Anda di halaman 1dari 30

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

“Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal terhadap Permintaan Agregat”

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. I Komang Gde Bendesa, M.A.D.E.

Disusun oleh Kelompok 4:

Kadek Winata Kusuma (19 / 2207531181)

Ni Luh Putu Saraswati Utami Dewi (20 / 2207531186)

I Made Astika Wibawa (21 / 2207531190)

Ni Kadek Maya Dwi Indriani (22 / 2207531191)

Kadek Ayu Mirah Ariyani (23 / 2207531194)

Gita Mumtaz Rangkuti (24 / 2207531196)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya
sehingga paper kami yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal terhadap
Permintaan Agregat” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami sebagai penyusun berharap semoga paper ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, dan juga kami berharap lebih jauh lagi agar paper ini bisa
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan paper ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan paper ini.

Jimbaran, 24 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Bagaimana Kebijakan Moneter Memengaruhi Permintaan Agregat .......................... 3
2.2 Bagaimana Kebijakan Fiskal Memengaruhi Permintaan Agregat .............................. 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 14
3.2 Saran ........................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15
QUESTION FOR REVIEWS .................................................................................................. 16
SOAL DAN APLIKASI .......................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatanekonomi


secara makro. Selain kebijakan fiskal juga terdapat kebijakan moneteryang merupakan
partner kebijakan fiskal dalam mengendalikan stabilitas ekonomidan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Permintaan agregat yang diartikan sebagaitingkat pengeluaran yang
dilakukan dalam ekonomi pada berbagai tingkat hargamerupakan penerima dampak dari
perubahan kebijakan moneter dan fiskal dalamhal perekonomian di suatu negara.
Pergerakan dari permintaan agregat mengalamisuatu perubahan dari satu periode ke
periode berikutnya sebagai wujud daripengaruh kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
itu sendiri.
Kebijakan moneter dan fiskal masing-masing memengaruhi
permintaanagregat dimana salah satu dari kedua kebijakan ini dapat menyebabkan
fluktuasiproduk dan harga jangka pendek atau dapat dikatakan bahwa perangkat-
perangkatkebijakan moneter dan fiskal pemerintah memengaruhi posisi kurva
permintaanagregat. Sehingga hal tersebut membuat pemerintah ingin
mengantisipasipengaruh ini dan mungkin menyesuaikan kebijakan lain sebagai bentuk
tanggapanpemerintah terhadap perubahan permintaan agregat tersebut.
Dalam kondisi perekonomian yang lesu, pemerintah dapat merespon
melaluikebijakan fiskal dengan melakukan peningkatan pengeluaran pemerintah
danmenurunkan pajak untuk meningkatkan permintaan agregat dan
sebaliknya,apabila permintaan agregat terlalu tinggi, pemerintah akan melakukan
penurunanpengeluaran pemerintah dan melakukan peningkatan pendapatan pajak.
Sedangkanmelalui kebijakan moneter, pemerintah dapat meningkatkan jumlah uang
yangberedar dan menurunkan tingkat suku bunga apabila perekonomiaan sedang lesu. Dan
akan menurunkan jumlah uang yang beredar dan meningkatkan tingkat sukubunga apabila
permintaan agregat dinilai terlalu tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kebijakan moneter memengaruhi permintaan agregat.


2. Bagaimana kebijakan fiskal memengaruhi permintaan agregat.

1
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan moneter memengaruhi permintaan agregat.


2. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan fiskal memengaruhi permintaan agregat.

1.4 Manfaat

Manfaat yang penulis harapkan dari penyusunan paper terkait permintaan dan penawaran
agregat ialah :
1. Manfaat bagi penulis
Manfaat penyusunan makalah ini ialah meningkatkan pengetahuan tentang materi
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat, serta meningkatkan
kemampuan dalam berfikir sistematis serta belajar bertanggung jawab atas sumber
referensi yang digunakan.
2. Manfaat bagi pembaca
Diharapkan mampu memberi pengetahuan tambahan kepada pembaca terkait materi
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat serta hal-hal terkait
yang ada di dalamnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana Kebijakan Moneter Memengaruhi Permintaan Agregat


Untuk memahami bagaimana kebijakan memengaruhi permintaan agregat, maka kita
harus mempelajari pengaruh suku bunga secara lebih mendalam. Pada kesempatan ini, kita
mengembangkan teori tentang bagaimana suku bunga ditentukan yang disebut dengan teori
preferensi likuiditas. Kita menggunakan teori ini untuk memahami kemiringan kurva
permintaan agregat yang menurun serta bagaimana kebijakan moneter mengubah kurva ini.
Teori preferensi likuiditas memperkaya pemahaman tentang fluktuasi ekonomi jangka
pendek.

A. Teori Preferensi Likuiditas


John Maynard Keynes mengajukan teori preferensi likuiditas untuk
menjelaskan fakotr-faktor yang menentukan suku bunga dalam perekonomian. Teori
tersebut, pada dasarnya tidak lebih dari penerapan penawaran dan permintaan. Menurut
beliau, suku bunga berubah-ubah untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
Suku bunga dibagi menjadi dua macam yaitu suku bunga nominal dan suku
bunga riil. Suku bunga nominal adalah suku bunga yang umum dilaporkan atau rate
yang dapat diamati dan suku bunga riil adalah suku bunga yang telah dikoreksi dengan
pengaruh inflasi. Bagian pertama dari teori likuiditas yaitu jumlah uang yang beredar.
Dalam bagian ini akan menjelaskan jumlah uang yang beredar dan permintaan uang
serta bagaimana masing-masing bergantung pada suku bunga.

B. Jumlah Uang yang Beredar


Jumlah uang yang beredar dikendalikan oleh bank sentral. Bank sentral
biasanya mengubah jumlah uang yang beredar terutama dengan mengubah jumlah
cadangan dakam sistem perbankan melalui pembelian dan penjualan obligasi
pemerintah dalam operasi pasar terbuka.

3
Gambar di atas menunjukan keseimbangan di pasar uang. Menurut teori
preferensi likuiditas, suku bunga berubah-ubah untuk menyeimbangkan jumlah uang
yang beredar dengan jumlah permintaan uang. Jika suku bunga berada di atas titik
keseimbangan (misalnya r1), jumlah uang yang ingin dipegang oleh orang pada (Md1)
lebih kecil daripada jumlah yang dibuat oleh bank sentral dan surplus uang ini menekan
suku bunga ke bawah. Sebaliknya, jika suku bunga berada di bawah titik keseimbangan
(misalnya r2), jumlah uang yang ingin dipegan oleh orang pada (Md2) lebih besar
daripada jumlah uang yang dibuat oleh bank sentral dan deficit uang ini menekan suku
bunga ke atas. Dengan demikian, daya penawaran dan permintaan di pasar yang
menekan suku bunga kea rah suku bunga keseimbangan, yaitu di tingkat orang merasa
puas dengan memiliki jumlah uang yang dibuat oleh bank sentral.

