Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AKUNTANSI ISTISHNA

Tugas Ini Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Perbankan
Syariah

Dosen Pengampu: Farida, SE. M.Si., Ak

Disusun Oleh :

Oktavia Prihartanti ( 18.0102.0002 )


Rahma Nurul S. ( 18.0102.0031 )

Tia Arfiani ( 18.0102.0051 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Akuntansi Istishna” secara tepat waktu.

Makalah Akuntansi Istishna ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi
Perbankan Syariah. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembacanya.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Farida, SE. M.Si., Ak
selaku dosen mata kuliah ini. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang kami pelajari. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengertian Akad Istishna.................................................................................................................2
B. Jenis Akad Istisha............................................................................................................................2
C. Dasar-dasar Akuntansi isthisna........................................................................................................4
D. Akuntansi Istishna’..........................................................................................................................5
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................14
Kesimpulan............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akad istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu. Istishna’ dapat dilakukan langsung
antara dua belah pihak antara pemesan dan penjual atau melalu perantara. Jika dilakukan
melalui perantara maka akad disebut dengan akad istishna paralel. Walaupun istishna
adalah akad jual beli, tetapi memiliki perbedaan dengan salam maupun dengan murabaha.
Istishna lebih ke kontrak pengadaan barang yang ditangguhkan dan dapat dibayarkan
secara tangguh. Untuk pengakuan pendapatan istishna dapat dilakukan melalu akad
langsung dan metode presentasi penyelesaian.
Hal ini yang menarik untuk diketahui tentang apa yang dimaksud dengan
akuntansi istishna’. Selain itu juga untuk mempelajari jenis-jenis dari istishna, serta untuk
mengetahui tentang akuntansi istishna itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian akad istishna’ ?
2. Apa sajakah jenis-jenis akad istishna’ ?
3. Apa sajakah dasar syariah pada akad istishna?
4. Bagaimana akuntansi istishna’ ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian akad istishna’
2. Mengetahui jenis-jenis akad istishna’
3. Mengetahui dasar syariah pada akad istishna’
4. Mengetaui akuntansi pada akad istishna’

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Akad Istishna

Istishna adalah akad jual beli antara al-mustashni (pembeli) dan as-shani (produsen yang
juga bertindak sebagai penjual). Berdasarkan akad tersebut pembeli menugasi produsen untuk
menyediakan al-mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang di isyaratkan pembeli dan
menjualnya dengan harga yang disepakati. Cara pembayaran dapat berupa pembayaran dimuka,
cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu.
Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan produsen/penjual diawal
akad. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Barang
pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi teknis,
kualitas, dan kuantitasnya. Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah
disepakati antara penjual dan produsen/penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau
cacat maka produsen/penjual harus bertanggung jawab atas kelalaiannya. Perpindahan
kepemilikan barang pesanan dari produsen/penjual ke pembeli saat dilakukan pada saat
penyerahan sebesar jumlah yang disepakati.
Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi istishna. Jika bank
bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain (sub-kontraktor) untuk
menyediakan barang pesanan dengan cara Istishna maka hal ini disebut Istishna paralel. Istishna
Paralel dapat dilakukan dengan syarat :
1. Akad kedua antara bank dan sub-kontraktor terpisah dari akad pertama antara bank dengan
pembeli akhir.
2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
Pada dasarnya istishna tidak dapat dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi :
1. Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya.
2. Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan
atau penyelesaian akad.

2
B. Jenis Akad Istisha

1. Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan
kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni) dan
penjual (pembuat/shani’)

2. Istishna Pararel adalah suatu bentuk akad istishna antara penjual dan pemesan, dimana
untuk memenuhi kewajiban kepada pemesan, penjual melakukan akad istishna dengan
pihak lain yang dapat memenuhi aset yang dipesan pemesan. Syaratnya akad istishna
pertama (antara penjual dan pemesan) tidak bergantung pada istishna kedua (antara penjual
dan pemasok). Selain itu, akad antara pemesan dengan penjual dan akad antara penjual dan
pemesan harus terpiah dan penjual tidak boleh mengakui adanya keuntungan selama
konstruksi.

