AKUNTANSI ISTISHNA
Disusun Oleh :
2) DivyaWahyuniPrameswari (1712311051)
4) FirdhaAyuKinanti (1712311098)
PRODI AKUNTANSI
2019
KATA PENGANTAR
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya sebagaitugas yang
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis
mengharapkan kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun. Penulis juga berharap
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3
2.1. Pengetianistishna.......................................................................... 3
2.3. IlustrasiKasus.................................................................................. 4
3.2 Saran.............................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Transaksi Bai’ al-istishna’ merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat
barang.Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat
barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atau membeli barang menurut
spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak
bersepakat atas harga serta sistem pembayaran dilakukan dimuka, melalui cicilan atau
Menurut Ulamafuqaha, bai’ al-istishna’ merupakan suatu jenis khusus dari bai’ as-salam.
Biasanya jenis ini dipergunakan dibidang manufaktur dan konstruksi. Dengan demikian
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PengertianIstishna
Akad istishna adalah akad jual beli antara al mustashni (pembeli) dan asshani
(prosuden yang juga bertindak sebagai penjual) dimana pembeli menugasi produsen untuk
menyediakan al mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan
dimuka, cicilan, atau dapat ditangguhkan dalam jangka waktu tertentu, dan umumnya cara
pembayaran istishna dilakukan dengan cicilan. Ketentuan harga barang tidak dapat berubah
Adapun pengertian lain dari, Akad istishna adalah akad jual beli dalam bentuk
) shani’ akan menyiapkanbarang yang di pesan sesuai dengan spesifikasi yang telah di
sepakati di mana ia dapatmenyiapkan sendiri atau melalui pehak lain (istishna pararlel).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa akad istishna adalah akad jual beli dimana
seorang pembeli memesan suatu barang kepada prosuden yang juga bertindak sebagai
penjual, dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang di sepakati, dan harga barang tidak
pembayaran dimuka, cicilan, atau dapat ditangguhkan dalam jangka waktu tertentu.
Begitu akad disepakati, maka akan mengikat para pihak yang bersepakat dan
2
2. Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi
Dalam PSAK 104 par 8 di jelaskan barang pesanan harus memenuhi criteria ;
a) Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan criteria dan persyaratan tertgentu yang disepakati antara pemesan (pembeli
b) Istishna paralel adalah suatu bentuk akad istishna antara penjual dan pemesan,
itishna dengan pihak lain(subkontraktor) yang dapat memenuhi asset yang dipoesan
pemesan
Istishna hampir sama dengan akad salam, adapun perbedaan iatishna dan salam adalah
sebagai berikut:
pertanian dalam jangka pedek, sedangkan pada istishna biasanya pada pembiayaan
3
b. Dalam cara pembayaran; pada salam cara transaksinya dibayar dimuka dengan
tunai, sedangkan pada istishna dibayar dengan cara cicilan ataupun tunai.
Biaya tidak langsung, yang berhubungan dengan akad (termasuk biaya pra-akad)
b. Beban umum dan administrasi, beban penjualan, serta biaya riset dan pengembangan
c. Biaya pra-akad diakui sebagai biaya ditangguhkan dan diperhitungkan sebagai biaya
istishna bila akad ditandatangani, tetapi jika akad tidak di tandatangani maka beban
d. Biaya istishna yang terjadi selama periode laporan keuangan, diakui sebagai aktiva
Biaya tidak langsung yang berhubungan dengan akad (termasuk biaya pra akad)
Semua biaya akibat subkontraktor tidak dapat memenuhi kewajibannya, jik ada.
4
b. Biaya istishna parallel diakui sebagai aktiva istisna dalam penyelesaian pada saat
3. Tagihan setiap termin dari bank kepada pembeli akhir diakui sebagai piutang istishna dan
a. Bank mengakui aktiva istishna dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang ditagih
b. Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalain atau kesalahan penjual
dan mengakibatkan kerugian bank, maka kerugian itu dikurangkan dari garansi
penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Apabila kerugian melebihi garansi
penyelesaian proyek, maka selisihnya akn diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada
subkontraktor.
c. Jika bank menolak barang pesanan karena tidak sesuai spesifikasi dantidak dapat
memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada subkontraktor,
maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada
subkontraktor.
