AKUNTANSI TRANSAKSI MURABAHAH
Dalam transaksi ini entitas syariah akan mencatat, yakni sebagai berikut.
(b) jika terjadi penurunan nilai aktiva karena usang, rusak, atau kondisi lainnya,
penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset.
Dalam hal terjadi penurunan nilai maka akan dicatat, yakni sebagai berikut:
Kerugian penurunan dilaporkan di laporan laba rugi sebagai beban lain-lain
dan Persediaanmurabahah akan berkurang sebesar nilai kerugian tersebut.
2). Apabila dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak
mengikat maka :
(a). dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasikan,
mana yang lebih rendah, dan
(b). jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan maka
selisihnya diakui sebagai kerugian. Dalam hal ini entitas akan mencatat pengakuan
kerugian , yakni sebagai berikut:
c). Diskon / Potongan pembeliandari pemasok diakui sebagai: (1) pengurang biaya
perolehan asetmurabahah, jika terjadi sebelum akad murabahah; (2) kewajiban
kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang
disepakati menjadi hak pembeli; (3) tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi
setelah akad murabahah dan sesuai akad menjadi hak penjual; atau (4) pendapatan
operasi lain, jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam akad.
(1) pada saat terjadinya penyerahan barang jika dilakukan secara tunai atau secara
tangguh yang tidak melebihi satu tahun; atau
Rp. xx
(2) selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko dan upaya untuk
merealisasikan keuntungan tersebut untuk transaksi tangguh lebih dari satu tahun.
Metode – metode berikut ini digunakan , dan dipilih yang paling sesuai dengan
karakteristik risiko dan upaya transaksi murabahah-nya:
(i) Keuntungan diakui saat penyerahan asset murabahah. Metode ini terapan
untuk murabahah tangguh dimana risiko penagihan kas dari piutang murabahah dan
beban pengelolaan piutang serta penagihannya relative kecil.
Rp. xx
(ii) Keuntungan diakui proporsional dengan besaran kas yang berhasil ditagih
dari piutang murabahah. Metode ini terapan untuk transaksi murabahah tangguh
dimana risiko piutang tidak tertagih relative besar dan/atau beban untuk mengelola
dan menagih piutang tersebut relative besar juga.
Untuk itu, jurnal yang harus dibuat saat penyerahan asset murabahah dan
pengakuan keuntungan margin murabahah adalah sebagai berikut:
Piutang murabahah Rp xx
Untuk metode ini, jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:
Piutang murabahah Rp xx
Berikut ini contoh perhitungan keuntungan secara proporsional untuk suatu transaksi
murabahah dengan biaya perolehan asset (pokok) Rp 800,00 dan keuntungan Rp
200,00; serta pembayaran dilakukan secara angsuran selama 3 tahun; dimana
jumlah angsuran, pokok dan keuntungan yang diakui setiap tahun adalah sebagai
berikut:
Apabila akad murabahah lebih dari satu periode akuntansi maka pada akhir periode
bank syariah akan mengakui penyisihan kerugian piutang, yakni sebagai berikut:
Tgl Kerugian piutang murabahah Rp. xx
Penyisihan kerugian - Rp.xx
piutang murabahah
Piutang murabahah Rp xx
f). Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang
melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati diakui
sebagai pengurang keuntungan murabahah.
(a) Jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu, maka diakui
sebagai pengurang keuntungan murabahah. Jurnal yang harus dibuat yakni:
(b) jika disebabkan oleh penurunan kemampuan pembayaran pembeli, maka diakui
sebagai beban.