3
C. Dasar-dasar Akuntansi isthisna

1. Sumber Hukum Akad Istishna


Amr bin ‘Auf berkata : “perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali
perdamaian yang mengharamkan yang halal dan mengharamkan yang halal, dan kaum
muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang
halal dan menghalalkan yang haram.” (HR. Tirmizi)
Abu Sa’id al-Khudri berkata : “ tidak boleh membehayakan diri sendiri dan orang lain.”
(HY Ibnu Majah, Daruquthni, dan yang lain)
Masyarakat telah mempraktikkan istishna secara luas dan terus menerus tanpa ada
keberatan sama sekali. Hal demikian menjadikan istishna sebagai kasus ijmak atau
konsensus umum. Istishna sah sesuai dengan aturan umum mengenai kebolehan kontrak
selama tidak bertentangan dengan nash atau aturan syariah.
2. Rukun dan Ketentuan Akad Istishna’
a) Rukun istishna
1) Pelaku terdiri dari atas pemesan dan penjual
2) Objek akad berupa barang yang akan diserahkan dan modal istishna’ yang
berbentuk harga
3) Ijab kabul/serah terima.
b) Ketentuan syariah
1) Pelaku, harus cakap hukum dan baligh
2) Objek akad :
 Ketentuan tentang pembayaran :
- Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang,
barang atau manfaat
- Harga yang ditetapkan dalam akad tidak boleh berubah
- Pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan
- Pembayaran tidak boleh berupa pembebasan utang.
 Ketentuan tentang barang
- Barang pesanan harus jelas spesifikasinya
- Barang pesanan diserashkan kemudian

4
- Waktu dan penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan
- Barang pesanan yang belum diterima tidak boleh dijual
- Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang sejenis sesuai
kesepakatan
- Dalam hal cacat barang pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih)
untuk melanjutkan atau membatalkan pesanan
- Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai kesepakatan hukumnya
mengikat dan tidak boleh dibatalkan
3) Ijab Kabul
Ijab kabul adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela diantara pihak-
pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi
atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.
c) Berakhirnya akad Istishna’
Kontrak istishna bisa berakhir berdasarkan kondisi-kondisi berikut :
1) Dipenuhinya kewajiban secara normal oleh kedua belah pihak.
2) Persetujuan bersama kedua belah pihak untuk menghentikan kontrak.
3) Pembatalan hukum kontrak

D. Akuntansi Istishna’

Akuntansi untuk penjual


1. Biaya perolehan Istishna terdiri atas:
a. biaya langsung yaitu bahan baku dan tenaga kerja langsung untuk membuat barang
pesanan atau tagihan produsen/kontraktor pada entitas untuk Istishna paralel.
b. biaya tidak langsung adalah biaya overhead termasuk biaya akar dan bakat khusus
untuk Istishna paralel seluruh biaya akibat produsen/kontraktor tidak dapat memenuhi
kewajiban jika ada.
Biaya perolehan/ pengeluaran selama pembangunan atau tagihan yang diterima
pada produsen/ kontraktor akan diakui sebagai aset Istishna dan penyelesaian, sehingga
jurnal yang diakui bila entitas melakukan pengeluaran untuk akad Istishna adalah:
Dr. Aset Istishna dalam penyesuaian XXX
Cr. Persediaan kas utang dan lain-lain XXX

