ISLAM
SESI 6:
Akuntansi Isthisna
Bahasan pertama
PENGANTAR
2
ISTISHNA’
MAKNA
Istishna’ secara etimologi berarti minta dibuatkan.
Secara muamalah, istishna’ berarti suatu perjanjian jual-beli
antara mustashni’ (pemesan/pembeli) dan shani’
(produsen/penjual) dimana barang (mashnu’) yang akan
diperjual-belikan harus dipesan terlebih dulu dengan kreteria
yang jelas.
Perbedaannya dengan salam hanya terletak pada jenis barang
dan cara pembayarannya. Salam pembayarannta harus di muka,
sedang pada istishna boleh di awal, ditengah atau di akhir.
SKEMA ISTISHNA’
Fiqh
1. Pesan barang
PRODUSEN 2. Akad Istishna’ PEMESAN
Shani’ Mustashni’
3. Bayar
4.Memproduk 5. Kirim
si barang mashnu’
MASHNU’
Barang
pesanan
Dalil Kebolehan Isthisna
• Menjual Barang yang belum dimiliki haram
kecuali dengan Aqad Salam dan Isthisna, Dalil
Haram menjual barang yang belum dimiliki.
• « »َو اَل َب ْيُع َم ا َلْي َس ِع ْن َد َك
• “Jangan menjual apa yang belum menjadi
milikmu ”.
• Isthisna diperbolehkan karena merupakan
kekecualian dari hadist diatas dengan dalil
sebagai berikut:
Dalil Kebolehan Isthisna
•Dan dari Abdullah bin Umar ra:
• «َأَّن الَّنِبَّيَص َّلى هللاُ َع َلْيِه َو َس َّلَم ِاْص َطَنَع َخ اِتمًا ِم ْن َذ َهٍب.»
“Nabi saw meminta dibuatkan cincin emas” (HR al-Bukhari).
• Dan Beliau saw meminta dibuatkan mimbar: dari Sahal ra, ia
berkata:
«َبَع َث َر ُس ْو ُل اللِهَص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِإَلى ِاْمَر َأٍة َأْن ُم ِر ْي َغ َالَم ِك َالَّنَج اَر َيْع َم ُل ِلْي َأْع َو ادًا
»َأْج ِلُس َع َلْيِهَّن.
“Rasulullah saw mengutus kepada seorang wanita “suruhlah
anakmu yang tukang kayu untuk membuatkan bangku untukku,
untuk aku duduk” (HR al-Bukhari).
Karakteristik Istishna
(Fatwa DSN No. 06/DSN-MUI/IV/2000)
Ketentuan lain :
(1) Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan
kesepakatan, hukumnya mengikat.
(2) Semua ketentuan dalam jual beli salam yang tidak
disebutkan diatas berlaku pula pada jual beli isthisna’
BARANG YANG BOLEH DI JUAL
DENGAN AQAD ISTHISNA
• Barang yang masuk dalam Ada yang tidak membolehkan atau
haram seperti Seikh Atha bin Khalil
kategori Abu Rusythah dengan alas an al-
Manufacture/Industri dan istishnâ’, Isthisna hanya berlaku pada
material-material industri/manufaktur
pertukangan seperti ataukah pada barang yang dibuat,
mobil, furniture maka itu tidak berlaku atas bangunan.
• Ada perbedaan pendapat Sebab membuat dalam Bahasa Arab
adalah Shonaa (membuat) sedangkan
tentang Rumah atau membangun dalam Bahasa Arab
bangunan, ada yang adalah Bana (membangun).
Karena itu Sebab haqîqah lughawiyah
membolehkan seperti dan haqîqah ‘urfiyah untuk kata as-
Fatwa DSN shinâ’ah tidak berlaku atas bangunan.
(ini pendapat yang lebih kuat)
ISTISHNA’ DALAM TEKNIS
PERBANKAN
Secara teknis perbankan syariah istishna’ termasuk bagian
dari jual beli dan mirip dengan salam (jual-beli pesanan).
Aqad istishna’ diperlukan karena kebutuhan masyarakat pada
umumnya memesan barang dengan persyarakat kreteria atau
spesifikasi tertentu.
Bank menjual lagi barang pesanan tersebut kepada nasabah
sesuai dengan perjanjian yang mengikat sebelumnya.
