b. Al- Hadist
• “Barangsiapa yang melakukan salaf (salam), hendaknya ia melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula
untuk jangka waktu yang di ketahui”
Dari Suhaib r.a bahwa Rasulullah saw bersabda,
• “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum
dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk di jual.”(HR Ibnu Majah)
Rukun Istisna’
• Ketentuan syariah:
1. Pelaku, harus cakap hukum dan baligh
2. Objek akad:
a. ketentuan tentang pembayaran:
b. Ketentuan tentang barang:
3. Ijab Qobul
Ijab qobul adalah pernyataan dan ekspresi saling ridha atau rela di antara pihak pihak
pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau
menggnkan cara cara komunikasi modern
Syarat Istisna’
a. Modal Transaksi istishna’
1. Modal Harus di ketahui.
2. Penerimaan pembayaran istishna’.
b. Al-mashnu’ (Barang)
1. Harus spesifik dan dapat di akui sebagai utang
2. Harus bisa di identifikasi secara jelas
3. Penyerahan barang di lakukan di kemudian hari
4. Kebanyakan ulama mensyaratkan penyerahan barang harus di tunda pada suatu waktu kemudian, tetapi mazhab syafi’i
membolehkan penyerahan segera.
5. Boleh menentukan tanggal waktu di masa yang akan datang untuk penyrahan barang.
6. Tempat penyerahan.
7. Penggantian mashnu’ dengan barang lain.
Kriteria barang pesanan
(PSAK 104 par 8)
1. Memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati
2. Sesuai spesifikasi pemesan (customized), bukan produk masal
3. Harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis,
spesifikasi teknis, dan kualitasnya
Istisna’ Paralel
• Pada dasarnya akad ini tidak dapat dibatalkan kecuali dengan syarat
(PSAK 104 par 12):
1. Kedua belah pihak setuju untuk meghentikannya.
2. Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang
menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad.
Berakhirnya Akad Istisna’
• Dalam metode ini tidak ada pengakuan pendapatan, haraga pokok dan
keuntungan samapi dengan pekerjaan telah dilakukan. Sehingga
pendapatan diakui pada periode dimana pekerjaan telah seleai dilakukan.
• Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya perolehan istishna’akan
melebihi pendpatan istishna’ maka taksiran kerugian harus segera
dilakukan.
Pembayaran Tangguh
Harga Dibayar saat Boleh saat kontrak, Cara penyelesaian pembayaran merupakan
kontrak boleh diansur, boleh perbedaan salam dan istisna’
kemudian hari
Sifat Kontrak Mengikat Mengikat secara Salam mengikat semua pihak sejak semula,
secara asli ikutan sedangkan istishna’ dianggap mengikat
berdasarkan pandangan ahli fiqih demi
kemaslahatan, serta tidak bertentangan dengan
aturan syariah. sehingga menjadi pengikat untuk
melindungi produsen sehingga tidak di tinggalkan
begitu saja oleh konsumen secara tidak
bertanggung jawab.
Kontrak Salam Paralel Istisna’ Paralel Baik salam pararel maupun istishna’ pararel sah
Paralel asalkan kedua kontrak secara hukum adalah
terpisah.
Referensi
• Akuntansi Syariah di Indonesia, Sri Nurhayati –
Wasilah , Salemba Empat
• Akuntansi Syariah, Wiroso
• http://yuniehilaly.blogspot.co.id/2015/05/produk-
syariah-akad-istishna.html
Ketentuan tentang pembayaran
1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang, atau
manfaat, demikian juga cara pembayaran.
2. Harga yang telah ditetapkan dalam akad tidak boleh berubah. Akan tetapi apabila
setelah akad ditanda tangani pembeli mengubah spesifikasi dalam akad maka
penambahan biaya akibat perubahan ini menjadi ditanggung jawab pembeli.
3. Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan
4. Pembayaran tidak boleh berupa pembebasan hutang
Ketentungan tentang barang
1. Barang pesananan harus jelas spesifikasinya (jenis ukuran mutu) sehingga tidak ada jahalah dan perselisihan dapta
dihindari
2. Barang peasan diserahkan kemudian
3. Waktu dan penyerahan barang harus diserahkan berdasarkan kesepakatan
4. Barang pesanan yang telah diterima tidak boleh dijual
5. Tidak boleh menukar barang kecuali dengan sejenis sesuai kesepakatan
6. Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan, pemesan memiliki hak memilihh (khiyar)
untuk melanjutkan atau mebatalkan akad
7. Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan kesepakatan, hukunya mengikat, yidak boleh dibatalkan sehingga
penjual tidak dirugikan karena ia telah menjalankan kewajiban sesuai kesepakatan
Istishna’
2
Penjual Pembeli
3
4
Penjual Pembeli
5
2 3
Produsen/pemasok
1. Melakukan akad istishna’
2. Penjual memesan dan membeli pada supplier/produsien
3. Barang diserahkan dari produsen
4. Barang diserah kan kepad pembeli
5. Pembayaran dilakukan pembeli
JURNAL ISTISHNA’ BIASA
Penjual
Penjual
Penjual
Penjual
Pembeli
Pembeli
Paralel
Paralel
Paralel
Paralel