Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AKUNTANSI ISLAM

“ISTISHNA”

Dosen Pengampu : Diyah Hesti Kusumawardani, SE, M.Si

Disusun Oleh:
Dina Kurniasih (1962201157)

JURUSAN AKUNTANSI INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS


AHMAD DAHLAN JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah menganugerahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya, karena hanya dengan karunianya makalah yang berjudul “Istishna” ini dapat
selesai tanpa hambatan yang berarti. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. utusan dan manusia pilihan-Nya yang mengantarkan umat manusia
minadzdzulumati ilan-nuur, yakni addinul Islam (dari zaman kegelapan menuju zaman yang
bercahaya, yakni agama Islam).

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar Akuntansi Islam, Diyah
Hesti Kusumawardani, SE, M.Si, serta semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis sadar makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi sempurnanya makalah ini. 

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Tangerang, 21 April 2021

Dina Kurniasih
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istishna’ merupakan salah satu akad muamalat yang digunakan dalam produk
perbankan syariah yang termasuk pada produk penyaluran atau pembiayan dana bank syariah
dengan prinsip jual beli. Mekanisme operasi istishna’ pada bank syariah dilakukan sesuai
dengan aturan syariah yang ada. Dalam perhitungan dan pengukuran transaksi istishna’, bank
syariah selaku salah satu lembaga keuangan menggunakan akuntansi yang juga sesuai dengan
ketentuan syariah.
Akuntansi syariah memudahkan bank syariah untuk mencatat berbagai transaksi yang
dilakukan sehingga laporan keuangan yang disajikan dapat memberikan informasi yang
akurat dan relevan. Tidak terkecuali terhadap akad istishna’ dalam salah satu produk bank
syariah. Makalah ini akan membahas bagaimana skema istishna’ dalam bank syariah
bagaimana akuntansi syariah yang berlaku atas akad istishna’ tersebut.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan istishna’ dan bagaimana skema istishna’?
b. Apa hak-hak pada pelaku istishna’ dan syarat-syarat istishna’?
c. Bagaimana mekanisme pembayaran transaksi istishna’?
d. Bagaimana contoh transaksi istishna’ dan penyajian angka istishna pada laporan
keuangan?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian istishna’ dan skema istishna.
b. Untuk mengetahui hak-hak pada pelaku istishna’ dan syarat-syarat istishna’.
c. Untuk mengetahui mekanisme pembayaran transaksi istishna’.
d. Untuk mengetahui contoh transaksi istishna’ dan penyajian angka istishna pada laporan
keuangan.
BAB II
ISI

A. Pengertian dan Skema Istishna.


Istishna adalah akad jual beli antara al-mustashni (pembeli) dan as-shani (produsen yang
juga bertindak sebagai penjual). Berdasarkan akad tersebut pembeli menugasi produsen untuk
menyediakan al-mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang di isyaratkan pembeli dan
menjualnya dengan harga yang disepakati. Cara pembayaran dapat berupa pembayaran
dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu.
Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan produsen/penjual
diawal akad. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad.
Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis,
spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya. Barang pesanan harus sesuai dengan
karakteristik yang telah disepakati antara penjual dan produsen/penjual. Jika barang pesanan
yang dikirimkan salah atau cacat maka produsen/penjual harus bertanggung jawab atas
kelalaiannya. Perpindahan kepemilikan barang pesanan dari produsen/penjual ke pembeli saat
dilakukan pada saat penyerahan sebesar jumlah yang disepakati.
Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi istishna. Jika
bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain (sub-kontraktor) untuk
menyediakan barang pesanan dengan cara Istishna maka hal ini disebut Istishna paralel.
Istishna Paralel dapat dilakukan dengan syarat :
1. Akad kedua antara bank dan sub-kontraktor terpisah dari akad pertama antara bank
dengan pembeli akhir.
2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
Pada dasarnya istishna tidak dapat dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi :
1. Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya.
2. Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi
pelaksanaan atau penyelesaian akad.

