Anda di halaman 1dari 9

Masalah - Masalah Hukum, Jilid 45 No.

3, Juli 2016, Halaman 243-251 p-ISSN : 2086-2695, e-ISSN : 2527-4716

ANALISIS YURIDIS NIKAH BEDA AGAMA


1
MENURUT HUKUM ISLAM DI INDONESIA
Islamiyati
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang
Jl. Prof. Sudharto, SH No.1 Tembalang Semarang
Email: islamiyati@yahoo.co.id

Abstract

Interfaith marriage is a marriage that a couple who has a different religion, and one non-Islamic
religion. According to the juridical rules in Indonesia, namely the Marriage Law No. 1/1974 Article
2 Paragraph (1) and Article 8 Letter (f), KHI Presidential Instruction No. 1/1991 Article 40 point (c),
44 and 118, and Article 44, and Islamic law stipulates that interfaith marriage in all its forms haram
unless there is equalization of faith for the couple. The legal consequence of marriage becomes void
if there are parties who apply for annulment to the judge, and the judge's decision has had permanent
legal force.

Keywords: Interfaith Marriage; Islamic law in Indonesia.

Abstrak

Nikah beda agama adalah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang beda agamanya, dan
salah satunya beragama non Islam. Menurut aturan yuridis di Indonesia yakni UU Perkawinan No.
1/1974 Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 8 Huruf (f), KHI Inpres No. 1/1991 Pasal 40 Poin (c), 44 dan 118,
menetapkan bahwa perkawinan beda agama dalam segala bentuknya haram, kecuali terjadi
penyamaan keimanan bagi pasangan. Akibat hukumnya adalah perkawinan menjadi batal apabila
ada pihak yang mengajukan permohonan pembatalan pernikahan kepada hakim, dan keputusan
hakim telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Kata Kunci: Nikah Beda Agam; Hukum Islam di Indonesia.


A. Pendahuluan 1974 Pasal 2 Ayat (1), menjelaskan bahwa
1. Latar Belakang Permasalahan suatu perkawinan dapat dikatakan
Nikah beda agama merupakan perkawinan yang sah, jika perkawinan itu
pernikahan yang dilakukan oleh pasangan dilakukan menurut hukum masing-masing
yang berbeda agama atau keyakinannya. agama dan kepercayaannya itu. Berarti tidak
Mereka melakukan pernikahan tersebut ada perkawinan yang sah, kecuali perkawinan
karena didasari cinta yang kemudian yang sesuai dengan hukum masing-masing
bersepakat untuk hidup bersama dalam agama para pemeluknya. Peran negara dalam
sebuah keluarga. Namun, nikah beda agama perkawinan adalah menguatkan perkawinan
menurut hukum perkawinan di Indonesia yang sudah disahkan oleh hukum agama,
tidak diperbolehkan, karena masing-masing melalui pencatatan perkawinan supaya
agama mengajarkan supaya pernikahan pelakunya mendapatkan perlindungan
dilaksanakan oleh pasangan yang sama hukum.
keimanannya. Jika tidak demikian, maka Pada jaman sekarang banyak terjadi
perkawinan tersebut tidak sah dan dapat pernikahan beda agama, namun tidak sesuai
dibatalkan. 2 dengan ketentuan hukum agama, karena
Menurut UU Perkawinan No. 1 Tahun terjadi perbedaan penafsiran Pasal 2 Ayat (1)
1. Artikel ini merupakan hasil penelitian.
2. Departemen Agama RI, 2004, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 9, Tahun 1975, Serta Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, Departemen Agama R.I.
Derektorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, hlm. 32
243
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 45 No. 3, Juli 2016

