Anda di halaman 1dari 4

Akad Istisna Widia Maharani Putri

Paula Tiodora S
Kelompok 10 Meiyani S
Sugiyanto
Pengertian Akad Istishna
Akad istishna adalah akad jualbeli dalam bentuk pesanan pembuatan barang tertentu dengan
criteria dan persyaratan tertentu yang disepakatai antara si pemesan atau pembeli/mustasni
dan penjual atau pembuat/shani . Dalam hal ini si pejual dapat mempersiapkan sendiri barang
yang akan di jualnya dan bisa juga dari pihak lain yang membuat baran untuk di jual si penjual

Dalam PSAK 104 dijelaskan barang pesanan harus memenuhi kriteria :


1. Memrlukan proses pembuatan setelah akad di sepakati
2. Sesuai dengan spesifikasi si pemesan
3. Harus di ketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis ,kualitas,dan
kuantitasnya

Setelah si penjual dan si pembeli melakuakan akad jual beli istishna dan disepakati maka
akan mengikat para pihak yang bersepakat dan pada dasarnya tidak dapat di batalkan
kecuali :

1. Kedua belah pihak setuju dan menhentikanya


2. Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat mengahalangi
pelaksanaan atau penyelesaian akad ( PSAK 104)\

Akad berakhir apabila kewajiban kedua belah pihak telah terpenuhi atau kedua belah pihak
bersepakat untuk menghentikan akad

Jenis Akad Istishna


1. Istishna yang akad jual belinya dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan criteria persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan mustashni dan
shani.
2. Istishna pararel adalah suatu bentuk akad istisna antara penjual dan pemesan, dimana
untuk memenuhi kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad istishna
dengan pihak lain (subkontraktor) yang dapat memenuhi asset yang dipesan pemesan.
3. Syarat akad istishnapararel, pertama(antara penjual dan pemesan) tidak tergantung
pada istishna kedua (antara penjual dan pemasok). Selain itu, akad antara pemesan
dan penjual dan akad antara penjual dan pemesan harus terpisah dan penjual tidak
boleh mengakui adanya keuntungan selama kontruksi.

ALUR TRANSAKSI ISTISHNA DAN ISTISHNA PARALEL


Transaksi istishna memiliki alur sebagai berikut:
1. Pertama, nasabah memesan barang yang dikehendaki dan melakukan negosiasi
kesepakatan antara penjual dan pembeli terkait transaksi yang akan dilaksanakan.
2. Setelah terjadi kesepakatan, penjual mulai melakukan produksi barang. Setelah barang
dihasilkan, penjual mengirim barang sesuai dengan spesifikasi kualitas dan kuantitas
yang telah disepakati.
Akad Istisna Widia Maharani Putri
Paula Tiodora S
Kelompok 10 Meiyani S
Sugiyanto

Sedangkan pada transaksi istishna paralel meiliki alur transaksi sebgai berikut:
1. Pertama, nasabah memesan barang yang dikehendaki dan melakukan negosiasi
kesepakatan antara bank dan pembeli terkait transaksi yang akan dilaksanakan.
2. Bank membuat akad secara terpisah dengan produsen.
3. Produsen mulai mengerjakan barang yang dipesan.
4. Selam pengerjaan barang, pemasok melakukan tagihan kepada bank senilai tingkat
penyelesaian barang.
5. Bank membayar sesuai tagihan.
6. Bank melakukan penagihan kepada nasabah/ pembeli senilai tingkat penyelesaian
barang.
7. Pemasok menyerhakan barang kepada pembeli.
8. Pemasok mengirim bukti pengiriman barang kepada bank.
9. Nasabah melunasi pembayaran barang istishna sesuai akad yang disepakati.

Teknis Perhitungan Transaksi Istishna Dan Istishna Paralel


Asumsikan bahwa klinik bersalin Suri bermaksud menambah 1 unuit bangunan seluas 100 m2
seiring meningkatnya jumlah populasi di desa pao. Untuk keperluan tersebut, ibu suri
menghubungi bank BINI syariah untk penyediaan bangunan tersebut. Kedua belah pihak
menyepakati hal-hal berikut dalam negosiasinya pada tanggal 10 februari 2011:
Harga bangunan : Rp. 150.000.000
Lama penyelesaian :5 bulan (paling lambat tanggal 10 juli 2011)
Mekanisme penagihan : 5 termin sebesar 30.000.000 per termin mulai pada tanggal 10
agustus
Mekanismen pembayaran : setiap tiga hari setelah tanggal penagihan
Untuk membuat bangunan yang dipesan ibu suri, bank BINI syariah melakukan transaksi dengan
PT. tembok sejahtera dengan kesepakatan sebagai erikut:
Harga bangunan : Rp. 130.000.000
Lama penyelesaian :4 bulan 15 hari(paling lambat tanggal 25 juni 2011)
Mekanisme penagihan : tiga kali termin saat penyelesaian 20%,50% dan 100%
Mekanismen pembayaran : dibayar sesuai tagihan kontraktor
a. Penjurnalan Transaksi Istishna
Pada saat transaksi praakad
Jika sandainya bank BINI syariah mengeluarkan kas senilai Rp.2.000.000 untuk
keperluan survey, maka jurnalnya adalah sebagai berikut:
Beban praakad ditangguhkan 2.000.000
Kas 2.000.000
Pada saat Penandatangan akad dengan pembeli
Biaya istishna 2.000.000
Akad Istisna Widia Maharani Putri
Paula Tiodora S
Kelompok 10 Meiyani S
Sugiyanto
Beban praakad ditangguhkan 2.000.000
Pada saat penandatanganan kontrak dengan pemasok
Tidak ada jurnal kecuali ada transaksi pembayaran
Pada saat penerimaan dan pembayaran tagihan kepada pemasok
Sesuai kasus diatas, pembayaran dilakukan tiga kali yaitu pada tahap
penyelesaian 20%,50% dan 100%, maka jurnal pengakuan terhadap penagihannya
adalah sebagai berikut:
a. Termin 1
Aset istishna dalam penyelesaian 26.000.000
Utang istishna 26.000.000

b. Termin 2
Aset istishna dalam penyelesaian 39.000.000
Utang istishna 39.000.000

c. Termin 3
Aset istishna dalam penyelesaian 65.000.000
Utang istishna 65.000.000

Karena pada praktiknya yang lazim pembayaran dilakukan melalui


rekening, maka jurnalnya adalah sebagai berikut:
a. Termin 1
Utang istishna 26.000.000
Rekening pemasok 26.000.000

b. Termin 2
Utang istishna 39.000.000
Rekening pemasok 39.000.000

c. Termin 3
Utang istishna 65.000.000
Rekening pemasok 65.000.000
Pengakuan pendapatan istishna
Pada tahap ini, biasanya terdapat dua metode dalam pengkuan pendapatan, yaitu
metode persentase penyelesaian dan metode akad selesai. Jika kita menggunakan
Akad Istisna Widia Maharani Putri
Paula Tiodora S
Kelompok 10 Meiyani S
Sugiyanto
metode akad slesai, maka pendapatan hanya akan diakui sekali yaitu pada saat barang
selesai. Pada kasus diatas, jurnalnya adalah sebagai berikut:
Aset istishna dalam penyelesaian 20.000.000
Kos barang istishna 130.000.000
Pendapatan istishna 150.000.000

Jika kita menggunakan metode persentase penyelesaian barang, maka jurnalnya adalah
sebagai berikut:
a. Termin 1
Aset istishna dalam penyelesaian 4.000.000
Kos barang istishna 26.000.000
Pendapatan margin istishna 30.000.000

b. Termin 2
Aset istishna dalam penyelesaian 6.000.000
Kos barang istishna 39.000.000
Pendapatan margin istishna 45.000.000

c. Termin 1
Aset istishna dalam penyelesai 10.000.000
Kos barang istishna 65.000.000
Pendapatan margin istishna 75.000.000

Penagihan piutang kepada pembeli


Berdasar pada kasus bu suri, maka jurnal penagihan oleh bank BINI syariah setiap kali
penagihan adalah sebagai berikut :
Piutang istishna 30.000.000
Termin istishna 30.000.000
Pada saat pembayaran piutang oleh pembeli:
Rekening bu suri 30.000.000
Piutang istishna 30.000.000

Termin istishna 30.000.000


Aset istishna dalam penyelesaian 30.000.000

Anda mungkin juga menyukai