ABSTRAK
Divisi Energy Drink PT. Karunia Alam Segar Gresik adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri
minuman serbuk berupa produk Jasjus, Teajus, dan Milkjus. Dari hasil perhitungan, produk Jasjus Orange
merupakan salah satu produk yang banyak mengalami kegagalan dalam prosesnya produksinya, antara lain
terjadi waste kritis yaitu defect, excess processing, dan waiting. Dalam rangka mengurangi terjadinya waste
kritis digunakan konsep lean thinking dan six sigma yaitu lean six sigma. Siklus yang digunakan lean six
sigma adalah DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Dan Control). Sedangkan Tool lean six sigma
yang digunakan adalah big picture mapping, pareto chart, fishbone diagram, dan failure mode and effect
analysis. Dari hasil penelitian selama dua bulan, diketahui untuk waste defect data variabel (berat under dan
over) mempunyai nilai sigma 4,45 sedangkan data atribut (potongan seal miring, seal gencet, potongan seal
melebihi batas, seal melipat, dan bocor) mempunyai nilai sigma 4,16. Waste defect mempunyai COPQ Rp
12.006.578. Waste excess processing mempunyai 1720 menit jam kerja terbuang dan COPQ Rp 1.316.234.
Waste waiting mempunyai 16670 menit jam kerja terbuang dan COPQ Rp 11.951.712. Waste defect dapat
dikurangi dengan aktivitas operator yang harus lebih sering untuk mengecek takaran berat mesin, dan
mengadakan pelatihan operator. Waste excess processing dapat dikurangi dengan mengadakan pelatihan
operator, dan menyetting mesin secara teratur dan dengan benar. Waste waiting dapat dikurangi dengan
mengurangi kecepatan output mesin, dan pekerja harus segera mengirim bak hopper penampung pada proses
granulasi.
Kata Kunci : Lean Six Sigma, Waste Kritis, Defect, Excess Processing, Waiting, Failure Mode And Effect
Analysis, Risk Priority Number (RPN)
ABSTRACT
Division Energy Drink PT. Karunia Alam Segar Gresik is a company engaged in the beverage industry in
the form of powder products Jasjus, Teajus, and Milkjus. From the calculation, product Jasjus Orange is one
product that many failures in the process of production, among other critical waste namely defect, excess
processing, and waiting. In order to reduce the occurrence of critical waste used the concept of lean thinking
and six sigma lean six sigma. The cycles used DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, and Control).
The lean six sigma tool used big picture mapping, pareto charts, fishbone diagrams, and failure mode and
effect analysis. Research results for two months, it is known to waste defect variable data (under weight and
over) has a sigma value of 4.45, while the attribute data (pieces of oblique seal, seal squash, chunks of seal
exceeds the limit, folded seal, and leaking) has a sigma value 4.16. Waste defect has COPQ 12.006.578
rupiah. Waste processing excess has 1720 minutes of wasted work hours and COPQ 1.316.234 rupiah. Waste
waiting to have 16670 minutes of wasted work hours and COPQ 11.951.712 rupiah. Waste defect can be
reduced by the operator activity should more often to check the dose of heavy machinery, and operator
training. Waste processing excess may be reduced by conducting operator training, and setting up the
1
Jurnal Teknik Industri | Februari 2016
machine regularly and properly. Waste waiting can be reduced by reducing the output speed of the engine,
and workers should be immediately sent tub hopper container in the granulation process.
Keywords: Lean Six Sigma, Waste Critical Defect, Excess Processing, Waiting, Failure Mode And Effect
Analysis, Risk Priority Number (RPN)
2
Jurnal Teknik Industri | Februari 2016
untuk mencapai keunggulan dan peningkatan terus- Berisi fase measure dan analyze, pada measure
menerus. Definisi lain dari six sigma adalah sebuah meliputi identifikasi Value Stream yaitu identifikasi
proses yang mengaplikasikan alat-alat statistik dan proses produksi berdasarkan Big Picture Mapping,
teknik meredusi cacat sampai didefinisikan tidak menetukan aktifitas-aktifitas produksi kedalam
lebih dari 3,4 cacat dari satu juta kesempatan untuk Value added, NonValue Added, dan Necessary But
mencapai kepuasan untuk mencapai kepuasan Non-Value Added, dan menghitung waste yang
pelanggan secara total. Six sigma memberikan nilai paling berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
lebih pada pelanggan dan shareholders dengan yaitu menentukan CTQ dan CTC dari waste kritis,
memfokuskan pada perbaikan kualitas dan melakukan perhitungan DPMO. Pada analyze
produktivitas perusahaan (Gaspersz, 2002). meliputi Analisa faktor penyebab waste kritis
Metodologi Six Sigma menggunakan alat statistik dengan fishbone diagram, dan analisa kapabilitas
untuk mengidentifikasikan beberapa faktor vital. proses (level sigma).