(Istishna’ Paralel )
Skema ISTISHNA’ paralel
Teknis Perbankan
5b. Kirim
dokumen 4. Membuat
SHANI’ barang MASHNU’
3b. bayar Pemasok (barang)
HUKUM ISTHISNA PARALEL
• Menurut Fatwa DSN boleh, tapi dengan syarat :
• Pembeli (mustashni’) tidak boleh menjual Kembali barangnya sebelum
menerimanya.
• Fakta nya :
1. Bank menjual Kembali barang yang dipesan dari produsen ( Aqad 1) kepada
Nasabah sebelum barang Selesai diterima belum selesai atau belum diterima
(Aqad 2 /Paralel) terhadap barang yang sama, berarti bank menjual barang
yang belum sempurna kepemikannya atau terjadi 2 Aqad dalam 1 transaksi…
Ini Jelas Haram
2. Dengan Skema pembayaran uang muka , misalnya 20 % uang muka dan 80 %
pembiayaan dari bank, maka esensi barang milik berdua sehingga tidak masuk
kategori istishna, Kemuadian secara sepihak bank menjual barang tersebut
kepada nasabah dan menentuan margin dari dana yang 80 %, maka ini sama
dengan Riba….Jadi Haram.
•
Bahasan Kedua
Akuntansi Isthisna
Paralel
1
4
Karakteristi k (psak 104, prgf 06 - 13)
15
Karakteristi k (psak 104, prgf 06 - 13)
16
Karakteristi k (psak 104, prgf 06 - 13)
17
Tujuan PSAK 104 – Akuntansi Istishna
18
Ruang Lingkup PSAK 104 (psak 104, prgf 02-04)
19
Penerapan PSAK 104
AKUNTANSI AKUNTANSI
PEMBELI PENJUAL
AKUNTANSI AKUNTANSI
PEMBELI PENJUAL
20
Alur transaksi Istishna
Akuntansi Penjual Akuntansi Pembeli
21
Bahasan ketiga
AK UN TAN SI
PENJUAL
22
Akun Pada Akuntansi Penjual
23
Penyatuan dan Segmentasi Akad
(psak 104, prgf 14 - 16)
24
Penyatuan dan Segmentasi Akad
(psak 104, prgf 14 - 16)
25
Penyatuan dan Segmentasi Akad
(psak 104, prgf 14 - 16)
26
Pendapatan Istishna' dan
Istishna' Paralel
(psak 104, prgf 17 - 19)
➢menggunakan metode
o persentase penyelesaian atau
o akad selesai.
➢Akad dikatakan selesai jika proses
pembuatan barang pesanan selesai
dan diserahkan kepada pembeli.
27
Pendapatan Istishna' dan
Istishna' Paralel
(psak 104, prgf 17 - 19)
28
Pendapatan Istishna' dan
Istishna' Paralel
psak 104, prgf 17 - 19)
29
Istishna' dengan Pembayaran Tangguh
(psak 104, prgf 20 -24)
30
Istishna' dengan
Pembayaran Tangguh
(psak 104, prgf 20 -24)
31
FORMAT JURNAL
SEBAGAI
PENJUAL
32
Akuntansi untuk Penjual
• Biaya perolehan istishna’ terdiri dari:
a. Biaya langsung yaitu: bahan baku dan tenaga kerja
langsung untuk membuat barang pesanan, atau
tagihan produsen/kontraktor pada entitas untuk
istishna’ paralel.
b. Biaya tidak langsung adalah biaya overhead
termasuk biaya akad dan praakad.
c. Khusus untuk istishna’ paralel: seluruh biaya akibat
produsen/ kontraktor tidak dapat memenuhi
kewajiban jika ada.
Akuntansi untuk Penjual
• Biaya perolehan/pengeluaran selama pembangunan
atau tagihan yang diterima dari produsen/kontraktor
diakui sebagai aset istishna’ dalam penyelesaian,
jurnalnya:
Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx
Cr. Persediaan, kas, utang, dll xxx
Untuk akun yang dikredit akan tergantung apa yang
digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi
kewajiban akad tersebut.
Akuntansi untuk Penjual
• Beban praakad diakui sebagai beban tangguhan dan
diperhitungkan sebagai biaya istishna’ jika akad
disepakati. Jika akad tidak disepakati maka biaya
tersebut dibebankan pada periode berjalan.