5
Untuk akun yang dikredit akan tergantung apa yang digunakan oleh perusahaan
untuk memenuhi kewajiban akad tersebut.
Beban pra akad diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan secara biaya
Istishna Jika akad disepakati. Jika akad tidak disepakati maka biaya tersebut dibebankan
pada periode berjalan.
Saat dikeluarkan biaya pra akad, dicatat:
Dr. biaya pra akad ditangguhkan XXX
Cr. kas XXX
Jika disepakati, maka dicatat:
Dr. Beban Istishna XXX
Cr. Biaya pra akan ditangguhkan XXX
Jika angka tidak disepakati, maka dicatat:
Dr. Beban XXX
Cr. Biaya pra akad ditangguhkan XXX
2. Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan penjual
memberikan potongan maka potongan tersebut sebagai pengurang pendapatan Istishna.
3. Pengakuan pendapatan dapat diakui dengan dua metode berikut:
a. Metode persentase penyelesaian penyelesaian adalah sistem pengakuan pendapatan
yang dilakukan seiring dengan proses penyelesaian berdasarkan akad Istishna.
b. Metode akad selesai adalah sistem pengakuan pendapatan yang dilakukan ketika
proses penyelesaian pekerjaan telah dilakukan.
Dari kedua metode ini PSAK 104 menyarankan penggunaan metode persentase
penyelesaian kecuali jika estimasi persentase penyelesaian akar dan biaya
penyelesaiannya tidak dapat ditentukan secara rasional maka digunakan metode akad
selesai.
4. Untuk metode persentase penyelesaian pengakuan pendapatan dilakukan sejumlah bagian
nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan tersebut diakui
sebagai pendapatan Istishna pada periode bersangkutan.
a. Pendapatan diakui berdasarkan persentase akad yang telah diselesaikan biasanya
estimasi menggunakan dasar persentase pengeluaran biaya yang dilakukan

6
dibandingkan dengan total biaya kemudian persentase tersebut dikalikan dengan nilaai
akad.
b. Margin keuntungan juga diakui Berdasarkan cara yang sama dengan pendapatan.
Persentase penyelesaian = biaya yang telah dikeluarkan ÷ total biaya untuk
penyelesaian
Pengakuan pendapatan = persentase penyelesaian × nilai akad
Pengakuan margin = persentase penyelesaian × nilai margin
Di mana nilai margin tersebut adalah nilai akad - total biaya
Untuk pengakuan pendapatan di tahun-tahun berikutnya jika proses
pembangunannya lebih dari 1 tahun:
Pendapatan tahun berjalan = pendapatan diakui Sampai dengan saat ini - pendapatan
yang telah diakui
5. Untuk metode persentase penyelesaian, bagian margin keuntungan Istishna yang diakui
selama periode pelaporan ditambahkan kepada aset Istishna dalam penyelesaian.
Jurnal untuk pengakuan pendapatan dan margin keuntungan:
Dr. Aset Istishna dalam penyelesaian (sebesar margin keuntungan) XXX
Dr. Beban Istishna (sebesar biaya yang telah dikeluarkan) XXX
Cr. Pendapatan Istishna (sebesar pendapatan yang harus dikeluarkan periode
berjalan) XXX
6. Untuk metode persentase penyelesaian pada akhir periode harga pokok Istishna diakui
sebagai biaya Istishna yang telah dikeluarkan sampai periode tersebut.
7. Untuk metode akan selesai tidak ada pengakuan pendapatan harga pokok dan keuntungan
sampai dengan pekerjaan telah dilakukan sehingga pendapatan diakui pada periode
dimana pekerja setelah selesai dilakukan.
8. Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya perolehan Isthisna akan melebihi
pendapatan Istishna maka taksiran kerugian harus segera diakui.
9. Pada saat penagihan baik metode persentase penyelesaian akar-akar selesai, maka
jurnalnya:
Dr. Piutang Istishna (sebesar nilai tunai) XXX
Cr. Termin Istishna XXX

