Anda di halaman 1dari 29

MANAJEMEN PIUTANG DALAM

KEUANGAN SYARIAH
“Hai orang – orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai
(terjadi utang – piutang) untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskanya. Dan hendalah seorang penulis di antara kamu menuliskanya dengan
benar”

QS Al Baqarah: 282
Piutang adalah memberikan sesuatu (uang ataupun barang) kepada seseorang
dengan perjanjian dia akan membayar yang sama

Pinjam meminjam adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan
kepada pihak yang lain suatu jumlah barang – barang tertentu habis karena
pemakaian, dengan syarat bahwa yang belakangan ini akan mengembalikan sejumlah
yang sama dari macam yang sama pula (KUHP pasal 1754)
Dasar Hukum Utang Piutang

QS Al-Maidah: 2

“...dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan jangan tolong
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”

Hadits Rasulullah SAW diriwayatkan oleh Ibnu Majah

“seorang muslim yang memberikan piutang seorang muslim dua kali, seolah – olah
telah bersadaqah kepadanya sebanyak satu kali”
Piutang Dalam Transaksi Syariah

Lembaga keuangan konvensional bertransaksi dengan uang, sedang lembaga


keuangan syariah bertransaksi dengan barang. Lembaga keuangan syariah hanya
menggunakan uang sebagai sarana pertukaran dalam pemberian pembiayaan dalam
bentuk mudharabah atau musyarakah, dapat dilakukan secara tunai atau cicilan
Aturan Bagi Debitur

 Kewajiban debitur adalah membayar kembali pinjaman untuk memenuhi janji (akad)
 Islam menuntut debitur tidak hanya membayar utang tepat waktu, tetapi juga
menunjukan rasa terimakasih dan rasa syukur kepada kreditur ketika melunasi
kembali utangnya
Aturan Bagi Kreditur

 Al Qur’an mendorong kreditur memberikan waktu yang lebih banyak untuk


pembayaran atau bahkan untuk menghapus jumlah pinjaman jika debitur benar –
benar dalam kondisi terdesak
 Sebagian besar ahli hukum tidak memperbolehkan hukuman atau penahanan para
debitur yang benar – benar dalam kesulitan dan merekomendasikan untuk
mempepanjang waktu
Risiko Penjualan Tidak Cash

 Tidak terbayarnya piutang solusinya dengan menyediakan dana cadangan ( bad


debt/piutang tak tertagih)
 Keterlambatan waktu pembayaran piutang
Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Piutang

1. Volume penjualan tidak cash

2. Ketentuan tentang pembatasan tidak tunai

3. Kebiasaan membayar para pelanggan pembeli tidak tunai

4. Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan


Terkait Pengumpulan Piutang

 Termin pembayaran
 Potongan tunai
 Diskon pembayaran
Macam – macam Piutang Dalam Transaksi Syariah

1. Pembiayaan murabahah atau piutang murabahah

2. Pembiayaan salam atau piutang salam

3. Pembiayaan istishna’ atau piutang istishna’

4. Piutang qard

5. Piutang pendapatan bagi hasil

6. Piutang ijarah
1. Piutang Murabahah

Definisi

Tagihan yang timbul dari transaksi perjanjian jual beli antara bank dan nasabah bank
di mana bank syariah membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian
menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah
dengan margin laba/keuntungan yang disepakati
Perlakuan akuntansi

Pengakuan dan pengukuran urbun (uang muka)


 Jika transaksi murabahah dilaksanakan, maka urbun diakui sebagai pelunasan piutang
 Jika tidak dilaksanakan, urbun dikembalikan setelah dikurangi biaya yang dikeluarkan bank

Pengakuan piutang

Saat transaksi murabahah, piutang murabahah diakui sebesar nilai perolehan ditambah
keuntungan yang disepakati

Pengakuan keuntungan

1. Pada periode terjadinya, apabila akad berakhir pada periode LK yang sama atau

2. Selama periode akad secara proporsional, apabila akad melampaui satu periode KL
Pengakuan potongan pelunasan dini

Diakui menggunakan salah satu metode:

1. Saat penyelesaian, bank mengurangi piutang dan keuntungan

2. Setelah penyelesaian, bank terlebih dahulu menerima pelunasan piutang dari


nasabah, kemudian bank membayar potongan dengan mengurangi keuntungan

Pengakuan denda

Diakui sebagai dana kebajikan

Penyajian atas penilaian piutang pada akhir periode akuntansi, disajikan sebesar nilai
bersih yang dapat direalisasikan (piutang dikurangi penyisihan kerugian)
2. Piutang salam

Definisi

Tagihan yang timbul dari perjanjian jual beli barang dlam bentuk pemesanan pembuatan
barang dengan kriteria dan persyaratan yang disepakati antara pemesan dan penjual

Pengakuan dan pengukuran


 Piutang salam diakui pada saat salam berupa kas dibayarkan atau aktiva non kas
diberikan
 Modal usaha salam bisa kas dan aktiva non kas:

bentuk kas diukur sebesar jumlah yg dibayarkan

bentuk aktiva non kas diukur sebesar nilai wajar


Nilai wajar aktiva non kas dpt diukur dari:

harga aktiva non kas yang dialihkan kpd penjual

replacement cost aktiva lain yang sejenis dengan aktiva yang diserahkan

Penyajian

Modal usaha salam yang diberikan disajikan dalam LK sbg piutang salam
3. Piutang istishna’

Definisi

Istishna adalah akad jual beli, dimana pembeli menungasi produsen untuk membuat atau mengadakan barang
pesanan sesuai spesifikasi yang disyaratkan dan menjualnya kepada pembeli sesuai harga kesepakatan

Dasar pengaturan

Bank berkedudukan sebagai penjual, biaya istishna terdiri dari:

1. Baya langsung, biaya untuk menghasilkan barang pesanan

2. Biaya tidak langsung, berhubungan dengan akad yang dialokasikan scr objektif (biaya pra akad, beban
umum dan adm)

Biaya pra akad diakui sbg biaya ditangguhkan dan diperhitungkan sebagai biaya istishna

Jika akad tidak ditandatangani biaya dibebankan pada periode berjalan sebagai aktiva istishna dalam
penyelesaian (work in progres) pada sat terjadinya
4. Pinjaman (qard)

Definisi

Penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan dan pihak
yang meminjamkan yang mewajibkan peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu

Perlakuan akuntansi

Pengakuan dan pengukuran


 Diakui sebesar jumlah yang dipinjamkan pada saat terjadinya
 Pengenaan biaya administrasi dan Penerimaan imbalan diakui sbg pendapatan operasi lainya sebesar jml
yang diterima

Penyajian

Pinjaman qard yang bersumber dari interin disajikan dalam neraca bank pada pos pinjaman qard,
sedangkan yang bersumber dari ekstern disajikan dalam laporan sumber dan penggunaan dana qardhul
hasan
5. Piutang Pendapatan Bagi Hasil

Definisi

Tagihan yang timbul karena mudharib telah melaporkan bagi hasil atas pengelolaa usaha tetapi kasnya belum
diserahkan kepada bank

Perlakuan akuntansi

Pengakuan dan pengukuran

Diakui pada saat bank menerima laporan bagi hasil dari mudharib sebesar jumlah bagi hasil yang menjadi hak bank

Penyajian

Piutang pendapatan bagi hasil disajikan dalam neraca sebesar jumlah bagi hasil yang menjadi hak bank

Pengungkapan

Hal yang harus diungkapkan, antara lain: rincian piutang pendapatan bagi hasil berdasarkan jenis valuta, jumlah,
jangka waktu dan kualitas piutang
6. Piutang pendapatan ijarah

Definisi

Tagihan yang timbul karena adanya pendapatan sewa yang belum diterima oleh bank sebagai
pemilik obyek dari transaksi ijarah

Perlakuan akuntansi

Pengakuan dan pengukuran

Diakui pada saat jatuh tempo sebesar sewa yang belum diterima, apabila kualitas ijarah
menjadi non performing maka piutang ijarah yang telah diakui harus dibatalkan dengan
melakukan jurnal pembalik dan dicatat pada rekening adm

Penyajian

Disajikan dalam nercara sebesar nilai tercatat


Sanksi atas kegagalan

Berdasarkan fatwa DSN-MUI No. 17/DSN-MUI/IX/2000

Pertama:

1. Sanksi yang disebutkan adalah sanksi yang dikenakan LKS kepada nasabah yang mampu membayar tetapi
menunda – nunda pembayaran dengan sengaja

2. Nasabah yang tidak/belum mampu membayar disebabkan force majeur tidak boleh dikenakan sanksi

3. Nasabah mampu yang menunda – nunda pembayaran atau tidak mempunyai kemauan dan itikad yang baik
untuk membayar utang boleh dikenakan sanksi

4. Sanski didasarkan pada prinsip ta’zir, yaitu bertujuan agar nasabah ,ebih disiplin dalam melaksanakan
kewajibanya

5. Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas daasar kesepakatan dan dibuat saat
akad ditandatangani

6. Dana yang berasal dari denda diperutukan sebagai dana sosial

Kedua: jika satu pihak tidak menunaikan kewjiabanya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua pihak, maka
penyelesaian dilakukan melalulaui badan arbritase syariah setelah tidak terjadi kesepakatan
Kebangkrutan debitur

Jika seseorang benar – benar berada dalam kesulitan dan kemampuan membayarnya
dimasa yang akan datang meragukan, ia dapat dinyatakan bangkrut, semua asetnya
akan dijual dan penghasilanya akan dibagikan kepada para kreditur secara
proprosional, jika beberapa utangnya masih belum terbayarkan nasabah harus diberi
waktu untuk peringanan
Hawalah (pengalihan utang)

Definisi

Hawalah adalah perjanjian dimana debitur dibebaskan dari utang dengan cara
membuat orang lain yang menanggungnya atau dengan memindahkan tanggung
jawab dari seseorang kepada orang lain yang mengakibatkan debitur digantikan
dengan debitur yang lain

Pengalihan penaghian hutang ini dibenarkan oleh syariah dan telah dipraktekan oleh
kaum muslimin dari zaman Nabi SAW sampai sekarang. Hal ini merupakan bentuk
saling tolong menolong untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
Perputaran Piutang

   Tingkat perputaran piutang =

Contoh:

Perusahaan ABC memiliki penjualan secara cicilan bersih sebesar Rp36.000.000, saldo
piutang awal tahun adalah 1.080 dan saldo piutang akhir tahun adalah 1.220.
hitunglah perputaran [iutang usaha perusahaan tsb!

Penyelesaian:

Tingkat perputaran piutang =

= 31.30 kali
Pengumpulan Piutang

  
Pengumpulan piutang dikatakan efisien apabila waktu pengumpulan piutang lebih besar
daripada waktu piutang yang telah ditetapkan, formulanya:

Rata-rata pengumpulan piutang =

Contoh soal:

Penjualan secara kredit Rp100jt

Piutang awal th Rp20jt

Piutang akhir thRp30jt

Rata – rata piutang Rp25jt

Diminta: hitunglah pengumpulan piutang pada th tsb!


Penyelesian
 

Pertama, hitung tingkat perputaran piutang:

Tingkat perputaran piutang = = 4 kali

Kedua, hitung rata – rata pengumpulan piutang:

Rata – rata pengumpulan piutang =

Rata – rata pengumpulan piutang =


Jumlah Hari Penjualan Dalam Piutang

Jumlah
  ahri penjualan dalam piutang merupakan estimasi lamanya sebuah piutang
beredar, formula yang digunakan:

Jumlah hr penjualan dlm piutang =

Penjualan harian rata – rata =


Contoh:
 

Piutang akhir tahun perusahaan ABC adalah sebesar Rp1.220.000 dan penjualan
bersih sebesar Rp36.000.000. Diminta hitung jumlah hari penjualan dalam piutang!

Penyelesaian:

Jumlah hari penjualan dalam piutang =


Kerjakan

Soal 1

Penjualan secara kredit Rp150jt

Piutang awal th Rp30jt

Piutang akhir th Rp40jt

Rata – rata piutang Rp35jt

Diminta: hitunglah pengumpulan piutang pada th tsb!

Soal 2

Piutang akhir tahun perusahaan ABC adalah sebesar Rp5.000.000 dan penjualan
bersih sebesar Rp50.000.000. Diminta hitung jumlah hari penjualan dalam piutang!

Anda mungkin juga menyukai