Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EKONOMI MONETER

“SUKU BUNGA“

DI SUSUN OLEH:

Gustia Sainanda

Yulia Miranti

Fika Melisa

Feri Aldi Abdullah

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang "Suku Bunga" ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna
dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah Ekonomi Moneter. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung
sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.

Solok, 13 Juli 2023

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................................…1

A. Latar Belakang...................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

A. Pengertian dan Jenis Suku Bunga................................................................................3-5

B. Suku Bunga Negatif........................................................................................................6-7

C. Suku Bunga Nominal dan Suku Bunga Rill....................................................................7

D. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Perekonomian...........................................................8

KESIMPULAN...........................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang
senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Ia mempengaruhi
secara langsung kehidupan masyarakat keseharian dan mempunyai dampak penting
terhadap kesehatan perekonomian. Biasanya suku bunga diekspresikan sebagai
persentase pertahun yang dibebankan atas uang yang dipinjam.
Tingkat bunga pada hakikatnya adalah harga. Seperti halnya harga, suku
bunga menjadi titik pusat dari pasar, dalam hal ini pasar uang dan pasar modal.
Sebagaimana harga, suku bunga dapat dipandang sebagai sebuah mekanisme untuk
mengalokasikan sumber daya dan perekonomian. Tingkat suku bunga Bank Indonesia
(SBI) atau BI-rate adalah suku bunga instrumen sinyaling Bank Indonesia (BI)
merupakan suku bunga kebijakan moneter ( policy rate ) Kenaikan atau penurunan
tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI-rate) akan mempengaruhi tingkat suku bunga
antar bank dan tingkat suku bunga deposito yang berakibat pada perubahan suku
bunga kredit. Dengan demikian BI-rate tersebut memberi sinyal bahwa pemerintah
mengharapkan pihak perbankan dapat menggerakkan sektor riil untuk dapat
mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kenaikan BI-rate akan mendorong kenaikan akan mendorong kenaikan
mendorong kenaikan suku bunga dana antar bank dan suku bunga deposito yang
mengakibatkan kenaikan suku bunga kredit, mengakibatkan kenaikan suku bunga
kredit, sementara jika BI-rate diturunkan dikhawatirkan akan memicu pelarian dana
jangka pendek yang akan mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah dan pertumbuhan
ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari suku bunga?
2. Apa saja jenis-jenis suku bunga?
3. Sebutkan suku bunga negatif?
4. Apa yang dimaksud dengan suku bunga nominal dan suku bunga rill?
5. Apa pengaruh suku bunga terhadap perekonomian?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari suku bunga
2. Untuk mengetahui jenis-jenis suku bunga
3. Untuk mengetahui suku bunga negatif
4. Untuk mengetahui suku bunga nominal dan suku bunga rill
5. Untuk mengetahui pengaruh suku bunga terhadap perekonomian

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Suku Bunga dan Jenis suku Bunga


Pengertian Tingka Bunga menurut Klasik dan Keynes

Teori Keynes, tentang suku bunga dikenal dengan teori liquidity preference.
Keynes mengatakan bahwa suku bunga semata-mata merupakan fenomena moneter
yang mana pembentukannya terjadi di pasar uang. Artinya, tingkat suku bunga
ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang.

Menurut teori Keynes, tingkat bunga adalah balas jasa yang diterima oleh
seseorang karena orang tersebut tidak menimbun uang atau balas jasa yang diterima
seseorang karena orang tersebut mengorbankan liquidity preference (permintaan
uang). Semakin besar liquidity preference seseorang semakin besar keinginan orang
tersebut untuk menahan uang tunai, makin besar suku bunga yang diterima orang
tersebut bilamana dia meminjamkan uang tersebut kepada orang lain.

Keynes menganggap ada 2 faktor penting yang mempengaruhi suku bunga


deposito yaitu tingkat pendapatan dan harga (sebagai ongkos memegang uang).Teori
Keynes menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan suku bunga dengan
unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi. Dalam hal ini, permintaan besar
apabila suku bunga rendah dan permintaan kecil apabila suku bunga tinggi.

Keynes, berbeda pendapat dengan pendapat aliran Klasik, dimana suku bunga
menurut Klasik adalah premi yang akan diterima karena menunda konsumsinya pada
masa yang akan datang. Menurut teori Klasik, tabungan adalah fungsi dari suku
bunga, makin tinggi suku bunga makin besar keinginan masyarakat untuk menabung.

