Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 11

Nama : Yusuf Wildan Nasution


NIM : 0503183300
Nama : Laila Nur sabilah
Nim : 0503183341
Nama : Tia Mardiana Indah
Nim : 0503181067
Nama : Sindi Sihombing
Nim : 0503183293

Kelas : Perbankan syariah 7 c

Dosen pengampu mata kuliah : NUR SANTRI YANTI, ME.I


KONTRUKSI AKAD JUAL BELI UNTUK PEMBIAYAAN
KONSUMTIF
Jenis – Jenis Akad dalam Pembiayaan jual beli konsumtif
Adapun jenis pembiayaan jual beli yang lazim dilakukan oleh bank syariah adalah sebagai berikut:
1.   Murabahah
Murabahah yakni pembiayaan jual beli dimana penyerahan barang dilakukan di awal akad. Bank menetapkan harga jual
barang yaitu harga pokok perolehan barang ditambah sejumlah margin keuntungan bank. Harga jual yang telah
disepakati diawal akad tidak boleh berubah selama jangka waktu pembiayaan. Dalam murabaha, penjual harus
memberitahu harga produk yang dia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Contoh Aplikasi:
Pembiayaan Konsumtif: Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR), Pembiayaan Pemilikan Mobil (PPM),
Pembiayaan pembelian perabotan rumah tangga.
Penjelasan Skema Murabahah

1)      Bank dan nasabah melakukan akad pembiayaan jual beli atas suatu barang, dalam akad ini bank bertindak
sebagai penjual dan nasabah berlaku sebagai pembeli.
2)      Bank melakukan pembelian barang yang diinginkan nasabah dari supplier/ penjual dan dibayar secara tunai.
3)      Barang yang telah dibeli bank dikirim oleh supplier kepada nasabah.
4)      Nasabah menerima barang yang dibeli.
5)      Atas barang yang dibelinya, nasabah membayar kewajiban kepada bank dengan waktu yang telah disepakati
Jual beli akad salam

Akad salam, yakni pembiayaan jual beli dimana barang yang diperjual belikan belum ada.
Pembayaran dilakukan didepan atau secara lunas. Namun penyerahan barang oleh nasabah
dilakukan secara tangguh karena memerlukan waktu untuk proses pengadaannya.
Lazimnya, setelah barang tersebut diserahkan kepada bank maka bank akan menjualnya
kepada pembeli yang telah memesan sebelumnya. Praktik ini disebut salam paralel karena
melibatkan pemesan dan bank, serta bank dan pelaksana yang bertanggung jawab atas
realisasi pesanan tersebut.
Contoh pengaplikasian

Contoh Aplikasi:

Biasa dipraktekkan bagi pembiayaan produk pertanian. Sebagai contoh seorang pedagang besar sembako (nasabah 2)
melakukan pemesanan 1000 ton beras yang tipe, kualitas, kuantitas dan harganya sudah ditentukan kepada
seorang petani (nasabah 1). Karena petani (nasabah 1) tersebut tidak memiliki modal kerja , maka bank akan membiayai modal
kerja petani.
(nasabah 1) Petani menerima dana di awal akad dari bank yang akan digunakan untuk kebutuhan pengadaan sarana produksi
maupun kebutuhan proses penanaman hingga panen. Setelah panen, hasil beras sesuai spesifikasi yang diminta akan diserahkan
kepada bank. Selanjutnya bank akan menjual kepada pemesannya yaitu si pedagang besar (nasabah 2) dan bank akan menerima
pembayaran
sebagai sumber pelunasan pembayaran.
Penjelasan skema akad salam

Penjelasan Skema Salam:


1)      Bank dan nasabah 2 melakukan akad jual beli atas suatu barang, dalam akad ini bank bertindak sebagai penjual dan nasabah 2
berlaku sebagai pembeli.
2)      Bank melakukan pemesanan barang kepada nasabah 1 sesuai spesifikasi barang yang dipesan nasabah 2 dan melakukan
pembayaran di muka, dengan kondisi barang belum tersedia. Anatara bank dan nasabah 1 terjadi transaksi pembiayaan salam.
3)      Nasabah 1 mengadakan barang sesuai pesanan, dalam hal ini barang yang dipesan memerlukan proses untuk pengadaannya.
Setelah proses pengadaan/ pembuatan barang selesai, barang dikirim oleh nasabah 1 kepada nasabah 2.
4)      Setelah barang diterima, nasabah 2 melakukan pembayaran secara tunai kepada bank. Keuntungan bank adalah selisih antara
jumlah pembiayaan kepada nasabah 1 dan harga jual yang dibayar oleh nasabah 2.
Akad istishna

Istishna, yakni pembiayaan jual beli yang polanya sama dengan pembiayaan salam, namun berbeda dalam pola pembayarannya. Bila
salam pembayarannya dilakukan didepan akad, maka pembayaran dalam istishna dapat dilakukan secara bertahap sesuai kesepakatan,
bisa dilakukan diawal, ditengah atau di akhir.
Contoh Aplikasi:
Biasa dipraktikkan dalam pembiayaan manufaktur atau pembiayaan kontruksi. Seperti pembuatan ruko.
Misal: pak Badu ingin membangun ruko diatas tanah yang dimilikinya maka, pak Badu melakukan pembiayaan konstruksi konsumtif
pada akad istishna dengan Bank Syariah. Bank Syariah akan menetapkan harga jual ruko yang akad dibangun kepada pak Badu dan
pak Badu akan mencicil sampai lunas berdasarkan kesepakatan. Kemudian Bank Syariah akan menunjuk kontraktor yang akan
membangun ruko tersebut dan membayar kontraktor sesuai dengan termin pembayaran yang disepakati sampai bangunan selesai.
Penejelasan skema istishna

Penjelasan Skema Istishna:


1)      Bank dan nasabah melakukan akad pembiayaan istishna, untuk pembelian suatu barang.
2)      Bank melakukan perjanjian pemborongan bangunan dengan kontraktor atau pengadaan barang dengan pemasok. Disepakati
pula mengenai jangka waktu penyelesaian pekerjaan serta tahapan progress pekerjaan dan pembayarannya.
3)      Bank melakukan pencairan ke pemasok/ kontraktor secara bertahab berdasarkan progresss pekerjaan sesuai kesepakatan.
4)      Pemasok/ kontraktor menyerahkan dokumen progress penyelesaian barang/ pekerjaan sebagai laporan dan dasar pencairan
tahap berikutnya.
5)      Bank meneruskan dokumen progress penyelesaian barang/ pekerjaan yang dibuat pemasok/ kontraktor kepada nasabah. Bila
nasabah menerima laporan sesuai kondisi progress pekerjaan, maka bank baru dapat mencairkan tahap berikutnya.
6)      Setiap realisasi pencairan, nasabah mempunyai kewajiban untuk mengangsur dengan jangka waktu sampai dengan selesainya
barang yang dipesan.
7)      Penyerahan barang pesanan ( kondisi pekerjaan 100% jadi) dari pemasok/ kontraktor kepada nasabah.
8)      Pelunasan.
The end

Anda mungkin juga menyukai