Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya
sehingga paper kami yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal terhadap
Permintaan Agregat” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sebagai penyusun berharap semoga paper ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, dan juga kami berharap lebih jauh lagi agar paper ini bisa
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan paper ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan paper ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Manfaat yang penulis harapkan dari penyusunan paper terkait permintaan dan penawaran
agregat ialah :
1. Manfaat bagi penulis
Manfaat penyusunan makalah ini ialah meningkatkan pengetahuan tentang materi
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat, serta meningkatkan
kemampuan dalam berfikir sistematis serta belajar bertanggung jawab atas sumber
referensi yang digunakan.
2. Manfaat bagi pembaca
Diharapkan mampu memberi pengetahuan tambahan kepada pembaca terkait materi
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat serta hal-hal terkait
yang ada di dalamnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar di atas menunjukan keseimbangan di pasar uang. Menurut teori
preferensi likuiditas, suku bunga berubah-ubah untuk menyeimbangkan jumlah uang
yang beredar dengan jumlah permintaan uang. Jika suku bunga berada di atas titik
keseimbangan (misalnya r1), jumlah uang yang ingin dipegang oleh orang pada (Md1)
lebih kecil daripada jumlah yang dibuat oleh bank sentral dan surplus uang ini menekan
suku bunga ke bawah. Sebaliknya, jika suku bunga berada di bawah titik keseimbangan
(misalnya r2), jumlah uang yang ingin dipegan oleh orang pada (Md2) lebih besar
daripada jumlah uang yang dibuat oleh bank sentral dan deficit uang ini menekan suku
bunga ke atas. Dengan demikian, daya penawaran dan permintaan di pasar yang
menekan suku bunga kea rah suku bunga keseimbangan, yaitu di tingkat orang merasa
puas dengan memiliki jumlah uang yang dibuat oleh bank sentral.
C. Permintaan Uang
Likuiditas segala aset adalah kemudahan aset tersebut diubah menjadi alat
pertukaran dalam perekonomian. Uang merupakan alat pertukaran dalam
perekonomian sehingga sesuai dengan definisiny merupakan aset paling likuid yang
tersedia. Likuiditas uang menjelaskan permintaan uang, orang lebih memilih untuk
memiliki uang daripada aset lain yang memberikan tingkat hasil lebih tinggi karena
uang dapat digunakan untuk membelu barang dan jasa.
Meskipun terdapat banyak faktor yang menentukan jumlah permintaan uang,
fakator yang digarisbawahi oleh teori preferensi likuiditas adalah suku bunga.
Alasannya karena suku bunga merupakan biaya kesempatan untuk memiliki uang.
Artinya, apabila kita memiliki kekayaan berupa uang tunai di dompet, bukan berupa
obligasi berbunga, kita kehilangan bunga yang seharusnya kita peroleh. Kenaikan suku
bunga menaikkan biaya kepemilikan uang sehingga mengurangi jumlah permintaan
uang. Penurunan suku bunga mengurangi biaya kepemilikan uang dan menaikkan
jumlah permintaan. Oleh karena itu, seperti yang terlihat pada figur sebelumnya, kurva
permintaan uang miring ke bawah.
4
bunga turun, biasanya masyarakat menjadi lebih bersedia untuk memegang uang
sampai ketika suku bunga keseimbangan.
Sebaliknya, pada saat suku bunga di bawah titik keseimbangan seperti 𝑟2 ,
jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat, 𝑀2𝑑 , lebih besar daripada jumlah
penawaran oleh bank sentral. Akibatnya, masyarakat berusaha untuk memperbanyak
kepemilikan uang mereka dengan mengurangi kepemilikan surat berharga dan aset
bunga lainnya. Karena masyarakat mengurangi kepemilikan surat berharga mereka,
para penerbit surat berharga harus menawarkan suku bunga yang lebih tinggi untuk
menarik pembeli. Dengan demikian, suku bunga naik dan mendekati titik
keseimbangan.