C. Permintaan Uang
Likuiditas segala aset adalah kemudahan aset tersebut diubah menjadi alat
pertukaran dalam perekonomian. Uang merupakan alat pertukaran dalam
perekonomian sehingga sesuai dengan definisiny merupakan aset paling likuid yang
tersedia. Likuiditas uang menjelaskan permintaan uang, orang lebih memilih untuk
memiliki uang daripada aset lain yang memberikan tingkat hasil lebih tinggi karena
uang dapat digunakan untuk membelu barang dan jasa.
Meskipun terdapat banyak faktor yang menentukan jumlah permintaan uang,
fakator yang digarisbawahi oleh teori preferensi likuiditas adalah suku bunga.
Alasannya karena suku bunga merupakan biaya kesempatan untuk memiliki uang.
Artinya, apabila kita memiliki kekayaan berupa uang tunai di dompet, bukan berupa
obligasi berbunga, kita kehilangan bunga yang seharusnya kita peroleh. Kenaikan suku
bunga menaikkan biaya kepemilikan uang sehingga mengurangi jumlah permintaan
uang. Penurunan suku bunga mengurangi biaya kepemilikan uang dan menaikkan
jumlah permintaan. Oleh karena itu, seperti yang terlihat pada figur sebelumnya, kurva
permintaan uang miring ke bawah.

D. Keseimbangan dalam Pasar Uang


Menurut teori preferensi likuiditas, suku bunga berubah-ubah untuk
menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dan permintaan uang. Ada jenis suku
bunga yang disebut dengan suku bunga keseimbangan yang menyebabkan jumlah
permintaan uang tepat seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Apabila suku bunga
berada di tingkat lain, ornag akan berusaha menyesuaikan portofolio aset mereka
sehingga mendorong suku bunga ke titik keseimbangannya.
Sebagai contoh, misalkan suku bunga berada di atas titik keseimbangan, yaitu
𝑟1 pada figur. Di sini jumlah uang yang ingin dipegang masyarakat, 𝑀1𝑑 , lebih kecil
daripada jumlah yang ditetapkan oleh bank sentral. Maka yang memiliki surplus uang
akan berusaha menghabiskannya dengan membeli obligasi berbunga atau dengan
menyimpannya untuk memperoleh bunga. Karena pihak penerbit surat berharga dan
bank lebih suka untuk membayar suku bunga yang lebih rendah, mereka merespon
surplus uang ini dengan menurunkan suku bunga yang mereka tawarkan. Pada saat suku

4
bunga turun, biasanya masyarakat menjadi lebih bersedia untuk memegang uang
sampai ketika suku bunga keseimbangan.
Sebaliknya, pada saat suku bunga di bawah titik keseimbangan seperti 𝑟2 ,
jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat, 𝑀2𝑑 , lebih besar daripada jumlah
penawaran oleh bank sentral. Akibatnya, masyarakat berusaha untuk memperbanyak
kepemilikan uang mereka dengan mengurangi kepemilikan surat berharga dan aset
bunga lainnya. Karena masyarakat mengurangi kepemilikan surat berharga mereka,
para penerbit surat berharga harus menawarkan suku bunga yang lebih tinggi untuk
menarik pembeli. Dengan demikian, suku bunga naik dan mendekati titik
keseimbangan.

E. Kemiringan Ke Bawah kurva permintaan agregat


Tingkat harga merupakan satu penentu jumlah permintaan uang. Pada harga
yang lebih tinggi, lebih banyak uang yang dipertukarkan setiap kali barang atau jasa
dijual. Akibatnya, orang akan memilih untuk memegang uang dalam jumlah yang lebih
besar. Artinya, tingkat harga yang lebih tinggi meningkatkan jumlah uang yang diminta
untuk tingkat bunga tertentu.

Jadi, kenaikan tingkat harga dari P menggeser kurva permintaan uang P ke 1 ke


kanan dari MD1 ke MD2. pergeseran permintaan uang ini mempengaruhi ekuilibrium
di pasar uang. Agar jumlah uang yang beredar tetap/tidak berubah, suku bunga harus
naik untuk menyeimbangkan jumlah uang beredar dan permintaan uang. Karena tingkat
harga yang lebih tinggi telah meningkatkan jumlah uang yang ingin dipegang orang,
hal itu telah menggeser kurva permintaan uang ke kanan. Namun jumlah uang yang
beredar tidak berubah, sehingga suku bunga harus naik dari r1 ke r2 untuk mengurangi
permintaan tambahan.

5
Kenaikan suku bunga ini tidak hanya mempengaruhi pasar uang, tetapi juga
jumlah permintaan barang dan jasa. Pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi, biaya
peminjaman dan pengembalian tabungan juga akan lebih tinggi. Jadi orang yang akan
meminjam uang untuk melakukan pembelian akan berkurang. Oleh karena itu, ketika
tingkat harga naik dari p1 ke p2, menyebabkan permintaan uang naik sehingga suku
bunga pun naik dan menyebabkan jumlah permintaan barang dan jasa turun dari y1 ke
y2.
Dengan demikian, analisis pengaruh suku bunga dapat dirangkum menjadi 3
langkah. Pertama, tingkat harga yang lebih tinggi menyebabkan permintaan uang naik.
Kedua, Permintaan uang yang lebih tinggi mendorong naiknya suku bunga. Ketiga,
Suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan permintaan akan barang dan jasa
berkurang. Begitu juga sebaliknya saat tingkat harga rendah. Inilah yang disebut dengan
hubungan negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang dan jasa yang diminta,
seperti yang digambarkan oleh kurva permintaan agregat yang miring ke bawah.

F. Perubahan Jumlah Uang yang beredar


Satu variabel penting yang menggeser kurva permintaan agregat adalah
kebijakan moneter. Anggap bahwa bank sentral meningkatkan jumlah uang yang
beredar dengan membeli surat obligasi pemerintah melalui pasar operasi terbuka.

6
Kenaikan jumlah uang yang beredar menggeser kurva jumlah uang yang
beredar dari ms1 ke ms2. Karena kurva permintaan uang belum berubah, suku bunga
turun dari r1 menjadi r2 untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran uang.
Artinya, suku bunga harus turun agar orang memiliki uang tambahan yang dibuat oleh
bank sentral.

Suku bunga mempengaruhi permintaan akan barang dan jasa. Suku bunga yang
lebih rendah menurunkan biaya peminjaman dan pengembalian tabungan. Banyak
orang akan meminjam uang untuk melakukan pembelian ataupun perusahaan akan
mendorong investaasi bisnis. Akibatnya, jumlah permintaan barang dan jasa pada
tingkat tertentu naik dari y1 ke y2.
Suntikan moneter meningkatkan permintaan agregat barang dan jasa pada
semua tingkat harga. Oleh karena itu kurva permintaan agregat bergeser ke kanan.
Ketika bank sentral meningkatkan jumlah uang beredar, itu menurunkan tingkat bunga
dan meningkatkan jumlah barang dan jasa yang diminta untuk setiap tingkat harga
tertentu, menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Sebaliknya, ketika bank sentral
menurunkan jumlah uang beredar, suku bunga naik dan mengurangi jumlah barang dan
jasa yang diminta untuk setiap tingkat harga tertentu, menggeser kurva permintaan
agregat ke kiri.

