Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN MANAJEMEN

AUDIT MANUFACTURING

OLEH:
KELAS D4-7A

I GUSTI AYU PUTU DIAH PARAMITHA (1615644003)


NI PUTU DIAN PUSPA WARDANI (1615644016)
NI KADEK IKA ATMIDEWI (1615644028)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL


POLITEKNIK NEGERI BALI
BADUNG
2019
BAB V
AUDIT MANUFACTURING

1.1 Pengertian Audit Manufacturing


Audit Manufucturing merupakan pengujian-pengujian atas ketaan atas kebijakan
yang telah digariskan dalam bidang operasional, efisiensi dalam menyelenggarakan
upaya untuk mencapai tujuan dibidang operasional perusahaan, dan efektivitas dari
pencapaian tujuan tersebut. Dalam bidang manufacturing, sasaran yang diharapkan
adalah tepat waktu, tepat mutu, tepat dari hasil produksi/operasi, dan dengan biaya
rendah. Oleh karena itu pelaksanaan audit manufacturing dalam suatu perusahaan
haruslah menunjang pencapaian sasaran tersebut. Peran fungsi audit manufacturing
dalam perusahaan adalah meningkatkan kegunaan dari masukan yang berupa tenaga
dan keterampilan, bahan dan peralatan, dana serta informasi menjadi barang atau jasa
yang siap dipasarkan oleh perushaan tersebut kepada konsumen atau pemakainya..
Dalam lingkup manufacturing tercakup semua kegiatan yang terkait dalam usaha untuk
mentranspormasikan masukan (input) berupa tenaga ahli dan keahlian, bahan dan
peralatan, dana serta informasi menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa.
Transformasi masukan menjadi keluaran dapat dilustrasikan pada gambar berikut ini

Transformasi Input Menjadi Output


Semua masukan diubah menjadi barang dan atau jasa melalui teknologi proses,
yaitu metode tertentu yang digunakan untuk melakukan transformasi tersebut.
Perubahan pada teknologi mengubah cara suatu masukan digunakan terhadap lainnya
dan mungkin pula produk yang dihasilkan. Gambar diatas menunjukkan informasi
umpan balik merupakan hal mendasar agar tercipta produk yang diinginkan. Operasi
menggunakan informasi umpan balik ini agar kebutuhan masukan dan teknologi proses
mencapai keluaran yang diinginkan adalah tanggungjawab manajer.
Sistem transformasi informasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Ada dua
macam lingkungan yang perlu diperhatikan :
1. Fungsi Bisnis lain atau tingkat manajemen yang lebih tinggi di dalam perusahaan
tetapi di luar fungsi operasi mungkin mengubah kebijakan, sumber daya,
perkiraan, asumsi atau kendala. Sebagai akibatnya sistem informasi pada fungsi
operasi perlu beradaptasi dan menyesuaikan dengan keadaan lingkungan internal
yang baru.
2. Lingkungan di luar perusahaan mungkin mengalami perubahan dilihat dari segi
hukum, politik, sosial atau ekonomi, sehingga mengakibatkan perubahan pada
masukan, keluaran atauupun sistem informasi operasi. Perubahan yang terus
menerus dalam lingkungan operasi tampaknya telah menjadi sesuatu yang lazim,
bukan lagi sebagai pengecualian.
1.2 Rerangka Kerja untuk Audit Manufacturing
Menurut KW Platt dan MJ Gregori memberikan suatu model / rerangka audit
manufacturing seperti ilustrasi berikut:

1.3 Ruang lingkup Audit Manufacturing


I. Perencanaan produksi
1. Jadwal Produksi Induk
2. Penilaian atas Idle capacity
3. Achievement Rate (AR)
4. Inventory Level (IL)
5. Perencanaan Keseimbanagn Lintas Produksi
6. Tingkat Utilisasi (TU) Mesin dan Tenaga Kerja
7. Follow Up Anggaran vs Aktual Biaya Produksi
8. Manajemen Informasi Sistem (MIS) Produksi
II. Quality Control
1. Tingkat Kualitas Produksi Per Periode
2. Sampling Plan
3. Penerapan Total Quality management (TQM)
4. Peta Kontrol
5. Standar Spesifikasi Geometris/Kualitas Produk
III. Produktivitas dan Efisiensi
1. Produktivitas Tenaga Kerja (PTK)
2. Efisiensi dan Produktivitas Bahan
IV. Metoda dan standar Kerja
1. Waktu Baku ( Standar Time)
2. System Kerja
3. Standar Operating Procedure (SOP)
V. Maintenace
1. MIS Maintenance
2. Preventive Maintenace
3. Pedoman Maintenace
4. Prosedur Permintaan Kerja
VI. Organisasi Manajemen Produksi
1. Tujuan/sasaran Departemen Produksi
2. Penilaian Struktur Organisasi
3. Tingkat Absensi Pegawai
4. Turn Over (TO) Pegawai
VII. Plant Lay Out
Beberapa criteria penilaian terhadap lay out yang ada, antara lain:
 Fleksibilitas lay out
 Efektivitas dan efisiensi material flow pattern
 Minimal material handling oleh direct labour
 Minimal jarak material handling
 Minimal frekuensi perpindahan material
 Penggunaan ruangan yang ekonomis
 Pengaturan tata letak gudang yang efisiensi
 Penilaian metoda dan alat material handling
 High turnover material/WIP
 Keselamatan dan keamana kerja
 Dan lain-lain
VIII. Value Analysis (VA)/ Value Engineering (VE)
 Sudah adakah program VA/VE di perusahaan
 Bagaimana efektivitasnya dan hambatan-hambatan apa yang dihadapi dalam
penerapannya
 Berapa besar biaya yang dapat dihemat
1.4 Langkah-Langkah Audit Manufacturing
Kegiatan audit manufacturing dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Merumuskan maksud dan tujuan dari dilaksanakannya audit manufacturing.
2. Menentukan ruang lingkup audit manufacturing.
3. Melakukan audit pendahuluan untuk mendapatkan data dan informasi yang bersifat
umum tentang obyek audit.
4. Menyusun program dan prosedur audit manufacturing.
5. Melaksanakan audit manufacturing yang telah ditetapkan sesuai dengan program
dan prosedur audit yang mencakup pengumpulan dan pemeriksaan data serta
mengadakan wawancara.
6. Mengolah dan menganalisis hasil temuan.
7. Membuat laporan ikhtisar temuan yang penting dan saran perbaikan.
1.5 Contoh Kasus Audit Manufakturing
Ariba Mode adalah sebuah perusahaan garmen yang berlokasi di Depok.
Perusahaan ini bergerak dalam bidang penjualan pakaian jadi dan produk unggulannya
adalah kaos gaul untuk remaja. Ariba Mode berdiri sejak tahun 2015, mereka sempat
mengalami kejayaan pada tahun 2018. Namun sampai sekarang perusahaan ini terus
mengalami kemunduran.
Dalam rangka untuk kejayaan seperti pada tahun 2015, manajemen Ariba Mode
akan melakukan audit manufacturing. Dengan diadakannya audit manufacturing ini
diharapkan dapat menemukan kelemahan dan peluang yang dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk dapat kembali bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain.
Anda diminta untuk melakukan audit manufacturing pada Ariba Mode dan temukan
beberapa masalah yang terjadi.
1. Kesalahan-kesalahan yang menyebabkan perusahaan terus mengalami kemunduran
2. Berikan solusi kepada Ariba Mode untuk dapat memperbaiki kondisi perusahaan
agar lebih baik.
Jawaban
1. Setelah dilakukan audit manufacturing ditemukan beberapa penyebab yang terjadi di
perusahaan sehingga mengalami kemunduran yaitu :
- Perusahaan menggunakan bahan baku yang relative mahal
- Waktu pengerjaan terlalu lama
- Produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan selera konsumen
- Produk yang dihasilkan terlalu banyak (surplus produk) sehingga terjadi
pemborosan
2. Solusi kepada Ariba Mode untuk dapat memperbaiki kondisi perusahaan agar
lebih baik yaitu :
- Melakukan penyeleksian sebelum menggunakan bahan baku
- Melakukan perencanaan sebelum memulai produksi agar tidak terjadi
pemborosan waktu
- Mencari informasi tentang selera konsumen
- Melakukan perencanaan jumlah produksi dan mendata jumlah produksi

Anda mungkin juga menyukai