5
Kenaikan suku bunga ini tidak hanya mempengaruhi pasar uang, tetapi juga
jumlah permintaan barang dan jasa. Pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi, biaya
peminjaman dan pengembalian tabungan juga akan lebih tinggi. Jadi orang yang akan
meminjam uang untuk melakukan pembelian akan berkurang. Oleh karena itu, ketika
tingkat harga naik dari p1 ke p2, menyebabkan permintaan uang naik sehingga suku
bunga pun naik dan menyebabkan jumlah permintaan barang dan jasa turun dari y1 ke
y2.
Dengan demikian, analisis pengaruh suku bunga dapat dirangkum menjadi 3
langkah. Pertama, tingkat harga yang lebih tinggi menyebabkan permintaan uang naik.
Kedua, Permintaan uang yang lebih tinggi mendorong naiknya suku bunga. Ketiga,
Suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan permintaan akan barang dan jasa
berkurang. Begitu juga sebaliknya saat tingkat harga rendah. Inilah yang disebut dengan
hubungan negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang dan jasa yang diminta,
seperti yang digambarkan oleh kurva permintaan agregat yang miring ke bawah.
6
Kenaikan jumlah uang yang beredar menggeser kurva jumlah uang yang
beredar dari ms1 ke ms2. Karena kurva permintaan uang belum berubah, suku bunga
turun dari r1 menjadi r2 untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran uang.
Artinya, suku bunga harus turun agar orang memiliki uang tambahan yang dibuat oleh
bank sentral.
Suku bunga mempengaruhi permintaan akan barang dan jasa. Suku bunga yang
lebih rendah menurunkan biaya peminjaman dan pengembalian tabungan. Banyak
orang akan meminjam uang untuk melakukan pembelian ataupun perusahaan akan
mendorong investaasi bisnis. Akibatnya, jumlah permintaan barang dan jasa pada
tingkat tertentu naik dari y1 ke y2.
Suntikan moneter meningkatkan permintaan agregat barang dan jasa pada
semua tingkat harga. Oleh karena itu kurva permintaan agregat bergeser ke kanan.
Ketika bank sentral meningkatkan jumlah uang beredar, itu menurunkan tingkat bunga
dan meningkatkan jumlah barang dan jasa yang diminta untuk setiap tingkat harga
tertentu, menggeser kurva permintaan agregat ke kanan. Sebaliknya, ketika bank sentral
menurunkan jumlah uang beredar, suku bunga naik dan mengurangi jumlah barang dan
jasa yang diminta untuk setiap tingkat harga tertentu, menggeser kurva permintaan
agregat ke kiri.
7
G. Peranan Target Suku bunga dalam kebijakan moneter
Keputusan Bank sentral untuk menargetkan suku bunga pada dasarnya tidak
mengubah analisis terhadap kebijakan moneter. Apanila bank sentral telah menetapkan
target suku bunga, bank sentral berkomitmen untuk menyesuaikan jumlah uang yang
beredar untuk membuat keseimbangan di pasar uang guna mencapai target tersebut.
Perubahan kebijakan moneter dapat dipandang sebagai tingkat suku bunga yang
berubah ubah ataupun perubahan jumlah uang yang beredar. Jadi perubahan kebijakan
moneter yang bertujuan untuk memperluas permintaan agregat dapat dipandang sebagai
kenaikan jumlah uang yang beredar dan penurunan tingkat suku bunga. Begitu juga
dengan kebijakan moneter yang bertujuan untuk menurunkan permintaan agregat dapat
dipandang dengan penurunan jumlah uang yang beredar maupun kenaikan tingkat suku
bunga.
