Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL 3

Pedoman Tugas
Tuliskan identitas saudara di lembar Jawaban
Pastikan Tanggal Upload masih dalam batas waktu pengumpulan Tugas
Nilai Maksimum 100

1 Apa perbedaan prosedur dalam melakukan audit fungsi produksi dan audit kepastian
mutu ?
2 Dalam kegiatan produksi atau manufaktur memiliki sasaran strategis yang akan di
jadikan titik tolak dalam audit fungsi produksi, silahkan jelaskan sasaran strategis
tersebut?
3 Apa perbedaan hasil audit fungsi produksi dan audit kepastian mutu ?
4 Bagaimana langkah yang umum dilakukan dalam melakukan audit kepastian mutu ?
5 Bagaimana ruang lingkup audit yang harus di perhatikan oleh auditor dalam

melaksanakan audit informasi

--------------------------------------------------00000000000-----------------------------------------------

Jawab:
1. Perbedaan antara prosedur audit fungsi produksi dan audit kepastian mutu adalah sbb:
Dalam prosedur audit fungsi produksi setidaknya melibatkan 2 bagian besar , yaitu audit
operasional dan audit keuangan. Adapun prosedur audit dalam audit manajemen fungsi
produksi adalah sebagai berikut:
a. Prosedur audit operasional perencanaan produksi
Auditor manajemen harus mengenali tingkat perencanaan manajemen dimana fungsi
produksi berkaitan erat dengan fungsi lain dalam perusahaan, seperti keuangan,
pemasaran, dan pembelian. Dalam hal ini peran auditor manajemen adalah:
 Menilai tingkat efisiensi pelaksanaan kebijakan, prosedur, dan rencana yang ada
sekarang, dan
 Mencari pendekatan-pendekatan baru untuk memastikan operasi produksi yang
lebih efisien dan menguntungkan.
b. Prosedur audit keuangan perencanaan produksi
Fokus utama audit keuangan perencanaan produksi terletak pada sistem akumulasi biaya
dan sistem akuntansi biaya. Proses audit keuangan ini dimulai dengan menentukan
apakah terdapat proses yang mendukung penyiapan laporan akuntansi biaya manufaktur
yang tepat dan akurat.
Fokus lain audit keuangan perencanaan produksi adalah menentukan apakah terdapat
kontrol biaya yang dilakukan secara efektif. Oleh karena itu sangat penting bagi auditor
manajemen untuk memahami sistem akuntansi yang digunakan dalam operasi produksi,
kemudian mengevaluasi dan menguji kontrol dari sistem akuntansi tersebut.