B. Hak – Hak Para Pelaku Istishna.


 Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari produsen/penjual atas :
1. Jumlah yang telah dibayarkan.
2. Penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu.
 Produsen/penjual mempunyai hak untuk mendapatkan jaminan bahwa harga yang
disepakati akan dibayar tepat waktu. Rukun istishna terdiri :
1. Produsen / pembuat barang (shaani) dan menyediakan bahan bakunya.
2. Pemesan / pembeli barang (Mustashni).
3. Proyek / usaha barang / jasa yang dipesan (mashnu’).
4. Harga (Tsaman).
5. Shighat / Ijab Qabul.

C. Syarat - Syarat Istishna .


(Muamalat Institute, Perbankan Syariah, hal 59) adalah :
1. Pihak yang berakal cakap hukum dan mempunyai kekuasaan untuk melakukan jual beli.
2. Ridha / keralaan dua belah pihak dan tidak ingkar janji.
3. Apabila isi akad di isyaratkan Shani’ hanya bekerja saja, maka akad ini bukan lagi
Istishna, tetapi berubah menjadi akad ijarah.
4. Pihak yang membuat menyatakan kesanggupan untuk mengadakan / membuat barang
itu.
5. Mashnu’ (barang / objek pesanan) mempunyai kriteria yang jelas seperti jenis, ukuran
(tipe), mutu dan jumlahnya.
6. Barang tersebut tidak termasuk dalam kategori yang dilarang syara’ (najis, haram,
samar/tidak jelas) atau menimbulkan kemudharatan (menimbulkan maksiat).
Dewan Syariah Nasional menetapkan aturan tentang jual beli Istishna sebagaimana
tercantum dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 06 / DSN-MUI / IV / 2000
tertanggal 4 April 2000 (Himpunan Fatwa, Edisi kedua, hal 38-39) sebagai berikut :

Pertama : Ketentuan tentang pembayaran.


1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang, atau
manfaat.
2. Pembayaran dilakukan sesuai dengan manfaat .
3. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang.

Kedua : Ketentuan tentang barang.


1. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang.
2. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.
3. Penyerahannya dilakukan kemudian.
4. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
5. Pembelian (mustashni’) tidak menjual barang sebelum menerimanya.
6. Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakatan.
7. Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan, pemesan
memiliki hak khiyah (hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad.

Ketiga : Ketentuan lain :


1. Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan kesepakatan, hukumnya mengikat.
2. Semua ketentuan dalam jual beli salam yang tidak disebutkan diatas berlaku pula pada
jual beli Istishna.
3. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan
diantara kdua belah pihak maka penyelesaian dilakukan melalui badan arbitrasi syariah
setelah tidak tercapai ksepakatan melalui musyawarah.
Sedangkan Fatwa yang berkaitan dengan Istishna Paralel sebagaimana tercantum dalam Ftwa
Dewan Syariah Nasional No.22/DSN-MUI/III/2004.
Pertama : Ketentuan Umum.
1. Jika LKS melakukan transaksi Istishna’ untuk memenuhi kewajibannya kepada nasabah
ia dapat melakukan Istishna’lagi dengan pihak lain pada objek yang sama, dengan syarat
Istishna pertama tidak bergantung (mu’allaq) pada Istishna kedua.
2. Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad Istishna (Fatwa Dewan Syariah
Nasional nomor 06 / DSN-MUI / IV / 2000) berlaku pula dalam Istishna Paralel.