8
Pergeseran kurva permintaan agregat tidak secara tepat bergeser ke kanan
sebesar Rp200.000.000.000. Hal tersebut dipengaruhi oleh dua efek ekonomi makro
yang menyebabkan pergeseran kurva permintaan agregat berbeda dengan perubahan
belanja pemerintah, yaitu efek penggandaan (menyatakan bahwa pergeseran kurva
permintaan agregat dapat lebih besar daripada Rp200.000.000.000) dan efek
pembatasan paksa (menyatakan bahwa pergeseran permintaan agregat dapat lebih kecil
daripada Rp200.000.000.000 )
B. Efek Penggandaan
Efek Penggandaan merupakan pergeseran tambahan pada kurva permintaan
agregat yang muncul jika kebijakan fiskal ekspansif meningkatkan pendapatan yang
menyebabkan kenaikan belanja konsumen. Seperti contoh sebelumnya, ketika
pemerintah membeli barang dari perusahaan konstruksi lokal senilai
Rp200.000.000.000, maka pembelian ini akan memiliki konsekuensi. Dampak
langsung dari kenaikan permintaan pemerintah adalah bertambahnya pekerjaan dan
keuntungan perusahaan tersebut. Kemudian, ketika para pekerja melihat upah yang
lebih tinggi dan pemilik perusahaan melihat keuntungan yang lebih tinggi, mereka
merespon kenaikan pendapatan ini dengan meningkatkan belanja konsumen mereka
sendiri. Akibatnya, belanja pemerintah ke perusahaan konstruksi tersebut akan
meningkatkan permintaan terhadap produk dari perusahaan lain yang terkait dengan
proses perusahaan konstruksi tersebut. Karena setiap satu rupiah yang dibelanjakan
oleh negara dapat meningkatkan permintaan agregat barang dan jasa lebih dari satu
rupiah, maka dikatakan mengalami efek penggandaan terhadap permintaan agregat.
Efek penggandaan yang muncul akibat respon belanja konsumen ini dapat
diperkuat melalui respons investasi terhadap tingkat permintaan yang tinggi. Sebagai
contoh, perusahaan konstruksi lokal dapat merespon peningkatan permintaan
konstruksi dengan memutuskan untuk membeli lebih banyak peralatan. Dalam kasus
ini, permintaan pemerintah yang lebih tinggi mendorong permintaan barang investasi
yang lebih tinggi.
9
marginal adalah 3/4. Ini berarti bahwa untuk setiap dolar tambahan yang diperoleh
rumah tangga, rumah tangga tersebut membelanjakan $0,75 (3/4 dari satu dolar) dan
menabung $0,25. Dengan MPC sebesar 3/4, ketika para pegawai dan pemilik Buildit
memperoleh pendapatan sebesar $20 miliar dari kontrak pemerintah, mereka
meningkatkan belanja konsumen mereka sebesar 3/4 x $20 miliar atau sama dengan
$15 miliar
Untuk mengukur dampak perubahan belanja pemerintah terhadap permintaan
agregat, kita menelusuri dampaknya tahap demi tahap. Proses ini diawali ketika
pemerintah membelanjakan sejumlah $20 miliar, yang berarti bahwa pendapatan
nasional (pendapatan dan keuntungan) juga naik sebesar jumlah ini. Kenaikan
pendapatan ini kemudian meningkatkan belanja konsumen sebesar MPC $20 miliar
yang kemudian meningkatkan pendapatan para pegawai dan pemilik perusahaan yang
memproduksi barang-barang konsumsi. Kenaikan pendapatan kedua ini kembali
meningkatkan belanja konsumen, kali ini sebesar MPC x (MPC x $20 miliar). Efek
umpan balik ini berlangsung terus-menerus.
Untuk mengetahui dampak total terhadap permintaan barang dan jasa, kita
menambahkan seluruh efek ini:
10
Dalam kasus kita, x = MPC sehingga
Pengganda 1-(1-MPC).
Sebagai contoh, jika MPC adalah 3/4 maka penggandanya adalah 1/(1-3/4),
yaitu 4. Dalam kasus ini, belanja pemerintah sebesar $20 miliar menghasilkan
permintaan barang dan jasa senilai $80 miliar.
Rumus penggandaan ini memberikan kesimpulan penting: Besar pengganda
bergantung pada kecenderungan mengonsumsi marginal. Meskipun MPC sebesar 3/4
menghasilkan pengganda sebesar 4, MPC sebesar 1/2 hanya menghasilkan pengganda
sebesar 2. Oleh karena itu, MPC lebih besar berarti pengganda lebih besar. Untuk
melihat kebenaran dari pernyataan ini, ingat bahwa pengganda muncul karena
pendapatan yang lebih besar menyebabkan belanja. konsumen meningkat. Semakin
besar MPC, semakin besar pula pengaruh yang ditimbulkan terhadap konsumsi, dan
semakin besar pula penggandanya.
