Anda di halaman 1dari 23

BAB 11

AKUNTANSI TRANSAKSI ISTISHNA’


DAN ISTISHNA’ PARALEL

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH


Nama Kelompok 6 :
1.Ahmadani Syah M.R. (17.05.52.0047)
2.Agie Reza Pramana (17.05.52.0091)
3.Adilla Ayu Sukma (17.05.52.0184)
dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)
DEFINISI DAN PENGGUNAAN

► Bai ‘ al istishna ‘ atau disebut dengan istishna’, merupakan kontrak jual beli
dalam bentuk pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan ( pembeli, mustahni’ ) dan penjual (
pembuat, shani’ ).

► Barang yang diperjualbelikan biasanya adalah barang manufaktur, adapun


dalam hal pembayaran, transaksi istishna’ dapat dilakukan di muka, melalui
cicilan atau ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan datang.

► Penggunaan akad istishna’ oleh bank syariah diindonesia relatif masih


minim.

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


Ketentuan syar’i, rukun transaksi dan pengawasan syariah
Transaksi istishna’ dan istishna’ paralel

● Ketentuan syar’i transaksi Istishna’ dan Istishna’ paralel


● Rukun transaksi Istishna
► transaktor
► Objek Istishna
► Ijab dan kabul
● Rukun Transaksi Istishna’ Paralel
● Pengawasan Syariah Transaksi Istishna’ dan Istishna’ paralel
● Alur Transaksi Istishna’ dan Istishna’ Paralel

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


Ketentuan syar’i Transaksi Istishna’ dan Istishna’ Paralel

► Menurut mazhab Hanafi, istishna’ hukumnya boleh karena hal


itu telah dilakukan oleh masyarakat muslim sejak masa awal
tanpa ada ulama yang mengingkari. Ketentuan syar’I transaksi
istishna’ diatur dalam fatwa DSN no 06/DSN-MUI/IV/2000
TENTANG jual beli istishna’

► Fatwa tersebut mengatur tentang ketentuan pembayaran, dan


ketentuan barang.

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


Rukun Transaksi Istishna
● Transaktor
► Transaktor terdiri atas pembeli dn penjual. Kedua transaktor disyaratkan
memiliki kompetensi berupa akil baligh dan kemampuan memilih yang
optimal seperti tidak gila, tidak sedang dipaksa dan yang lain sejenis.
► Adapun untuk transaksi dengan anak kecil, dapat dilakukan dengan izin
dan pantauan dari walinya. Terkait dengan penjual, DSN mengharuskan
agar penjual menyerahkan barang tepat pada waktunya dengan kualitas dan
jumlah yang telah disepakati.
► Penjual diperbolekan menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang
disepakati dengan syarat kualitas dan jumlah barang sesuai dengan
kesepakatan dan ia tidak boleh menuntut tambahan harga.

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


Objek Istishna
► harus jelas spesifikasinya

► penyerahanya dilakukan kemudian

► waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan


kesepakatan

► pembeli ( mustashni’ ) tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya

► tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai


kesepakatan

► memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati;

► barang yang diserahkan harus sesuai dengan spesifikasi pemesan, bukan


barang masal

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


Ijab kabul

● Ijab dan kabul istishna’ merupakan pernyataan dari kedua belah pihak yang
berkontrak, dengan cara penawaran dari penjual ( bank syariah ) dan
penerimaan yang dinyatakan oleh pembeli ( nasabah )

● Menurut PSAK no 104 paragraf 12 pada dasarnya Istishna’ tidak dapat


dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi :

► Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya

► Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat
menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


Rukun Transaksi Istishna’ Paralel

► Berdasarkan fatwa DSN no 6 tahun 2000, disebutkan bahwa akad istishna’


kedua ( antara bank sebagai pembeli dengan petani sebagai penjual ) harus
dilakukan terpisah dari akad pertama .

► Adapun akad kedua baru dilakukan setelah akad pertama sah, rukun-rukun
yang terdapat pada akad istishna’ pertama juga berlaku pada akad istishna’
kedua.