7
G. Peranan Target Suku bunga dalam kebijakan moneter
Keputusan Bank sentral untuk menargetkan suku bunga pada dasarnya tidak
mengubah analisis terhadap kebijakan moneter. Apanila bank sentral telah menetapkan
target suku bunga, bank sentral berkomitmen untuk menyesuaikan jumlah uang yang
beredar untuk membuat keseimbangan di pasar uang guna mencapai target tersebut.
Perubahan kebijakan moneter dapat dipandang sebagai tingkat suku bunga yang
berubah ubah ataupun perubahan jumlah uang yang beredar. Jadi perubahan kebijakan
moneter yang bertujuan untuk memperluas permintaan agregat dapat dipandang sebagai
kenaikan jumlah uang yang beredar dan penurunan tingkat suku bunga. Begitu juga
dengan kebijakan moneter yang bertujuan untuk menurunkan permintaan agregat dapat
dipandang dengan penurunan jumlah uang yang beredar maupun kenaikan tingkat suku
bunga.

2.2 Bagaimana Kebijakan Fiskal Memengaruhi Permintaan Agregat


Pemerintah dapat memengaruhi perilaku ekonomi tidak hanya melalui kebijakan
moneter tetapi juga melalui kebijakan fiskal yang merujuk pada pilihan-pilihan pemerintah
mengenai tingkat pembelanjaan atau pajak negara secara keseluruhan. Dalam jangka
pendek, pengaruh utama kebijakan fiskal adalah terhadap permintaan agregat barang dan
jasa
A. Perubahan-perubahan dalam pembelanjaan negara
Ketika mengubah jumlah uang yang beredar atau tingkat pajak, pemerintah
mengubah kurva permintaan agregat dengan memengaruhi keputusan belanja
perusahaan atau rumah tangga. Sebaliknya, ketika mengubah belanja barang dan
jasanya sendiri, pemerintah mengubah kurva permintaan agregat secara langsung.
Sebagai contoh, suatu Departemen pertahanan melakukan pemesanan senilai
Rp200.000.000.000 kepada perusahaan konstruksi lokal untuk membangun markas
tentara yang baru. Pesanan ini meningkatkan permintaan output yang diproduksi oleh
perusahaan konstruksi tersebut yang menyebabkan perusahaan tersebut
mempekerjakan lebih banyak pegawai. Karena perusahaan konstruksi lokal tersebut
adalah bagian dari perekonomian, maka kenaikan permintaan konstruksi perusahaan
tersebut menyebabkan kenaikan jumlah total permintaan barang dan jasa pada setiap
tingkat harga. Akibatnya, kurva permintaan agregat bergeser ke kanan.

8
Pergeseran kurva permintaan agregat tidak secara tepat bergeser ke kanan
sebesar Rp200.000.000.000. Hal tersebut dipengaruhi oleh dua efek ekonomi makro
yang menyebabkan pergeseran kurva permintaan agregat berbeda dengan perubahan
belanja pemerintah, yaitu efek penggandaan (menyatakan bahwa pergeseran kurva
permintaan agregat dapat lebih besar daripada Rp200.000.000.000) dan efek
pembatasan paksa (menyatakan bahwa pergeseran permintaan agregat dapat lebih kecil
daripada Rp200.000.000.000 )

B. Efek Penggandaan
Efek Penggandaan merupakan pergeseran tambahan pada kurva permintaan
agregat yang muncul jika kebijakan fiskal ekspansif meningkatkan pendapatan yang
menyebabkan kenaikan belanja konsumen. Seperti contoh sebelumnya, ketika
pemerintah membeli barang dari perusahaan konstruksi lokal senilai
Rp200.000.000.000, maka pembelian ini akan memiliki konsekuensi. Dampak
langsung dari kenaikan permintaan pemerintah adalah bertambahnya pekerjaan dan
keuntungan perusahaan tersebut. Kemudian, ketika para pekerja melihat upah yang
lebih tinggi dan pemilik perusahaan melihat keuntungan yang lebih tinggi, mereka
merespon kenaikan pendapatan ini dengan meningkatkan belanja konsumen mereka
sendiri. Akibatnya, belanja pemerintah ke perusahaan konstruksi tersebut akan
meningkatkan permintaan terhadap produk dari perusahaan lain yang terkait dengan
proses perusahaan konstruksi tersebut. Karena setiap satu rupiah yang dibelanjakan
oleh negara dapat meningkatkan permintaan agregat barang dan jasa lebih dari satu
rupiah, maka dikatakan mengalami efek penggandaan terhadap permintaan agregat.
Efek penggandaan yang muncul akibat respon belanja konsumen ini dapat
diperkuat melalui respons investasi terhadap tingkat permintaan yang tinggi. Sebagai
contoh, perusahaan konstruksi lokal dapat merespon peningkatan permintaan
konstruksi dengan memutuskan untuk membeli lebih banyak peralatan. Dalam kasus
ini, permintaan pemerintah yang lebih tinggi mendorong permintaan barang investasi
yang lebih tinggi.

C. Rumus Penggandaan Belanja dan Penerapan Lain Dari Efek Penggandaan


Angka penting dalam rumus ini adalah kecenderungan konsumsi marginal
(marginal propensity to consum-MPC), bagian pendapatan tambahan yang dikonsumsi
oleh rumah tangga. Sebagai contoh, anggap bahwa kecenderungan mengonsumsi

9
marginal adalah 3/4. Ini berarti bahwa untuk setiap dolar tambahan yang diperoleh
rumah tangga, rumah tangga tersebut membelanjakan $0,75 (3/4 dari satu dolar) dan
menabung $0,25. Dengan MPC sebesar 3/4, ketika para pegawai dan pemilik Buildit
memperoleh pendapatan sebesar $20 miliar dari kontrak pemerintah, mereka
meningkatkan belanja konsumen mereka sebesar 3/4 x $20 miliar atau sama dengan
$15 miliar
Untuk mengukur dampak perubahan belanja pemerintah terhadap permintaan
agregat, kita menelusuri dampaknya tahap demi tahap. Proses ini diawali ketika
pemerintah membelanjakan sejumlah $20 miliar, yang berarti bahwa pendapatan
nasional (pendapatan dan keuntungan) juga naik sebesar jumlah ini. Kenaikan
pendapatan ini kemudian meningkatkan belanja konsumen sebesar MPC $20 miliar
yang kemudian meningkatkan pendapatan para pegawai dan pemilik perusahaan yang
memproduksi barang-barang konsumsi. Kenaikan pendapatan kedua ini kembali
meningkatkan belanja konsumen, kali ini sebesar MPC x (MPC x $20 miliar). Efek
umpan balik ini berlangsung terus-menerus.
Untuk mengetahui dampak total terhadap permintaan barang dan jasa, kita
menambahkan seluruh efek ini:

Perubahan belanja pemerintah = $20 miliar


Perubhaan pertama pada konsumsi = MPC x $20 miliar
Perubahan kedua pada konsumsi = MPC2 x $20 miliar
Perubahan ketiga pada konsumsi = MPC3 x $20 miliar
• •
• •
• •

Jumlah perubahan permintaan =

(1+MPC+MPC2+MPC3+…)x $20 miliar

Pengganda ini memberitahukan permintaan barang dan jasa yang dihasilkan


oleh setiap dolar belanja pemerintah. Untuk menyederhanakan persamaan pengganda
ini, ingat kembali bahwa ungkapan ini merupakan deret geometris tak hingga. Untuk x
antara -1 dan +1,
1+x+x+x+1/(1-x).