11
Penggandaan merupakan konsep penting dalam ekonomi makro karena
memperlihatkan bagaimana perekonomian dapat menggandakan dampak perubahan
belanja. Perubahan awal yang kecil dalam konsumsi, investasi, belanja pemerintah, atau
ekspor neto dapat berdampak besar terhadap permintaan agregat. Begitu pula dengan
produksi barang dan jasa dalam perekonomian.
12
barang investasi menurun. Artinya, kenaikan belanja pemerintah meningkatkan
permintaan barang dan jasa, dan secara bersamaan mendesak investasi. Efek
pembatasan paksa ini sebagian mengimbangi dampak belanja pemerintah terhadap
permintaan agregat, seperti diilustrasikan pana panel (b). Dampak awal kenaikan
belanja pemerintah menggeser kurva permintaan agregat dari AD1 ke AD2, tetapi
setelah muncul efek pembatasan paksa, kurva permintaan agregat kembali turun ke
AD3.
Sebagai rangkuman: Apabila negara menaikkan belanjanya sebesar $20 miliar,
permintaan agregat barang dan jasa dapat naik sebesar lebih atau kurang dari $20 miliar,
tergantung apakah efek penggandaan atau efek pembatasan paksa lebih besar.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebelum membuat perubahan kebijakan, pemerintah perlu mempertimbangkan
segala dampak keputusan mereka. Dalam makalah ini telah mengkaji model ekonomi
klasik yang menggambarkan pengaruh jangka panjang kebijakan moneter dan fiskal. Pada
bagian itu, kita melihat bagaimana kebijakan fiskal memengaruhi tabungan, investasi, dan
pertumbuhan jangka panjang, serta bagaimana kebijakan moneter memengaruhi tingkat
harga dan inflasi.
Pada makalah ini, kita telah melihat pengaruh jangka pendek kebijakan moneter
dan fiskal Kita melihat bagaimana kedua perangkat kebijakan ini dapat mengubah
permintaan agregat barang dan jasa sehingga mengubah produksi dan lapangan pekerjaan
dalam perekonomian jangka pendek. Apabila pemerintah mengurangi belanjanya untuk
menyeimbangkan anggaran, pemerintah perlu memperhitungkan, baik dampak jangka
panjang terhadap tabungan dan pertumbuhan maupun dampak jangka pendek terhadap
permintaan agregat dan lapangan kerja. Apabila pemerintah menurunkan tingkat
pertumbuhan jumlah uang yang beredar, pemerintah perlu memperhitungkan dampak
jangka panjang terhadap inflasi dan juga dampak jangka pendek terhadap produksi.
3.2 Saran
Diharapkan ke depannya dapat lebih meningkatkan keterampilan dalam penyusunan paper
atau makalah sehingga pembaca lebih nyaman saat membacanya serta memperbanyak
referensi atau sumber bacaan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, N.G. (2019) Principles of Economics Ninth Edition. Ninth Edit, Lean Assembly.
Ninth Edit. United States of America: Cengage Learning Inc
15
QUESTION FOR REVIEWS
1. Apa itu teori preferensi likuiditas atau theory of liquidity preference? Bagaimana teori
ini bisa menjelaskan slope negative dari kurva permintaan agregat?
Jawaban:
Teori Preferensi Likuiditas merupakan teori Keynes yang digunakan untuk
menjelaskan faktor-faktor yang menentukan suku bunga dalam perekonomian.
Menurutnya, suku bunga berubah-ubah untuk menyeimbangkan penawaran dan
permintaan uang. Adapun tiga hal yang dikembangkan dalam teori ini, yakni jumlah
uang yang beredar, permintaan uang, dan keseimbangan dalam pasar uang.
Slope kurva permintaan agregat turun ke bawah ialah karena misal anggap bahwa
tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian mengalami kenaikan. Pada tingkat harga
yang lebih tinggi, uang yang dipertukarkan semakin banyak setiap kali barang atau jasa
dijual. Akibatnya, orang akan memilih untuk memiliki lebih banyak uang. Artinya,
tingkat harga yang lebih tinggi akan menaikkan jumlah permintaan pada setiap suku
bunga yang berlaku. Agar jumlah uang tidak berubah, suku bunga harus naik untuk
menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dan permintaan atas uang. Kenaikan atas
suku bunga ini tidak hanya memengaruhi pasar uang, tetapi juga jumlah permintaan
barang dan jasa. Pada suku bunga yang lebih tinggi, biaya peminjaman dan
pengembalian tabungan lebih tinggi, sehingga permintaan akan investasi mengalami
penurunan.