UU Perkawinan tentang persepsi sahnya agama tidak disahkan karena tidak memenuhi
perkawinan. Banyak warga negara yang syarat, yakni salah satu calon pengantinnya
6
beradaptasi negatif terhadap Pasal 2 Ayat (1) tidak beragama Islam. Namun di masyarakat
UU Perkawinan dengan cara melakukan telah terjadi pengabaian hukum agama,
penyelundupan atau mengenyampingkan bahkan ada gagasan untuk memisahkan
hukum nikah beda agama.3 Ada dua cara antara hukum perkawinan dengan aturan
penyelundupan hukum pada kasus nikah beda agama. Oleh karena itu, sangat perlu diadakan
agama, yakni: 4
penelitian tentang “Analisis Yuridis
a. Mengenyampingkan hukum nasional,
Pernikahan Beda Agama Menurut Hukum
misalnya; perkawinan di luar negeri dan
Islam Di Indonesia”.
melangsungkan perkawinan secara
Berdasarkan uraian di atas, maka
adat.
permasalahan dalam penelitian ini dapat
b. Mengenyampingkan hukum agama, dirumuskan sebagai berikut:
misalnya; menikah dua kali dan a. Bagaimanakah analisis yuridis
berpindah agama sementara pada saat pernikahan beda agama menurut
perkawinan dilangsungkan, kemudian Hukum Islam di Indonesia?.
kembali pada agama semula setelah b. Bagaimanakah akibat hukum
perkawinan dilangsungkan. pernikahan beda agama menurut
Maraknya penyelundupan hukum
Hukum Islam di Indonesia ?
perkawinan, menjadikan hukum perkawinan
2. Metode Penelitian
telah kehilangan kewibawaan hukum dan
Jenis penelitian ini adalah penelitan
menggambarkan bahwa hukum perkawinan normatif atau doktrinal yang bertujuan untuk
tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan menganalisis aturan yuridis tentang nikah
masyarakat. Menurut pelaku penyelundupan beda agama yakni UU Perkawinan No. 1
hukum, menjelaskan bahwa pengaturan Pasal Tahun 1974 Pasal 2 Ayat 1 dan Pasal 8 Huruf
2 Ay a t ( 1 ) U U P e r k a w i n a n t i d a k (f), KHI Inpres No. 1/1991 Pasal 40 Poin (c),
memperhatikan penyelamatan dan 44 dan 118, dan Pasal 44, Fatwa MUI dalam
perlindungan hukum bagi pelaku pernikahan Musyawarah Nasional ke II pada tanggal 26
beda agama, sehingga hak konstitusional Mei-1 Juni 1980, Fatwa FPI, Keputusan
seluruh warga negara pada umumnya dan Majlis Tarjih Muhammadiyah ke-22 di Jawa
5
pelaku nikah beda agama pada khususnya Timur, Keputusan Bahstul Masail NU.
tidak dapat terlindungi. Selain itu, mereka Penelitian ini termasuk jenis penelitian
juga berpendapat bahwa pengaturan Pasal 2 kualitatif yang bertujuan untuk membangun
Ay a t ( 1 ) U U P e r k a w i n a n t e l a h konsep teori yang berdasarkan bahan bacaan.
menghilangkan HAM dan hak konstitusional Metode pendekatannya dengan
seluruh warga negara Indonesia. menggunakan pendekatan juridis doctrinal.
Bertitik tolak dari penjelasan di atas, Yuridis artinya penelitian yang berusaha
telah menunjukkan adanya kesenjangan meneliti hal-hal yang menyangkut hukum,
antara hukum yang dicita-citakan (das sollen) baik formil mapun informil. Doktrinal adalah
dan realitas hukum yang ada di masyarakat penelitian yang berusaha meneliti tentang
tentang permasalahan hukum nikah beda (das aturan yuridis nikah beda agama dan akibat
sein). Menurut dasar hukum perkawinan hukumnya. Data penelitian yang dibutuhkan
Islam menentukan bahwa pernikahan beda adalah sumber data sekunder di bidang
3. Abdul Halim, Carina Rizky Ardhani, “Keabsahan Perkawinan Beda Agama Diluar Negeri Dalam Tinjauan Yuridis”,
Jurnal Moral Kemasyarakatan, Vol. 1, No.1, Juni 2016, E-ISSN 2527-4, Program Studi Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan Universitas Kanjuruhan Malang dan Asosiasi Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Indonesia (AP3KnI), Jawa Timur, hlm. 4.
4.
Novina Eky Diyanti, “Perkawinan Beda Agama Antar Warga Negara Indonesia Di Luar Negeri Sebagai Bentuk
Penyelundupan Hukum Dari UU No. 1/1974 Tentang Perkawinan”, Jurnal Privat Law FH UNS, Vol. II, No. 5, Juli-
Oktober 2014, hlm. 6.
5. Ibid, hlm. 7
6. Muhammad Daud Ali, 1997, Hukum Islam dan Peradilan Agama, Jakarta, Raja Grafindo, hlm. 57-58.

244
Islamiyati, Analisis Yuridis Nikah Beda Agama

hukum, yang dibedakan menjadi bahan menjalin hubungan harmonis antara suami-
hukum primer, sekunder dan tersier. Metode isteri sebagai pelaku perkawinan, sehingga
pengumpulan data melalui metode tujuan perkawinan bisa tercapai, yakni
dokumentasi dan data penelitian akan mendapatkan keturunan yang sah,
dianalisis secara kualitatif, logika hukum m e m b e n t u k k e l u a rg a y a n g b a h a g i a ,
induktif, interpretasi/ penafsiran hukum, memenuhi kebutuhan batin, membentuk
deskriptif analitis. Pengolahan data dilakukan ketenangan hati, dan dapat mengekspresikan
dengan cara menelaah, mengorganisir, kasih sayang. 7
menkonsep atau menyusun data, mensintesa, Dasar hukum perkawinan Islam
menganalisa, mengedit (editing), coding dan bersumber dari Al-Qur'an, Al-Hadist dan
menyimpulkan. kitab-kitab fiqh tentang pernikahan (fiqh
3. Kerangka Teori munakahat). Oleh pemerintah dasar hukum
Perkawinan merupakan akad perkawinan tersebut telah diatur dalam
(perjanjian) yang luar biasa dibandingkan bentuk peraturan perundang-undangan dan
dengan akad-akad lain. Oleh karena itu himpunan kitab hukum, uraian selengkapnya
memerlukan keinginan beriktikad baik guna akan dijelaskan melalui Tabel 1.8