D. Mekanisme Pembayaran Transaksi Istishna.


Sesuai dengan pengertian Istishna, maka mekanisme pembayaran transaksi Istishna yang
harus disepakati oleh akad dan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
1. Pembayaran dimuka secara keseluruhan.
Yaitu pembayaran dilakukan scara keseluruhan harga barang pada saat akad
sebelum aktiva Istishna yang dipesan tersebut diserahkan kepada pembeli akhir. Cara
pembayaran seperti ini sama dengan pembayaran pada salam.
Oleh karena itu perlakuan akuntansi jika penyelesaian piutang Istishna dilakukan
dengan cara pembayaran dimuka maka perlakuan akuntansinya mengikuti perlakuan
akauntansi untuk transaksi Salam, namun istilah “piutang salam” diganti menjadi
“Aktiva Istishna Dalam Penyelesain” sedangkan “hutang salam” diganti menjadi
“Hutang Istishna”, sedangkan pengakuan pendapatan yang digunakan jika bank
menggunakan mekanisme pembayaran dimuka adalah pendapatan pengakuan
sebagaimana dalam transaksi salam sedangkan metode pengakuan yang dapat dilakukan
adalah metode presentase penyelesaian dan metode akad selesai.

2. Pembayaran secara angsuran selama proses pembuatan.


Yaitu pembayaran dilakukan oleh pemesan secara bertahap atau angsuran selama
proses pembuatan barang. Cara pembayaran ini dimungkinkan adanya pembayaran
termin sesuai dngan progres pembuatan aktiva Istishna.
Penyelesain Piutang Istishna oleh nasabah dengan cara pembayaran pada saat
penyerahan Aktiva Istishna.
a. Biaya pra-akad diakui sebagai biaya ditangguhkan sebesar biaya yang dikeluarkan
oleh bank.
b. Biaya ditangguhkan yang berasal dari biaya pra-akad diakui sebagai Aktiva Istishna
dalam penyelesaian pada saat akad ditandatangani.
c. Biaya Istishna diakui sebagai Aktiva Istishna dalam penyelesaian pada saat
terjadinya.
d. Biaya Istishna Paralel diakui sebagai aktiva dalam penyelesaian pada saat
diterimanya tagihannya dari sub-kontraktor sebesar jumlah tagihan dan pada saat
yang bersamaan diakui sebagai hutang Istishna kepada sub-kontraktor.
e. Tagihan setiap termin dari bank kepada pembeliakhir diakui sebagai piutang Istishna
dan pada saat bersamaan diakui sebagai termin Istishna.
f. Jika menggunakan metode presentase penyelesaian, pada kahir periode laporan
keuangan diakui sebagai pendapatan Istishna dan harga pokok diakui sbagai margin
keuntungan Istishna.
g. Jika menggunakan metode akad selesai, pada saat barang selesai dibuat, diakui
pendapatan Istishna dan harga pokok Istishna. Selisih antara pendapatan Istishna dan
harga pokok diakui sebagai margin keuntungan Istishna.
Metode pengakuan pendapatan yang dapat digunakan jika bank menggunakan mekanisme
pembayaran saat penyerahan adalah metode presentase penyelesaian dan metode akad
selesai.
3. Pembayaran setelah penyerahan barang.
Yaitu pembayaran dilakuakan oleh pemesan kepada Bank Syariah setelah aktiva
Istishna yang dipesan diserahkan kepada pembeli akhir, baik pembayarannya secara
keseluruhan atau secara cicilan / angsuran.
Cara pembayaran Istishna dengan cara ini sama dengan cara pembayaran dalam
Murabahah, oleh karena itu metode pengakuan pendapatan yang digunakan jika bank
menggunakan mekanisme pembayaran ini adalah pengakuan pendapatan sebagaimana
dalam transaksi murabahah, sehingga perlakuan akuntansi jika penyelesaian piutang
Istishna dilakukan dengan cara pembayaran ditangguhkan maka perlakuan akuntansinya
mengikuti perlakuan akuntansi untuk transaksi murabahah, namun istilah “piutang
murabahah” diganti menjadi “piutang Istishna” sedangkan “margin murabahah
ditangguhkan” dsganti dengan “margin Istishna ditangguhkan”.
E. Contoh Transaksi Istishna’
PT Angin Ribut akan membangun kompleks perumahan untuk karyawannya dengan data-
data tersebut dibawah dan karena tidak mempunyai dana untuk membangun, mereka
mendatangi bank syariah untuk dapat membantu pendanaan pembangunan tersebut.
Type Rumah : Type 28 (batako, lantai keramik, atap
asbes, listrik 450w, air pompa tangan)
Jumlah Rumah : 1.000 unit
Harga per-unit rumah : Rp.78.000.000,-
Jangka waktu penyerahan : 24 bulan
Pembayaran : Pembayaran oleh pegawai dilakukan
dengan cara cicilan selama 60 bulan
Catatan rincian angsuran :
Pokok Rp 1.000.000
Keuntungan Rp 300.000
Harga Jual Rp 1.300.000
Untuk memenuhi kebutuhan PT Angin Ribut bank syariah melakukan pemesanan kepada PT
Angin Mamiri, sebagai kontraktor untuk dapat membangun perumahan tersebut dengan
kesepakatan :

Type Rumah : Type 28 (batako, lantai keramik, atap


asbes, listrik 450w, air pompa tangan)
Jumlah Rumah : 1.000 unit
Harga per-unit rumah : Rp.60.000.000,-
Jangka waktu penyerahan : 18 bulan
Pembayaran : Termin 1 sebesar Rp.30.000.000.000,-
Termin 2 sebesar Rp.20.000.000.000,-
Termin 3 sebesar Rp.10.000.000.000,-
Keterangan Tambahan :

1. Pada bulan 12 PT Angin Mamiri telah dapat menyelesaikan pembangunan sebanyak 700
unit rumah dan telah diserahkan kepada Bank Syariah. Sisanya diserahkan kemudian.
2. Pada waktu yang sama rumah tersebut diserahkan kepada karyawan PT Angin Ribut
melalui pemimpin perusahaannya.

Bank sebagai pembeli (pembukuan antara bank syariah dan PT Angin Mamiri)

1. Tanggal 10 Juni 2004 – Pada penerimaan tagihan dan dilakukan pembayaran kepada PT
Angin Mamiri atas termin 1 sebesar Rp.30. 000.000.000,- .
(Dr) Aktiva Istishna Dalam Penyelesaiaan Rp.30. 000.000.000,-
(Kr) Rekening PT Angin Mamiri Rp.30. 000.000.000,-

2. Posisi perkiraan dan neraca.

BUKU BESAR
Aktiva Istishna Dalam Penyelesain
Debet Kredit
Tg
Tgl Keterangan Jumlah Keterangan Jumlah
l
  Penyelesaian Termin 1 Rp 30.000.000   Saldo Rp 30.000.000
    Rp 30.000.000     Rp 30.000.000

NERACA
Per 10 Juni 2004
Aktiva Pasiva
Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian Rp 30.000.000.000
       

3. Tanggal 12 Juli 2004 – Pada penerimaan tagihan dari PT Angin Mamiri dan dilakukan
pembayaran atas termin 2 sebesar Rp.20. 000.000.000,-
(Dr) Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian Rp.20. 000.000.000,-
(Kr) Rekening PT Angin Mamiri Rp.20. 000.000.000,-

4. Posisi perkiraan dan neraca :

BUKU BESAR
Aktiva Istishna Dalam Penyelesain
Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
  Penyelesaian Termin 1 Rp30.000.000      
  Penyelesaian Termin 2 Rp20.000.000      
           
5. Tanggal 25 Juli 2004 – Penerimaan barang pesanan (rumah) sebanyak 700 unit = (700
unit x Rp.60.000.000,- = Rp.42. 000.000.000,-)

(Dr) Persediaan Istishna / Assets Istishna Rp.42. 000.000.000,-


(Kr) Aktiva Istishna Dalam Proses Rp.42. 000.000.000,-

6. Posisi perkiraan pada saat penerimaan Asset Istishna (Penyerapan Tahap 1)

BUKU BESAR
Persediaan Aktiva Istishna

Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
25-Jul Penyerahan ke-1 Rp 42.000.000      
           
