Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KULIAH

(PEREKONOMIAN INDONESIA)
DEVALUASI

Disusun Oleh :
Divya Wahyuni Prameswari (1712311051)

SEMESTER V PAGI/KELAS B

Dosen : Heri Kusairi, SE, MM

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat,taufik dan hidayahnya.sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Devaluasi”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Semester 5
Mata Kuliah Perekonomian Indonesia.Makalah ini di tulis mempunyai tujuan untuk sebagai
bahan pembelajaran dan sebagai salah satu sumber pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menemukan beberapa kesulitan baik dari
buku atau sumber yang dijadikan narasumber maupun hal-hal yang harus diungkapkan.
Walaupun menemukan beberapa kesulitan, penulis juga banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada pihak yang ikut serta
dalam membantu penyusunan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, penulis sangat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh
dari sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Sidoarjo ,14 September 2019

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................2
2.1 Pengertian Devaluasi ..................................................................................................2
2.2 Tujuan Devaluasi Mata Uang .....................................................................................2
2.3 Faktor Penyebab Devaluasi.........................................................................................2
2.4 Dampak Devaluasi Terhadap Perekonomian Suatu Negara .......................................3
2.5 Dampak Devaluasi Terhadap Ekspor Dan Impor .......................................................4
2.6 Contoh Devaluasi Yang Pernah Terjadi Di Indonesia ................................................5
BAB III PENUTUP .....................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................7
3.2 Saran .............................................................................................................................7
DAFTAR PUSAKA ....................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Harga merupakan salah satu faktor yang sangat diperhatikan karena harga merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham. Bila saham tersebut
dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaannya akan berkurang. Sebaliknya bila
pasar menilai bahwa harga saham tersebut rendah, maka jumlah permintaannya akan
meningkat. Tingginya harga saham akan mengurangi kemampuan para investor untuk
membeli saham tersebut. Hukum permintaan dan penawaran akan kembali berlaku, dan
sebagai konsekuensinya harga saham yang tinggi tersebut akan menurun sampai tercipta
posisi keseimbangan yang baru. Dan cara yang dilakukan oleh emiten untuk mempertahankan
agar sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal sehingga daya beli
investor meningkat yaitu melalui pemecahan saham ini.
Devaluasi adalah menurunnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar
negeri. Jika hal tersebut terjadi, biasanya pemerintah akan melakukan intervensi agar nilai
mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan
menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk
kepada kebijakan pemerintah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Devaluasi.


Devaluasi mata uang adalah suatu tindakan penyesuaian nilai tukar mata
uang terhadap mata uang asing lainnya yang dilakukan oleh Bank Sentral atau Otoritas
Moneter yang mengadopsi sistem nilai tukar tetap. Devaluasi tersebut biasanya dilakukan
apabila rezim yang mengadopsi sistem nilai tukar tetap tersebut menilai bahwa harga mata
uangnya dinilai terlalu tinggi dibandingkan nilai mata uang negara lain dimana nilai mata
uang tersebut tidak didukung oleh kekuatan ekonomi negera yang bersangkutan.
Mata uang suatu negara dikatakan mengalami kelebihan nilai dapat dilihat dari
perbedaan inflasi kedua negara. Negara yang inflasinya tinggi seharusnya akan segera
mengalami penurunan nilai namun dalam sistem nilai tukar tetap proses penyesuaian tersebut
tidak berlaku secara otomatis karena penyesuaian nilai tukar tersebut harus melalui penetapan
pemerintah. Tanda-tanda suatu mata uang yang mengalami kenaikan nilai antara lain ekspor
yang terus menurun dan industri manufaktur mulai mengalami penurunan kinerja.

2.2 Tujuan Devaluasi Mata Uang.


Setelah memahami pengertian devaluasi, tentunya kita juga perlu tahu apa tujuannya.
Berikut ini adalah beberapa tujuan kebijakan devaluasi yang dilakukan oleh pemerintah:
a) Untuk meningkatkan ekspor dan menekan jumlah impor. Hal ini diharapkan akan
memperbaiki Balance of Payment.
b) Untuk meningkatkan pemakaian produksi dalam negeri. Ini bisa dicapai bila barang
impor harganya lebih mahal dari barang lokal.
c) Tercapainya kesetimbangan Balance of Payment, sehingga kurs mata uang asing
menjadi relatif stabil.