Faktor-faktor yang paling menentukan untuk
memperbaiki kualitas proses dan menghasilkan Tahap Analisis dan Interpretasi
laba terdiri dari 5 tahap yang disebut dengan Berisi fase improve, improve berisi Penentuan
metode DMAIC, yaitu: (1) Mendefinisikan (Define) fokus perbaikan waste kritis berdasarkan tahapan
proyek, (2) Mengukur (Measurement) kinerja analyze yaitu dengan merancang FMEA
sekarang dari proses-proses itu. (3) Menganalisa berdasarkan fishbone diagram
(Analyze) dan menetapkan akar penyebab cacat itu.
(4) Memperbaiki (Improve) proses untuk Tahap Kesimpulan dan Saran
menghilangkan cacat. (5) Mengendalikan (Control) Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian
kinerja proses-proses itu. dimana akan ditarik kesimpulan sebagai hasil dari
DMAIC merupakan proses peningkatan terus- keseluruhan penelitian yang telah dilakukan serta
menerus menuju target six sigma. DMAIC solusi yang didapat untuk memecahkan masalah
dilakukan secara sistematik berdasarkan ilmu yang terjadi.
pengetahuan dan fakta. DMAIC merupakan suatu
proses cloosed-loop yang menghilangkan langkah- Analisa dan Pembahasan
langkah proses yang tidak produktif, sering Define
berfokus pada pengukuran-pengukuran baru dan Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi penetuan
menerapkan teknologi untuk peningkatan kualitas waste kritis, penggambaran aliran fisik dan
menuju target six sigma. Tahapan dalam penelitian informasi proses pemenuhan order serta identifikasi
ini meliputi: proses produksi dari objek amatan terpilih yang
digunakan untuk mengidentifikasi terjadinya waste.
Tahapan Identifikasi
Tahapan identifikasi berisi fase define yang Penentuan Waste Kritis
meliputi Mendefinisikan gambaran umum Identifikasi waste paling berpengaruh menurut
perusahaan, Penetuan waste kritis (Menetukan konsep lean dilakukan dengan penyebaran
waste kritis melalui Kuisioner kepada responden kuesioner. Kuesioner dilakukan untuk mengetahui
yang mengerti tentang produksi Jasjus Orange ), tingkat keseringan waste yang terjadi pada proses
Mendefinisikan Big Picture mapping, Data hasil produksi. Semakin besar frekuensinya maka
produksi dan Jumlah kecacatan produk . semakin sering pula waste tersebut terjadi pada
proses produksi Jasjus Orange.
Tahapan pengumpulan dan pengolahan data
3
Jurnal Teknik Industri | Februari 2016
Data Atribut
Data Atribut
Excess Processing
4
Jurnal Teknik Industri | Februari 2016
5
Jurnal Teknik Industri | Februari 2016
6
Jurnal Teknik Industri | Februari 2016
Waste Waiting
Identifikasi akar permasalahan terjadinya waste
Waiting pada proses granulasi yaitu menunggu bak
hopper yang telat kirim.
1. Manusia
- Pekerja yang sering menunda
pengiriman bak penampung hopper
2. Metode
- Aliran proses produksi yang kurang
lancar
3. Mesin
- Speed mesin granulasi yang terlalu
cepat
4. Material
- Jumlah hopper penampungan yang
kurang
- Stok WIP yang menumpuk
7
Jurnal Teknik Industri | Februari 2016
Improve
FMEA Defect
Tabel 9. FMEA defect penimbangan berat (under dan over)
8
Jurnal Teknik Industri | Februari 2016
9
Jurnal Teknik Industri | Februari 2016
FMEA Waiting
Tabel 11. FMEA Waiting (Produksi berhenti karena tak tersedia bak hopper penampung) proses granulasi
10
Jurnal Teknik Industri | Februari 2016
11
Jurnal Teknik Industri | Februari 2016
Prasepta , Feliks, Martinus, dan Agnes. (2011). Jurnal Teknik Industri Universitas
Usulan Penerapan Metodologi Dmaic Untuk Muhammadiyah Malang, Vol. 10, No. 2.
Meningkatkan Kualitas Berat Produk Di Lini Vanany, Iwan dan Emilasari. D. 2007. Aplikasi six
Produksi Filling: Studi Kasus PT. Java Egg sigma pada produk clear file di Perusahaan
Specialities, Cikupa. Jurusan Teknik Industri, stationary. Jurnal Teknik Industri, Fakultas
Fakultas Teknik, Universitas Katolik Indonesia Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra.
Atma Jaya. VOL. 9, NO. 1.
Pusporini.P dan Andesta.D. 2009. Integrasi model Vanany. Iwan. (2005). Aplikasi pemetaan aliran
lean sigma untuk peningkatan kualitas produk. nilai di industri kemasan semen. Jurnal teknik
industri vol. 7, no. 2.
12