Untuk kasus potongan pelunasan dini, entitas akan mencatat pengakuan pada saat
penyelesaian dengan jurnal, yakni:
- Rp.xx
h). Denda dikenakan apabila pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai
dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan
(qardhul hasan). Pada saat diterima denda diakui sebagai bagian dana sosial dan
pada saat menerima denda entitas akan mengakui adanya penambahan sumber
dana kebajikan (al-qardhul hasan).
hasan) -- Rp xx
i).Uang muka (penulis:Urbun)
3) Jika barang batal dibeli oleh pembeli, maka uang muka dikembalikan kepada
pembeli setelah diperhitungkan dengan biaya-biayayang telah dikeluarkan oleh
penjual.
b). pada saat barang dibeli oleh pembeli, jurnal yang dibuat:
a). Bank menentukan keuntungan dari jumlah dana yang dipinjam oleh nasabah
untuk membeli barang ke bank tersebut sebesar yang disepekati ke dua belah pihak,
misalnya 20% dari pokok pinjaman. Apabila yang ditambahkan adalah 2 x
keuntungan per tahun (20%) maka hasilnya sama dengan 40%. Cara seperti ini
memepunyai kelemahan, kalau dibayar lebih dari satu tahun maka keuntungannya
ditambah sebesar keuntungan satu tahun dikalikan dengan jumlah tahun, hal ini
seolah-olah sebagai “tambahan karena meminjami” yang ditentukan di muka,
sehingga mengarah kepada riba. Seandainya hal ini dengan alasan untuk
menstabilkan “daya beli” uang yang dipinjamkan bank mestinya presentase yang
ditambahkan adalah sebesar estimasi “inflasi” yang akan datang atau dikurangi
sebesar estimasi deflasi seandainya terjadi.
b). Atas dasar dana yang dipinjam oleh nasabah, bank syariah menerapkan
keuntungan transaksi misal 20%, kemudian kalau dibayar satu atau dua tahun
maka untuk menstabilkan daya beli uang tersebut bank syariah dapat
menambahkan sejumlah 2x inflasi dua tahun yang akan datang. Misal,
diperkirakan inflasi 5% per tahun maka faktor stabilizer daya beli untuk dua
tahun = 2 X 5 % = 10%. Jadi, selama 2 tahun nasabah mengangsur pokok
pinjaman ditambah keuntungan dan inflasi, yaitu 10% + 20% = 30%.
Rumus harga jual (cara kedua):
c). Dalam penentuan harga jual bank, bank dapat menerapkan metode penetapan
harga jual berdasarkan cost plus markup. Dengan metode cost plus, harga jual
dapat dihitung dengan rumus, adalah sebagai berikut.
Rumus harga jual (cara ketiga):
Cost recovary adalah bagian dari estimasi biaya operasi bank syariah yang
dibebankan kepada harga pokok aktiva murabahah/pembiayaan.
Contoh:
Tuan Karwi berminat untuk memiliki sebuah mobil untuk kepentingan usaha antar
jemput anak sekolah. Mobil tersebut mempunyai harga perolehan ( harga beli +
biaya balik nama dan biaya lain-lain) sebesar Rp 150.000.000,00. Pada saat ini
Tuan Karwi hanya memiliki dana Rp 50.000.000,00 untuk mengatasi kekurangan
dana tersebut Tuan Karwi menghubungi bank syariah untuk mendapatkan
pemecahan masalah akibat kekurangan dana tersebut, bank syariah menawarkan
solusi dengan akad bai’ al-murabahah, yakni,
1). Cara pertama, bank syariah menetapkan dengan tingkat laba atas penjualan
yang disepakati sebesar 10%, apabila dibayar dalam jangka dua tahun maka bank
syariah akan menambahkan keuntungan lagi sebesar 10%,
sehingga margin selama dua tahun = 20 %.
2). Cara kedua, bank syariah menetapkan keuntungan tahun pertama 10% dan
faktor stabilizer nilai beli uang yang dipinjamkan untuk 2 tahun sebesar 2 x inflasi
Indonesia (misal 5% x 2 tahun = 10%), sehinggamargin selama dua tahun = 10% +
10% = 20 %.
Berapa besar angsuran yang harus dibayar oleh Tuan Karwi setiap bulannya ?
Jawab
Cara pertama
Perhitungan Angsuran:
Cara kedua
Perhitungan Angsuran:
Harga Pokok =Rp150.000.000,00
Cara ketiga
http://slametwiyono.com/p/view/55/bab-6-akuntansi-murabahah