Dengan demikian, tingkat harga yang lebih tinggi menaikkan permintaan uang,
permintaan uang yang lebih tinggi menaikkan suku bunga, dan suku bunga yang lebih
tinggi mengurangi jumlah permintaan atas barang dan jasa. Hasil akhir dari analisis ini
ialah adanya hubungan yang negative antara tingkat harga dan jumlah permintaan
barangdan jasa.
16
Akibatnya, pemerintah meningkatkan permintaan produk dari banyak perusahaan lain
dalam perekonomian. Karena setiap dolar yang dihabiskan oleh pemerintah dapat
meningkatkan permintaan agregat barang dan jasa lebih dari satu dolar, pembelian
pemerintah dikatakan memiliki efek pengganda pada permintaan agregat. Setelah semua
efek ini dijumlahkan, total dampak pada kuantitas barang dan jasa yang diminta bisa
lebih besar daripada dorongan awal dari pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi.
17
SOAL DAN APLIKASI
18
penurunan, sedangkan jumlah uang yang beredar tetap.
d) Rumah tangga memutuskan untuk menyimpan lebih banyak uang untuk belanja
liburan.
Ketika rumah tangga memutuskan untuk menyimpan lebih banyak uang, maka
artinya mereka ingin memegang lebih banyak uang, dan permintaan terhadap uang
akan meningkat. Hal ini akan menggeser kurva permintaan terhadapuang ke
kanan, dan suku bunga akan meningkat.
19
e) Gelombang optimisme meningkatkan investasi bisnis dan memperluas permintaan
agregat
20
ekuilibrium menilai?
e. Apakah analisis ini konsisten dengan proposisi bahwa uang memiliki efek nyata
dalam jangka pendek tetapi memang demikian netral dalam jangka panjang?
Jawaban:
a. Teori preferensi likuiditas menyatakan bahwa pergeseran jumlah uang beredar ini
akan menyebabkan penurunan tingkat bunga yang digambarkan dalam diagram.
b. Suku bunga yang lebih rendah ini berarti bahwa investasi dan konsumsi lebih
dibutuhkan daripada menabung. Ini berarti permintaan agregat bergeser ke kanan
dandalam jangka pendek, kita sampai ke titik Y dari titik X. Di titik Y, kuantitas
output lebih tinggi dan tingkat harga lebih tinggi
c. Kita dapat melihat pada titik Z pada diagram 2 transisi perekonomian dari
ekuilibrium jangka pendek ke ekuilibrium jangka panjang. Ini terjadi ketika
penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri dan tingkat harga naik lebih jauh
sementara jumlah output menyesuaikan dengan tingkat alaminya
d. Kenaikan harga ini akan menghasilkan permintaan uang yang lebih tinggi dan
karenanya tingkat bunga ekuilibrium yang lebih tinggi
e. Ya, analisis ini konsisten dengan gagasan bahwa uang memiliki efek nyata dalam
jangka pendek (seperti kuantitas output yang meningkat) tetapi netral dalam jangka
panjang.
3. Misalkan virus komputer menonaktifkan mesin ATM negara, melakukan penarikan dari
akun bank kurang nyaman. Akibatnya, orang mau untuk menyimpan lebih banyak uang
tunai, meningkatkan permintaan akan uang.
a. Asumsikan the Fed tidak mengubah pasokan uang. Menurut teori preferensi
likuiditas, apa yang terjadi dengan tingkat bunga? Apa yang terjadi dengan
permintaan agregat?
b. Jika sebaliknya the Fed ingin menstabilkan permintaan agregat, bagaimana
seharusnya itu mengubah pasokan uang?
c. Jika ingin mencapai perubahan pasokan uang menggunakan operasi pasar terbuka,
apa harus dilakukan?