10
Dalam kasus kita, x = MPC sehingga
Pengganda 1-(1-MPC).

Sebagai contoh, jika MPC adalah 3/4 maka penggandanya adalah 1/(1-3/4),
yaitu 4. Dalam kasus ini, belanja pemerintah sebesar $20 miliar menghasilkan
permintaan barang dan jasa senilai $80 miliar.
Rumus penggandaan ini memberikan kesimpulan penting: Besar pengganda
bergantung pada kecenderungan mengonsumsi marginal. Meskipun MPC sebesar 3/4
menghasilkan pengganda sebesar 4, MPC sebesar 1/2 hanya menghasilkan pengganda
sebesar 2. Oleh karena itu, MPC lebih besar berarti pengganda lebih besar. Untuk
melihat kebenaran dari pernyataan ini, ingat bahwa pengganda muncul karena
pendapatan yang lebih besar menyebabkan belanja. konsumen meningkat. Semakin
besar MPC, semakin besar pula pengaruh yang ditimbulkan terhadap konsumsi, dan
semakin besar pula penggandanya.

D. Penerapan Lain dari Efek Penggandaan


Akibat efek penggandaan, satu dolar belanja pemerintah dapat menghasilkan
lebih dari satu dolar permintaan agregat. Namun, dasar pemikiran dari efek
penggandaan ini tidak terbatas pada perubahan belanja pemerintah. Sebaliknya, logika
tersebut berlaku terhadap segala peristiwa yang mengubah semua komponen PDB-
konsumsi, investasi, belanja pemerintah, atau ekspor neto.
Sebagai contoh, anggap bahwa resesi di luar negeri menurunkan permintaan
ekspor neto negara sebesar $10 miliar. Penurunan belanja ini menekan pendapatan
nasional yang menurunkan belanja konsumen domestik. Apabila kecenderungan
mengonsumsi marginal adalah 3/4 dan pengganda 4 maka penurunan ekspor neto
sebesar $10 miliar tersebut berarti penurunan permintaan agregat sebesar $40 miliar.
Contoh lain, anggap bahwa ledakan pasar saham meningkatkan kekayaan rumah
tangga dan meningkatkan belanja barang dan jasa mereka sebesar $20 miliar.
Tambahan belanja rumah tangga ini meningkatkan pendapatan nasional yang kemudian
menghasilkan lebih banyak lagi belanja konsumen. Apabila kecenderungan
mengonsumsi marginal adalah 3/4 dan penggandanya 4 maka rangsangan awal belanja
konsumen sebesar $20 miliar diterjemahkan menjadi peningkatan permintaan agregat
sebesar $80 miliar.

11
Penggandaan merupakan konsep penting dalam ekonomi makro karena
memperlihatkan bagaimana perekonomian dapat menggandakan dampak perubahan
belanja. Perubahan awal yang kecil dalam konsumsi, investasi, belanja pemerintah, atau
ekspor neto dapat berdampak besar terhadap permintaan agregat. Begitu pula dengan
produksi barang dan jasa dalam perekonomian.

E. Efek Pembatasan Paksa (Crowding-out effect)


Efek penggandaan menunjukkan bahwa jika pemerintah melakukan belanja
kontrak konstruksi dengan Buildit sebesar $20 miliar, ekspansi permintaan agregat
yang ditimbulkan pasti lebih besar dari $20 miliar. Namun, ada efek lain yang muncul
dari arah berlawanan. Disebut efek pembatasan paksa yang mana merupakan imbangan
permintaan agregat yang muncul apabila kebijakan fiscal yang mengekspansi
menaikkan suku bunga dan akibatnya menurunkan belanja investasi.
Situasi di pasar uang ketika pemerintah membayar kerja konstruksi oleh Buildt.
Kenaikan permintaan meningkatkan pendapatan para pekerja dan pemilik perusahaan
(dan, akibat efek pengganda, juga perusahaan-perusahaan lain). Dengan meningkatnya
pendapatan, rumah tangga berencana untuk membeli lebih banyak barang sehingga
memilih untuk memiliki kekayaan mereka lebih banyak dalam bentuk likuid. Artinya,
kenaikan pendapatan yang disebabkan oleh ekspansi fiscal meningkatkan permintaan
uang.

Pengaruh peningkatan permintaan uang diperlihatkan pada panel (a). Karena


bank sentral belum mengubah jumlah uang yang beredar, kurva penawaran vertical
tidak berubah. Apabila tingkat pendapatan yang lebih tinggi menggeser kurva
permintaan uang ke kanan dari MD1 ke MD2, suku bunga harus naik dari r1 ke r2 untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
Sebaliknya, kenaikan suku bunga menurunkan jumlah permintaan barang dan
jasa. Khususnya, karena pinjaman lebih mahal, permintaan rumah baru dan barang-

12
barang investasi menurun. Artinya, kenaikan belanja pemerintah meningkatkan
permintaan barang dan jasa, dan secara bersamaan mendesak investasi. Efek
pembatasan paksa ini sebagian mengimbangi dampak belanja pemerintah terhadap
permintaan agregat, seperti diilustrasikan pana panel (b). Dampak awal kenaikan
belanja pemerintah menggeser kurva permintaan agregat dari AD1 ke AD2, tetapi
setelah muncul efek pembatasan paksa, kurva permintaan agregat kembali turun ke
AD3.
Sebagai rangkuman: Apabila negara menaikkan belanjanya sebesar $20 miliar,
permintaan agregat barang dan jasa dapat naik sebesar lebih atau kurang dari $20 miliar,
tergantung apakah efek penggandaan atau efek pembatasan paksa lebih besar.

F. Perubahan-Perubahan dalam Perpajakan


Apabila pemerintah menurunkan pajak pendapatan perseorangan, maka
pendapatan bersih rumah tangga akan meningkat. Rumah tangga akan menabung
sebagian dari pendapatan tambahan ini, namun mereka juga akan membelanjakan
sebagian untuk barang-barang konsumsi. Peningkatan belanja konsumen menggeser
kurva permintaan agregat ke kanan. Sebaliknya, kenaikan pajak menekan belanja
konsumen dan menggeser kurva permintaan agregat ke kiri.
Besarnya pergeseran agregat yang ditimbulkan oleh perubahan pajak juga
dipengaruhi efek penggandaan dan pembatasan paksa. Ketika pemerintah menurunkan
pajak dan mendorong belanja konsumen, penghasilan dan keuntungan meningkat yang
juga mendorong belanja konsumen. Ini merupakan efek penggandaan. Pada saat yang
bersamaan, pendapatan lebih tinggi meningkatkan permintaan uang yang cenderung
menaikkan suku bunga sehingga menyebabkan pinjaman lebih mahal dan menurunkan
belanja investasi. Ini merupakan efek pembatasan paksa. Tergantung besar efek
penggandaan dan efek pembatasan paksa, pergeseran permintaan agregat dapat lebih
besar atau lebih kecil daripada pajak perubahan yang menyebabkannya.
Besarnya pergeseran permintaan agregat yang ditimbulkan oleh perubahan
pajak juga ditentukan dari apakah perubahan pajak bersifat permanen atau sementara.
Jika penurunan pajak bersifat permanen maka meningkatkan belanja mereka sehingga
berdampak besar pada permintaan agregat. Begitu pun sebaliknya, apabila penurunan
pajak bersifat sementara maka tidak berdampak besar bagi permintaan agregat. Hal ini
juga terjadi apabila terjadi kenaikan pajak.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebelum membuat perubahan kebijakan, pemerintah perlu mempertimbangkan
segala dampak keputusan mereka. Dalam makalah ini telah mengkaji model ekonomi
klasik yang menggambarkan pengaruh jangka panjang kebijakan moneter dan fiskal. Pada
bagian itu, kita melihat bagaimana kebijakan fiskal memengaruhi tabungan, investasi, dan
pertumbuhan jangka panjang, serta bagaimana kebijakan moneter memengaruhi tingkat
harga dan inflasi.
Pada makalah ini, kita telah melihat pengaruh jangka pendek kebijakan moneter
dan fiskal Kita melihat bagaimana kedua perangkat kebijakan ini dapat mengubah
permintaan agregat barang dan jasa sehingga mengubah produksi dan lapangan pekerjaan
dalam perekonomian jangka pendek. Apabila pemerintah mengurangi belanjanya untuk
menyeimbangkan anggaran, pemerintah perlu memperhitungkan, baik dampak jangka
panjang terhadap tabungan dan pertumbuhan maupun dampak jangka pendek terhadap
permintaan agregat dan lapangan kerja. Apabila pemerintah menurunkan tingkat
pertumbuhan jumlah uang yang beredar, pemerintah perlu memperhitungkan dampak
jangka panjang terhadap inflasi dan juga dampak jangka pendek terhadap produksi.

