Anda di halaman 1dari 12

AKUNTANSI SYARIAH

AKUNTANSI ISTISHNA’
KELOMPOK 5

Dian Puspitasari
225240054
Zahra mustika lestari
225240061
Ainun naima
225240069
Siti rahmadani
Definisi akuntansi istishna’

Bai’al istishna merupakan akad jual beli dalam bentuk pesanan pembuatan
barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara
pemesan (pembeli, mustashni’) dan pembuat (penjual, shani’). Dalam akad istishna
pembayaran bisa dilakukan di muka atau ditangguhkan, di mana pembayaran
tersebut dapat dilakukan secara angsuran dan cicilan atau sekaligus pada waktu
tertentu dan dibayarkan tidak pada saat barang pesanan diterima oleh pembeli.

Akuntansi Istishna telah di atur dalam Pernyataan Standar Akuntasi


Keuangan (PSAK) 104 tentang jual beli istishna.
Ketentuan Syar’i Dan landasan syariah Akuntansi Istishna’
Ketentuan syar’i transaksi istishna’ di atur dalam fatwa DSN nomor
06/DSN-MUI/IV/2000 tentang jual beli istishna’. Selain itu, para ulama fiqih menetapkan
bahwa istishna’ merupakan bagian dari syariat islam dengan berlandaskan pada:

 Al-Qur’an Yaitu Terdapat pada surah al-baqarah ayat 275 dan 282
 Al hadist Yaitu pada hadist yang Diriwayatkan oleh ibnu majah dan muslim

 Ijma Sebagian ulama menyatakan bahwa pada dasarnya umat islam


secara de-facto telah bersepakat merajut konsesus (ijma) bahwa
akad istishna adalah akad yang dibenarkan dan telah di jalankan
sejak dahulu kala tanpa adanya seorang sahabat atau ulama yang
mengingkarinya.
Rukun Transaksi Istishna’
Transaktor/pelaku Objek istishna’ Ijab dan Kabul
Transaktor terdiri atas objek akad transaksi jual Ijab dan kabul dalam istishna’
pembeli dan penjual beli istishna’ meliputi merupakan pernyataan dari
kedua transaktor di barang yang di kedua belah pihak yang
isyaratkan memiliki perjualbelikan dan harga berkontrak, dengan cara
kompetensi berupa barang tersebut. Terkait penawaran dari penjual
akil baligh dan dengan barang istishna’. (bank syariah) dan
kemampuan memilih DSN dalam fatwanya penerimaan yang dinyatakan
yang optimal seperti menyatakan bahwa ada oleh pembeli nasabah
tidak gila, tidak beberapa ketentuan yang (nasabah).
sedang di paksa,dan harus di penuhi dalam
lain-lain yang sejenis objek istishna’
Jenis – jenis akuntansi istishna’