 
BUKU BESAR
Aktiva Istishna Dalam Penyelesain

Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
10-Jun Penyelesaian Termin 1 Rp 30.000.000 25-Jul Penyerahan ke-1 Rp 42.000.000
12-Jun Penyelesaian Termin 2 Rp 20.000.000      
          Rp 8.000.000

NERACA
Per 15 Juli 2004
Aktiva Pasiva
Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Persediaan Istishna Rp 42.000.000    
Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian Rp 8.000.000    
7. Penyerahan rumah kepada nasabah (untuk 700 unit nasabah).
(Dr) Piutang Istishna Rp.54.600.000.000,-
(Kr) Persediaan Istishna Rp.42.000.000.000,-
(Kr) Keuntungan Istishna Ditangguhkan Rp.12.600.000.000,-

8. Posisi perkiraan setelah pnyerahan kepada nasabah.

BUKU BESAR
Persediaan Istishna

Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
25-Jul Penyerahan ke-1 Rp 42.000.000.000 10-Agu Penyerahan kensb Rp 42.000.000.000
           
           

BUKU BESAR
Piutang Istishna (Pembeli)

Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
10-Agu Penyerahan ke-1 Rp 54.600.000.000      
           
           

BUKU BESAR
Keuntungan Istishna Ditangguhkan

Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
        Penyerahan ke-1 Rp 12.600.000.000
           
           

NERACA
Per 15 Juli 2004
Aktiva Pasiva
Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Persediaan Istishna      
Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian Rp 8.000.000.000    
Piutang Istishna Rp 54.600.000.000    
Keuntungan Istishna Ditangguhkan Rp (12.600.000.000)    

9. Pada penerimaan tagihan dari PT Angin Mamiri atas termin 3 dan dilakukan pembayaran
sebesar Rp.10.000.000.000,- .
(Dr) Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian Rp.10.000.000.000,-
(Kr) Rekening PT Angin Mamiri Rp.10.000.000.000,-

10. Posisi perkiraan pembayaran termin ke 3 adalah :

BUKU BESAR
Aktiva Istishna Dalam Penyelesain

Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
10-Jun Penyelesaian Termin 1 Rp 30.000.000 25-Jul Penyerahan ke-1 Rp 42.000.000.000
12-Jun Penyelesaian Termin 2 Rp 20.000.000      
  Penyelesaian Termin 3 Rp 10.000.000      
        Saldo Rp 18.000.000.000

NERACA
Per 15 Juli 2004
Aktiva Pasiva
Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Persediaan Istishna    
Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian Rp 18.000.000.000    
Piutang Istishna Rp 54.600.000.000    
Keuntungan Istishna Ditangguhkan Rp (12.600.000.000)    

11. Penerimaan barang pesanan (rumah) sebanyak 300 unit = (300 unit x Rp.60.000.000,- =
Rp.18.000.000.000,-)
(Dr) Persediaan / Assets Istishna Rp.18.000.000.000,-
(Kr) Aktiva Istishna Dalam Proses Rp.18.000.000.000,-

12. Posisi perkiraan pada saat penerimaan Assets Istishna (penyerahan tahap akhir).

BUKU BESAR
Persediaan Aktiva Istishna

Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
10-
25-Jul Penyerahan ke-1 Rp 42.000.000.000 Agu Penyerahan kensb Rp 42.000.000.000
  Penerimaan akhir Rp 18.000.000.000      
           

BUKU BESAR
Aktiva Istishna Dalam Penyelesain
Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
10-Jun Penyelesaian Termin 1 Rp 30.000.000 25-Jul Penyerahan ke-1 Rp 42.000.000.000
12-Jun Penyelesaian Termin 2 Rp 20.000.000   Penerimaan akhir Rp 18.000.000.000
  Penyelesaian Termin 3 Rp 10.000.000      
        Saldo Rp -

NERACA
Per dd/mm/yy
Aktiva Pasiva
Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Persediaan Istishna Rp 18.000.000.000    
Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian Rp -    
Piutang Istishna Rp 54.600.000.000    
Keuntungan Istishna Ditangguhkan Rp (12.600.000.000)    