• Saat dikeluarkan biaya pra akad, dicatat:
Dr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx
Cr. Kas xxx
• Jika Akad disepakati, maka dicatat:
Dr. Beban Istishna’ xxx
Cr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx
• Jika Akad tidak disepakati, maka dicatat:
Dr. Beban xxx
Cr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx
Akuntansi untuk Penjual
• Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum
tanggal jatuh tempo dan penjual memberikan
potongan, maka potongan tersebut sebagai
pengurang pendapatan istishna’.
• Pengakuan Pendapatan dapat diakui dengan 2
metode:
1. Metode persentase penyelesaian, adalah
sistem pengakuan pendapatan yang
dilakukan seiring dengan proses
penyelesaian berdasarkan akad istishna’.
2. Metode akad selesai adalah sistem
pengakuan pendapatan yang dilakukan ketika
proses penyelesaian pekerjaan telah
dilakukan.
Akuntansi untuk Penjual
• Untuk metode persentase penyelesaian, nilai akad yang sebanding
dengan pekerjaan yang telah diselesaikan diakui sebagai pendapatan
istishna’ pada periode yang bersangkutan.
• Pendapatan diakui: berdasarkan persentase akad yang telah
diselesaikan biasanya menggunakan dasar persentase pengeluaran
biaya yang dilakukan dibandingkan dengan total biaya, kemudian
persentase tersebut dikalikan dengan nilai akad.
• Margin Keuntungan juga diakui berdasarkan cara yang sama dengan
pendapatan.
Persentase penyelesaian = Biaya yang telah dikeluarkan
Total biaya untuk penyelesaian
Pengakuan Pendapatan = Persentase penyelesaian x Nilai Akad
Pengakuan Margin = Persentase penyelesaian x Nilai Margin
Dimana nilai margin tersebut adalah: Nilai Akad – Total Biaya
Untuk pengakuan pendapatan di tahun-tahun berikutnya (jika >1
tahun)
Pendapatan Tahun Berjalan = Pendapatan diakui s/d saat ini –
Pendapatan yang telah diakui
Akuntansi untuk Penjual
• bagian margin keuntungan istishna’ yang diakui selama periode
pelaporan ditambahkan kepada aset istishna’ dalam
penyelesaian. Jurnal untuk pengakuan pendapatan dan margin
keuntungan adalah:
Dr aset istishna’ dlm penyelesaian (margin keuntungan) xxx
Dr. Beban istishna’( biaya yang telah dikeluarkan) xxx
Cr. Pendapatan Istishna’
xxx
(pendapatan yg hrs diakui diperiode berjalan )
Untuk metode persentase penyelesaian, pada akhir periode
harga pokok istishna’ diakui sebesar biaya istishna’ yang telah
dikeluarkan sampai periode tersebut.
• Untuk metode akad selesai tidak ada pengakuan pendapatan,
harga pokok dan keuntungan sampai dengan pekerjaan telah
dilakukan. Sehingga pendapatan diakui pada periode dimana
pekerjaan telah selesai dilakukan.
• Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya perolehan
istishna’ akan melebihi pendapatan istishna’ maka taksiran
kerugian harus segera diakui.
Akuntansi untuk Penjual
• Pada saat penagihan (metode persentase
penyelesaian& akad selesai):
Dr. Piutang Istishna’(sebesar nilai tunai) xxx
Cr. Termin Istishna’
xxx
• Termin istishna’ tersebut akan disajikan sebagai
akun pengurang dari akun Aset Istishna’ dalam
penyelesaian.
Pada saat penerimaan tagihan, jurnal:
Dr. Kas (sebesar uang yang diterima ) xxx
Cr. Piutang Usaha xxx
Akuntansi untuk Penjual
Jika akad Istishna’ dilakukan dengan pembayaran tangguh, maka
pengakuan pendapatan dibagi menjadi 2 bagian:
• margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung
apabila istishna’ dilakukan tunai, akan diakui sesuai persentase
penyelesaian.
Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (margin keuntungan) xxx
Dr. Beban istishna’ (biaya yang dikeluarkan) xxx
Cr. Pendapatan Istishna’ xxx
(pendapatan yg hrs diakui di periode berjalan )
• Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui
selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dgn pembayaran.