7
Termin Istishna tersebut akan dijadikan sebagai akun pengurang dari akun aset Istishna
dalam penyelesaian.
10. Pada saat penerimaan tagihan, maka jurnal:
Dr. Kas (sebesar uang yang diterima) XXX
Cr. Piutang usaha XXX
11. Penyajian, penjualan menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut:
a. piutang Istishna yang berasal dari transaksi Istishna sebesar jumlah yang belum
dilunasi oleh pembeli akhir.
b. Termin Istishna yang berasal dari transaksi Istishna sebesar jumlah tagihan termin
penjualan kepada pembelian akhir.
12. Pengungkapan, penjualan mengungkapkan transaksi Istishna dalam laporan keuangan
tetapi tidak terbatas, pada:
a. metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak Istishna
b. metode yang digunakan dalam penentuan persentase penyelesaian kontrak yang
sedang berjalan
c. rincian piutang Istishna berdasarkan jumlah, jangka waktu, dan kualitas piutang
d. pengungkapan yang sering sesuai dengan PSAK Nomor 101 tentang penyajian laporan
keuangan syariah.
Jika akad Istishna dilakukan dalam pembayaran tangguh, maka pengakuan pendapatan
dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut:
a. Margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila Istishna dilakukan
tunai, akan diakui sesuai persentase penyelesaian
b. selisih antara nilai akar dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode
pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran
Walaupun terdapat dua bagian tersebut, hanya ada satu harga yang ditetapkan dalam
akad.
Berdasarkan hal tersebut, maka perbedaan jurnal istihna tangguh dengan Istishna yang
dibayar tunai terletak pada dua jurnal yang terdiri atas: jurnal untuk pengakuan pendapatan
dan jurnal untuk pengakuan margin keuntungan.
1. Jurnal pengakuan margin keuntungan pemembuatan barang adalah:
Dr. Aset Istishna dalam penyelesaian (sebesar margin keuntungan) XXX

8
Dr. Beban Istishna (sebesar biaya yang dikeluarkan) XXX
Cr. Pendapatan Istishna (sebesar pendapatan yang harus XXX
diakui di periode berjalan)
2. Jurnal pengakuan pendapatan selisih antara nilai akad dan nilai tunai
Pada saat penandatanganan akad:
Dr. Piutang Istishna (sebesar selisih nilai tunai dan nilai akad) XXX
Cr. Pendapatan Istishna tangguh XXX
pada saat pembayaran dan pengakuan pendapatan selisih nilai tunai nilai akad
Dr. pendapatan Istishna tangguh (secara proporsional periode) XXX
Cr. pendapatan akad Istishna XXX
Dr. Piutang Istishna sebesar (kas yang diterima) XXX
Cr. Kas XXX
Untuk membedakan apakah suatu akad Istishna yang pembangunan asetnya
Istishna dilakukan lebih dari 1 tahun itu dikelompokkan sebagai akar tunai dan atau akad
tangguh maka harus menjadi dasar adalah sesuai waktu serah terimanya.
Akuntansi untuk pembeli
1. Pembeli mengakui Aset Istishna dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang ditagih
oleh penjual dan sekaligus mengakui utang Istishna kepada penjual. Jurnal:
Dr. Aset Istishna dalam penyelesaian XXX
Cr. Utang kepada penjual XXX
2. Aset Istishna yang diperoleh melalui transaksi Istishna dengan pembayaran tanggung
lebih dari 1 tahun diakui sebesar biaya perolehan tunai. Selisih antara harga beli yang
disepakati dalam akad Istishna tangguh dan biaya perolehan tunai diangkat sebagai beban
Istishna tangguh.
Dr. Aset Istishna dalam penyelesaian (sebesar nilai tunai) XXX
Dr. Beban Istishna tangguh (senilai nilai tunai dengan XXX
harga beli)
Cr. Utang kepada penjual XXX
3. Beban Istishna tangguh diamortisasi secara proporsional sesuai dengan proporsi pelunasan
utang Istishna, jurnal:
Dr. Beban Istishna XXX

