Anda di halaman 1dari 12

AKAD ISTHISNA

•KELOMPOK 3
• PUTRI WIDIASTUTI 21640003
• INDAH FITRIANI 21640007
PENGERTIAN
• Pengertian Akad SalamDAN ISTILAH
– Selain DALAM AKADdiSALAM
jual beli, murabahah dan ijarah, lembaga keuangan syariah pun digunakan
 
akad jual beli lain. Yakni jual beli salam. Jual beli salam ini dijadikan sebagai instrumen pelengkap
instrumen-instrumen keuangan Islam lain. Dalam rangka menghindarkan lembaga keuangan syariah dari
instrumen riba / bunga. Penggunaan salam merupakan alternatif lain ketika akad jual beli lain sulit
diimplementasikan.

• Penggunaan akad salam di lembaga keuangan syariah didasari pemikiran bahwa dalam keadaan tertentu sulit
untuk mengimplementasikan jual beli secara tunai.

• Hal ini disebabkan pada saat akad jual beli barang yang dibutuhkan belum tersedia. Penyediaan barang yang
dibutuhkan oleh calon pembeli itu perlu dibuatkan terlebih dahulu oleh produsen. Namun, pada saat yang
bersamaan produsen tidak memiliki modal untuk membuat barang pesanan, sehingga meminta pembayaran
didahulukan kepada calon pembeli.
• Secara istilah, salam berarti jual beli sesuatu yang disifatkan dalam perjanjian dengan ra’s al-mâl yang
didahulukan dan penyerahan barang diakhirkan untuk ditangguhkan? Dengan kata lain, salam berarti jual beli
barang yang ditangguhkan dengan menentukan sifatnya ketika akad dan harganya dibayar di muka.

• Dengan demikian, secara terminologi, salam berarti perjanjian jual beli, dengan cara pemesanan barang
dengan spesifikasi tertentu yang dibayar di muka, dan penjual harus menyediakan barang tersebut dan diantar
kepada si pembeli dengan tempat dan waktu penyerahan barang yang ditentukan di muka.
KARAKTERISTIK TRANSAKSI AKAD SALAM
• Dalam PSAK 103 tentang Akuntansi Salam dijelaskan karakteristik salam sebagai berikut

1. Bank syariah dapat bertindak sebagai pembeli dan atau penjual dalam suatu transaksi salam. Jika bank syariah
bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan
cara salam, maka hal ini disebut salam paralel. 

2. Salam paralel dapat dilakukan dengan syarat:


a.   Akad antara bank syariah (sebagai pembeli) dan produsen (penjual) terpisah dari akad antara bank syariah
(sebagai penjual) dan pembeli akhir; dan
b. Kedua akad tidak saling bergantung(ta’alluq).

3. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan harga barang
pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Dalam hal bertindak sebagai pembeli, bank syariah
dapat meminta jaminan kepada penjual untuk menghindari risiko yang merugikan
4. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi teknis,
kualitas dan kuantitasnya. Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati antara
pembeli dan penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau cacat, maka penjual harus
bertanggungjawab atas kelalaiannnya.

5. Alat pembayaran harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa kas, barang atau manfaat. Pelunasan
harus dilakukan pada saat akad disepakati  dan tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang penjual atau
penyerahan piutang pembeli dari pihak lain.

6. Transaksi salam dilakukan karena berniat memberikan modal kerja terlebih dahulu untuk memungkinkan
penjual (produsen) memperoduksi barangnya, barang yang dipesan memiliki spesifikasi khusus, atau
pembeli ingin mendapatkan kepastian dari penjual. Transaksi salam diselesaikan pada saat penjual
menyerahkan barang kepada pembeli.
JENIS DAN ALUR TRANSAKSI AKAD SALAM
• Jenis akad syariah salam yang pertama • Jenis akad syariah salam yang kedua berbentuk paralel. Apa
dijelaskan melalui skema akad salam di bawah itu akad salam paralel? Akad salam paralel merujuk pada
ini: transaksi dengan tiga belah pihak, pertama adalah penjual,
kedua pembeli dan ketiga penjual dengan pemasok barang
1. Kedua belah pihak dalam akad jual beli atau lainnya. Skema akad salam paralel adalah sebagai
meraih kesepakatan berikut:
2. Pembeli melakukan pembayaran terhadap 1. Pemilik akun dan bank meraih kesepakatan terkait pesanan
penjual barang melalui negosiasi
3. Penjual memberikan barang ke pembeli 2. Bank akan memesan barang ke penjual dan membayar di
selama memenuhi persyaratan yaitu barang muka
dan waktu pengiriman sesuai yang telah
disepakati di awal 3. Penjual mengirim lampiran kepada bank
4. Penjual mengirim barang kepada pemilik akun atau
pembeli
5. Pemilik akun atau pembeli membayar bank
 
 
ALUR TRANSAKSI AKAD SALAM

• alur transaksi akad salam

1. Negosiasi dengan persetujuan kesepakatan antara penjual dengan pembeli terkait dengan transaksi salam yang
akan dilaksanakan.