3.2 Saran
Diharapkan ke depannya dapat lebih meningkatkan keterampilan dalam penyusunan paper
atau makalah sehingga pembaca lebih nyaman saat membacanya serta memperbanyak
referensi atau sumber bacaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N.G. (2019) Principles of Economics Ninth Edition. Ninth Edit, Lean Assembly.
Ninth Edit. United States of America: Cengage Learning Inc

15
QUESTION FOR REVIEWS

1. Apa itu teori preferensi likuiditas atau theory of liquidity preference? Bagaimana teori
ini bisa menjelaskan slope negative dari kurva permintaan agregat?
Jawaban:
Teori Preferensi Likuiditas merupakan teori Keynes yang digunakan untuk
menjelaskan faktor-faktor yang menentukan suku bunga dalam perekonomian.
Menurutnya, suku bunga berubah-ubah untuk menyeimbangkan penawaran dan
permintaan uang. Adapun tiga hal yang dikembangkan dalam teori ini, yakni jumlah
uang yang beredar, permintaan uang, dan keseimbangan dalam pasar uang.
Slope kurva permintaan agregat turun ke bawah ialah karena misal anggap bahwa
tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian mengalami kenaikan. Pada tingkat harga
yang lebih tinggi, uang yang dipertukarkan semakin banyak setiap kali barang atau jasa
dijual. Akibatnya, orang akan memilih untuk memiliki lebih banyak uang. Artinya,
tingkat harga yang lebih tinggi akan menaikkan jumlah permintaan pada setiap suku
bunga yang berlaku. Agar jumlah uang tidak berubah, suku bunga harus naik untuk
menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dan permintaan atas uang. Kenaikan atas
suku bunga ini tidak hanya memengaruhi pasar uang, tetapi juga jumlah permintaan
barang dan jasa. Pada suku bunga yang lebih tinggi, biaya peminjaman dan
pengembalian tabungan lebih tinggi, sehingga permintaan akan investasi mengalami
penurunan.
Dengan demikian, tingkat harga yang lebih tinggi menaikkan permintaan uang,
permintaan uang yang lebih tinggi menaikkan suku bunga, dan suku bunga yang lebih
tinggi mengurangi jumlah permintaan atas barang dan jasa. Hasil akhir dari analisis ini
ialah adanya hubungan yang negative antara tingkat harga dan jumlah permintaan
barangdan jasa.

2. Gunakan teori preferensi likuiditas untuk menjelaskan bagaimana penurunan jumlah


uang yang beredar memengaruhi kurva permintaan agregat
Jawaban :
Di dalam teori preferensi likuiditas, penurunan jumlah uang yang beredar
akanmenaikkan suku bunga keseimbangan, dan jumlah permintaan barang dan jasa
untuktingkatharga tertentu turun yang menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser
ke kiri.

3. Pemerintah menghabiskan $ 3 miliar untuk membeli mobil polisi. Jelaskan mengapa


permintaan agregat mungkin meningkat lebih atau kurang dari $ 3 miliar.
Jawaban:
Ketika pemerintah membeli mobil polisi senilai $ 3 miliar, pembelian itu akan
berdampak. Dampak langsung dari tingginya permintaan adalah meningkatnya
lapangan pekerjaan dan keuntungan di perusahaan yang berproduksi. Kemudian, karena
para pekerja melihat pendapatan yang lebih tinggi dan pemilik perusahaan melihat
keuntungan yang lebih tinggi, mereka merespons peningkatan pendapatan
denganmeningkatkan pengeluaran mereka sendiri untuk barang-barang konsumsi.

16
Akibatnya, pemerintah meningkatkan permintaan produk dari banyak perusahaan lain
dalam perekonomian. Karena setiap dolar yang dihabiskan oleh pemerintah dapat
meningkatkan permintaan agregat barang dan jasa lebih dari satu dolar, pembelian
pemerintah dikatakan memiliki efek pengganda pada permintaan agregat. Setelah semua
efek ini dijumlahkan, total dampak pada kuantitas barang dan jasa yang diminta bisa
lebih besar daripada dorongan awal dari pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi.

4. Misalkan survei langkah-langkah kepercayaan konsumen menunjukkan gelombang


pesimisme sedang melanda negara tersebut. Jika pembuat kebijakan tidak melakukan
apapun, apa yang akan terjadi dengan permintaan agregat? Apa yang harus dilakukan
The Fed jika ingin menstabilkan permintaan agregat? Jika Fed tidak melakukan apa-apa,
apa yang mungkin dilakukan Kongres untuk menstabilkan permintaan agregat?
Jawaban:
Apabila terjadi gelombang pesimisme, maka konsumsi rumah tangga dan tingkat
investasi akan berkurang, sehingga permintaan agregat akan mengalami penurunan. Hal
ini mengakibatkan produksi barang atau jasa menjadi lebih rendah dan tingkat
pengangguran meningkat akibat adanya PHK. Apabila Fed ingin menstabilkan
permintaan agregat, maka langkah yang harus diambil adalah meningkatkan jumlah
uangyang beredar untuk menurunkan suku bunga dan memperluas atau meningkatkan
permintaan agregat. Apabila Fed tidak melakukan apa-apa, kongres atau pemerintah
harus menurunkan pajak dan menambah pengeluaran pemerintah.