Tabel 1. Dasar Hukum Perkawinan di Indonesia

No. Peraturan Tentang Materi


Perkawinan
1. No. 22 Tahun 1946 Pencatatan Nikah, Talak, Cerai dan
Rujuk
2. UU No. 32 Tahun 1954 Penetapan berlakunya UU RI No. 22
Tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah,
Talak, Cerai dan Rujuk di seluruh Jawa
dan Madura
3. UU No. 1 Tahun 1974 Perkawinan dan sedikit disinggung
acaranya.
4. PP No. 9 Tahun 1975 Pelaksanaan UUP No.1/1974
5. UU No. 7 Tahun 1989 Peradilan Agama
6. UU No. 3 Tahun 2006 Penyempurnaan Peradilan Agama
tentang kewenangan absolutnya (Pasal
49)
7. KHI Instruksi Presiden No. 1 Buku I tentang Perkawinan
Tahun 1991
Merujuk pada Tabel 1, maka dapat diketahui antara lain : 9
bahwa rukun dan syarat adalah hal yang a. Calon mempelai pria, syaratnya adalah;
menentukan sah atau tidaknya pernikahan beragama Islam, laki-laki, jelas
dari segi hukum. Pernikahan yang tidak orangnya, cakap hukum, dewasa, tidak
memenuhi rukun dan syaratnya berarti tidak terdapat halangan pernikahan, berakal
sah dan batal demi hukum. Syarat (sehat jasmani dan rohani).
perkawinan ada dua macam, yakni syarat b. Calon mempelai wanita, syaratnya
umum dan syarat khusus. Syarat umum adalah; beragama Islam, perempuan,
adalah syarat yang berdiri sendiri dan tidak jelas orangnya, cakap hukum, dewasa,
berkaitan dengan unsur-unsur rukun, berakal (sehat jasmani dan rohani),
sedangkan syarat khusus artinya syarat yang tidak terdapat halangan perkawinan
berlaku bagi tiap rukun perkawinan. Syarat c. Wali nikah, syaratnya adalah; laki-laki,
perkawinan khusus mengikuti rukunnya, dewasa, mempunyai hak perwalian,
7. Amir Syarifuddin, 2006, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Antara Fiqh Munakahat Dan Undang-Undang
Perkawinan, Jakarta, Prenada Media, hlm. 46-47.
8 Ibid, hlm 20-21.
9. Mardani, 2011, Hukum Perkawinan Islam di Dunia Islam Modern, Yogyakarta, Graha Ilmu, hlm. 10.