Begitu pun juga dengan investasi, merupakan fungsi dari suku bunga. Makin
tinggi suku bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil. Alasannya
seseorang akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang
diharapkan dari investasi lebih besar dari suku bunga yang harus dibayar untuk
penggunaan dana investasi tersebut. Suku bunga adalah salah satu indikator dalam
memutuskan apakah seseorang menabung atau melakukan investasi. Suku bunga
dalam keseimbangan (artinya tidak ada dorongan untuk naik turun) akan tercapai

3
apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk
melakul investasi.

Tingkat suku bunga sebagai faktor pemicu pembangunan suatu negara


memiliki peran yang sangat penting untuk mengatasi tinggi rendahnya inflasi dan
nilai tukar di negara tersebut. Tingkat suku bunga mrmpunyai peran penting untuk
mengatur nilai tukar yang mempengaruhi sebuah transaksi perekonomian dan
perbankan antar negara. Berdasarkan Ratnasari (2007) Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Di Indonesia
Tahun 1998-2005. Dari analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel
inflasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap suku bunga SBI,
sedangkan variabel suku bunga SBIt-1 mempunyai hubungan negatif dan tidak
signifikan terhadap suku bunga SBI.

Di dalam industri perbankan, terdapat 5 (lima) jenis suku bunga, yaitu

1. Suku bunga tetap (fixed)


Suku bunga tetap atau fixed adalah suku bunga yang bersifat tetap dan
tidak berubah Sampai jangka waktu atau sampai dengan tanggal jatuh tempo
(selama jangka waktu kredit).
Contohnya adalah bunga KPR Rumah Murah atau Rumah Bersubsidi yang
menerapkan suku bunga tetap. Selain itu, suku bunga tetap juga dapat
digunakan dalam kredit kendaraan bermotor juga.
2. Suku bunga mengambang (floating)
Suku bunga mengambang adalah suku bunga yang selalu berubah
mengikuti suku bunga di pasaran. Jika suku bunga di pasaran naik. maka suku
bunganya juga ikut naik begitupun sebaliknya.
Contohnya adalah suku bunga KPR untuk periode tertentu. Misalnya untuk
dua tahun pertama diberlakukan suku bunga tetap. namun periode selanjutnya
menggunakan suku bunga mengambang.
3. Suku bunga flot
Suku bunga flot adalah suku bunga yang penghitungannya mengacu
pada jumlah pokok pinjaman di awal untuk setiap periode cicilan
Penghitungannya sederhana dibandingkan dengan suku bunga lainnya.
sehingga umumnya digunakan untuk kredit jangka pendek untuk barang-

4
barang konsumsi seperti handphone, peralatan rumah tangga. Kredit Tanpa
Agunan(KTA).
4. Suku bunga efektif
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang diperhitungkan dari sisa
jumlah pokok pinjaman setiap bulan seiring dengan menyusutnya utang yang
sudah dibayarkan Artinya semakin sedikit pokok pinjaman, semakin sedikit
juga suku bunga harus yang dibayarkan. Suku bungo efektif dianggap lebih
adil bagi nasabah dibandingkan dengan menggunakan suku bunge flat.
Pasalnya suku bunga flat hanya berdasarkan jumlah awal pokok pinjaman
saja.
5. Suku anuitas
Metode ini mengatur jumlah angsuran pokok ditambah angsuran bunga
yang dibayar agar. sama setiap bulan. Dalam perhitungan anuitas, porsi bunga
pada masa awal sangat besar sedangkan porsi angsuran pokok sangat kecil
Mendekati berakhirnya masa kredit, keadaan akan menjadi berbalik porsi
angsuran akan sangat besar sedangkan porsi bunga menjadi lebih kecil Sistem
bunga anuitas ini biasanya pokok untuk pinjaman jangka panjang semisal KPR
atau kredit investasi.

5
B. Suku bunga negative

Pengertian suku bunga negatif adalah suku bunga dalam persentase di bawah
nol per tahunnya, yang diterapkan oleh bank sentral dengan tujuan supaya bank- bank
komersial menyalurkan dananya ke masyarakat, bukannya menyimpan uangnya di
bank sentral saja.

