UNIVERSITY
TUGAS KELOMPOK KE – 3
INTRODUCTION TO MANAGEMENT AND BUSINESS
TEAM – 6
Week 8/ Sesi 12
Perencanaan yang dilakukan dalam manajemen operasi bertujuan agar kegiatan produksi
dapat menghasilkan produk barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Perencanaan pada manajemen produksi meliputi hal-hal sebagai berikut:
(1) Lokasi fasilitas, proses pemilihan lokasi geografis untuk operasi perusahaan.
(2) Tata ruang fasilitas, adalah susunan fisik sumber dalam proses produksi. Intinya
adalah untuk meletakkan kantor, mesin, area penyimpanan, di posisi sebaik mungkin
guna memungkinkan para pekerja untuk memproduksi barang dan memberikan layanan
bagi para pelanggan. Tata ruang fasilitas sangat bergantung pada proses yang harus
dilakukan. Untuk jasa, tata ruang biasanya dirancang untuk membantu konsumen
menemukan dan membeli barang.
(3) Perencanaan persyaratan bahan (MRP) adalah sistem manajemen operasi berbasis
komputer yang menggunakan ramalan penjualan untuk memastikan bahwa
bagian-bagian dan bahan-bahan yang dibutuhkan tersedia pada waktu dan tempat yang
tepat di satu perusahaan tertentu.
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan standar kontrol kualitas
diantaranya :
1) Six Sigma
Merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengurangi kegagalan (kerusakan)
dalam pencapaian sasaran mutu yang diinginkan pada peningkatan jumlah produksi
dengan ukuran kualitas yang hanya memperkenankan 3,4 kerusakan per juta kesempatan.
Dalam penerapannya, six sigma memiliki 5 (lima) langkah untuk memperbaiki kinerja
bisnis yaitu define, measure, analyze, improve, dan control sehingga masalah atau
peluang,
proses, dan persyaratan pelanggan harus diverifikasi dan diperbaharui dalam setiap
langkahnya.
3. Pilihlah dan lakukan analisis pada sebuah perusahaan manufaktur, dari hasil
analisa yang anda lakukan, sebutkan dan jelaskan bagaimana prosedur pembuatan
produknya. Buat pula tahapannya dengan menggunakan PERT atau Bahan Gantt.
(35 Point)
Diagram PERT adalah metode untuk menganalisis tugas yang terlibat di dalam
penyelesaian proyek tertentu, perkiraan waktu yang dibutuhkan un tuk menyelesaikan
setiap tugas dan identifikasi waktu minimum yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
seluruh proyek. Diagram PERT merepresentasikan urutan aktivitas atau kebergantungan
antara aktivitas
Gantt Chart adalah grafik batang yang dengan jelas menunjukan proyek yang sedang
dikerjakan dan seberapa banyak telah diselesaikan dalam waktu tertentu. Gantt Chart
memungkinkan untuk melihat dengan mudah waktu dimulai dan selesainya proyek,
pemantauan kemajuan pekerjaan dan durasi pekerjaan atas pekembangan wakt
Perusahaan manufaktur adalah sebuah perusahaan yang dalam aktivitas usahanya tidak
membeli barang jadi dari supplier. Namun, mereka membeli bahan baku yang kemudian
dilakukan proses produksi sehingga tercipta barang jadi yang siap digunakan.
• Gantt Chart
3. Pressing
Adonan yang homogen dilewatkan pada beberapa mesin roll press sampai
didapatkan adonan dengan ketebalan tertentu, lalu masuk ke sliter untuk
membentuk untaian mie. Pressing berada di bawah ruang mixing, karena
akan memudahkan proses penuangan tepung dari mixing.
4. Steaming
Tahap awal pemasakan mie melalui steam box yang dialirkan uap bersuhu
±1000C dengan sistem dikukus. Ruang steaming bersuhu panas, namun
tenaga kerja hanya memasuki ruangan untuk pengecekan saja (control
pannel).
5. Cutting
Proses pemotongan mie sesuai dengan ketebalan dengan menggunakan pisau
cutter. Dari proses awal produksi sampai akhir semuanya berurutan, pada
proses cutting jika ada mie yang tidak sesuai dengan ketebalan atau bentuk
maka akan ditarik dan di pressing kembali.
6. Frying
Potongan mie dimasukkan ke dalam mangkuk dan digoreng pada suhu
berkisar ±120ºC-160ºC bertujuan untuk mengurangi kadar air pada mie, rata-
rata dari 32%- 35% menjadi ± 3% sehingga mie akan tahan selama 8 bulan.
Penggorengan dilakukan menggunakan minyak goreng yang dipanaskan
dengan uap boiler. Suhu sekitar ruang frying sangat panas, namun terdapat
ventilasi yang berupa jendela yang berada di bawah atap, sehingga dapat
merata ke seluruh area.
7. Cooling
Pendingin mie dengan menggunakan kipas angin atau fan sehingga
didapatkan mie bersuhu sekitar 40°C sekitar 8-11 menit. Area cooking cukup
8. Packaging
Proses penambahan bumbu atau sauce dan minyak bumbu sesuai dengan
rasa, selanjutnya dikemas dalam kemasan etiket untuk melindungi produk,
memudahkan transportasi mie yang sudah terbungkus dan dikemas dalam
karton box. Biasanya menghasilkan ±140 packs per menit. Per karton berisi
40 packs dan siap untuk didistribusikan ke konsumen.