Jawaban:
a. Teori preferensi likuiditas memberi tahu kita bahwa peningkatan permintaan uang
ini akan meningkatkan tingkat bunga. tingkat bunga yang lebih tinggi ini berarti
bahwa tabungan memberi insentif dan pinjaman tidak disarankan sehingga
permintaan agregat akan bergeser ke kiri.
b. jika the Fed ingin menstabilkan permintaan agregat, mereka dapat meningkatkan
jumlah uang yang beredar karena hal ini akan mengimbangi perubahan permintaan
agregat. tingkat bunga akan kembali ke tingkat yang akan mendorong konsumsi
daninvestasi.
c. Jika the Fed tertarik menggunakan operasi pasar terbuka untuk meningkatkan
jumlah uang beredar, ia dapat membeli treasury AS dari bank dengan uang yang
dibuatnya.
4. Pertimbangkan dua kebijakan pemotongan pajak yang hanya berlangsung selama satu
tahun dan pemotongan pajak yang diharapkan bersifat permanen. Kebijakan mana yang
akan mendorong pengeluaran konsumen yang lebih besar? Kebijakan mana yang akan
berdampak lebih besar pada permintaan agregat? Jelaskan!
21
Jawaban :
Kebijakan yang akan mendorong pengeluaran konsumen yang lebih besar adalah
kebijakan pemotongan pajak secara permanen. Hal ini dikarenakan, apabila diterapkan
kebijakan pemotongan pajak permanen, maka masyarakat akan memandang hal ersebut
sebagai sumber pendapatan yang akan menambah kekayaan mereka sehingga
masyarakat akan meningkatkan tingkat konsumsi mereka yang akan berpengaruh pada
peningkatan permintaan agregat. Sedangkan apabila kebijakan yang diterapkan adalah
kebijakan pemotongan pajak sementara yang hanya berlangsung satu tahun, maka
kebijakan ini hanya akan menambah sedikit modal atau kekayaan yang dimiliki oleh
masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat hanya meningkatkan pengeluarannya untuk
konsumsi dalam jumlah yang sedikit. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kebijakan
yang akan berdampak lebih besar pada permintaan agregat adalah kebijakan
pemotonganpajak permanen.
5. Perekonomian berada dalam resesi dengan pengangguran tinggi dan output rendah.
a. Gambar grafik permintaan agregat dan penawaran agregat untuk menggambarkan
situasi saat ini. Yakin untuk memasukkan kurva permintaan agregat, kurva
penawaran agregat jangka pendek, dan jangka panjang kurva penawaran agregat.
b. Identifikasi operasi pasar terbuka yang akan melakukannya memulihkan
perekonomian ke tingkat alaminya
c. Gambarlah grafik pasar uang untuk diilustrasikan pengaruh operasi pasar terbuka
ini. Tunjukkan akibatnya pada perubahan tingkat bunga.
d. Gambarlah grafik yang mirip dengan yang ada di bagian a untuk ditampilkan
pengaruh operasi pasar terbuka pada output dan tingkat harga. Jelaskan dengan
kata-kata mengapa kebijakan memiliki efek seperti yang Anda tunjukkan digrafik.
Jawaban :
a. Diagram di bawah menunjukkan perekonomian dalam resesi. Permintaan
agregat telah bergeser ke kiri yang mengurangi kuantitas output (Q1) dan
menurunkan tingkat harga (P1).
b. Permintaan agregat perlu kembali ke kurva aslinya agar perekonomian dapat pulih.
Salah satu operasi pasar terbuka yang dapat dilakukan pemerintah (Bank Sentral)
untuk mencapai tujuan ini adalah meningkatkan jumlah uang beredar dengan
membeli sekuritas pemerintah dengan uang yang dibuatnya. Peningkatan jumlah
22
uang beredar ini akan mendorong konsumsi dan investasi.
c. Diagram di bawah menunjukkan operasi pasar terbuka yang dapat dibentuk Bank
Sentral untuk mendorong permintaan dengan meningkatkan jumlah uang beredar.
Perhatikan bahwa suku bunga menurun dalam skenario ini (r1).
d. Diagram di bawah ini menunjukkan apa yang akan dilakukan oleh peningkatan
jumlah uang beredar dan penurunan tingkat bunga yang terkait dengan permintaan
agregat dalam perekonomian. Tingkat harga akan meningkat (P1) dan kuantitas
output akan kembali ke tingkat alaminya (Q1).