Suku bunga negatif akan mengurangi pendapatan bank-bank komersial dari


memarkirkan uang di bank sentral, karena bukannya mendapat mendapat bunga,
simpanan mereka di bank sentral malah akan dipotong. Dengan demikian, suku bunga
negatif diharapkan dapat memacu bank-bank agar uang mereka ke masyarakat.

Efektivitas kebijakan suku bunga negatif ini selanjutnya dapat dipantau, salah
satunya dari kondisi program kredit (pinjaman/pembiayaan).Bank-bank komersial
diharapkan dapat terdorong untuk meminjamkan uang pada individual dan pengusaha.
Jika lebih banyak kredit disalurkan, harapannya perusahaan-perusahaan bakal
berekspansi dan konsumsi produk meningkat, sehingga perekonomian yang lesu jadi
bisa terpacu.

Kendati demikian, beberapa pihak justru berpikir sebaliknya. Dengan suku


bunga negatif, bank lokal justru bisa membebankan biaya dari suku bunga deposit
negatif pada nasabah. Dan bila ini terjadi, maka nasabah akan enggan menabung,
sehingga dapat berimbas pada masalah likuiditas bagi bank-bank itu sendiri.

Dampak Suku Bunga Negatif

Apa dampak buruk suku bunga negatif? Sama halnya dengan suku bunga
rendah-- akan berdampak buruk pada sektor properti. Bunga kredit yang rendah akan
membuat permintaan rumah melejit. Jika persediaan rumah tetap, atau permintaan
rumah lebih tinggi dari penawarannya, maka harga rumah akan melambung hingga
bisa berisiko melampaui daya beli masyarakat yang sesungguhnya. Apabila itu terjadi,
maka pihak berwenang perlu melakukan upaya penanggulangan.

Penetapan suku bunga negatif oleh bank sentral suatu negara biasanya
berdampak pada penurunan permintaan terhadap mata uang negara tersebut, sehingga
nilai tukar mata uangnya melemah. Di sisi lain, kenaikan suku bunga berdampak pada

6
menguatnya nilai mata uang suatu negara. Akan tetapi, perlu diingat bahwa pengaruh
tingkat suku bunga pada nilai mata uang tidak akan selalu berlaku demikian. Dalam
kondisi tertentu, bisa saja terjadi anomali, terutama apabila hasil pengumuman suku
bunga bank sentral ternyata di luar ekspektasi pasar.

C. Suku Bunga Nominal dan suku Bunga Rill

Tingkat bunga nominal, yang digunakan untuk menghitung pembayaran bunga


atas pinjaman dan bunga yang diterima atas simpanan, adalah tingkat bunga yang
ditentukan dalam perjanjian pinjaman atau simpanan. Tingkat bunga nominal adalah
tingkat suku bunga yang tidak memperhitungkan inflasi. Ini adalah tingkat suku
bunga yang dikutip pada obligasi dan pinjaman. Tingkat bunga nominal adalah
konsep sederhana untuk dipahami; misalnya, jika Anda meminjam $ 100 dengan suku
bunga 6%, Anda dapat mengharapkan untuk membayar bunga $ 6 tanpa
memperhitungkan inflasi. Kerugian menggunakan tingkat bunga nominal adalah tidak
menyesuaikan tingkat inflasi.

Tingkat bunga riil adalah tingkat suku bunga yang memperhitungkan inflasi.
Berbeda dengan tingkat bunga nominal, tingkat bunga riil menyesuaikan inflasi dan
memberikan tingkat bunga riil dari suatu obligasi atau pinjaman.

Untuk menghitung tingkat suku bunga riil, pertama anda butuh bunga
nominal. Perhitungan yang digunakan untuk mengetahui tingkat bunga riil adalah
tingkat bunga nominal dikurangi dengan tingkat inflasi yang diharapkan atau aktual.
Tingkat ini memberikan tingkat riil yang diberikan pemberi pinjaman atau investor
setelah inflasi diperhitungkan; Ini memberi mereka gagasan yang lebih baik tentang
tingkat di mana daya beli mereka meningkat atau menurun.

Misalnya, misalkan pinjaman bank seseorang $ 200.000 untuk membeli rumah


dengan tarif 3%. Suku bunga 3% adalah tingkat bunga nominal, tidak
memperhitungkan inflasi. Asumsikan tingkat inflasi 2%. Tingkat bunga riil yang
dibayarkan peminjam adalah 1%; Tingkat bunga riil yang diterima bank adalah 1%.
Daya beli bank hanya meningkat sebesar 1%.