2.3 Faktor Penyebab Devaluasi.


Seperti yang telah dibahas secara singkat terkait pengertian devaluasi di atas,
bahwasannya keadaan tersebut akan menyebabkan nilai tukar mata uang lokal menjadi lebih
kecil. Kondisi ini dapat mempengaruhi kondisi perekonomian nasional dalam jangka pendek,
menengah maupun jangka panjang.
Devaluasi sendiri sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dimana kegiatan
import menjadi faktor utama penyebabnya. Volume impor yang tinggi terhadap barang-

2
barang dari luar negeri, terutama apabila tidak diimbangi dengan kegiatan ekspor yang cukup
akan mengakibatkan semakin meningkatnya permintaan konversi nilai mata uang lokal
menjadi mata uang asing, dari rupiah ke dollar misalnya.
Jika permintaan tersebut semakin tinggi, maka kurs beli dollar akan naik dan nilai
rupiah semakin turun yang juga berdampak pada terjadinya inflasi. Oleh sebab itu, kebijakan
devaluasi dikeluarkan oleh pemerintah sebagai salah satu bentuk penanggulangan untuk
menstabilkan perekonomian suatu negara.
Secara ringkas berikut ini adalah penyebab devaluasi mata uang:
a) Kegiatan impor yang tinggi (bahan pokok, elektronik, dan kebutuhan lainnya)
b) Kegiatan ekspor hanya pada bahan pangan dan biota laut
c) Tingginya tingkat pengangguran di suatu negara

2.4 Dampak Devaluasi Terhadap Perekonomian Suatu Negara.


Tindakan devaluasi yang diambil oleh pemerintahan dapat mempengaruhi aktivitas
perekonomian baik dalam jangka pendek,menengah maupun panjang.
a) Dampak jangka pendek
Dalam jangka pendek,tindakan devaluasi dapat menggeser pengeluaran dari
komsumsi produk luar negeri kepada komsumsi produk dalam negeri.pergeseran komsumsi
ini dapat berakibat terhadap kenaikan harga barang dan jasa dalam negeri sehingga komsumsi
masyarakat cenderung menurun,penurunan komsumsi dapat menyebabkan turunnya aktivitas
ekonomi yang dapat mendorong terjadinya deflasi.
b) Dampak jangka menengah
Dalam jangka menengah,tindakan devaluasi dapat memperbaiki posisi balance of
payment atau BOP dan balance of trade atau BOT melalui mekanisme elastisitas permintaan
ekspor dan impor sesuai dengan marshal lerner-condition.
c) Dampak jangka panjang
Dampak jangka panjang merupakan akibat dari jangka pendek dan jangka menengah.

2.5 Dampak Devaluasi Terhadap Ekspor Dan Impor.


Perdangangan internasional merupakan bidang yang memiliki hubungan paling erat
terhadap nilai mata uang. Penurunan atau kenaikan nilai mata uang suatu negara akan
berdampak pada sedikit banyaknya volume ekspor-impor.
Adapun dampak devaluasi terhadap bisnis ekspor maupun impor yaitu:

3
a) Berkurangnya Volume Impor
Devaluasi menyebabkan harga barang luar negeri semakin mahal sehingga
masyarakat akan semakin kesulitan dan terbebani untuk membelinya. Hal tersebut secara
bertahap akan mengubah pola pikir masyarakat untuk membeli barang dalam negeri sehingga
volume impor semakin berkurang.
Di sisi lain, penggunaan barang lokal akan semakin meningkat yang nantinya dapat
mempengaruhi pendapatan perkapita suatu negara.
b) Bertambahnya Volume Ekspor
Jika nilai mata uang lokal rendah di dunia internasional, harga barang lokal juga akan
dirasa murah oleh warga asing. Hal ini akan mendorong permintaan barang oleh masyarakat
luar negeri sehingga volume ekpor dapat bertambah.
Peningkatan ekspor dapat meningkatkan jumlah peredaran mata uang asing seperti dollar
dalam suatu negara sehingga dapat memperbaiki posisi BOP (balance of payment) dan BOT
(balance of trade).
c) Barang Lokal semakin Bersaing
Kondisi devaluasi dapat menjadi salah satu batu loncatan pengusaha lokal untuk
bersaing di pasar internasional. Barang lokal yang ditawarkan kepada masyarakat luar negeri
akan semakin beragam.
Bahkan harga barang lokal yang dianggap murah di luar negeri mengubah pola pikir
masyarakat asing sehingga mereka lebih memilih barang impor yang murah daripada barang
lokal mereka yang cenderung lebih mahal. Selain itu, keadaan tersebut juga akan
menyebabkan pengusaha lokal di luar negeri menurunkan harganya.
d) Meningkatnya Devisa
Ketidakseimbangan kegiatan ekspor-impor dimana volume ekspor lebih tinggi
dibandingkan volume impor akan memberi keuntungan dalam perdagangan internasional
sehingga cadangan devisa meningkat.
Cadangan devisa tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan maupun
mendirikan suatu perusahaan yang dapat mennyediakan lapangan kerja untuk mengurangi
pengangguran.

2.6 Contoh Devaluasi Yang Pernah Terjadi Di Indonesia.


Pemerintah Indonesia sendiri pernah melakukan kebijakan devaluasi mata uang
beberapa kali. Seperti pada penjelasan di atas, devaluasi dilakukan pemerintah sebagai salah
satu upaya untuk menstabilkan perekonomian negara.

4
Namun, perlu diketahui bahwa kondisi ini juga memiliki dampak negatif dalam
jangka pendek seperti adanya peningkatan harga barang lokal karena semakin banyaknya
permintaan. Selain itu, warga lokal yang memiliki hutang luar negeri akan semakin
bertambah nilainya.
Berikut ini adalah beberapa contoh kebijakan devaluasi yang pernah dilakukan Pemerintah
Indonesia:
a) 20 Maret 1950
Pemerintahan Presiden Sukarno, melalui menkeu Syafrudin Prawiranegara (Masyumi,
Kabinet Hatta RIS) pada 30 Maret 1950 melakukan devaluasi dengan penggutingan uang.
Syafrudin Prawiranegara menggunting uang kertas bernilai Rp 5 ke atas, sehingga nilainya
berkurang separuh. Tindakan ini dikenal sebagai "Gunting Syafrudin".
Gunting Syafrudin adalah kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Syafrudin
Prawiranegara, Menteri Keuangan dalam Kabinet Hatta II, yang mulai berlaku pada jam
20.00 tanggal 10 Maret 1950.
b) 24 Agustus 1959
Pemerintahan Presiden Sukarno melalui Menteri Keuangan yang dirangkap oleh
Menteri Pertama Djuanda menurunkan nilai mata uang Rp 1.000 yang bergambar gajah dan
Rp 500 yang bergambar macan, diturunkan nilainya hanya jadi Rp 100 dan Rp 50 Pemerintah
juga melakukan pembekuan terhadap semua simpanan di bank-bank yang melebihi jumlah
Rp.25.000.
Tujuan kebijakan devaluasi ini adalah meningkatkan nilai rupiah dan rakyat kecil
tidak dirugikan. Namun, kebijakan pemerintah ini ternyata tidak dapat mengatasi
kemunduran ekonomi secara keseluruhan.
c) 1966
Imbas dari tindakan embargo yang dilancarkan oleh sekutu Kapitalis dan Imperialis
terhadap Indonesia karena berani menentang pembentukan negara boneka di kawasan Asia
Tenggara oleh Inggris dan AS, Waperdam III Chairul Saleh terjeblos dalam tindakan ekstrem,
mengganti uang lama dengan uang baru dengan kurs Rp. 1000 akan diganti Rp. 1 baru.
Akibatnya inflasi tak terkendali dan segera melonjak 650% dan Bung Karno dipaksa untuk
mengeluarkan Supersemar 11 Maret 1966 yang semakin mengukuhkan pemberontakan
Soeharto sejak menolak dipanggil ke Halim oleh Panglima Tertinggi pada 1 Oktober 1965.
d) 21 Agustus 1971
Terjadi pada masa pemerintahan Presiden Suharto (Orde Baru) melalui Menkeu Ali
Wardhana. AS pada 15 Agustus 1971 harus menghentikan pertukaran dollar dengan emas.