- pada saat penandatanganan akad:
Dr. Piutang Istishna’(selisih Nilai Tunai&Nilai Akad) xxx
Cr. Pendapatan Istishna’ Tangguh xxx
- Pada saat pembayaran dan pengakuan pendapatan selisih nilai:
Dr. Pendapatan Istishna’ Tangguh (secara proporsional) xxx
Cr. Pendapatan Akad Istishna’ xxx
Dr. Piutang Istishna’(kas yang diterima) xxx
Cr. Kas xxx
Akuntansi untuk Penjual
• Penyajian, penjual menyajikan dalam laporan keuangan hal-
hal sebagai berikut:
a) Piutang istishna' yang berasal dari transaksi istishna'
sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli
akhir.
b) termin istishna' yang berasal dari transaksi istishna'
sebesar jumlah tagihan termin penjual kepada pembeli
akhir.
• Pengungkapan, penjual mengungkapkan transaksi istishna'
dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada:
a) metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran
pendapatan kontrak istishna';
b) metode yang digunakan dalam penentuan persentase
penyelesaian kontrak yang sedang berjalan;
c) rincian piutang istishna' berdasarkan jumlah, jangka
waktu, dan kualitas piutang;
d) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101
tentang Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah.
Istishna' dengan
Pembayaran Tangguh(psak 104, prgf 20 -24)
42
I stishna
Dikerjakan sendiri
Penyerahan
Dr.Persediaan 1.200
/ Asset Isthisna
43
Istishna' dengan
Pembayaran Tangguh
(psak 104, prgf 20 -24)
44
Istishna' dengan
Pembayaran Tangguh
(psak 104, prgf 20 -24)
45
I stishna
3. Penerimaan pembayaran dari pembeli
Dr. Kas
Cr. Piutang Istishna 1. Pembayaran termin
ke sub kontraktor
s
n
a
t
n PESAN UNTUK DIBUATKAN DIKERJAKAN SENDIRI
u
k
A
–PEMBELI BANK Proyek
Dr. Akt Istishna dlm penyelesaian
Dr. Piutang Istishna
Cr. Kas
Cr. Termin Istishna
46
Biaya Perolehan
Istishna‘ ( p s a k 104, prgf 25-28)
47
Biaya Perolehan
Istishna‘ ( p s a k 104, prgf 25-28)
➢ Biaya perolehan istishna' yang terjadi
selama periode laporan keuangan,
diakui sebagai “aset istishna' dalam
penyelesaian” pada saat terjadinya.
➢ Beban umum dan administrasi,
beban penjualan, serta biaya riset
dan pengembangan tidak
termasuk dalam biaya istishna'.
48
Biaya Perolehan Istishna' Paralel
(psak 104, prgf 29 -30)
49
Isti shna Paralel
3. Penerimaan pembayaran dari pembeli 4. Pembayaran termin ke sub kontraktor
50
Penyelesaian Awal (psak 104, prgf 31-32)
51
Perubahan Pesanan dan Tagihan Tambahan
(psak 104, prgf 33)
52
Pengakuan
Taksiran Rugi
(psak 104, prgf 34 - 35)
53
Bahasan ketiga
AK UN TAN SI
PEMBELI
54
Akun Pada Akuntansi Pembeli
55
➢ Pembeli mengakui aset istishna' dalam penyele-saian
sebesar jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan
sekaligus mengakui hutang istishna' kepada penjual.
(psak 104, prgf 36)
➢ Aset istishna' yang diperoleh melalui transaksi istishna'
dengan pembayaran tangguh lebih dari satu tahun diakui
sebesar biaya perolehan tunai. Selisih antara harga beli
yang disepakati dalam akad istishna' tangguh dan biaya
perolehan tunai diakui sebagai beban istishna'
tangguhan. (psak 104, prgf 37)
➢ Beban istishna' tangguhan diamortisasi secara
pro-porsional sesuai dengan porsi pelunasan hutang
istishna'. (psak 104, prgf 38)
56
➢ Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau
kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian pembeli, maka
kerugian itu dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek yang telah
diserahkan penjual. Jika kerugian tersebut melebihi garansi
penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai piutang
jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan
kerugian piutang. (psak 104, prgf 39)
➢ Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai
dengan spesifikasi dan tidak memper-oleh kembali seluruh jumlah
uang yang telah dibayarkan kepada penjual, maka jumlah yang
belum diperoleh kem-bali diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada
penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang.