13. Penyerahan rumah kepada nasabah (untuk 300 unit rumah).


(Dr) Piutang Istishna Rp.23.400.000.000,-
(Kr) Persediaan Istishna Rp.18.000.000.000,-
(Kr) Keuntungan Istishna Ditangguhkan Rp. 5.400.000.000,-

14. Posisi perkiraan setelah penyerahan kepada nasabah.

BUKU BESAR
Persediaan Aktiva Istishna
Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
10-
25-Jul Penyerahan ke-1 Rp 42.000.000.000 Agu Penyerahan kensb Rp 42.000.000.000
  Penerimaan akhir Rp 18.000.000.000   Penyerahan kensb Rp 18.000.000.000
           

BUKU BESAR
Piutang Istishna (Pembeli)

Debet Kredit
Tg
Tgl Keterangan Jumlah l Keterangan Jumlah
10-Agu Penyerahan ke-1 Rp 54.600.000.000      
  Penyerahan akhir Rp 23.400.000.000      
        Saldo Rp 78.000.000.000

BUKU BESAR
Keuntungan Istishna Ditangguhkan
Debet Kredit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
      10-Agu Penyerahan ke-1 Rp 12.600.000.000
        Penyerahan akhir Rp 5.400.000.000
  Saldo Rp 18.000.000.000      

NERACA
Per dd/mm/yy
Aktiva Pasiva
Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Persediaan Istishna Rp -    
Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian Rp -    
Piutang Istishna Rp 78.000.000.000    
Keuntungan Istishna Ditangguhkan Rp (18.000.000.000)    

15. Pembayaran angsuran sama dengan jurnal pembayaran angsuran dalam Murabahah
sebagai berikut :
A. Penerimaan secara kas / tunai pembayaran angsuran oleh nasabah sebesar
Rp.1.300.000,- per bulan (pokok Rp.1.000.000,- dan keuntungan Rp.300.000).
(Dr) Rekening Nasabah Rp.1.300.000,-
(Kr) Piutang Istishna Rp.1.300.000,-

(Dr) Margin Istishna Ditangguhkan Rp. 300.000,-


(Kr) Pendapatan Istishna Rp. 300.000,-

B. Pengakuan pendapatan atas angsuran yang tidak ditrima (menunggak) yang


dilakukan pada akhir bulan (jika akrual)
(Dr) Piutang Istishna Jatuh Tempo Rp.1.300.000,-
(Kr) Piutang Istishna Rp.1.300.000,-

(Dr) Margin Istishna Ditangguhkan Rp. 300.000,-


(Kr) Pendapatan Istishna Rp. 300.000,-

C. Penerimaan secara kas pembayaran angsuran yang menunggak.


(Dr) Rekening Nasabah / Kas Rp.1.300.000,-
(Kr) Piutang Istishna Jatuh Tempo Rp.1.300.000,-
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian pada bagian pembahasan, dapat disimpulkan bahwa istishna’ adalah akad
jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustahni’) dan penjual (pembuat/shani’).
Seperti halnya akad lain dalam muamalat, istishna juga memiliki rukun dan syarat-syarat
tertentu yang harus dipenuhi. Rukun istishna’ yakni pelaku terdiri atas pemesan
(pembeli/mustashni’) dan penjual (pembuat/shani’), objek akad berupa barang yang akan
diserahkan dan modal istishna’ yang berbentuk harga, dan ijab kabul/serah terima. Ketentuan
atau syarat mengenai rukun tersebut seperti yang telah disebutkan sebelumnya dalam bagian
pembahasan. Lalu, akuntansi syariah yang berlaku terhadap akad istishna’ dalam bank sesuai
dengan PSAK 104 di mana menunjukkan ketentuannya pada bank apabila berada pada posisi
sebagai penjual dan pembeli.
DAFTAR PUSTAKA

 Arahap, Sofyan S. ,Wiroso, Muhammad Yusup. 2015.Akuntansi Perbankan


Syariah. Jakarta. LPFE Usakti

Anda mungkin juga menyukai