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


Pengawasan tersebut dilakukan untuk :

► Memastikan barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah islam


► Meneliti apakah bank membiayai pembuatan barang yang diperlukan nasabah
sesuai pesanan dan kriteria yang disepakati;
► Memastikan akad Istishna’ dan akad Istishna’ paralel dibuat dalam akad yang
terpisah;
► Memastikan bahwa akad Istishna’ yang sudah dikerjakan sesuai kesepakatan
hukimnya mengikat, artinya tidak dapat dibatalkan kecuali memenuhi kondisi
antara lain (i) kedua belah pihak setuju untuk menghentikan akad Istishna’ (ii)
akad ini batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi
pelaksanaan atau penyelesaian akad

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


ALUR TRANSAKSI ISTISHANA’ PARALEL

1.Negosiasi,
Bank Syariah Pesan barang
Dan akad Nasabah
Sebagai penjual
Istishna’ sebagai
( shani’ 1dan
Pembeli
Pembeli
( mustashni )
( mustashni’ )
Pada istishna’ 2 9. Pelunasan pembayaran

4.Kirim tagihan penyelesaian barang

8.Kirim dokumen pengiriman


5.bayar
7.Kirim
barang
Pemasok 3. Buat barang
( shani’ )
1.Negosiasi,
Pesan barang
Dan akad
Istishna’
dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)
Teknis Perhitungan Transaksi Istishna’

Transaksi Istishna’ Pertama


Untuk mengembangkan klinik ibu dan anak yang dikelolanya, dr. Ursila
berencana menambah satu unit bangunan seluas 100 m2 khusus untuk
rawat inap di sebelah barat bangunan utama klinik. Untuk kebutuhan
itu, dr. Ursila menghubungi Bank Berkah Syariah untuk menyediakan
bangunan baru sesuai dengan spesifikasi yang diinginkannya. Setelah
serangkaian negosiasi beserta kegiatan survey untuk menghasilkan
desain bangunan yang akan dijadikan acuan spesifikasi barang, pada
tanggal 10 Februari 20XA ditandatanganilah akad transaksi istishna’
pengadaan bangunan untuk rawat inap. Adapun kesepakatan antara dr.
Ursila dengan Bank Berkah Syariah adalah sebagai berikut:

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


Harga Bangunan : Rp 150.000.000
Lama penyelesaian : 5 bulan (paling lambat tanggal 10 Juli)
Mekanisme panagihan : 5 termin sebesar Rp 30.000.0000
per termin mulai tanggal 10 Agustus
Mekanisme pembayaran : setiap 3 hari setelah tanggal penagihan

Transaksi Istishna’ Kedua


Untuk membuat bangunan sesuai dengan keinginan dr. Ursila, pada
tanggal 12 Februari 20XA, Bank Berkah Syariah memesan kepada
kontraktor PT. Thariq Konstruksi dengan kesepakatan sebagai
berikut:
Harga Bangunan : Rp 130.000.000
Lama penyelesaian : 4 bulan 15 hari (paling lambat tgl 25 Juni)
Mekanisme penagihan kontraktor: tiga termin pada saat
penyelesaian 20%, 50% dan 100%.
Mekanisme pembayaran oleh Bank : dibayar tunai sebesar tagihan
dari kontraktor.

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


Penjurnalan Transaksi Istishna’

A.Transaksi biaya pra-kad ( Bank sebagai penjual )

misalkan : pada tanggal 5 20XA, untuk keperluan survey dan


pembuatan desain bangunan yang akan dijadikan acuan spesifkasi
barang, bank Berkah syariah telah mengeluarkan kas hingga Rp
2.000.000. jurnal untuk mengakui transaksi ini adalah sbb :

Rekening Debit Kredit


5/2/XA Db.Bbn praakad yang ditangguhkan 2.000.000
Kr.Kas 2.000.000

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


B.Penandatanganan akad dengan pembeli ( Bank sebagai Penjual)

Misalkan kasus dr.susila dengan bank berkah syariah diatas, transaksi istishna’
jadi disepakati pada tanggal 10 februari, maka jurnal pengakuan beban
prakaad menjadi biaya istishna’ adalah sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit ( Rp ) Kredit ( Rp )

10/2/XA Db. Biaya istishna’ 2.000.000


Kr. Beban praakad yg ditangguhkan 2.000.000

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


C. Pembuatan akad istishna’ paralel dengan pembuat barang
( Bank Sebagai Pembeli )

● Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 29 disebutkan bahwa biaya perolehan


istishna’ paralel terdiri dari :

► biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan produsen atau kontraktor


kepada entitas

► biaya tidak langsung, yaitu biaya overhead termasuk biaya akad dan prakad;
dan

► semua biaya akibat produsen atau kontrktor tidak dapat memenuhi


kewajibannya , jika ada

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


D. Penerimaan dan pembayaran tagihan kepada penjual
( pembuat ) barang istishna’

Dalam kasus 11.1, disebutkan bahwa mekanisme pembayaran dilakukan dalam


tiga termin yaitu pada saat penyelesaian 20%, 50% dan 100%. Misalkan dalam
perjalanannya, realisasi tagihan ketiga termin tersebut ditunjukkan dalam tabel
berikut:

No. Tingkat Tanggal Jumlah Tanggal Jumlah


Termin penyelesai penagihan penagihan Pembayar Pembayaran
an kontraktor kontraktor -an
I 20% 1 April 26.000.0000 8 April 26.000.0000
II 50% 15 Mei 39.000.0000 22 Mei 39.000.0000

III 100% 25 Juni 65.000.0000 2 Juli 65.000.0000

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


Lanjutan ………

Misalkan pada tanggal 1 April, PT. Thariq Konstruksi menyelesaikan 20%


pembangunan dan menagih pembayaran termin pertama sebesar Rp
26.000.000 (20% x Rp 130.000.000) kepada Bank Berkah Syariah. Jurnal
pengakuan penagihan pembayaran oleh pembuat barang adalah sebagai
berikut:

Tanggal Rekening Debit ( Rp ) Debit ( Rp )


1/4/XA Db. Aset istishna dalam penyelesaian 26.000.0000

Kr. Hutang Istishna 26.000.000

Hutang Istishna’ 26.000.000

Kas/Rekening PT Thariq 26.000.000


konstruksi

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


Lanjutan ………

Misalkan tagihan kedua diterima pada tanggal 15 Mei dan diikuti dengan
pembayaran oleh bank pada tanggal 22 Mei 20XA. Jurnal untuk transaksi tersebut
adalah sebagai berikut:

Debit Kredit
Tanggal Rekening
(Rp) (Rp)
15/5/XA Db. Aset istishna dalam 39.000.000
penyelesaian
Kr. Hutang istishna’ 39.000.000*
*(50%-20%) x Rp
130.000.000 = Rp
39.000.000

22/5/XA Db. Hutang istishna’ – 39.000.000


pembuat barang
Kr. Kas/rekening 39.000.000
nasabah pemasok
dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)
Lanjutan ………
Misalkan tagihan ketiga diterima tanggal 25 Juni 20XA dan dibayarkan
pada tanggal 2 Juli 20XA. Jurnal untuk transaksi tersebut adalah
sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


25/6/XA Db. Aset 65.000.000
istishna dalam
penyelesaian
Kr. Hutang 65.000.000*
istishna’
*(100%-50%) x
Rp 130.000.000
= Rp
65.000.000

2/7/XA Db. Hutang 65.000.000


istishna’ –
pembuat barang
Kr. 65.000.000
Kas/rekening
nasabah
pemasok

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


E. Pengakuan Pendapatan istishna’

Pada istishna’ pararel,terdapat dua metode pengakuan pendapatan,yaitu :


1. metode presentase penyelesaian
yaitu metode pengakuan yang mengakui pendapatan dan laba kotor
pada setiap periode yang didasarkan atas kemajuan dalam pembangunan yaitu
persentase dari penyelesaian.
2.metode akad selesai
yaitu metode pengakuan yang mengakui pendapatan dan laba kotor
hanya pada waktu laba kontrak diselesaikan.

F. Penagihan Piutang Istishna’ Pembeli

Misalkan dalam kasus di atas, penagihan oleh bank kepada pembeli akhir
dilakukan dalam 5 termin dalam jumlah yang sama yaitu Rp 30.000.000,
setiap tanggal 10 mulai bulan Agustus. Maka jurnal untuk mengakui 5 kali
penagihan piutang istishna’ kepada pembeli dan penerimaan pembayaran
dari pembeli tersebut adalah sebagai berikut

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


Tangaal Rekening Debit ( Rp ) Kedit ( Rp )
10/8/XA Db. Piutang istishna’ 30.000.000
Kr. Termin Istishna’ 30.000.000
* Rp 150.000.000/ 5 termin = Rp
30.000.000 per termin

F. Penerimaan Pembayaran Piutang Istishna’ dari Pembeli

Pembayaran piutang istishna’ oleh nasabah dilakukan setelah menerima


tagihan istishna dari bank. Oleh karena termin istishna’ merupakan pos
lawan dari piutang istishna’, maka pada waktu pembayaran piutang, bank
sebagai penjual perlu menutup termin istishna’.

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


Misalkan dalam kasus di atas, pembayaran oleh nasabah pembeli dilakukan
3 hari setelah menerima tagihan dari bank sebagai penjual. Maka jurnal
untuk mengakui setiap penerimaan pembayaran dari pembeli tersebut
adalah sebagai berikut

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

13/8/XA Db. Kas/rekening nasabah 30.000.000


pembeli istishna
Kr. Piutang Istishna’ 30.000.000

Db. Termin Istishna’ 30.000.000


Kr. Aset istishna’ dalam 30.000.000
penyelesaian

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)


Terima Kasih

dept of acct - umy aps-rizal, aji & ahim (2009)

Anda mungkin juga menyukai