7
D. Pengaruh suku bunga terhadap perekonomian
Melalui kenaikan suku bunga BI tentu akan membawa dampak pada
perekonomian dan masyarakat umum, dengan naiknya suku bunga BI akan
berdampak pada naiknya suku bunga pada bank umum yang diikuti dengan kenaikan
pada produk produk perbankan - seperti: KPR, dan jenis kredit lainnya. Dari sisi pasar
modal kenaikan suku bunga cenderung menjadi sentimen negatif yang menyebabkan
pelemahan di pasar modal.
"Adanya kenaikan suku bunga tentunya akan menyebabkan pergeseran minat
masyarakat dari konsumsi ke saving, peningkatan suku bunga akan menarik minat
masyarakat untuk banyak menyimpan dananya di bank, hal tersebut tentu berdampak
pada berkurangnya peredaran uang cash di pasar dipicu oleh tingkat suku bunga yang
ada hal tersebut tentu sejalan dengan teori ekonomi dimana semakin tinggi tingkat
uang yang beredar di pasar berbanding lurus dengan laju peningkatan inflasi.
Tentunya kenaikan suku bunga ini juga berpengaruh pada melambatnya laju
investasi dan penurunan harga bahan-bahan pangan di pasar disebabkan oleh
masyarakat yang lebih memilih untuk menyimpan uang di bank dengan suku bunga
tinggi serta resiko yang relatif rendah, dibandingkan dengan menggunakannya untuk
konsumsi ataupun memilih instrumen investasi lain yang beresiko tinggi.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang
senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Ia mempengaruhi
secara langsung kehidupan masyarakat keseharian dan mempunyai dampak penting
terhadap kesehatan perekonomian. Biasanya suku bunga diekspresikan sebagai
persentase pertahun yang dibebankan atas uang yang dipinjam.
Menurut teori Keynes, tingkat bunga adalah balas jasa yang diterima oleh
seseorang karena orang tersebut tidak menimbun uang atau balas jasa yang diterima
seseorang karena orang tersebut mengorbankan liquidity preference (permintaan
uang). Semakin besar liquidity preference seseorang semakin besar keinginan orang
tersebut untuk menahan uang tunai, makin besar suku bunga yang diterima orang
tersebut bilamana dia meminjamkan uang tersebut kepada orang lain.

Suku bunga negatif akan mengurangi pendapatan bank-bank komersial dari


memarkirkan uang di bank sentral, karena bukannya mendapat mendapat bunga,
simpanan mereka di bank sentral malah akan dipotong. Dengan demikian, suku bunga
negatif diharapkan dapat memacu bank-bank agar uang mereka ke masyarakat.
Melalui kenaikan suku bunga BI tentu akan membawa dampak pada
perekonomian dan masyarakat umum, dengan naiknya suku bunga BI akan
berdampak pada naiknya suku bunga pada bank umum yang diikuti dengan kenaikan
pada produk produk perbankan - seperti: KPR, dan jenis kredit lainnya. Dari sisi pasar
modal kenaikan suku bunga cenderung menjadi sentimen negatif yang menyebabkan
pelemahan di pasar modal.

9
REFERENSI

https://www.google.com/url?
sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=0CAIQw7AJahcKEwjAhIKky4uAAxUAA
AAAHQAAAAAQAw&url=https%3A%2F%2Fwww.studocu.com%2Fid%2Fdocument
%2Funiversitas-nusa-mandiri%2Fmatematika%2Fmakalah-suku-bunga-uuhg
%2F42499679&psig=AOvVaw1wOMpUW44xWuI_TGUM6sAf&ust=1689333987439796
&opi=89978449

Arief Hadi Putra, dkk (2017). Determinasi tingkat suku bunga perbankan di indonesia. E-
journal Ekonomi bisnis dan akuntansi. vol (1) 122-124

Blog Merdeka. 2009. "Tingkat Suku Bunga (Interest rate): Pengertian. Tipe dan Peranan
Suku Bunga (Interest rate) Dalam Perekonomian".

Kinantiarin. 2011. "Teori Tingkat Suku Bunga"

Wahyuni, Yuyun. 2014. "Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Suku Bunga".

10

Anda mungkin juga menyukai