1. Istishna’ tunggal, yaitu akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan
barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang di sepakati oleh
antar pemesan dan penjual. Di dalam istishna tunggal hanya terdapat dua pihak
yang terlibat yaitu pihak bank dan nasabah
2. Istishna’ paralel, yaitu suatu bentuk akad istishna’ antara penjual dan pembeli,
dimana untuk memenuhi kewajibannya kepada pembeli, penjual melakukan
akad istishna’ dengan pihak lain (subkontrak ) yang dapat memenuhi aset yang
dibeli pemesan. Pada istishna’ paralel terdapat tiga pihak yang terlibat yaitu
bank, nasabah, dan pemasok
Alur Transaksi Istishna’
Alur Transaksi istishna’
Pertama, nasabah memesan barang yang dikehendaki dan melakukan negosiasi kesepakatan antara
penjual dan pembeli terkait transaksi istishna’ yang akan dilaksanakan.
Kedua, pada transaksi isthisna’ setelah akad disepakati, penjual mulai membuat atau menyelesaikan
tahapan pembuatan barang yang diinginkan pembeli. Setelah barang dihasilkan, pada saat atau sebelum tanggal
penyerahan, penjual mengirim barang sesuai dengan spesifikasi kualitas yang telah disepakati kepada pembeli. Adapun
transaksi istishna’ paralel, yang biasanya digunakan oleh penjual (bank syariah)yang tidak membayar sendiri barang
istishna’, setelah menyepakati kontrak istishna’ , dan menerima dana dari nasabah istishna’ selanjutnya secara terpisah
membuat akad istishna’ dengan produsen barang istishna’.
Ketiga, setelah menyepakati transaksi istishna’ dalam jangka waktu tertentu, pemasok kemudian mulai
melakukan pengerjaan barang yang dipesan.
Keempat, selama mengerjakan barang yang dipesan, pemasok melakukan tagihan kepada bank syariah
senilai tingkat penyelesaian barang pesanan
Kelima, bank syariah melakukan pembayaran kepada pembuat barang sebesar nilai yang ditagihkan.
Keenam, bank syariah melakukant tagihan kepada nasabah pembeli berdasarkan tingkat penyelesaian
barang
Ketujuh, pemasok menyerahkan barang kepada nasabah pembeli
Kedelapan, pemasok mengirimkan bukti pengiriman barang kepda bank syariah.
Kesembilan, nasabah melunasi pembayaran barang istishna’ sesuai dengan akad yang telah disepakati.
Teknis perhitungan transaksi istishna’
Transaksi istishna’ pertama
Untuk mengembangkan klinik ibu dan anak yang dikelolanya, dr.ursila berencana menambah satu unit
bangunan seluas 100 m2 khusus untuk rawat inap di sebelah barat bangunan utama klinik. Untuk
kebutuhan itu dr. Ursila menghubungi bank syariah untuk menyediakan bangunan baru sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkannya. Setelah serangkaian negosiasi beserta kegiatan survey, untuk
menghasilkan desain bangunan yang akan dijadikan acuan spesifikasi barang,pada tanggal 10 Februari
20XA ditandatanganilah akad transaksi istishna’pengadfaan bangunan untuk rawat inap. Adapun
kesepakatan antara dr.ursila dengan bank syariah adalah sebagai berikut:
Harga bangunan : Rp. 150.000.000
Lama penyelesaian : 5 bulan paling lambat tanggal 10 Juli)

Mekanisme penagihan : 5 termin sebesar Rp 30.000.000 per termin mulai tanggal 10 Agustus
Mekanisme pembayaran : setiap 3 hari setelah tanggal penagihan
Transaksi istishna’ kedua

Untuk membuat bangunan sesuai dengan keinginan dr. Ursila pada tanggal 12 februari 20XA,
bank berkah syariah memesan kepada kontraktor PT Thariq kontruksi dengan kesepakatan
sebagai berikut:
Harga bangunan : Rp130.000.000
Lama penyelesaian : 4 bulan 15 hari (paling lambat 25 juni)
Mekanisme penagihan kontraktor : tiga termin pada saat penyelesaian 20%, 50%, 100%
Mekanisme pembayaran oleh bank : dibayar tunai sebesar tagihan dari kontraktor
Penjurnalan transaksi istishna’
 Transaksi Biaya pra-akad ( bank sebagai penjual)

Misalkan pada tanggal 5 februari 20XA, untuk survei dan pembuatan desain
bangunan yang yang akan dijadikan acuan spesifikasi barang, bank berkah syariah telah
mengeluarkan kas hingga Rp2.000.000. jurnal untuk mengakui transaksi ini adalah
sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
05/02/XA Beban praakad yang di tangguhkan 2.000.000
KAS 2.000.000
 Penandatanganan akad dengan pembeli (bank sebagai penjual )

Misalkan pada kasus transaksi biaya praakad (bank sebagai pembeli) tersebut jadi di
sepakati pada tanggal 10 februari, maka jurnal pengakuan beban pra akad menjadi biaya

istishna’ adalah sebagai berikut :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


10/02/XA Biaya istishna’ 2.000.000

Beban praakad yang di tangguhkan 2.000.000


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai