Oleh:
Kelas : E
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil'alamin, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat
Allah Swt. yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya,
sehingga makalah yang berjudul "Akad Tijarah dan Akad Tabarru'" ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga, serta
pengikutnya.
masih jauh dari kata sempurna baik dalam bentuk penyajian maupun segi bahasa.
Oleh karenanya, kami mengharap kritik dan saran yang membangun agar
kedepannya lebih baik lagi. Semoga makalah yang telah disusun ini dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan bagi para pembaca.
Penyusun
İİ
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 9
B. Saran......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................<0
İ
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
<
BAB II
PEMBAHASAN
kepemilikan harta, tanpa ganti rugi, yang dilakukan seseorang kepada orang
lain secara sukarela. Menurut fatwa DSN MUI No.53/DSN-MUI/III/X/2006,
akad tabarru' adalah akad yang harus dilakukan dalam bentuk hibah dengan
tujuan kebajikan dan tolong menolong antar peserta bukan untuk tujuan
komersil.3
Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan
komersil (for profit transaction). Tujuan akad tijarah berkebalikan dengan
akad tabarru'. Akad ini dilakukan untuk mencari keuntungan sehingga
bersifat komersil. akad tijarah Aapat diubah menjadi akad tabarru' apabila
pihak yang tertahan haknya dapat melepaskan hak tersebut dengan rela
sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan
kewajibannya.4
1
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Llife and General), (Jakarta: Gema Insani,
2004), hal 35
2
Nurul Ichsan, Akad Bank Syari'ah, Asy-Syir'ah, Vol. 50, No. 2, 2016. hlm 404
3
Abdul Ghofur Anshori, Asuransi Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: UII Press, 2007),
hlm 183.
4
Junaidi Abdullah, Akad-Akad di Dalam Asurnsi Syariah, Tawazun: Journal of Sharia
Economic Law, Vol. 1, No. 1, 2018, hlm. 18
2
Perbedaan akad tijarah dan tabarru'
sebelumnya5
http://keuangansyariah.mysharing.co/apa-beda-tijarah-dan-tabarru/.
http://keuangansyariah.mysharing.co/apa-beda-tijarah-dan-tabarru/ Diakses pada tanggal
5
7
ia memiliki dua pilihan, yaitu membatalkan kontrak dan meminta
kembali uangnya atau menunggu sampai barang tersedia. (Fatwa
DSN MUI No.05/DSN-MUI/IV/2000)
6
Diakses pada
tanggal 27 September 2020.
7
Nurul Ichsan, Akad Bank Syari'ah, hlm. 420
0
dalam akad. Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan
(tidak diharamkan). (Fatwa DSN MUI No.09/DSN-MUI/IV/2000)
2. Ijarah Muntahiya Bit-Tamlik (IMBT) adalah ijarah yang membuka
3
ditanggung bersama sesuai kesepakatan.Kerugian harus dibagi di
antara para mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalammodal.Untukbiayaope
1. Qardh adalah meminjamkan harta atau uang kepada orang lain tanpa
mengharapkan imbalan selain mengembalikan pinjaman tersebut dalam jangka waktu tertentu. Meskipun de
Menurut Fatwa DSN MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-qardh
5
dengan sukarela kepada LKS (Lembaga Keuangan Syariah) selama tidak
diperjanjikan dalam akad." Praktek qardh biasanya digunakan untuk
keperluan yang mendesak yang sifatnya ta'awun (sosial), baik untuk
kedua. Pihak pertama mewakilkan suatu urusan kepada pihak kedua untuk
bertindak atas nama pihak pertama. Rukun dan syarat wakalah telah diatur
dalam Fatwa DSN MUI No.10/DSN-MUI/IV/2000.
3. Kafalah adalah akad jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung. Dengan kata lain, kafalah berarti menjadikan seseorang ikut
bertanggung jawab atas tanggung jawab seorang lain dalam
pelunasan/pembayaran hutang sehingga keduanya dianggap berhutang.
Dalam akad kafalah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang
2
bolehdibatalkansecarasepihak.(FatwaDSNMUINo.11/DSN-
MUI/IV/2000)
6. Wadi'ah adalah akad antara pemilik barang (mudi') dengan penerima
Wakaf adalah menahan suatu benda yang kekal secara fisik zatnya serta
dapat digunakan untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat. Contohnya yaitu mewakafkan sebidang tanah ya
Shadaqah suatu pemberian yang dilakukan oleh seorang muslim kepada
orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi waktu dan jumlah yang diberikan.8
8
Ibid., hlm. 410-416.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
6
DAFTAR PUSTAKA
Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Llife and General). Jakarta:
Gema Insani
Ichsan, Nurul. Akad Bank Syari'ah. Asy-Syir'ah. Vol. 50, No. 2. 1 Desember 2016
http://www.forshei.org/2019/11/akad-tabarru-dan-akad-tijarah.html?m=1. Diakses
pada tanggal 27 September 2020.
<