Barang diserahkan
penjual PEMBELI
pembayaran
b) Istishna’ paralel adalah suatu bentuk akad istishna’ antara
penjual dan pemesan, dimana untuk memenuhi
kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad
istishna’ dengan pihak lain (subkontraktor) yang dapat
memenuhi aset yang dipesan oleh pemesan.
Skema Istishna’ pararel
Melakukan akad istishna’
Barang diserahkan
penjual PEMBELI
pembayaran
Barang
Memesan diserahkan
dan PRODUSEN /
membeli PEMASOK
Dasar Syariah
a) Sumber Hukum Akad Istishna’
b) Rukun dan Ketentuan Akad Istishna’
c) Berakhirnya Akad istishna’
a) Sumber Hukum Akad Istishna’
Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa qiyas dan kaidah-
kaidah umu tidak memperbolehkan istishna,karena
istishna merupakan jual beli barang yang belum ada.
Sementara jual beli semacam ini dilarang oleh Rasulullah
,karna barang yang menjadi objek jual beli tidak ada atau
belum ada pada waktu akad. Selain itu,juga tidak bisa
dinamakan ijarah,karena bahan yang akan digunakan
untuk membuat barang adalah milik si penjual. Hanya
saja, bila berlandaskan kepada isishna. Ulama Hanafiyah
memperbolehkan. Karena akad semacam ini sudah
menjadi budaya yang dilandaskan oleh hampir seluruh
masyarakat. Bahkan telah disepakati (ijma’) tanpa ada yang
mengingkari.
b) Rukun dan Ketentuan Akad
Istishna’
Rukun istishna’ ada 3, yaitu : Ketentuan syariah :
Fatwa
Sedangkan berdasarkan Fatwa yang mengatur tentang jual beli istishna yaitu
Pelaku harus cakap hukum dan baligh
Objek akad:
ZAHROTUT (114) implementasi akad
istishna pada bank syariah
PIPIT O (050) perbedaan akad salam
dengan akad istishna
BELLA (035) apakah istishna bisa
dikreditkan kalo bisa bagaimana
ketentuannya
MERRY (070) apa yang menjadi pedoman
pencatatan dan pelaporan akuntansi
transaksi istishna
IMA (087) apa hak dan kewajiban pelaku
istishna
QURNIA (046) dalam akad istishna apakah
ada biaya perolehan
SITI (107) penjelasan dari akal batal demi
hukum, karena timbul kondisi hukum yang
dapat menghalangi pelaksanaan atau
penyelesaian akad.
OKY (116) bagaimana bagi hasil antara bank
dan nasabah dalam akad istishna
SUNANDAR (106) apakah dalam realita akad
istishna banyak digunakan
DHITA (061) bagaimana resiko pasar dalam
pembiayaan akad istishna
AMALIA (102) bagaimana karakteristik akad
istishna