(psak 104, prgf 40)
57
➢ Jika pembeli menerima barang pesanan yang
tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang
pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih
rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan.
Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada
periode berjalan. (psak 104, prgf 41)
➢ Dalam istishna' paralel, jika pembeli menolak
menerima barang pesanan karena tidak sesuai
dengan spesifikasi yang disepakati, maka barang
pesanan diukur dengan nilai yang lebih rendah
antara nilai wajar dan harga pokok istishna'.
Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada
periode berjalan. (psak 104, prgf 42)
58
Bahasan keempat
PENYA JIAN
P EN GUN GK AP AN
59
PENYAJIAN (psak 104, prgf 43 - 44)
60
PENGUNGKAPAN (psak 104, prgf 45-46)
61
FORMAT JURNAL
UNTUK PEMBELI
62
Akuntansi untuk Pembeli
• Pembeli mengakui aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar
jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui
utang istishna’ kepada penjual.
Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx
Cr. Utang kepada Penjual xxx
Aset istishna’ yang diperoleh melalui transaksi istishna’ dengan
pembayaran tangguh lebih dari satu tahun diakui sebesar: biaya
perolehan tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dalam
akad istishna’ tangguh dan biaya perolehan tunai diakui sebagai
beban istishna’ tangguh.
Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (nilai tunai)xxx
Dr. Beban istishna’ tangguh
(selisih nilai tunai &harga beli) xxx
Cr. Utang kepada Penjual xxx
Akuntansi untuk Pembeli
• Beban istishna tangguhan diamortisasi secara proporsional
sesuai dengan porsi pelunasan utang istishna’
Dr. Beban istishna’ xxx
Cr. Beban istishna’ tangguh xxx
67
Contoh kasus pertama
Pada tanggal 1 Juni 2009 Bank Syariah “Al Hidayah” menyetujui pembuatan
rumah dari Abdulah salah satu nasabah program “KPR MANDIRI” dengan
spesifikasi sbb:
Luas Tanah : 120 m2
Luas bangunan : 45 m 2
Kontruksi : pondasi batu k ali, tem bok bata m erah dan
plesteran, Genteng plentong, kayu kamper medan
Listik : 450 wats
Air : pompa tangan
Peny : 6 bulan setelah akan ditandatangani
erah : Harga jual diangsur
an R p.72.000.000,--. dan per bulan,
ruma bulan R p.
pembangunan 1.200.000
rumah setiap selam
tgl 25a dimulai 25 Juli
h 2009 60 sejak
Harga
Lok asi barang : Perum ahan M USLI M M AN DI R I , Pondok
dan cara Gede, Bekasi
pembayaran
68
➢ Untuk keperluan tersebut “LKS Al Hidayah” dapat
penyelesaian pembangunan rumah Abdullah dalam jangka
waktu 4 bulan dengan pengeluaran biaya sebesar
Rp.58.000.000,-- dengan data-data sebagai berikut:
1. Bulan Juli (2 Juli 2009) pembayaran biaya aset istishna
sebesar Rp.14.500.000,--untuk penyelesaian proyek 25%
2. Bulan Agustus (2 Agustus 2009) pembayaran biaya aset istishna
sebesar Rp.20.300.000,-- untuk penyelesaian proyek 60%
3. Bulan September (2 September 2009) pembayaran biaya aset
istishna sebesar Rp. 23.200.000,-- untuk penyelesaian proyek 100%
➢ Harga tunai (wajar) saat penyerahan barang sebesar Rp.
60.000.000,-- setiap unit dan menetapkan tingkat
keuntungan yang diharapkan sebesar Rp. 12.000.000,--
setiap unitnya
69
70
Penyelesaian 2 5 %
Penyajian Laporan Laba Rugi
Periode 1 Januari s/d 02 Juli 2009
NERACA
Aktiva Per 05 Juli 2009 pasiva
Uraian Jumlah Uraian Jumlah
LKS sbg
penjual
71
Penyelesaian 6 0 %
Pendapatan Istihsna =( 60 %-25%) x60.000 .000
72
= 21.000.000
Harga Pokok = ( 60 % - 25 %) x 58.000.000 = 20.300.000
Perhitungan LKS sbg penjual
73
Perhitungan LKS sbg produsen
Rp.35.300.000,-
-------------------
Pengakuan
keutungan
tahap kedua
Rp.