245
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 45 No. 3, Juli 2016

tidak terdapat halangan perwalian, menurut hukum Islam di Indonesia berarti


Islam, dan sehat jasmani serta rohani. menjelaskan tentang dasar hukum nikah beda
d. Saksi nikah, syaratnya adalah; minimal agama menurut perundang-undangan,
dua orang laki-laki, hadir dalam ijab kemudian dianalisis menurut hukum Islam.
dan qabul, dapat mengerti maksud Menurut sejarah hukum keluarga di
akad, tidak cacat rohani, Islam, dan Indonesia, pada awalnya perkawinan beda
dewasa. agama disebut dengan istilah perkawinan
e. Akad, ijab dan Qabul, syaratnya; adalah campuran, landasan hukumnya terdapat pada
adanya pernyataan mengawinkan dari ketentuan Pasal 1 GHR (Regeling of de
wali, adanya pernyataan penerimaan Gemengde Huwalijen Staatsblaad 1898 No.
dari calon mempelai pria, memakai 158) yang menjelaskan bahwa perkawinan
kata-kata nikah atau tazwij atau campuran adalah perkawinan antar orang-
orang yang di Indonesia tunduk pada hukum
terjemahnya, antara ijab dan qobul
yang berlainan, termasuk nikah beda agama
bersambungan, antara ijab dan qobul
karena berlainan agama (interreligeus). Juga
jelas maksudnya, yang terikad ijab dan
terdapat dalam Pasal 7 Ayat (2) GHR yang
qobul tidak sedang ikhram, dan majlis menjelaskan bahwa perbedaan agama, bangsa
ijab qabul minimal dihadiri empat atau asal sama sekali bukan menjadi
orang. penghalang perkawinan.
Kaitannya dengan nikah beda agama, Namun setelah lahirnya UU
menurut hukum agama (Islam) menjelaskan Perkawinan No. 1/1974, perkawinan
bahwa nikah tersebut termasuk nikah fasid campuran mengalami perubahan arti, karena
atau nikah yang cacat hukum, karena kedua menurut Pasal 57 UU Perkawinan No. 1/1974
pasangan tersebut tidak memenuhi syarat menjelaskan bahwa :
perkawinan yakni beragama Islam. “Perkawinan campuran adalah
Pelarangan nikah beda agama menurut ajaran perkawinan antara dua orang yang di
agama yang diakui di Indonesia (Islam, Indonesia tunduk pada hukum yang
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Kong berlainan, karena perbedaan
Huchu) tidak diperbolehkan atau tidak kewarganegaraan dan salah satu pihak
berkewarganegaraan Indonesia”.
dianjurkan atau tidak sah.10 Hal ini disebabkan
Berdasarkan bunyi pasal di atas, dapat
karena masing-masing agama mengajarkan
dipahami bahwa perkawinan campuran
supaya umatnya menikah dengan pasangan
menurut UU Perkawinan menunjuk pada
yang satu akidah atau keimanan. perbedaan kewarganegaraan Indonesia
Nikah beda agama menurut hukum
dengan kewarganegaraan asing, bukan
Islam dapat dilakukan, apabila salah satu
perbedaan agama. Hal ini berakibat bahwa
pasangan bersedia pindah agamanya supaya
sejak keluarnya UU Perkawinan No. 1/1974,
pernikahan terpenuhi rukun dan syaratnya,
aturan tentang dibolehkannya nikah beda
sehingga hukumnya sah dan dapat dicatatkan
agama menurut GHR Pasal 1 dan Pasal 7 Ayat
o l e h n e g a r a .11 B a g i m e r e k a y a n g
melangsungkan pernikahan menurut agama (2) dinyatakan tidak berlaku.12 Pemberlakuan
Islam, maka pernikahannya dicatatkan di nikah beda agama selanjutnya terdapat dalam
KUA. Sedangkan bagi mereka yang hukum agama masing-masing, sebagaimana
melangsungkan pernikahan menurut agama dijelaskan dalam UUP No.1/1974 Pasal 2
non Islam, maka dicatatkan di KCS (Kantor Ayat (1) menjelaskan bahwa “perkawinan
Catatan Sipil). adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum
masing-masing agamanya dan
B. Hasil dan Pembahasan kepercayaannya itu”.
1. Analisis Yuridis Nikah Beda Agama Walaupun persoalan pernikahan beda
Menurut Hukum Islam di Indonesia agama dalam UUP tersebut tidak dijelaskan
Analisis yuridis pernikahan beda agama secara tekstual. Namun, apabila dipahami
10. Muhammad Daud Ali, Op. cit, hlm. 71
11. Ibid, hlm. 60
12.Muhammad Anshary, 2010, Hukum Perkawinan Di Indonesia (Masalah-Masalah Krusial), Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, hlm. 49-51.
246
Islamiyati, Analisis Yuridis Nikah Beda Agama

pasal tersebut menjelaskan bahwa peran c. Munculnya permasalahan hukum


hukum agama berkedudukan sebagai tentang nikah beda agama, menurut UU
parameter atau tolak ukur tentang sahnya Perkawinan No. 1 Tahun 1974 ternyata
pernikahan, sehingga penentuan boleh telah dijelaskan dalam Pasal 8 huruf (f),
tidaknya perkawinan tergantung dari hukum rumusannya adalah “perkawinan
agama. Apabila dalam hukum agama dilarang antara dua orang yang
menyatakan sahnya suatu perkawinan, maka mempunyai hubungan yang oleh
sah juga menurut hukum negara. agamanya atau peraturan yang berlaku
Hukum Islam yang mengatur dilarang kawin”. Jadi, menurut UU
pernikahan untuk orang Islam telah mengatur Perkawinan menjelaskan bahwa
aturan tentang nikah beda agama, yakni: pernikahan beda agama termasuk
a. K e p u t u s a n M a j l i s Ta r j i h pernikahan yang dilarang.14
Muhammadiyah ke 22 tahun 1989 di d. Pasal 118 KHI yang menjelaskan bahwa
Malang Jawa Timur menjelaskan murtad dapat digunakan sebagai alasan
bahwa menurut hukum agama Islam, perceraian, adanya murtad mesti
pernihakan wanita non muslim dengan disebabkan oleh nikah beda agama.
laki-laki muslim adalah haram. Hal ini Para perumus KHI, yang berkedudukan
mengandung arti bahwa pernikahan sebagai mujtahid berpendapat bahwa
beda agama, dalam segala bentuknya penetapan dilarangnya nikah beda
tidak diperbolehkan.13 bertujuan untuk membentuk
b. Pasal 40 Poin (c) dan Pasal 44 KHI
kemashlahatan, demi mempertahankan
Inpres No. 1/1991, menamakan
agama. Mereka lebih memprioritaskan
perkawinan beda agama dengan
kepentingan agama daripada
sebutan perkawinan antar pemeluk
kenikmatan jiwa manusianya dan
agama. Pada Pasal 40 poin (c) KHI
menempatkan pemeliharaan
menyatakan bahwa dilarang
kepentingan agama sebagai hak yang
melangsungkan pernikahan antara
tidak dapat dikurangi dalam keadaan
seorang pria dengan seorang wanita
apapun.15
yang tidak beragama Islam. Kemudian
Pasangan yang menikah satu keimanan
dalam Pasal 44 menyatakan bahwa
atau satu agama, maka rumah tangganya akan
wanita Islam dilarang melangsungkan
perkawinan dengan seorang pria yang dilindungi oleh aturan yang seragam yang
tidak beragama Islam. Berdasarkan menjadi prinsip dasar dalam melaksanakan
ketentuan Pasal 40 poin (c) dan 44 KHI hak dan kewajiban masing-masing
di atas memahamkan bahwa garis pasangannya. Mereka akan bersama-sama
hukum pernikahan beda agama mengembangkan iktikad baiknya dalam
menurut hukum perkawinan Islam menempuh tujuan perkawinan, mengelola
adalah tidak boleh. Bagi orang Islam harta kekayaan, mendidik anak dan
16
tidak ada kemungkinan untuk menikah menyelesaikan sengketa hukum.
dengan melanggar ketentuan Nikah beda agama, menurut hukum Islam
agamanya. tidak diperbolehkan karena menyangkut

13. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Dokumen Himpunan Putusan Majlis Tarjih Muhammadiyah 22 di
Malang Jawa Timur, hlm. 8.
14. Ibid, hlm. 32
15. Faiq Thobroni, “Kawin Beda Agama Dalam Legeslasi Hukum Perkawinan Indonesia Perspektif HAM”, Al-Mawardi
Journal Islamic Law, Vol. XI, No. 2, September- Januari 2011, (Printed ISSN No. 0854-7408, Online ISSN No. ISSN:
2460-0342), the Department of Shari'ah the Faculty of Islamic Studies Islamic University of Indonesia Yogyakarta
Indonesia in cooperation with the Association of Shari'ah Scientists and Scholars of Indonesia ( HISSYI - Himpunan
Ilmuan dan Sarjana Syari'ah Indonesia ), Yogyakarta, hlm. 169.
16. Nancy J. Smith-Hefner, “The New Muslim Romance: Changing Patterns of Courtship and Marriage Among
Educated Javanese Youth”, Journal of Southeast Asian Studies, Vol. 36, Issue 03, October 2005, pp 441 – 459, DOI:
10.1017/S002246340500024X, Printed in the United Kingdom, The National University of Singapore Published
online: 08 September 2005, hlm. 18.
247
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 45 No. 3, Juli 2016

