. Hal itu dibuktikan DAFTAR PUSTAKA
dengan hasil signifikan 0,000 < 0,05 dan F Dwi Priyanto. 2009. ”Pengaruh inflasi, suku
hitung sebesar 25,897 > F tabel sebesar bunga, dan nilai tukar terhadap return
2,72. (2) Berdasarkan hasil pengujian saham periode 2003-2007”. Skripsi
hipotesis kedua menunjukkan bahwa secara Sarjana tak diterbitkan, STIE Perbanas
parsial variabel inflasi tidak berpengaruh Surabaya.
signifikan positif terhadap return pasar. Hal Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan
itu dibuktikan dengan hasil signifikan sebesar investasi: teori dan aplikasi. Edisi
0,426> 0,05 dan thitung sebesar 0,800 <ttabel Pertama. Yogyakarta : Kanisius.
sebesar 1,664. (3) Berdasarkan hasil

11
Ellen Rusliati dan Syarah Nurul Fathoni. 2011. Economia. Vol. 8 No.1 :53-64.
Inflasi, Suku Bunga Deposito, dan Sawaldjo Puspopranoto, 2004. Keuangan
Return Pasar Terhadap Return Saham Perbankan dan Pasar Keuangan, Konsep,
Pada Industri Barang Konsumsi yang Teori dan Realita. Jakarta :
Terdaftar di BEI 2006-2009. LP3ES.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi. vol. 13 Supriyanto. 2009. Metodologi Riset Bisnis.
No.2: 107-118. Jakarta : Indeks.
Etty Murwaningsih. 2008. Pengaruh Volume Tajul Khalwaty. 2000. Inflasi dan
Perdagangan Saham, Deposito, dan Solusinya. Jakarta : Gramedia
Kurs terhadap IHSG beserta Prediksi Pustaka Utama.
IHSG (Model Garch dan Arima). Werner R. Murhadi. 2009. Analisis Saham
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Pendekatan Fundamental. Jakarta :
IndonesiaVol.23, No.2: 178-195. Indeks.
Iramani. 2011. Modul Statistika 2. Surabaya : www.beta.wap.vivanews.com
STIE Perbanas Surabaya. www.bi.go.id, diakses 12 November 2012
Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan www.bps.go.id, 25 Januari 2013
Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. www.forum.inilah.com www.
Yogyakarta : BPFE. keuangan.kontan.co.id www.nugroho-
Mangsa Simatupang. 2010. sbm.blogspot.com
Pengetahuan Praktis Investasi saham www.rutacs.wordpress.com
dan Reksa Dana. Edisi Pertama. Jakarta www.setneg.go.id
: Mitra Wacana Media. www.yahoofinance.com,diakses 24 Desember
Mohamad Samsul. 2006. Pasar Modal dan 2012
Manajemen Portofolio. Jakarta
:
Erlangga.
Mudrajad Kuncoro. 2009. Metode Riset untuk
Bisnis & Ekonomi. Edisi 3.
Jakarta : Erlangga.
Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu. 2003.
Peranan Profitabilitas, Suku bunga, Inflasi
dan Nilai Tukar Dalam
Mempengaruhi Pasar Modal
Indonesia Selama Krisis Ekonomi. Jurnal
Ekonomi Manajemen.Vol.5, No.2: 123-131.
Purwanto Widodo. 2007. Pengaruh
Pergerakan Variabel Ekonomi
Makro terhadap Return IHSG dan LQ45.
Jurnal Madani. Vol. 1 No. 1:
43-64.
Suramaya Suci Kewal. 2012. Pengaruh
Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan
PDB Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan. Jurnal

12

Anda mungkin juga menyukai