5
Presiden Nixon cemas dengan terkurasnya cadangan emas AS jika dollar dibolehkan terus
ditukar emas, dimana 1 troy onz emas = US$ 34.00. Maka untuk menjaga cadangan emas AS,
pemerintah AS menghapuskan sistem penilaian dollar yang dikaitkan dengan emas. Soeharto
yang sangat tergantung dengan AS mati kutu dan tidak bisa mengelak dari dampak gebrakan
Nixon dan Indonesia mendevaluasi Rupiah pada 21 Agustus 1971 dari Rp. 378 menjadi Rp.
415 per 1 US$.
e) 15 November 1978
Masa Pemerintahan Presiden Suharto melalui Menkeu Ali Wardhana. Walaupun
Indonesia mendapat rezeki kenaikan harga minyak akibat Perang Arab - Israel 1973, tetapi
Pertamina justru nyaris bangkrut dengan utang US$ 10 miliar dan Ibnu Sutowo dipecat pada
1976. Tetap tidak bisa dihindari devaluasi kedua oleh Soeharto pada 15 November 1978 dari
Rp. 415 menjadi Rp. 625 per 1 US$.
f) 30 Maret 1983
Masa Pemerintahan Presiden Suharto melalui Menkeu Radius Prawiro. Pada saat itu
Menkeu Radius Prawiro mendevaluasi rupiah 48% jadi hampir sama dengan menggunting
nilai separuh. Kurs 1 dolar AS naik dari Rp 702,50 menjadi Rp 970.
g) 12 September 1986
Masa Pemerintahan Presiden Suharto melalui Menkeu Radius Prawiro. Pada 12
September 1986 Radius Prawiro kembali mendevaluasi rupiah sebesar 47%, dari Rp 1.134 ke
Rp 1.664 per 1 dolar AS. Walaupun Soeharto selalu berpidato soal tidak ada devaluasi, tapi
sepanjang pemerintahannya telah terjadi empat kali devaluasi.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Jadi , Devaluasi adalah menurunnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang
luar negeri. Jika hal tersebut terjadi, biasanya pemerintah akan melakukan intervensi agar
nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan
menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk
kepada kebijakan pemerintah. Jika permintaan tersebut semakin tinggi, maka kurs beli dollar
akan naik dan nilai rupiah semakin turun yang juga berdampak pada terjadinya inflasi. Oleh
sebab itu, kebijakan devaluasi dikeluarkan oleh pemerintah sebagai salah satu bentuk
penanggulangan untuk menstabilkan perekonomian suatu negara.
Secara ringkas berikut ini adalah penyebab devaluasi mata uang:
a) Kegiatan impor yang tinggi (bahan pokok, elektronik, dan kebutuhan lainnya)
b) Kegiatan ekspor hanya pada bahan pangan dan biota laut
c) Tingginya tingkat pengangguran di suatu negara

3.2 Saran.
Apabila ada kekurangan dalam pembuatan makalah mengenai “Devaluasi” yang
membahas khususnya dampak inflasi dan cara mengatasi inflasi. Penulis membutuhkan
sanggahan untuk menyempurnakan data-data yang ada dalam karya ilmiah ini, karena karya
ilmiah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan dalam proses pembuatannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Devaluasi_mata_uang
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gunting_Syafruddin
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-devaluasi.html

Anda mungkin juga menyukai