Hingga akhir tahun 2021 PT Trisula Textile Industries Tbk memiliki berbagai
merek yaitu Accura, New Accura, Basilica, Bellini, Clarina, Tristex Modern,
Waltz, Byblos, Just Jait, Suzukura, Legend, Lexus, Alexis, Centennial,
Metalizato, Caterina, Katun, Trisulatex, Cygnus, K-IN Sehat dan Helps dimana
jenis produk dari merek tersebut berupa kain, pakaian jadi, masker non-medis dan
aksesoris.
Proses produksi kain yang dilakukan oleh PT Trisula Textile Industries Tbk kami
coba gambarkan menggunakan Gantt Chart sebagai berikut:
Process 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Raw Material Warehouse
Texturizing
Twisting
Warping
Sizing
Beaming
Drawing In
Weaving
Greige Inspecting
Dyeing Finishing
Final Inspecting
Packing
Delivery
Terkait dengan salah satu produk dari PT Trisula Textile Industries Tbk yang
berupa kain, proses produksinya adalah sebagai berikut:
2. Texturizing
Tahap memproses benang-benang filament di dalam mesin dengan
temperatur dan tekanan tertentu, serta puntiran tertentu sehingga
menghasilkan efek keriting, ketebalan yang elastis dan mempunyai crimp
yang tinggi.
3. Twisting
Tahap mengolah benang untuk diberi puntiran dengan nilai tertentu (twist
per meter/tpm) agar menjadikan benang semakin kuat dan kompak serta
memiliki sifat lain sesuai dengan peruntukan desain. Dalam proses ini
dikenal 2 macam puntiran, yaitu low twist (<450 tpm) dan high twist
(>450 tpm).
4. Warping
Tahap memindahkan benang dari gulungan bobbin atau cheese ke dalam
gulungan besar (beam) untuk dijadikan benang lusi (warp), yakni benang
dengan arah sejajar, serta dalam jumlah dan Panjang benang yang sudah
ditentukan.
5. Sizing
Tahap memberi lapisan kanji atau film kepada benang agar lebih kuat
sehingga tidak mudah putus saat dilakukan proses berikutnya. Proses ini
khusus dilakukan pada benang non twist atau low twist.
6. Beaming
Tahap mengolah benang dari proses warping atau sizing, yang selanjutnya
digabung dari beberapa beam untuk beam lusi. Gabungan ini dapat dari
jenis benang yang sama atau jenis benang yang berbeda, sesuai dengan
peruntukannya.
7. Drawing In
Tahap mencucukan benang-benang ke dalam dropper, gun dan sisir,
sesuai dengan jenis anyaman kain yang diinginkan. Proses ini
memerlukan kehati-hatian karena dilakukan secara manual dan
membutuhkan waktu yang cukup lama, terutama untuk anyaman hias.
8. Weaving
Tahap untuk menenun benang pakan disilangkan dengan benang lusi
sehingga teranyam dengan baik. Proses ini terdiri dari 5 tahapan, yaitu
pengaturan lusi (let off motion), pembukaan mulut lusi (shedding motion),
peluncuran benang pakan (weft insertion), serta pengetekan (beating
motion and take up motion).
9. Greige Inspecting
Tahap untuk memeriksa atau memberikan perangkat kualitas kain hasil
tenun. Bagian yang diperiksa meliputi kualitas fisik (seperti salah
anyaman, pakan pecah, pakan putus, lusi putus, neps dan lainnya) serta
12. Packing
Tahap membubuhi cap pinggi, rolling atau double folding yang sesuai
dengan spesifikasi pesanan konsumen, pemberian barcode, label dan
kemudian dibungkus rapi dengan plastik. Produk yang telah dibungkus ini
akan disimpan ke rak-rak yang telah ditentukan.
13. Delivery
Tahap pengiriman kain, mulai dari pengambilan dan pendataan kain dari
rak, pembuatan surat jalan, pembuatan faktur sampai dengan pengiriman
kain ke pelanggan.
Proses 1 2 3 4 5
Tahap penambangan bahan mentah
Tahap pengilingan bahan baku
Bahan kemudian dipanaskan di preheater
pemanasan dilanjutkan di dalam kiln
Kristal klinker didinginkan di cooler
Pengilingan akhir klinker
Klinker halus disimpan dalam silo
Pengemasan semen
5. PT Batik Semar
PT. Batik semar berdiri pada tahun 1947, didirikan oleh Keluarga Kasigit, sebuah
keluarga pembuat batik / pedagang batik di Solo. Pada saat itu Keluarga Kasigit sangat
menyadari bahwa batik sebagai karya seni dan kerajinan warisan budaya bangsa
Indonesia harus terus dilestarikan keberadaannya. Awalnya PT. Batik Semar
memproduksi batik Bodronoyo, dimana Bodronoyo merupakan nama lain dari Semar.
Namun dalam perjalanannya karena nama Semar ternyata lebih dikenal masyarakat, pada
tahun 1966 digantilah nama batik Bodronoyo menjadi Batik Semar. Bagi PT. Batik
Semar, nama Semar yang dikenal sebagai sosok panutan dalam dunia pewayangan dan
diakui sebagai Batara Isnaya, sekaligus menjadi pengasuh keluarga Pandawa mempunyai
makna sendiri. Makna nama ” SEMAR” adalah : S = Sarwi atau bersama-sama E =
Ening atau suci bersih M = Marsudi atau berusaha tanpa putus asa A = Ajuning atau
perkembangan R = Rasa atau seni Makna tersebut telah menjadi inspirasi dalam
mengembangkan visi Batik Semar hingga sekarang, yaitu Dengan niat yang tulus,
berusaha terus menerus mengembangkan seni kerajinan batik sebagai salah satu warisan
budaya bangsa indonesia yang adiluhung.