2. Pembeli melakukan pembayaran terhadap barang yang diinginkan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
3. Pada transaksi salam, penjual mulai memproduksi atau menyelesaikan tahapan penanaman produk yang
diinginkan pembeli. Setelah produk dihasilkan, pada saat atau sebelum tanggal penyerahan, penjual mengirim
barang sesuai dengan spesifikasi kualitas dan kuantitas yang telah disepakati kepada pembeli.
• Adapun transaksi salam paralel, yang biasanya digunakan oleh penjual (bank syariah) yang tidak
memproduksi sendiri produk salam, setelah menyepakati kontrak salam dan menerima dana dari nasabah
salam, selanjutnya secara terpisah membuat akad salam dengan petani sebagai produsen produk salam.

1. Setelah menyepakati transaksi salam kedua tersebut, bank langsung melakukan pembayaran kepada petani.

2. Dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan kesepakatan dengan bank, petani mengirim produk salam kepada
petani sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

3. Bank menerima dokumen penyerahan produk salam kepada nasabah dari petani

•  
CAKUPAN AKUNTANSI TRANSAKSI AKAD ISTISHA

• Perlakuan akuntansi istishna’ diatur dalam “Pasal 104 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
tentang Istishna (PSAK)". Mengenai konfirmasi dan pengukuran transaksi, standar ini mengatur
tentang merger dan pembagian kontrak, istishna’ dan istishna' paralel, pendapatan pembayaran
tangguhan istishna', biaya perolehan istishna’, likuidasi dini, estimasi kerugian, perubahan pesanan
dan klaim tambahan.
TRANSAKSI AKUNTANSI AKAD ISTISHNA
• Contoh kasus pembiayaan istishna terjadi pada PT Kakraffi yang memperoleh kontrak mengerjakan bangunan
hotel seharga Rp 410.000.000 dengan harga pokok produksi Rp 101.000.000. Apabila kontrak dapat
diselesaikan selama dua tahun dengan persentase 30% dan 70%, buatlah jurnal pengakuan pendapatan
kontrak kontruksi?
Tahun Persentase Penghasilan Harga Pokok Produksi Laba Ditahan

1 30 Rp 123.000.000 Rp 30.300.000 Rp 92.700.000

2 70 Rp 287.000.000 Rp 70.700.000 Rp 216.300.000

JUMLAH Rp 410.000.000 Rp 101.000.000 Rp 309.000.000

• Jurnal akuntansi istishna dapat dilakukan menyesuaikan kebijakan akuntansi yang diterapkan diperusahaan.
Pertanyaan tentang akad istishna menjadi bagian dari materi akuntansi syariah. Adapun jurnal pengakuan
pendapatan dengan metode kontrak selesai di akhir periode akuntansi adalah

Tanggal Keterangan Debit Kredit

31/07/2021 Kas Rp 410.000.000

Aset Istishna dalam Penyelesaian Rp 410.000.000


PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN TRANSAKSI AKAD
ISTISHNA
• Penyajian dan Pengungkapan a. Penyajian Menurut PAPSI 2013 (p.4.19-20), persyaratan pencatatan transaksi
terkait rencana Istishna dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Pembayaran uang muka Istishna diklasifikasikan sebagai kewajiban lainnya.

2. Pembayaran di muka dicatat sebagai aset lainnya.

3. Hutang usaha "Istishna" diwakili oleh jumlah faktur pemasok yang belum dibayar.

4. Harta kekayaan Istishna dicatatkan sesuai dengan jumlah yang dibayarkan oleh bank kepada pemasok

5. Istilah "Istishna" dinyatakan sebagai jumlah yang terhutang dari istilah bank nasabah.

6. Piutang Istishna dicatat sebagai jumlah yang tidak dibayarkan oleh pembeli akhir.

7. Margin piutang dagang ditangguhkan sesuai dengan Piutang dagang.


• PENGUNGKAPAN Menurut PAPSI 2013 (p.4.21), hal-hal yang terkait dengan penggunaan rencana penjualan istishna’ harus diungkapkan:
1. Berdasarkan jumlah, periode, jenis mata uang dan kualitas piutang, serta penyisihan kerugian penurunan nilai piutang, informasi rinci
piutang usaha.

2. Piutang Murabahah kepada pihak berelasi.


3. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk mengakui kerugian penurunan nilai, menghapus, dan menangani cadangan pendapatan
"piutang" istishna’ yang bermasalah.

4. Besarnya piutang istishna’ baik yang diberikan oleh bank secara mandiri maupun bersama-sama dengan pihak lain sama dengan yang
dibiayai oleh bank

5. Pada akhir periode berjalan, sesuai dengan total biaya yang diperoleh dari kontrak saat ini serta pendapatan dan laba.
6. Kontrak yang tersisa tidak diselesaikan sesuai dengan spesifikasi dan kondisi kontrak.
7. Pengiriman barang yang terlambat mengakibatkan klaim tambahan yang tidak terselesaikan dan semua denda kontingen.
8. Nilai kontrak istishna yang sedang berjalan dan periode pelaksanaannya.
9. Nilai kontrak istishna 'yang telah ditandatangani oleh bank tetapi belum dieksekusi pada periode berjalan dan mudah dipengaruhi oleh
periode pelaksanaannya.

10.Rincian hutang Istishna 'menurut jumlah, tujuan (pemasok / pelanggan), istilah dan jenis mata uang.
11.Istishna' dibayarkan kepada pelanggan dengan pihak terkait.
12.Jenis dan jumlah barang yang dipesan.

Anda mungkin juga menyukai