5. Sebutkan contoh kebijakan pemerintah yang bertindak sebagai stabilisator otomatis..


Jelaskan mengapa kebijakan tersebut memiliki efek seperti itu.
Jawaban:
Stabilisator otomatis terpenting adalah sistem pajak. Apabila ekonomi mengalami
resesi, jumlah pajak yang dikumpulkan oleh pemerintah menurun secara
otomatis karena hampir semua pajak terkait erat dengan kegiatan perekonomian.
Pajak pendapatan pribadi bergantung pada pendapatan rumah tangga, pajak
penghasilan bergantung pada pendapatan pekerja dan pajak pendapatan perusahaan
bergantung pada keuntungan perusahaan. Karena pendapatan, pajak pemerintah juga
menurun. Penurunan pajak secara otomatis ini mendorong permintaan agregat
sehingga meringankan fluktuasi ekonomi. Belanja pemerintah juga bertindak
sebagai stabilisator otomatis. Secara khusus, apabila ekonomi mengalami resesi dan
para pekerja diberhentikan, banyak orang mengajukan tunjangan pengangguran dan
bentuk jaminan pendapatan lain. Kenaikan belanja pemerintah secara
otomatis ini mendorong permintaan agregat tepat ketika permintaan agregat
tidak memadai untuk memberikan pekerjaan penuh.

17
SOAL DAN APLIKASI

1. Jelaskan bagaimana masing-masing perkembangan berikut ini akan mempengaruhi


jumlah uang beredar, permintaan uang, dan tingkat bunga. Ilustrasikan jawaban Anda
dengan diagram.
A. Traders obligasi The Fed membeli obligasi di pasar operasi terbuka
B. Peningkatan ketersediaan kartu kredit mengurangi jumlah uang yang ingin
disimpanorang.
C. Federal Reserve mengurangi persyaratan cadangan bank
D. Rumah tangga memutuskan untuk menyimpan lebih banyak uang untuk belanja
liburan
E. Gelombang optimisme meningkatkan investasi bisnis dan memperluas
permintaan agregat
Jawaban:
a) Traders obligasi The Fed membeli obligasi di pasar operasi terbuka
Saat The Fed membeli obligasi di pasar terbuka, mereka akan meningkatkan jumlah
uang yang beredar. Hal ini berarti bahwa kurva jumlah uang yang beredar akan
bergeser ke kanan dan menyebabkan penurunan pada suku bunga. Adanya
penurunan pada suku bunga mengurangi biaya kepemilikan uang sehingga
menaikkan jumla permintaan akan uang.

b) Peningkatan ketersediaan kartu kredit mengurangi jumlah uang yang ingin


disimpan orang.
Peningkatan ketersediaan kartu kredit berarti membuat permintaan terhadap uang
menurun. Ketika permintaan terhadap uang menurun, berarti suku bunga mengalami

18
penurunan, sedangkan jumlah uang yang beredar tetap.

c) Federal Reserve mengurangi persyaratan cadangan bank


Pengurangan persyaratan cadangan bank akan meningkatkan jumlah uang yang
beredar karena bank bisa meminjamkan lebih banyak deposito mereka. Hal ini berarti
akan menyebabkan kurva jumlah uang yang beredar bergeser ke kanan, suku bunga
akan turun, dan jumlah uang yang diminta akan meningkat.

d) Rumah tangga memutuskan untuk menyimpan lebih banyak uang untuk belanja
liburan.
Ketika rumah tangga memutuskan untuk menyimpan lebih banyak uang, maka
artinya mereka ingin memegang lebih banyak uang, dan permintaan terhadap uang
akan meningkat. Hal ini akan menggeser kurva permintaan terhadapuang ke
kanan, dan suku bunga akan meningkat.

19
e) Gelombang optimisme meningkatkan investasi bisnis dan memperluas permintaan
agregat

Gelombang optimisme yang meningkatkan investasi akan meningkatkan jumlah


permintaan atas uang. Hal ini akan menyebabkan kurva permintaan akan uang
bergeser ke kanan dan suku bunga akan naik. Sedangkan kurva jumlah uang yang
beredar tetap.

2. Federal Reserve meningkatkan jumlah uang beredar 5 persen.


a. Gunakan teori preferensi likuiditas untuk mengilustrasikan dalam grafik dampak
kebijakan ini terhadap kepentingan menilai.
b. Gunakan model permintaan agregat dan penawaran gerbang agregat untuk
menggambarkan dampak dari perubahan ini dalam tingkat bunga output dan tingkat
harga masuk jangka pendek.
c. Saat ekonomi melakukan transisi dari ekuilibrium jangka pendeknya ke jangka
panjang baru keseimbangan, apa yang akan terjadi pada harga tingkat?
d. Bagaimana perubahan tingkat harga ini mempengaruhi permintaan uang dan bunga

20
ekuilibrium menilai?
e. Apakah analisis ini konsisten dengan proposisi bahwa uang memiliki efek nyata
dalam jangka pendek tetapi memang demikian netral dalam jangka panjang?
Jawaban:
a. Teori preferensi likuiditas menyatakan bahwa pergeseran jumlah uang beredar ini
akan menyebabkan penurunan tingkat bunga yang digambarkan dalam diagram.
b. Suku bunga yang lebih rendah ini berarti bahwa investasi dan konsumsi lebih
dibutuhkan daripada menabung. Ini berarti permintaan agregat bergeser ke kanan
dandalam jangka pendek, kita sampai ke titik Y dari titik X. Di titik Y, kuantitas
output lebih tinggi dan tingkat harga lebih tinggi
c. Kita dapat melihat pada titik Z pada diagram 2 transisi perekonomian dari
ekuilibrium jangka pendek ke ekuilibrium jangka panjang. Ini terjadi ketika
penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri dan tingkat harga naik lebih jauh
sementara jumlah output menyesuaikan dengan tingkat alaminya
d. Kenaikan harga ini akan menghasilkan permintaan uang yang lebih tinggi dan
karenanya tingkat bunga ekuilibrium yang lebih tinggi
e. Ya, analisis ini konsisten dengan gagasan bahwa uang memiliki efek nyata dalam
jangka pendek (seperti kuantitas output yang meningkat) tetapi netral dalam jangka
panjang.

3. Misalkan virus komputer menonaktifkan mesin ATM negara, melakukan penarikan dari
akun bank kurang nyaman. Akibatnya, orang mau untuk menyimpan lebih banyak uang
tunai, meningkatkan permintaan akan uang.
a. Asumsikan the Fed tidak mengubah pasokan uang. Menurut teori preferensi
likuiditas, apa yang terjadi dengan tingkat bunga? Apa yang terjadi dengan
permintaan agregat?
b. Jika sebaliknya the Fed ingin menstabilkan permintaan agregat, bagaimana
seharusnya itu mengubah pasokan uang?
c. Jika ingin mencapai perubahan pasokan uang menggunakan operasi pasar terbuka,
apa harus dilakukan?
Jawaban:
a. Teori preferensi likuiditas memberi tahu kita bahwa peningkatan permintaan uang
ini akan meningkatkan tingkat bunga. tingkat bunga yang lebih tinggi ini berarti
bahwa tabungan memberi insentif dan pinjaman tidak disarankan sehingga
permintaan agregat akan bergeser ke kiri.
b. jika the Fed ingin menstabilkan permintaan agregat, mereka dapat meningkatkan
jumlah uang yang beredar karena hal ini akan mengimbangi perubahan permintaan
agregat. tingkat bunga akan kembali ke tingkat yang akan mendorong konsumsi
daninvestasi.
c. Jika the Fed tertarik menggunakan operasi pasar terbuka untuk meningkatkan
jumlah uang beredar, ia dapat membeli treasury AS dari bank dengan uang yang
dibuatnya.