6. Pada awal 1980-an, undang-undang baru mengizinkan bank untuk membayar bunga
atas deposito, yang sebelumnya tidak dapat mereka lakukan.
a) Jika kita mendefinisikan uang untuk masuk ke dalam cek deposit. Apa pengaruh
undang-undang ini terhadap permintaan atas uang? Jelaskan.
b) Jika Federal Reserve telah mempertahankan jumlah uang beredar yang konstan
dalammenghadapi perubahan ini, apa yang akan terjadi dengan tingkat bunga? apa
yang akan terjadi dengan permintaan agregat dan output agregat?
c) Jika Federal Reserve ingin mempertahankan tingkat suku bunga pasar (suku bunga
pada asset nonmoneter) dalam menghadapi perubahan, perubahan apa yang akan
diperlukan dalam hal jumlah uang yang beredar? Apa yang akan terjadi dengan
23
permintaan agregat dan output agregat?
Jawaban:
a. Jika kita mendefinisikan uang untuk masuk ke dalam cek deposit. Apa
pengaruhundang-undang ini terhadap permintaan atas uang? Jelaskan.
Jawab:
Ketika uang didefinisikan sehingga masuk ke dalam cek deposit, peraturan ini akan
meningkatkan jumlah permintaan atas uang. jika tingkat bunga yang baru
diumumkan akan dibayarkan pada deposito cek ini, lebih banyak orang akan
menginginkan uang untuk disetor ke dalam rekening giro untuk mulai mendapatkan
bunga tersebut.
b. Jika Federal Reserve telah mempertahankan jumlah uang beredar yang konstan
dalammenghadapi perubahan ini, apa yang akan terjadi dengan tingkat bunga? apa
yang akan terjadi dengan permintaan agregat dan output agregat?
Jawab:
Jika cadangan federal telah mempertahankan jumlah uang beredar, maka tingkat
bunga akan meningkat karena adanya peningkatan permintaan atas uang. Ketika
permintaan atas uang meningkat dan suku bunga naik, maka permintaan agregat
akan menurun dan output berkurang sehingga kurva permintaan agregat bergeser
ke kiri.
c. Jika Federal Reserve ingin mempertahankan tingkat suku bunga pasar (suku bunga
pada asset nonmoneter) dalam menghadapi perubahan, perubahan apa yang akan
diperlukan dalam hal jumlah uang yang beredar? Apa yang akan terjadi dengan
permintaan agregat dan output agregat?
Jawab:
Jika Federal Reserve ingin mempertahankan tingkat suku bunga pasar, maka
merekaharus meningkatkan jumlah uang yang beredar. Hal ini akan
mempertahankan tingkat suku bunga awalnya. Dengan adanya perubahan pada
jumlah uang yang beredar ini tidak akan mengubah permintaan agregat dan output
agregat.
24
7. Misalkan ekonom mengamati bahwa peningkatan pengeluaran pemerintah sebesar $ 10
miliar meningkatkan total permintaan barang dan jasa sebesar $ 30 miliar.
a. Jika ekonom ini mengabaikan kemungkinan. Jika berdesak-desakan, mereka akan
memperkirakan apa kecenderungan mengkonsumsi mar ginal (MPC)?
b. Sekarang anggaplah para ekonom memungkinkan terjadinya keramaian di luar.
Akankah perkiraan baru mereka tentang MPC lebih besar atau lebih kecil dari yang
pertama?
Jawaban:
a. Kita dapat menggunakan persamaan efek pengali yang diposting di bawah ini
untukmenemukan apa kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC) :
1
(1−MPC )
Kita tahu penggandanya akan menjadi $ 30 miliar dibagi $ 10 miliar atau 3
1
3=
(1−MPC )
2
MPC = 0,66 atau
3
b. Efek crowding-out memberitahu kita bahwa kebijakan fiskal ekspansif akan
menghasilkan kenaikan suku bunga yang akan mengurangi konsumsi dan investasi.