d. Jika bank menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang
pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya
perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
e. Dalam istishna paralel, jika pembeli akhir menolak barang pesanan karena tidak sesuai
dengan spesifikasi yang disepakati, maka barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih
rendah antara nilai wajar dan harga pokok istishna. Selisih yang terjadi diakui sebagai
5
2.3 IlustrasiKasus
Contoh 1:
PT. Usman Jaya membutuhkan rumah tipe 70/150 dengan sertifikasi khusus untuk
kantor. Harga rumah Rp. 200 juta, dana yang dibayarkan PT. Usman Jaya untuk uang muka
Rp. 50 juta. Perusahaan mengajukan pembiayan pada bank syari’ah. Setelah akad ditanda
tangani antara PT. Usman Jaya dan bank syari’ah dengan nilai akad Rp. 200 juta, bank
selama 9 bulan. Bank membayar biaya pra-akad sebesar Rp. 1 juta dan akad ditanda
tangani antara bank dan PT. Usman Jaya pada 1 Juli 2002. PT. Usman Jaya menyerakan
uang muka sebesar Rp. 50 juta. Disamping itu, bank menandatangani akad pembelian/
pesanan kepada pengembang pada 1 juli 2002, dengan harga beli Rp. 170 juta. Berikut ini
data dan tangihan yang dilakukan oleh pengembang sampai per 1 maret 2003:
2 Juli 2003 : bank membayar uang muka kepada pengembang Rp. 50 Juta
Juta
Juta
Juta
1 Maret 2003 : pengembang menyerahkan aktiva istishna yang telah selesai kepada
bank syariah.
6
1 Maret 2003 : bank syariah menyerahkan aktiva istishna yang telah selesai kepada tuan
Bank syariah mengenakan keuntungan istishna 10% dari pembiayaan, dan membebankan
Diminta :
Buatlah perhitungan untuk pengakuan, pengukuran, dan penyajian untuk transaksi istishna
paralel tersebut:
Jawab :
Perhitungan
Pemesan akan melunasi rumah pesanannya pada saat rumah selesai dibangun dan
diserahkan pada bank syariah kepada PT Usman, dengan harga kontrak Rp. 200 Juta.
1 Juli 2003
Rp 1.000.000,-
7
Dr. beban pra-akad yg
Rp 1.000.000,00 -
ditangguhkan
3. Pada saat ada kepastian akad istishna dengan nasabah PT. usman, bank mencatat :
Cr. beban pra-akad yg
- Rp 1.000.000,00
ditangguhkan
8
Pada saat bank syariah membayar hutang istishna:
5. Pada saat bank menerima barang pesanan dari pembangunan yang sudah selesai
6. Pada saat penyerahan barang istishna dan penagihan bank kepada nasabah PT>
Usman:
9
Dr. Uang muka istishna Rp. 50.000.000,00 -
Apabila metode kontrak selesai diterapkan dalam transaksi istishna dan pada akhir
tahun/periode akutansi barang istishna belum selesai 100%, maka di neraca akan
dilaporkan “akutansi istishna dalam penyelesaian” dan laporan laba rugi belum dialami
adanya bagiaan pendapatan istishna pada periode berjalan. Aktiva istishna adalah
= Rp. 1.000.000,00 + Rp.30.000.000,00 + Rp. 50.000.000,00
= Rp. 81.000.000,00
Contoh 2:
Administrasi pembiayaan BPRS Metro tercatat bahwa piutang istishna dari nasabah
Saudari Aviva adalah sebesar Rp. 900.000.000,00 yang akan jatuh tempo pada tanggal 30
Juni 2008. Piutang istishna tersebut terdiri dari harga pokok barang pesanan Rp.
650.000.000,00 dan margin istisna yang belum direalisasikan sebesar Rp. 250.000.000,00
pada tanggal 21 Juni 2008 saudari Avivah melunasi seluruh pembiayaan istishnanya kepada
BPRS Metro lebih cepat 9 hari dari tanggal jatuh tempo. Atas perhitungan terhadap saldo
pembiayaan dan kondisi internal BPRS Metro, maka saudari Avivah diberikan potongan
10
Berdasarkan informasi tersebut maka:
Pada saat penyelesaian, BPRS Metro mengurangi piutang istishna dan margin/pendapatan
istishna.
Piutang istishna - Rp. 900.000.000,00
Contoh 3:
Sebagai contoh
Tuan Ahmad memesan rumah melalui bank Syariah Metro dengan akad istishna
senilai Rp. 500.000.000,00 pada akhir masa akad ternyata terdapat perubahan harga
material sehingga mengakibatkan nilai kontrak berubah dan hal tersebut sudah disepakati
dalam akad. Nilai rumah yang dipesan oleh tuan Ahmad menjadi Rp. 500.000.000,0,
sebagai akibat penyesuaian harga-harga material yang meningkat. Maka bank syariah
Dengan jurnal:
Biaya istishna
Rp. 100.000.000,00 -
(klaim tambahan Material)
11
Pendapatan istishna - Rp. 100.000.000,00
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Istishna merupakan akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
1. Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan criteria dan persyaratan tertgentu yang disepakati antara pemesan (pembeli atau
12
2. Istishna paralel adalah suatu bentuk akad istishna antara penjual dan pemesan,
dimana untuk memenhui kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad itishna
dengan pihak lain(subkontraktor) yang dapat memenuhi asset yang dipoesan pemesan
Pelaku terdiri atas pemesan (pembeli atau mustasni) dan penjual (pembuat shani’)
Objek akad berupa barang yang akan diserahkan dan modal istishna yang berbentuk
harga
DAFTAR PUSTAKA
Usakti, 2006.
http://narsismoergosum.blogspot.com/2010/05/pembiayaan-istishna.html
https://qazwa.id/blog/akad-istishna/
13