4. Pertimbangkan dua kebijakan pemotongan pajak yang hanya berlangsung selama satu
tahun dan pemotongan pajak yang diharapkan bersifat permanen. Kebijakan mana yang
akan mendorong pengeluaran konsumen yang lebih besar? Kebijakan mana yang akan
berdampak lebih besar pada permintaan agregat? Jelaskan!

21
Jawaban :
Kebijakan yang akan mendorong pengeluaran konsumen yang lebih besar adalah
kebijakan pemotongan pajak secara permanen. Hal ini dikarenakan, apabila diterapkan
kebijakan pemotongan pajak permanen, maka masyarakat akan memandang hal ersebut
sebagai sumber pendapatan yang akan menambah kekayaan mereka sehingga
masyarakat akan meningkatkan tingkat konsumsi mereka yang akan berpengaruh pada
peningkatan permintaan agregat. Sedangkan apabila kebijakan yang diterapkan adalah
kebijakan pemotongan pajak sementara yang hanya berlangsung satu tahun, maka
kebijakan ini hanya akan menambah sedikit modal atau kekayaan yang dimiliki oleh
masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat hanya meningkatkan pengeluarannya untuk
konsumsi dalam jumlah yang sedikit. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kebijakan
yang akan berdampak lebih besar pada permintaan agregat adalah kebijakan
pemotonganpajak permanen.

5. Perekonomian berada dalam resesi dengan pengangguran tinggi dan output rendah.
a. Gambar grafik permintaan agregat dan penawaran agregat untuk menggambarkan
situasi saat ini. Yakin untuk memasukkan kurva permintaan agregat, kurva
penawaran agregat jangka pendek, dan jangka panjang kurva penawaran agregat.
b. Identifikasi operasi pasar terbuka yang akan melakukannya memulihkan
perekonomian ke tingkat alaminya
c. Gambarlah grafik pasar uang untuk diilustrasikan pengaruh operasi pasar terbuka
ini. Tunjukkan akibatnya pada perubahan tingkat bunga.
d. Gambarlah grafik yang mirip dengan yang ada di bagian a untuk ditampilkan
pengaruh operasi pasar terbuka pada output dan tingkat harga. Jelaskan dengan
kata-kata mengapa kebijakan memiliki efek seperti yang Anda tunjukkan digrafik.
Jawaban :
a. Diagram di bawah menunjukkan perekonomian dalam resesi. Permintaan
agregat telah bergeser ke kiri yang mengurangi kuantitas output (Q1) dan
menurunkan tingkat harga (P1).

b. Permintaan agregat perlu kembali ke kurva aslinya agar perekonomian dapat pulih.
Salah satu operasi pasar terbuka yang dapat dilakukan pemerintah (Bank Sentral)
untuk mencapai tujuan ini adalah meningkatkan jumlah uang beredar dengan
membeli sekuritas pemerintah dengan uang yang dibuatnya. Peningkatan jumlah

22
uang beredar ini akan mendorong konsumsi dan investasi.
c. Diagram di bawah menunjukkan operasi pasar terbuka yang dapat dibentuk Bank
Sentral untuk mendorong permintaan dengan meningkatkan jumlah uang beredar.
Perhatikan bahwa suku bunga menurun dalam skenario ini (r1).

d. Diagram di bawah ini menunjukkan apa yang akan dilakukan oleh peningkatan
jumlah uang beredar dan penurunan tingkat bunga yang terkait dengan permintaan
agregat dalam perekonomian. Tingkat harga akan meningkat (P1) dan kuantitas
output akan kembali ke tingkat alaminya (Q1).

6. Pada awal 1980-an, undang-undang baru mengizinkan bank untuk membayar bunga
atas deposito, yang sebelumnya tidak dapat mereka lakukan.
a) Jika kita mendefinisikan uang untuk masuk ke dalam cek deposit. Apa pengaruh
undang-undang ini terhadap permintaan atas uang? Jelaskan.
b) Jika Federal Reserve telah mempertahankan jumlah uang beredar yang konstan
dalammenghadapi perubahan ini, apa yang akan terjadi dengan tingkat bunga? apa
yang akan terjadi dengan permintaan agregat dan output agregat?
c) Jika Federal Reserve ingin mempertahankan tingkat suku bunga pasar (suku bunga
pada asset nonmoneter) dalam menghadapi perubahan, perubahan apa yang akan
diperlukan dalam hal jumlah uang yang beredar? Apa yang akan terjadi dengan

23
permintaan agregat dan output agregat?

Jawaban:

a. Jika kita mendefinisikan uang untuk masuk ke dalam cek deposit. Apa
pengaruhundang-undang ini terhadap permintaan atas uang? Jelaskan.
Jawab:
Ketika uang didefinisikan sehingga masuk ke dalam cek deposit, peraturan ini akan
meningkatkan jumlah permintaan atas uang. jika tingkat bunga yang baru
diumumkan akan dibayarkan pada deposito cek ini, lebih banyak orang akan
menginginkan uang untuk disetor ke dalam rekening giro untuk mulai mendapatkan
bunga tersebut.
b. Jika Federal Reserve telah mempertahankan jumlah uang beredar yang konstan
dalammenghadapi perubahan ini, apa yang akan terjadi dengan tingkat bunga? apa
yang akan terjadi dengan permintaan agregat dan output agregat?
Jawab:
Jika cadangan federal telah mempertahankan jumlah uang beredar, maka tingkat
bunga akan meningkat karena adanya peningkatan permintaan atas uang. Ketika
permintaan atas uang meningkat dan suku bunga naik, maka permintaan agregat
akan menurun dan output berkurang sehingga kurva permintaan agregat bergeser
ke kiri.
c. Jika Federal Reserve ingin mempertahankan tingkat suku bunga pasar (suku bunga
pada asset nonmoneter) dalam menghadapi perubahan, perubahan apa yang akan
diperlukan dalam hal jumlah uang yang beredar? Apa yang akan terjadi dengan
permintaan agregat dan output agregat?
Jawab:
Jika Federal Reserve ingin mempertahankan tingkat suku bunga pasar, maka
merekaharus meningkatkan jumlah uang yang beredar. Hal ini akan
mempertahankan tingkat suku bunga awalnya. Dengan adanya perubahan pada
jumlah uang yang beredar ini tidak akan mengubah permintaan agregat dan output
agregat.

