► Bai ‘ al istishna ‘ atau disebut dengan istishna’, merupakan kontrak jual beli
dalam bentuk pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan ( pembeli, mustahni’ ) dan penjual (
pembuat, shani’ ).
● Ijab dan kabul istishna’ merupakan pernyataan dari kedua belah pihak yang
berkontrak, dengan cara penawaran dari penjual ( bank syariah ) dan
penerimaan yang dinyatakan oleh pembeli ( nasabah )
► Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat
menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad
► Adapun akad kedua baru dilakukan setelah akad pertama sah, rukun-rukun
yang terdapat pada akad istishna’ pertama juga berlaku pada akad istishna’
kedua.
1.Negosiasi,
Bank Syariah Pesan barang
Dan akad Nasabah
Sebagai penjual
Istishna’ sebagai
( shani’ 1dan
Pembeli
Pembeli
( mustashni )
( mustashni’ )
Pada istishna’ 2 9. Pelunasan pembayaran
Misalkan kasus dr.susila dengan bank berkah syariah diatas, transaksi istishna’
jadi disepakati pada tanggal 10 februari, maka jurnal pengakuan beban
prakaad menjadi biaya istishna’ adalah sebagai berikut:
► biaya tidak langsung, yaitu biaya overhead termasuk biaya akad dan prakad;
dan
Misalkan tagihan kedua diterima pada tanggal 15 Mei dan diikuti dengan
pembayaran oleh bank pada tanggal 22 Mei 20XA. Jurnal untuk transaksi tersebut
adalah sebagai berikut:
Debit Kredit
Tanggal Rekening
(Rp) (Rp)
15/5/XA Db. Aset istishna dalam 39.000.000
penyelesaian
Kr. Hutang istishna’ 39.000.000*
*(50%-20%) x Rp
130.000.000 = Rp
39.000.000
Misalkan dalam kasus di atas, penagihan oleh bank kepada pembeli akhir
dilakukan dalam 5 termin dalam jumlah yang sama yaitu Rp 30.000.000,
setiap tanggal 10 mulai bulan Agustus. Maka jurnal untuk mengakui 5 kali
penagihan piutang istishna’ kepada pembeli dan penerimaan pembayaran
dari pembeli tersebut adalah sebagai berikut