74
700.000,-
Legder LKS sbg produsen
75
Penya
jian
Laporan Laba Rugi
Periode 1 Januari s/d 02 Agustus 2009
Juli Agustus
Pendapatan Istishna (Revenue of Istishna) 15.000.000 36.000.000
LKS sbg Harga pokok Istishna (Cost of Istishna) 14.500.000 34.800.000
NERACA
Aktiva Per 5 Agustus 2009 pasiva
Uraian Jumlah Uraian Jumlah
LKS sbg
penjual
76
77
Penyelesaian 1 0 0 %
Perhitungan LKS sbg penjual
78
PERHITUNGAN LKS SEBAGAI PRODUSEN
Penyelesaian 100% : 100 % x Rp. 58.000.000 = Rp 58.000.000
Penyelesaian 60% : 60% x Rp. 58.000.000 = Rp. 34.800.000
----------------------
Pembayaran penyelesaian 60 % = Rp. 23.200.000
79
P enyajian Laporan Laba Rugi
Periode 1 Januari s/d 02 September 2009
NERACA
Aktiva Per 5 September 2009 pasiva
80
Jurnal penyerahan aset:
Dr.Termin Istishna
Rp. 60.000.000
Cr.Aset Istishna Dalam
Rp. 60.000.000
Penyelesaian
Debet TERMIN ISTISHNA K redit
Tgl Keterangan Jumlah Tgl Keterangan Jumlah
81
Penyajian
NERACA
Aktiva Per 25 September 2009 pasiva
Uraian Jumlah Uraian Jumlah
penjual
Aset Istishna dlm Penyelesaian 00 Laba rugi tahun berjalan
LKS sbg
Termin Istishna (00) Keuntungan istishna 2.000.000
produsen
82
Bahan kelima
➢CONTOH
TRANSAKSI
ISTISHNA (kedua)
➢Contoh kasus akuntansi
Istishna diambil asli dari
AAOIFI
83
Contoh Jurnal - Isti shna
➢ Contract price 500.000 (2 year contract)
➢ Total istimated (and actual) contract cost 400.000 (including
pre- contract cost of 15.000)
Year 1 Year 2
✓ Cumulative cost incurred 300.000 400.000 *)
✓ Billing (tagihan termin) 280.000 220.000
✓ Collection from al-
mustasni (purchaser) 230.000 270.000
84
Isti shna
Dr. Istishna work-in progress 300 (100)
2. Penerimaan pembayaran Cr. Deferred cost 15
tagihan dari pembeli => 230 (270) Cr. Cash (account payable etc) 285 (100)
Dr. Cash
Cr. Istishna account receiveble
DIBANGUN SENDIRI
PESAN UNTUK DIBUATKAN
85
Presentation-Istishna Precentage of Completed contrac
completion method method
a
INCOME STATEMENT
n
h
si Tahun 1 Tahun 2 Tahun 1 Tahun
t
sI 2
i Istishna Revenue 375.000 125.000 --- 500.000
s
n Cost of Istishna Revenue 300.000 100.000 --- 400.000
a
t ---------- ---------- ------------ ------------
n
u Istishna Profit 100.000
k
A 75.00 25.00
0 0
–4 Akhir thn 1 Akhir thn 2 Akhir thn 1 Akhir thn 2
BALANCE SHEET
0
1 Istishna w o r k in 375.000 300.000
K progress Less: (280.000) (280.000)
A
S Istishna Billing ------------- -------------
P 95.000 --- 20.000 ---
–
o
s
o Istishna account receivable 50.00 --- 50.00 ---
ri 0 0
W
**) If the balance in Istishna Billing is greater the Istishna work-in Progress, the two balances
will be presented and matched within the liablity section
86
Contoh - Isti shna paralel
Billing by Isla mi c ba nk to
(al- mustasni) purchaser 280.000 220.000
(y-co)
290.000 110.000
Pay m e n t to subcontractor (x-co)
87
Isti shna paralel
3. Penerimaan tagihan => 230 (270) 4. Pembayaran termin => 290 (110)
2.Pengiriman Tagihan Termin => 280 (220) 1. Penerimaan Tagihan Termin => 300 (100)
88
Presentation – Istishna Parallel
STATEMENT Year 1 Year 2
INCOME
89