9
Cr. Beban Istishna tangguh XXX
Pembayaran utang, jurnal:
Dr. Utang kepada penjual XXX
Cr. Kas XXX
4. Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual dan
mengakibatkan kerugian pembeli maka kerugian tersebut dikurangkan dengan garansi
penyelesaian proyek yang telah disepakati penjual.
Jika kerugian itu lebih besar dari garansi, maka selisihnya tidak diakui sebagai
piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian
piutang, jurnal:
Dr. Piutang jatuh tempo kepada penjual XXX
Cr. Kerugian aset istishna XXX
Setelah sebelumnya pembeli mengakui adanya kerugian
5. jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi
dan tidak memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayar kepada penjual
maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada
penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang.
Dr. Piutang jatuh tempo kepada penjual XXX
Cr. Aset Istishna dalam penyelesaian XXX
6. jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi maka barang
pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya
perolehan selisih yang terjadi di aku sebagai kerugian pada periode berjalan.
Dr. Aset Istishna dalam penyelesaian (nilai wajar) XXX
Cr. Kerugian aset Istishna dalam penyelesaian (biaya perolehan) XXX
7. Penyajian, pembeli menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut:
a. Utang Istishna sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor yang belum dilunasi.
b. Aset Istishna dalam penyelesaian sebesar:
(i) persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjual kepada pembeli akhir jika
Istishna paralel atau
(ii) kapitalis biaya perolehan jika Istishna

10
8. Pengungkapan pembeli mengungkapkan transaksi Istishna dalam laporan keuangan tetapi
tidak terbatas, pada:
a. rincian utang Istishna berdasarkan jumlah dan jangka waktu
b. pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK Nomor 101 tentang penyajian laporan
keuangan syariah.
Ilustrasi Akuntansi Akad Istishna’

Kasus Metode Presentase Penyelesaian dan Pembayaran secara Tunai


Transaksi (dalam ribuan
penjual pembeli
rupiah)
sebelum melakukan
akad, dikeluarkan biaya
sebesar Rp250 untuk Beban Pra Akad Ditangguhkan 250          
melakukan survei
  Kas   250        

beban istishna 250          


jika ternyata kemudian
hari dilakukan akad   beban pra akad ditangguhkan 250    

beban pra akad 250      

jika tidak terjadi akad   beban pra akad ditangguhkan 250        


dilakukan akad dengan
informasi sebagai                
berikut:
       

.biaya perolehan
(produksi) Rp 1000        
.margin keuntungan Rp
200        

.nilai tunai saat


penyerahan Rp 1200        

aset istishna dalam penyelesaian 1000      


Mengeluarkan biaya
perolehan istishna   kas/utang/persediaan   1000        

aset istishna dalam penyelesaian 200          


pada akhir periode
tahun buku, pengakuan
pendapatan (tergantung beban istishna 1000      
presentase penyelesaian
yang telah diakui)   pendapatan istishna 1200    

kalau pada metode akad        


selesai dilakukan pada
akhir masa akad                

11
pada saat penagihan dan piutang istishna 1200   aset 1200  
penyerahan aset istishna utang
kepada pembeli   termin istishna 1200   istishna 1200

termin istishna sebagai


termin istishna 1200      
contra account dari aset
istishna dalam
penyelesaian   aset istishna dalam penyelesaian 1200        
utang
pada saat kas diterima kas 1200   istishna 1200  

    piutang istishna   1200   kas   1200


Kasus Metode Presentase Penyelesaian dan Pembayaran secara Tangguh
Transaksi (dalam ribuan
penjual pembeli
rupiah)
dilakukan akad dengan aset istishna dalam penyelesaian 1000          
informasi sebagai berikut:
100
  kas/utang/persediaan 0    
.biaya perolehan
(produksi) Rp 1000        
.margin keuntungan Rp
200        
.nilai tunai saat
penyerahan Rp 1200        
nilai akad karena tangguh
Rp1500        
selisih nilai akad dan
tunai Rp300        
         
Mengeluarkan biaya
perolehan istishna                
pada akhir periode tahun
buku, pengakuan
aset istishna dalam penyelesaian 200          
pendapatan (tergantung
presentase penyelesaian
yang telah diakui) beban istishna 1000      
120
  pendapatan istishna 0        
pada saat penagihan dan 120
penyerahan aset istishna piutang istishna 1200   aset 0  
kepada pembeli 120 120
  termin istishna 0   utang istishna 0
piutang istishna 300   beban istishna 300  
  pendapatan istishna tangguh 300   tangguh  
termin istishna sebagai
contra account dari aset termin istishna 1200     utang istishna 300
istishna dalam 120
penyelesaian   aset istishna 0    
  dalam penyelesaian      
pada saat kas diterima. kas 500   utang istishna 500  
Diangsur selama 3 th, jadi
setiap tahunnya   piutang istishna 500   kas 500
membayar Rp500 pendapatan istishna tangguh 100   beban istishna 100  

