Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AKAD TIJARAH DAN AKAD TABARRU'

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Ekonomi Syariah


Dosen Pembimbing : Agus Fakhrina, M. S. I

Oleh:

1. Zilah Nurul Maulida (4117150)


2. Alvin Wahyu Nugroho (4118197)

3. Rosita Hidayah (4118215)

Kelas : E

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PEKALONGAN

2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil'alamin, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat
Allah Swt. yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya,

sehingga makalah yang berjudul "Akad Tijarah dan Akad Tabarru'" ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga, serta
pengikutnya.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada Bapak Agus Fakhrina,
M. S. I selaku dosen mata kuliah Hukum Ekonomi Syariah.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini

masih jauh dari kata sempurna baik dalam bentuk penyajian maupun segi bahasa.
Oleh karenanya, kami mengharap kritik dan saran yang membangun agar
kedepannya lebih baik lagi. Semoga makalah yang telah disusun ini dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan bagi para pembaca.

Pekalongan, 28 September 2020

Penyusun

İİ
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... <

A. Iatar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1

G. Tujuan Penulisan Makalah ..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2

A. Pengertian Akad Tijarah dan Akad Tabarru'.......................................................2

B. Macam-Macam Akad Tijarah...............................................................................3

G. Macam-Macam Akad Tabarru'............................................................................5

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 6

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 9

B. Saran......................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................<0

İ
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam fiqh, akad dapat digunakan untuk berbagai macam transaksi


sesuai karakteristik dan kebutuhan yang ada. Bentuk dan macam akad itu
sangat banyak. Oleh karena itu, kita perlu mengerti dan memahami akad apa
yang sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Hal yang paling sederhana
adalah mengerti macam-macam akad berdasarkan tujuannya. Guna
menambah pemahaman mengenai macam-macam akad, maka pada makalah
ini akan dibahas macam-macam akad dilihat dari tujuannya yaitu akad tijarah
dan akad tabarru'.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan


permasalahan sebagai berikut.
1. Apa pengertian akad tijarah dan akad tabarru'?
2. Apa saja macam-macam akad tijarah?
3. Apa saja macam-macam akad tabarru'?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut.


1. Untuk mengetahui pengertian akad tijarah dan akad tabarru'.
2. Untuk mengetahui macam-macam akad tijarah.
3. Untuk mengetahui macam-macam akad tabarru'.

<
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akad Tijarah dan Akad Tabarru'


Tabarru' berasal dari kata tabarra'a-yatabarra'u-tabarru'an yang
artinya sumbangan, hibah, atau kebajikan. Orang yang memberi sumbangan
disebut mutabarri'.1 Akad tabarru' yaitu akad yang memiliki tujuan untuk
tolong-menolong sesama manusia, semata-mata mengharap ridha dari Allah
SWT dan tidak ada unsur untuk mencari keuntungan (not for profit
transaction). Pihak yang berbuat kebaikan tidak berhak mensyaratkan
imbalan apapun kepada pihak lain. Imbalan akad tabarru' dari Allah SWT. 2
Menurut jumhur ulama, tabarru' yaitu akad yang mengakibatkan

kepemilikan harta, tanpa ganti rugi, yang dilakukan seseorang kepada orang
lain secara sukarela. Menurut fatwa DSN MUI No.53/DSN-MUI/III/X/2006,
akad tabarru' adalah akad yang harus dilakukan dalam bentuk hibah dengan
tujuan kebajikan dan tolong menolong antar peserta bukan untuk tujuan
komersil.3
Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan
komersil (for profit transaction). Tujuan akad tijarah berkebalikan dengan
akad tabarru'. Akad ini dilakukan untuk mencari keuntungan sehingga
bersifat komersil. akad tijarah Aapat diubah menjadi akad tabarru' apabila

pihak yang tertahan haknya dapat melepaskan hak tersebut dengan rela
sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan
kewajibannya.4

1
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Llife and General), (Jakarta: Gema Insani,
2004), hal 35
2
Nurul Ichsan, Akad Bank Syari'ah, Asy-Syir'ah, Vol. 50, No. 2, 2016. hlm 404
3
Abdul Ghofur Anshori, Asuransi Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: UII Press, 2007),
hlm 183.
4
Junaidi Abdullah, Akad-Akad di Dalam Asurnsi Syariah, Tawazun: Journal of Sharia
Economic Law, Vol. 1, No. 1, 2018, hlm. 18

2
Perbedaan akad tijarah dan tabarru'

No. Akad Tijarah Akad Tabarru'


1. profit transaction oriented Not for profit transaction
2. TujuantransaksiadalahmencariTujuantransaksiadalahtolong
keuntunganmenolong

3. Dapat diubah menjadi akad tabarru'Tidak dapat diubah menjadi akad


tijarahkecualiadapersetujuan

sebelumnya5

B. Macam-Macam Akad Tijarah


Dalam dunia perbankan, akad tijarah dibagi menjadi 2, yakni:
1. Natural Certainty Contract (NCC)
NCC adalah akad yang dilakukan dengan menentukan secara pasti
nilai nominal dan keuntungan di awal kontrak perjanjian. NCC merupakan
akad dalam bisnis yang memberikan kepastian membayar, baik dari segi
jumlah maupun waktunya. NCC juga dapat disebut akad dengan
keuntungan pasti.
Macam-macam akad NCC, antara lain:
a. Akad jual beli
1. Murabahah adalah jual beli dimana besarnya keuntungan secara
terbuka dapat diketahui oleh penjual dan pembeli.
2. Salam adalah akad jual beli barang dengan cara pemesanan dan
pembayaran harga lebih dahulu sedangkan barang akan
diserahkan/diterima dalam jangka waktu tertentu. Jika penjual
menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih tinggi, penjual tidak
boleh meminta tambahan harga, begitupun sebaliknya. Jika semua
atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu penyerahan, atau
kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka

http://keuangansyariah.mysharing.co/apa-beda-tijarah-dan-tabarru/.
http://keuangansyariah.mysharing.co/apa-beda-tijarah-dan-tabarru/ Diakses pada tanggal
5

25 September 2020 pukul 14.30

7
ia memiliki dua pilihan, yaitu membatalkan kontrak dan meminta
kembali uangnya atau menunggu sampai barang tersedia. (Fatwa
DSN MUI No.05/DSN-MUI/IV/2000)

3. Istishna adalah akad jual beli antara pemesan/pembeli (Mustashni')


dengan pembuat/penjual (shani') dimana barang yang
diperjualbelikan harus dibuat terlebih dahulu dengan kriteria yang
jelas yang telah disepakati. Akad istishna hampir sama dengan akad
salam, perbedaannya terletak pada cara pembayarannya. Pada akad
salam pembayarannya harus di muka, sedangkan pada akad istishna
pembayarannya boleh di awal, tengah, atau di akhir ketika barang
yang dipesan sudah jadi.6 Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak
sesuai dengan kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak

memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad. (Fatwa DSN


MUI No.06/DSN-MUI/IV/2000)
4. Bai' naqdan adalah jual beli biasa yang dilakukan secara tunai.
Dalam jual beli ini bahwa baik uang maupun barang diserahkan di
muka pada saat yang bersamaan, yakni di awal transaksi (tunai).
5. Bai' muajjal adalah jual beli dengan cara cicilan. Pada jenis ini
barang diserahkan di awal periode, sedangkan uang dapat diserahkan
pada periode selanjutnya. Pembayaran ini dapat dilakukan secara
cicilan selama periode hutang, atau dapat juga dilakukan secara
7
sekaligus di akhir periode.

b. Akad sewa menyewa


1. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa
dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Obyek ijarah
adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa. Manfaat
barang atau jasa tersebut harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan

6
Diakses pada
tanggal 27 September 2020.
7
Nurul Ichsan, Akad Bank Syari'ah, hlm. 420

0
dalam akad. Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan
(tidak diharamkan). (Fatwa DSN MUI No.09/DSN-MUI/IV/2000)
2. Ijarah Muntahiya Bit-Tamlik (IMBT) adalah ijarah yang membuka

kemungkinan perpindahan kepemilikan atas objek ijarahnya pada


akhir periode. Menurut Fatwa DSN MUI No.27/DSN-MUI/III/2002,
pihak yang melakukan Ijarah Muntahiya Bit-Tamlik harus
melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan
kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian, hanya dapat
dilakukan setelah masa Ijarah selesai.
3. Du'alah adalah akad ijarah yang pembayarannya didasarkan kepada kinerja objek yang disewa /di

Natural Uncertainty Contract (NUC)


NUC adalah akad yang dilakukan tidak dengan menyepakati nominal keuntungan yang akan diterima melai
Macam-macam akad NUC, antara lain:
Mudharabah merupakan akad kerjasama dimana satu pihak (shohibul mal) menginvestasikan dana sebesar
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana m
kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan

3
ditanggung bersama sesuai kesepakatan.Kerugian harus dibagi di
antara para mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalammodal.Untukbiayaope

bersama. (Fatwa DSN MUI No.08/DSN-MUI/IV/2000)


Musaqah adalah akad syirkah di bidang pertanian di mana seorang pekerja hanya disuruh merawat tan
Muzara'ah adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap, dimana pem
Mukhabarah adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik
lahandanpenggarap,dimanapemiliklahanmemberikanlahan

pertahian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan


imbalan bagian tertentu dari hasil panen. dan benih dari penggarap
lahan.

C. Macam-Macam Akad Tabarru'


Bentuk Umum akad tabarru', antara lain:
a. Meminjamkan uang (lending money). Akad yang termasuk dalam kategori
ini yaitu qardh, rahn, dan hiwalah.
b. Meminjamkan jasa kita (lending yourself ). Akad yang termasuk dalam
kategori ini yaitu wakalah, wadi'ah, dan kafalah.
c. Memberikan sesuatu (giνing something). Akad yang termasuk dalam
kategori ini yaitu hibah, waqaf, shadaqah, dan hadiah.

Macam-macam akad tabarru', antara lain:

1. Qardh adalah meminjamkan harta atau uang kepada orang lain tanpa
mengharapkan imbalan selain mengembalikan pinjaman tersebut dalam jangka waktu tertentu. Meskipun de
Menurut Fatwa DSN MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-qardh

bahwa "Nasabah al-Qardh dapat memeberikan tambahan (sumbangan)

5
dengan sukarela kepada LKS (Lembaga Keuangan Syariah) selama tidak
diperjanjikan dalam akad." Praktek qardh biasanya digunakan untuk
keperluan yang mendesak yang sifatnya ta'awun (sosial), baik untuk

konsumtif maupun untuk produktif.


1. Rahn (gadai) adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya (jaminan hutang), barang yang
ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan
memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian
piutangnya. Murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan
Marhun (barang) sampai semua utang Rahin (yang menyerahkan barang)
dilunasi. (Fatwa DSN MUI No.25/DSN-MUI/III/2002)
1. Hawalah adalah pengalihan hutang dari satu pihak yang berhutang kepada

pihak lain yang wajib menanggungnya. Rukun hawalah adalah muhil,


yakni orang yang berutang dan sekaligus berpiutang, muhal atau muhtal,
yakni orang berpiutang kepada muhil, muhal ‘alaih, yakni orang yang
berutang kepada muhil dan wajib membayar utang kepada muhtal, muhal
bih, yakni utang muhil kepada muhtal, dan sighat (ijab-qabul). Jika
transaksi hawalah telah dilakukan, pihak-pihak yang terlibat hanyalah
muhtal dan muhal ‘alaih; dan hak penagihan muhal berpindah kepada
muhal ‘alaih. (Fatwa DSN MUI No.12/DSN-MUI/IV/2000)
2. Wakalah adalah akad pelimpahan kuasa dari pihak pertama kepada pihak

kedua. Pihak pertama mewakilkan suatu urusan kepada pihak kedua untuk
bertindak atas nama pihak pertama. Rukun dan syarat wakalah telah diatur
dalam Fatwa DSN MUI No.10/DSN-MUI/IV/2000.
3. Kafalah adalah akad jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung. Dengan kata lain, kafalah berarti menjadikan seseorang ikut
bertanggung jawab atas tanggung jawab seorang lain dalam
pelunasan/pembayaran hutang sehingga keduanya dianggap berhutang.
Dalam akad kafalah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang

tidak memberatkan. Kafalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak

2
bolehdibatalkansecarasepihak.(FatwaDSNMUINo.11/DSN-
MUI/IV/2000)
6. Wadi'ah adalah akad antara pemilik barang (mudi') dengan penerima

titipan (wadi') untuk menjaga titipan tersebut dan dapat dikembalikan


kapan saja ketika pemilik barang menghendakinya.
7. Hibah adalah pemberian yang dilakukan seseorang kepada orang lain dilakukan ketika masih hidup dan
tangan penerima (muhab).

Wakaf adalah menahan suatu benda yang kekal secara fisik zatnya serta
dapat digunakan untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat. Contohnya yaitu mewakafkan sebidang tanah ya
Shadaqah suatu pemberian yang dilakukan oleh seorang muslim kepada
orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi waktu dan jumlah yang diberikan.8

8
Ibid., hlm. 410-416.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuannya, akad dibedakan menjadi dua, yaitu akad


tijarah dan akad tabarru'. Akad tijarah dimaksudkan untuk mencari dan
mendapatkan keuntungan sedangkan akad tabarru' dimaksudkan untuk
tolong-menolong dan murni semata-mata untuk mengharap ridha dan pahala
dari Allah SWT. Akad tijarah dibagi menjadi dua, yaitu Natural Certainty
Contract (NCC) dan Natural Uncertainty Contract (NUC). Macam-
macam akad NCC, antara lain: Murabahah, Salam, Istishna, Bai' naqdan,
Bai' muajjal, Ijarah, Ijarah Muntahiya Bit-Tamlik (IMBT), dan Ju'alah.
Macam- macam akad NUC, antara lain: Mudharabah, Musyarakah,
Musaqah, Muzara'ah, dan Mukhabarah. Sedangkan Macam-macam akad
tabarru', antara lain: Qardh, Rahn (gadai), Hawalah, Wakalah, Kafalah,
Wadi'ah, Hibah, Wakaf, Shadaqah, dan sebagainya.

B. Saran

Kami menyarankan kepada para pembaca terutama pada Lembaga


Keuangan Syariah agar benar-benar mengimplementasikan akad-akad
tersebut sesuai dengan tujuan dan prinsip syariat Islam.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang lengkap dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, sebaiknya pembaca menambah referensi
dengan membaca buku atau sumber lain yang berhubungan dengan materi ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Llife and General). Jakarta:
Gema Insani

Anshori, Abdul Ghofur. 2007. Asuransi Syariah di Indonesia. Yogyakarta: UII


Press

Ichsan, Nurul. Akad Bank Syari'ah. Asy-Syir'ah. Vol. 50, No. 2. 1 Desember 2016

Junaidi Abdullah, Akad-Akad di Dalam Asurnsi Syariah, Tawazun: Journal of


Sharia Economic Law, Vol. 1, No. 1, 2018

http://www.forshei.org/2019/11/akad-tabarru-dan-akad-tijarah.html?m=1. Diakses
pada tanggal 27 September 2020.

http://keuangansyariah.mysharing.co/apa-beda-tijarah-dan-tabarru/. Diakses pada


25 September 2020 pukul 14.30

<

Anda mungkin juga menyukai