24
7. Misalkan ekonom mengamati bahwa peningkatan pengeluaran pemerintah sebesar $ 10
miliar meningkatkan total permintaan barang dan jasa sebesar $ 30 miliar.
a. Jika ekonom ini mengabaikan kemungkinan. Jika berdesak-desakan, mereka akan
memperkirakan apa kecenderungan mengkonsumsi mar ginal (MPC)?
b. Sekarang anggaplah para ekonom memungkinkan terjadinya keramaian di luar.
Akankah perkiraan baru mereka tentang MPC lebih besar atau lebih kecil dari yang
pertama?
Jawaban:
a. Kita dapat menggunakan persamaan efek pengali yang diposting di bawah ini
untukmenemukan apa kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC) :
1
(1−MPC )
Kita tahu penggandanya akan menjadi $ 30 miliar dibagi $ 10 miliar atau 3
1
3=
(1−MPC )
2
MPC = 0,66 atau
3
b. Efek crowding-out memberitahu kita bahwa kebijakan fiskal ekspansif akan
menghasilkan kenaikan suku bunga yang akan mengurangi konsumsi dan investasi.
Dengan pemikiran ini, perkiraan MPC kemungkinan besar akan lebih besar dari
perkiraan semula

8. Perekonomian beroperasi dengan output $ 400 miliar di bawah tingkat alaminya, dan
pembuat kebijakan fiskal ingin menutup celah resesi ini. Bank sentral setuju untuk
menyesuaikan jumlah uang beredar untuk menahan tingkat bunga konstan, jadi tidak
ada crowding out. Kecenderungan konsumsi marginal adalah 4/ 5, dan tingkat harga
sepenuhnya diperbaiki dalam jangka pendek. Ke arah apa dan seberapa besar kebutuhan
pengeluaran pemerintah harus diubah untuk menutup celah resesi? Jelaskan pemikiran
anda.
Jawaban:
Jika kecenderungan konsumsi marjinal adalah 0,8 (4/5), pengganda pengeluaran akan
menjadi 1 / (1-0,8) = 5. Oleh karena itu, pemerintah harus meningkatkan pengeluaran
sebesar $ 400/5 = $ 80 miliar untuk menutup celah resesi.

9. Misalkan pengeluaran pemerintah meningkat. Akankah efek pada permintaan agregat


lebih besar jika Federal Reserve menahan jumlah uang beredar konstan sebagai
tanggapan atau jika Fed berkomitmen untuk mempertahankan tingkat bunga tetap?
Jelaskan!
Jawaban :

25
Apabila pengeluaran pemerintah meningkat, maka permintaan agregat akan meningkat
pula. Jika FED berkomitmen untuk mempertahankan pasokan uang tertentu, tingkat
bunga akan naik sebagai tanggapan atas permintaan agregat yang lebih tinggi. Tingkat
bunga yang lebih tinggi ini akan mengurangi tingkat investor dan konsumen yang akan
menghasilkan kenaikan yang lebih rendah untuk permintaan agregat. Jika FED
berkomitmen untuk mempertahankan suku bunga tetap di sisi lain, tidak ada yang akan
didesak dan peningkatan permintaan agregat akan lebih signifikan.

10. Di mana dari keadaan berikut ini, kebijakan fiskal ekspansif lebih cenderung mengarah
pada jangka pendek peningkatan investasi? Jelaskan.
a. Saat akselerator investasi besar atau saat itu kecil?
b. Ketika sensitivitas bunga investasi besar atau saat
kecil?Jawaban:
a. Kebijakan fiskal ekspansif akan lebih cenderung mengarah pada peningkatan
investasi jangka pendek ketika akselerator investasi lebih besar. Kebijakan fiskal
ekspansif akan meningkatkan permintaan agregat yang selanjutnya akan mendorong
pengeluaran investasi. Pengeluaran investasi akan semakin besar sebagai respon
terhadap kenaikan AD jika investasi semakin cepat
b. Kebijakan fiskal ekspansif akan meningkatkan AD yang pada gilirannya merangsang
permintaan uang dan dengan demikian menaikkan tingkat suku bunga. Ketika suku
bunga naik, jika sensitivitas bunga investasi besar, maka akan ada penurunan besar
dalam investasi relatif terhadap ketika sensitivitas bunga lebih kecil. Oleh karena itu,
kebijakan fiskal ekspansif lebih efektif bila sensitivitas bunga investasi lebih kecil.

11. Pertimbangkan ekonomi yang dijelaskan dalam persamaan berikut ini:


Y=C+I+G
C = 100 + 0,75 (Y - T)
I = 500 - 50 r
G = 125
T = 100
Dimana Y adalah PDB, C adalah konsumsi, I adalah investasi, G adalah pembelian
pemerintah, T adalah pajak, dan r adalah tingkat bunga. Jika perekonomian berada pada
kesempatan kerja penuh (yaitu, pada tingkat alaminya), PDB akan menjadi2.000.
a) Jelaskan arti dari masing-masing persamaan ini.
b) Apa kecenderungan mengkonsumsi marjinal dalam perekonomian ini?
c) Misalkan kebijakan bank sentral adalah menyesuaikan jumlah uang beredar untuk
mempertahankan tingkat bunga pada 4 persen, jadi r = 4. Hitunglah PDB.
Bagaimana jika dibandingkan dengan tingkat pekerjaan penuh?
d) Dengan asumsi tidak ada perubahan dalam kebijakan moneter, perubahan apa
dalam pembelian pemerintah yang akan memulihkan lapangan kerja penuh?
e) Dengan asumsi tidak ada perubahan dalam kebijakan fiskal, perubahan tingkat
bunga apa yang akan memulihkan lapangan kerja penuh?
Jawaban:
a. Arti dari masing-masing persamaan tersebut adalah:
26
Y=C+I+G : Persamaan ini merupakan persamaan yang
digunakanuntuk memperoleh GDP (Gross Domestic Product) iatau PDB (Produk
Domestik Bruto). PDB dapat diperoleh dengan menjumlah C (konsumsi), I (jumlah
investasi), dan G (belanja pemerintah).
C = 100 + 75 (Y -T) : Persamaan ini digunakan untuk memperoleh
jumlahkonsumsi (C) dimana pendapatan (Y) dikurangi dengan pajak yang berlaku
(T)
I = 500 -50r : Persamaan ini merupakan persamaan yang
digunakan untuk memperoleh nilai I (investasi). Dalam persamaan ini. investasi
dipengaruhi olehr (suku bunga).
G = 125 : Persamaan ini menunjukkan bahwa tingkat belanja
pemerintah adalah 125.
T = 100 : Persamaan ini menunjukkan bahwa tingkat pajak
yangberlaku dalam negara tersebut adalah 100.

b. MPC atau konsumsi marjinal dapat dilihat melalui persamaan konsumsi yang telah
diketahui. MPC merupakan bagian dari pendapatan tambahan yang tidak ditabung
oleh sebuah rumah tangga dan dgunakan untuk konsumsi. Dalam persamaan
konsumsi tersebut, diketahui bahwa sebuah rumah tangga menggunakan 75%
pendapatannya untuk konsumsi dan sisanya sebanyak 25% digunakan untuk
tabungan. Maka dari itu MPC = 0,75.
c. Diketahui
r = 4Y = C + I + G
Y = (100 + 0,75 (Y-T)) + (500 – 50r) + 125
Y = (100 + 0,75 (Y-100)) + (500-50(4)) + 125
Y = (100 + 0,75Y – 75) + (500 – 200)
+125Y = 450 +0,75Y
Y = 450 / 0,25
Y = 1800
Apabila dibandingkan dengan PDB saat kesempatan kerja penuh yaitu PDB = 2.000
maka PDB yang didapat lebih rendah 200unit daripada PDB saat kesempatan kerja
penuh.
d. Dengan asumsi tidak ada perubahan dalam kebijakan moneter, jika pembelian
pemerintah meningkat sebesar 50, maka PDB akan meningkat sebesar 200unit ke
tingkat lapangan kerja penuh.
e. Apabila tingkat bunga diturunkan menjadi 3% tanpa perubahan lain dan dengan
asumsi tidak ada perubahan dalam kebijakan fiskal, maka PDB akan dipulihkan ke
lapangan kerja penuh.

27

Anda mungkin juga menyukai