perbedaan keimanan. Salah satu dasarnya laki non muslim, karena hubungan batin
adalah Fatwa MUI dalam Musyawarah pasangan tersebut menurut hukum Islam
Nasional ke II pada tanggal 26 Mei-1 Juni termasuk perbuatan zina, sebab
1980 yang menetapkan bahwa nikah beda perkawinannya sudah tidak sah lagi;
agama hukumnya haram, alasannya 17adalah: d. Bagi umat Islam, dianjurkan tidak
a. Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 221 melakukan nikah beda agama, apabila
menjelaskan bahwa diharamkan laki- melakukan nikah beda agama
laki muslim menikah dengan wanita hendaknya sesuai dengan hukum Islam
tidak muslim sehingga mereka beriman.
Selain itu juga menjelaskan bahwa demi menjaga dan menyelamatkan diri
diharamkan bagi wali menikahkan dan keluarganya dari api neraka;
wanita yang berada di bawah tanggung e. Para orang tua hendaknya mengajarkan
jawabnya dengan laki-laki non Islam. kepada anaknya supaya mempunyai
b. Al-Qur'an Surat Al-Mumtahanah Ayat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
10 menjelaskan, supaya laki-laki SWT, sehingga tidak melakukan nikah
beriman tidak mempertahankan beda agama yang melanggar ketentuan
perkawinannya dengan wanita non Islam.
Islam, begitu juga wanita non muslim Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
supaya dikembalikan kepada laki-laki dipahami bahwa dasar hukum nikah beda
muslim, karena perkawinan mereka agama berasal dari hukum agama yang dianut
diharamkan oleh Allah. di Indonesia. Pemberlakuan hukum agama
c. Al-Qur'an Surat Al-Tahrim ayat 6, dalam perkawinan, apabila dikaji, sesuai
memerintahkan supaya orang-orang dengan landasan idiil Pancasila sila pertama
beriman menjaga dan memelihara diri Pancasila, yakni “ Ketuhanan Yang Maha
sendiri dan keluarganya dari api neraka. Maha Esa”. Sila ini menjelaskan bahwa
d. Sabda Nabi Muhammad SAW yang segala aturan hukum, termasuk hukum
diriwayatkan oleh Imam Al-Thabrani perkawinan harus sesuai dengan ajaran Tuhan
yang mengajarkan bahwa nikah itu Yang Maha Esa, artinya tidak boleh
setengah dari ajaran agama, dan kita bertentangan dengan moral agama yang hidup
diperintahkan untuk hati-hati terhadap di Indonesia.18 Selain itu juga berdasarkan
sisanya.
e. Sabda Nabi Muhammad SAW yang landasan konstitusionil UUD 1945, Pasal 29
diriwayatkan oleh Ibn Al-Sura'i yang Ayat (1) dan (2) yang menyatakan adanya
mengajarkan tentang pentingnya jaminan perlindungan hukum bagi warga
pengajaran pendidikan agama bagi negara untuk melaksanakan ajaran agama
orang tua kepada anaknya, karena orang termasuk hukum perkawinan sesuai ajaran
tualah yang menjadikan anaknya agama yang diyakininya, sehingga
Yahudi, Majusi, Nasrani dan Islam. pengembangan kehidupan beragama dapat
Berdasarkan penjelasan dari alasan menyuburkan nilai-nilai etika dan moral di
hukum di atas dapat dipahami bahwa : masyarakat.19
a. Nikah beda agama dalam segala Pemberlakuan hukum nikah beda agama
bentuknya dilarang; juga sesuai dengan putusan MK No.
b. Wali perempuan (ayah, kakek, dan 68/PUU/XII/2014 yang menguatkan hukum
saudara dari kerabat laki-laki) dilarang agama untuk menjadi barometer dalam
menikahkan anak perempuannya menentukan sah atau tidaknya perkawinan,
dengan laki-laki non muslim; termasuk tidak sahnya pernikahan beda
c. Wali perempuan (ayah, kakek, dan agama karena melanggar konstitusi negara.
saudara dari kerabat laki-laki) dilarang Selain itu, putusan MK No. 68/PUU/XII/2014
mempertahankan perkawinan beda telah mengarahkan dan memberikan petunjuk
agama anak perempuannya dengan laki- tentang penafsiran Pasal 1 Ayat (2) UUP

17. Jaih Mubarok, 2015, Pembaharuan Hukum Perkawinan di Indonesia, Bandung, Simbiosa Rekatama Media, hlm.
119.
18.
Muhammad Daud Ali, 1997, Hukum Islam dan Peradilan Agama, Jakarta, Raja Grafindo, hlm. 57-58.
19.
Ibid.
248
Islamiyati, Analisis Yuridis Nikah Beda Agama