12
  pendapatan istishna 100   beban istishna 100
            tangguh    
               
jika pembeli melakukan        
kewajiabn pembayaran        
istishna lebih awal dari
penjual memberikan        
potongan sebesar Rp75.
maka potongan:        
jika potongan diberikan
pendapatan istishna tangguh 75   utang istishna 75  
pada saat pelunasan
  piutang istishna 75   beban istishna 75
kas 425     tangguh  
pendapatan istishna tangguh 25   utang istishna 425  
  piutang istishna 425 beban istishna 25  
  pendapatan istishna 25   beban istishna  
        tangguh 25
        kas 425
jika potongan diberikan kas 500   utang istishna 500  
setelah pelunasan
pendapatan istishna tangguh 100   beban istishna 100  
  piutang istishna 500   kas 500
  pendapatan istishna 100   beban istishna 100
ka
pendapatan istishna 75   s tangguh  
  kas   75   beban istishna  

Jika Terjadi Kerugian atas Akad Istishna dan Dibayar Tunai


Transaksi (dalam ribuan) penjual pembeli
dilakukan akad dengan
informasi sebagai berikut: aset istishna dalam            
100
  penyelesaian 0      
.biaya perolehan (produksi) 100
Rp 1000   kas/utang/persediaan 0    

.margin keuntungan Rp 200        


.nilai tunai saat penyerahan
Rp 1200        

       
Mengeluarkan biaya
perolehan istishna                
ternyata biaya perolehan yang
diperkirakan Rp1000, aset istishna dalam            
realisasinya adalah Rp1250
  penyelesaian 250      

  kas/utang/persediaan 250    
saat akhir periode, pengakuan 125
kerugian dari istishna beban istishna 0          

  aset istishna dalam      

13
  penyelesaian(kerugian) 50    
120
  pendapatan istishna 0        
120 120
piutang istishna 0   aset 0  
120 utang 120
  termin istishna 0   istishna 0
pada saat penagihan dan 120
penyerahan aset istishna termin istishna 0      
kepada pembeli. Termin 120
istishna sebagai contra   aset istishna dalam 0    
account dari aset isthisna
dalam penyelesaian   penyelesaian      
120 120
pada saat kas diterima kas 0   utang istishna 0  
120 120
    piutang istishna   0   kas   0

BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Istishna merupakan akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan kriteria dan persyaratan yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni) dengan
penjual ( pembuat barang/ Shani’). Istishna pararel merupakan suatu bentuk akad istishna antara
pemesan (pembeli/mustashni) dengan penjual ( pembuat/shani’) kemudian untuk memenuhi
kewajibannya kepada mustashni, penjual memerlukan pihak lain sebagai shani’.
Jenis akad istishna:
1. Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan criteria dan persyaratan tertgentu yang disepakati antara pemesan (pembeli atau
mustahin) dan penjujal (pembuat, shani)
2. Istishna paralel adalah suatu bentuk akad istishna antara penjual dan pemesan, dimana
untuk memenhui kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad itishna dengan
pihak lain(subkontraktor) yang dapat memenuhi asset yang dipoesan pemesan
rukun istishna ada tiga, yaitu :
1. Pelaku terdiri atas pemesan (pembeli atau mustasni) dan penjual (pembuat shani’)
2. Objek akad berupa barang yang akan diserahkan dan modal istishna yang berbentuk
harga
3. Ijab qabul/serah terima.
Ketentuuan syari’ah:

14
1. Pelaku, harus cakap hukum dan balig
2. Objek akad

15
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Wiyono Slamet, Akutansi Perbankan Syari’ah, Jakarta:Grasindo, 2006.

Nurhayati Sri, Akutansi Syri’ah Di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2008.

16

Anda mungkin juga menyukai