Dengan pemikiran ini, perkiraan MPC kemungkinan besar akan lebih besar dari
perkiraan semula
8. Perekonomian beroperasi dengan output $ 400 miliar di bawah tingkat alaminya, dan
pembuat kebijakan fiskal ingin menutup celah resesi ini. Bank sentral setuju untuk
menyesuaikan jumlah uang beredar untuk menahan tingkat bunga konstan, jadi tidak
ada crowding out. Kecenderungan konsumsi marginal adalah 4/ 5, dan tingkat harga
sepenuhnya diperbaiki dalam jangka pendek. Ke arah apa dan seberapa besar kebutuhan
pengeluaran pemerintah harus diubah untuk menutup celah resesi? Jelaskan pemikiran
anda.
Jawaban:
Jika kecenderungan konsumsi marjinal adalah 0,8 (4/5), pengganda pengeluaran akan
menjadi 1 / (1-0,8) = 5. Oleh karena itu, pemerintah harus meningkatkan pengeluaran
sebesar $ 400/5 = $ 80 miliar untuk menutup celah resesi.
25
Apabila pengeluaran pemerintah meningkat, maka permintaan agregat akan meningkat
pula. Jika FED berkomitmen untuk mempertahankan pasokan uang tertentu, tingkat
bunga akan naik sebagai tanggapan atas permintaan agregat yang lebih tinggi. Tingkat
bunga yang lebih tinggi ini akan mengurangi tingkat investor dan konsumen yang akan
menghasilkan kenaikan yang lebih rendah untuk permintaan agregat. Jika FED
berkomitmen untuk mempertahankan suku bunga tetap di sisi lain, tidak ada yang akan
didesak dan peningkatan permintaan agregat akan lebih signifikan.
10. Di mana dari keadaan berikut ini, kebijakan fiskal ekspansif lebih cenderung mengarah
pada jangka pendek peningkatan investasi? Jelaskan.
a. Saat akselerator investasi besar atau saat itu kecil?
b. Ketika sensitivitas bunga investasi besar atau saat
kecil?Jawaban:
a. Kebijakan fiskal ekspansif akan lebih cenderung mengarah pada peningkatan
investasi jangka pendek ketika akselerator investasi lebih besar. Kebijakan fiskal
ekspansif akan meningkatkan permintaan agregat yang selanjutnya akan mendorong
pengeluaran investasi. Pengeluaran investasi akan semakin besar sebagai respon
terhadap kenaikan AD jika investasi semakin cepat
b. Kebijakan fiskal ekspansif akan meningkatkan AD yang pada gilirannya merangsang
permintaan uang dan dengan demikian menaikkan tingkat suku bunga. Ketika suku
bunga naik, jika sensitivitas bunga investasi besar, maka akan ada penurunan besar
dalam investasi relatif terhadap ketika sensitivitas bunga lebih kecil. Oleh karena itu,
kebijakan fiskal ekspansif lebih efektif bila sensitivitas bunga investasi lebih kecil.
b. MPC atau konsumsi marjinal dapat dilihat melalui persamaan konsumsi yang telah
diketahui. MPC merupakan bagian dari pendapatan tambahan yang tidak ditabung
oleh sebuah rumah tangga dan dgunakan untuk konsumsi. Dalam persamaan
konsumsi tersebut, diketahui bahwa sebuah rumah tangga menggunakan 75%
pendapatannya untuk konsumsi dan sisanya sebanyak 25% digunakan untuk
tabungan. Maka dari itu MPC = 0,75.
c. Diketahui
r = 4Y = C + I + G
Y = (100 + 0,75 (Y-T)) + (500 – 50r) + 125
Y = (100 + 0,75 (Y-100)) + (500-50(4)) + 125
Y = (100 + 0,75Y – 75) + (500 – 200)
+125Y = 450 +0,75Y
Y = 450 / 0,25
Y = 1800
Apabila dibandingkan dengan PDB saat kesempatan kerja penuh yaitu PDB = 2.000
maka PDB yang didapat lebih rendah 200unit daripada PDB saat kesempatan kerja
penuh.
d. Dengan asumsi tidak ada perubahan dalam kebijakan moneter, jika pembelian
pemerintah meningkat sebesar 50, maka PDB akan meningkat sebesar 200unit ke
tingkat lapangan kerja penuh.
e. Apabila tingkat bunga diturunkan menjadi 3% tanpa perubahan lain dan dengan
asumsi tidak ada perubahan dalam kebijakan fiskal, maka PDB akan dipulihkan ke
lapangan kerja penuh.
27