secara benar, adil dan sesuai dengan ilmu mewarisi harta orang kafir, dan orang
hukum tentang bagaimana membaca, kafir tidak berhak mewarisi harta orang
memahami dan menafsirkan pasal dan ayat Islam” ( HR. Bukhari dan Muslim).
dalam suatu perundang-undangan.20 Juga terdapat dalam Hadist yang
2. Akibat Hukum Nikah Beda Agama diriwayatkan oleh Ashhab al-Sunan
Menurut Hukum Islam di Indonesia yang artinya “Tidak dapat saling
Nikah beda agama merupakan mewarisi antara dua orangg pemeluk
perbuatan yang melanggar hukum, karena agama yang berbeda” (HR. Ashhab Al-
semua agama mengajarkan pada umatnya Sunan).
supaya menikah yang satu keimanan. Nikah e. Berpengaruh pada hukum perkawinan
beda agama akan berakibat kompleks pada Islam, pada masalah wali nikah dari
beberapa hal, antara lain : m e m p e l a i p e r e m p u a n . Wa l i
a. Hukum perkawinan di Indonesia tidak mempunyai kewajiban untuk
berlaku efektif, akan menjadi kaidah menikahkan anak perempuannya
yang mati, karena tidak ditaati kepada laki-laki yang dikendakinya.
masyarakat. Salah satu syarat wali adalah beragama
b. Merusak mentalitas muslim, karena Islam, apabila terjadi perbedaan agama
tidak konsekuen terhadap hukum antara anak perempuan dan walinya,
agamanya. Hal ini termasuk perbuatan tentunya menjadi penghalang untuk
menyeleweng dari ajaran prinsip melangsungkan pernikahannya.
tauhid. f. Berpengaruh pada hukum perkawinan
c. Berpengaruh pada pola pendidikan pada hak asuh anak (hadhanah) ketika
anak, perbuatan nikah beda agama akan orang tua bercerai. Apabila terjadi
berakibat pada 3 pola pendidikan anak, perceraian dan usia anak di bawah 12
yakni; anak dididik mengikuti agama tahun, maka hak asuh anaknya ada di
pasangan yang beragama Islam, anak tangan ibunya, sedangkan biaya nafkah,
dididik mengikuti agama pasangan non pendidikan dan kesehatan ada di tangan
Islam, dan anak tidak dididik ajaran ayahnya, semua itu dilakukan karena
agama. Kewajiban dasar orang tua kepentingan anak. Namun, apabila
kepada anak adalah mendidik dan ibunya tidak muslim, maka tidak berhak
membimbing anak untuk tidak hadhanah karena kekafirannya. Sebab
menyekutukan Allah dan menjadi anak hak hadhanah meliputi pendidikan
sholeh dan sholekhah.21 agama pada anak tersebut.
d. Berpengaruh pada hukum waris Akibat hukum nikah beda agama
mewarisi antara pewaris dan ahli waris. adalah perkawinan menjadi batal setelah ada
Apabila terjadi nikah beda agama keputusan pengadilan yang mempunyai
antara anak dan orang tua sebagai kekuatan hukum tetap. Apabila tidak ada
pewaris atau ahli waris, maka keduanya pihak yang mengajukan permohonan
tidak berlaku hukum waris mewarisi pembatalan pernikahan, maka menurut
karena tidak memenuhi syarat hukum hukum positif di Indonesia, baik UUP
22
waris Islam. Jadi, ahli waris yang beda maupun KHI, menghukumi bahwa
agama ketika pewaris meninggal dunia, pernikahan sah dilakukan. Menurut hukum
maka akan menjadi penghalang ahli Islam normatif yakni hukum Islam yang
waris tersebut untuk menerima harta berdasarkan wahyu Allah yakni Al-Qur'an,
warisan. Dasar hukumnya adalah Al-Hadist dan beberapa kitab fiqh
Hadist riwayat Bukhari dan Muslim menjelaskan bahwa perkawinan tersebut di
yang artinya “Orang Islam tidak berhak mata Allah telah rusak dan pelakunya
20. Islamiyati, “Implikasi Yuridis Putusan Mahkamah Konstitusi No.68/PUU/XII/2014 Terhadap Penyelundupan
Hukum Nikah Beda Agama dalam Perspektif Hukum Islam”, Tesis, MIH UNDIP, Semarang, 2016, hlm. 234.
21. Lihat Al-Qur'an Surat Luqman Ayat 12-19.
22. Ahmad Azhar Basyir, 2009, Hukum Waris Islam, Yogyakarta, UII Press, hlm. 94.

249
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 45 No. 3, Juli 2016

dianggap berbuat zina karena melakukan yang tidak sah sebab tidak terpenuhi
perkawinan yang tidak sah sebab tidak syaratnya.
terpenuhi syaratnya, yakni calon suami dan Alasannya karena akan terjadi benturan
isteri harus beragama Islam. Akibat hukum pada masalah intern perkawinan, hak
hukumnya adalah nikah tersebut tidak sah dan waris mewarisi, hak wali nikah dalam
batal demi hukum. Walaupun tidak ada perkawinan, dan hak asuh anak (hadhanah)
pengajuan permohonan pembatalan, namun ketika orang tua bercerai.
nikah tersebut batal di mata Allah dan sanksi Saran yang layak disampaikan adalah
akhirat atau perasaan berdosa niscaya telah supaya menjadi warga negara yang tidak
menjadikannya sebagai peringatan akan melakukan nikah beda agama supaya
perbuatannya. Berdasarkan penjelasan konsekuen terhadap ajaran agamanya. Hal
tersebut dapat dipahami, bahwa sanksi inilah yang menjadikan masyarakat tertip dan
pelanggaran hukum nikah beda agama ada teratur, tidak melanggar hukum dan
dua, yakni sanksi dari Allah dan sanksi dari melahirkan sikap toleransi antar umat
manusia melalui hukum perkawinan di beragama.
Indonsia. Daftar Pustaka
C. Simpulan Al-Qur'an Surat Luqman Ayat 12-19.
Berdasarkan uraian di atas, dapat Azhar Basyir Ahmad, 2009, Hukum Waris
disimpulkan bahwa : Islam, Yogyakarta, UII Press.
1. Nikah beda agama menurut aturan Daud Ali Muhammad, 1997, Hukum Islam
yuridis di Indonesia yakni yakni UU dan Peradilan Agama, Jakarta, Raja
Perkawinan No. 1/1974 Pasal 2 Ayat 1 Grafindo.
dan Pasal 8 Huruf (f), KHI Inpres No. Syarifuddin Amir, 2006, Hukum Perkawinan
1/1991 Pasal 40 Poin (c), 44 dan 118, Islam di Indonesia, Antara Fiqh
dan Pasal 44, Fatwa MUI dalam Munakahat Dan Undang-Undang
Musyawarah Nasional ke II pada Perkawinan, Jakarta, Prenada Media.
tanggal 26 Mei-1 Juni 1980, Fatwa FPI, Departemen Agama RI, 2004, Undang-
K e p u t u s a n M a j l i s Ta r j i h Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Muhammadiyah ke-22 di Jawa Timur, Perkawinan dan Peraturan
Keputusan Bahstul Masail NU, Pemerintah Nomor 9, Tahun 1975,
menetapkan bahwa perkawinan beda Serta Kompilasi Hukum Islam di
agama dalam segala bentuknya tidak Indonesia, Jakarta, Departemen
diperbolehkan, kecuali terjadi Agama R.I. Derektorat Jenderal
penyamaan akidah atau keimanan bagi Bimbingan Masyarakat Islam dan
pasangan. Setiap perkawinan Penyelenggaraan Haji.
dinyatakan sah jika mekanisme, tata Eky Diyanti Novina, “Perkawinan Beda
cara, aturannya sesuai dengan norma A g a m a A n t a r Wa r g a N e g a r a
Indonesia Di Luar Negeri Sebagai
dan aturan agama yang diyakini dan
Bentuk Penyelundupan Hukum Dari
dipercayai setiap warga negara.
UU No. 1/1974 Tentang Perkawinan”,
2. Akibat hukum pernikahan beda agama
Jurnal Privat Law FH UNS, Vol. II,
menurut hukum Islam positif adalah
No. 5, Juli-Oktober 2014.
perkawinan menjadi batal apabila ada
Halim Abdul, Carina Rizky Ardhani,
pihak yang mengajukan permohonan “Keabsahan Perkawinan Beda Agama
pembatalan pernikahan kepada hakim, Diluar Negeri Dalam Tinjauan
dan keputusan hakim telah mempunyai Yu r i d i s ” , J u r n a l M o r a l
kekuatan hukum tetap. Menurut hukum Kemasyarakatan, Vol. 1, No.1, Juni
Islam normatif menjelaskan bahwa 2016, E-ISSN 2527-4, Program Studi
perkawinan tersebut di mata Allah telah Pendidikan Pancasila Dan
rusak dan pelakunya dianggap berbuat K e w a rg a n e g a r a a n U n i v e r s i t a s
zina karena melakukan perkawinan Kanjuruhan Malang dan Asosiasi
250 251
Islamiyati, Analisis Yuridis Nikah Beda Agama

Profesi Pendidikan Pancasila dan UUD NRI 1945 (kaidah dasarnya).


Kewarganegaraan Indonesia U U N o m o r 1 Ta h u n 1 9 7 4 t e n t a n g
(AP3KnI), Jawa Timur. Perkawinan.
Islamiyati, “Implikasi Yuridis Putusan Kompilasi Hukum Islam berdasarkan Inpres
Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 1991.
No.68/PUU/XII/2014 Terhadap
Penyelundupan Hukum Nikah Beda
Agama dalam Perspektif Hukum
I s l a m ” , Te s i s , M I H U N D I P,
Semarang, 2016.
J. Smith-Hefner Nancy, “The New Muslim
Romance: Changing Patterns of
Courtship and Marriage Among
Educated Javanese Youth”, Journal of
Southeast Asian Studies, Vol. 36, Issue
03, October 2005, pp 441 – 459, DOI:
10.1017/S002246340500024X,
Printed in the United Kingdom, The
National University of Singapore
Published online: 08 September 2005.
Mardani, 2011, Hukum Perkawinan Islam di
Dunia Islam Modern, Yogyakarta,
Graha Ilmu.
Mubarok Jaih, 2015, Pembaharuan Hukum
Perkawinan di Indonesia, Bandung,
Simbiosa Rekatama Media.
M u h a m m a d A n s h a r y, 2 0 1 0 , H u k u m
Perkawinan Di Indonesia (Masalah-
Masalah Krusial), Yogyakarta,
Pustaka Pelajar.
Muhammad Daud Ali, 1997, Hukum Islam
dan Peradilan Agama, Jakarta, Raja
Grafindo.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa
Tengah, Dokumen Himpunan Putusan
Majlis Tarjih Muhammadiyah 22 di
Malang Jawa Timur.
Thobroni Faiq, “Kawin Beda Agama Dalam
Legeslasi Hukum Perkawinan
Indonesia Perspektif HAM”, Al-
Mawardi Journal Islamic Law, Vol.
XI, No. 2, September- Januari 2011,
(Printed ISSN No. 0854-7408, Online
ISSN No. ISSN: 2460-0342), the
Department of Shari'ah the Faculty of
Islamic Studies Islamic University of
Indonesia Yogyakarta Indonesia in
cooperation with the Association of
Shari'ah Scientists and Scholars of
Indonesia (HISSYI - Himpunan
Ilmuan dan Sarjana Syari'ah
Indonesia), Yogyakarta.

251

Anda mungkin juga menyukai