Sedangkan dalam prosedur audit kepastian mutu, auditor manajemen harus memahami
prosedur dan harapan manajemen yang menyangkut mutu. Secara umum, prosedur yang
dilakukan untuk melaksanakan audit kepastian mutu meliputi:
 Mengembangkan pemahaman umum terhadap peranan kepastian mutu dalam
organisasi, keterkaitannya dengan fungsi produksi dan fungsi lain dalam
perusahaan.
 Mengulas proses yang dijalankan untuk mengembangkan, membuat, dan
mengeluarkan standar mutu perusahaan, dan menilai apakah proses yang
ditempuh telah memadai.
 Mengambil contoh standar mutu terakhir yang dikeluarkan oleh perusahaan, dan
melakukan pemeriksaan terhadap bagaimana standar ini dibuat yang mencakup:
penggunaan standar dan peralatan, proses riset internal, dan mandat yang berasal
dari manajemen yang berwenang.
 Dengan menggunakan data standar yang diambil sebagai contoh sebelumnya,
auditor memeriksa implementasinya, mulai dari proses dokumentasi hingga
pelatihan dan pengendalian yang diterapkan.
 Menilai prosedur untuk memantau pengendalian mutu dan untuk mengambil
tindakan korektif yang diperlukan.
 Menilai laporan kinerja pengendalian mutu pada periode sebelumnya, melihat
laporan yang berisi kinerja diluar batas, dan menilai tindakan korektif yang
diambil terhadap deviasi tersebut pada periode selanjutnya (periode kini). Hal ini
penting untuk memastikan perusahaan memberlakukan perbaikan berkelanjutan
(continues improvement).
 Melihat kelengkapan dokumentasi yang terkait dengan pengendalian mutu.
 Menilai proses penyampaian standar dan penerapan praktik mutu yang baik pada
seluruh fungsi lain dalam perusahaan.
2. Dalam kegiatan produksi atau manufaktur, perusahaan memiliki 3 sasaaran strategik, yaitu:
 Adanya perkiraan dalam jangka pendek dan jangka panjang terhadap permintaan
manufaktur. Melalui perencanaan kegiatan manufaktur maka perkiraan jangka
pendek dan jangka panjang terhadap permintaan manufaktur dapat dilakukan
sehingga efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan bahan mentah, bahan baku,
sarana dan sumber daya manusia dapat tercapai.
 Adanya jadwal manufaktur agar penggunaan sarana kerja dan sumber daya manusia
dilakukan seoptimal mungkin. Dalam proses produksi, ketepatan waktu dapat
menjamin kelancaran proses produksi dan ketersediaan produk jadi ditangan
distributor sehingga permintaan konsumen dapat segera dipenuhi. Dengan demikian,
perlu diupayakan agar jadwal proses manufaktur ditetapkan seakurat mungkin.
 Adanya sistem pemantauan proses produksi terhadap persyaratan mutu, ketepatan
waktu, dan keterampilan sumber daya manusia. Perusahaan harus menjamin bahwa
produk yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan mutu dan sesuai dengan selera
konsumen dengan melakukan 6 langkah berikut ini:
a. Menciptakan sistem pengendalian (kontrol) produksi untuk memantau apakah
proses produksi telah berjalan dengan baik dan sebagaimana mestinya.
b. Menciptakan dan menerapkan sistem pengawasan produk untuk menjamin bahwa
mutu produk telah memenuhi standar yang telah ditentukan, baik oleh
perusahaan, berdasarakan standar nasional (SNI) atau standar internasional (ISO).
c. Menyusun laporan secara periodik untuk memastikan apakah pesanan para
konsumen telah terpenuhi dengan baik.
d. Melakukan pemeriksaan akhir terhadap produk jadi yang siap untuk dipasarkan
atau diserahkan kepada pihak pengguna lainnya.
e. Menjamin ketersediaan alat dan sarana kerja yang diperlukan, baik secara jumlah
maupun jenis.
f. Menyelenggarakan kegiatan pelatihan bagi karyawan untuk memastikan apakah
keterampilan yang dimiliki karyawan sesuai dengan tuntutan proses produksi
sehingga tidak sampai melakukan kesalahan yang berat, dapat mengurangi
besaran barang tolakan (reject), dan dapat meningkatkan produktivitas yang lebih
tinggi.
3. Perbedaan hasil audit fungsi produksi dan audit kepastian mutu adalah:
 Hasil audit fungsi produksi adalah temuan-temuan berupa penyimpangan,
kelemahan, pemborosan, atau kecurangan. Temuan-temuan yang ada, kemudian
dibahas dan dituangkan dalam suatu laporan yang sistematis, tepat, objektif, dan
mudah dipahami yang juga berisi rekomendasi untuk memperbaiki,
menyempurnakan atau menghilangkan kelemahan yang menjadi unsur temuan audit
yang disampaikan kepada manajemen senior. Rekomendasi tersebut harus bersifat
teknis dan dapat dijalankan dengan segera oleh bagian yang terlibat.
 Hasil audit kepastian mutu tidak jauh berbeda dengan hasil audit fungsi produksi
berupa laporan yang berisi temuan-temuan yang ada dan rekomendasi untuk
menyelesaikan temuan audit. Perbedaannya adalah ketika melakukan audit diperiode
mendatang, auditor manajemen harus membahas kembali temuan-temuan audit pada
periode sebelumnya dan menilai apakah tindakan korektif yang disarankan telah
dilakukan atau belum.
4. Langkah-langkah yang umum digunakan dalam melakukan audit kepastian mutu adalah:
1. Kebutuhan akan kepastian mutu
2. Perencanaan audit kepastian mutu
3. Implementasi audit kepastian mutu
4. Analisis audit kepastian mutu
5. Pelaporan hasil audit kepastian mutu
6. Rekomendasi tindakan korektif dan tindak lanjut.
5. Empat lingkup audit yang perlu diperhatikan auditor dalam melakukan audit sistem
informasi, yaitu:
a. Dukungan fungsi atau unit pengolahan data kepada manajemen, yaitu memastikan bahwa
informasi yang tepat dan akurat diberikan kepada manajemen secara efektif dan efisien.
b. Perencanaan fungsi pengolahan data, dengan mengumpulkan informasi berikut ini:
 Keputusan manajemen untuk melakukan seluruh pekerjaan pengolahan data oleh
karyawan perusahaan sendiri atau diserahkan kepada konsultan luar.
 Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan yang dihadapi oleh perusahaan.
 Jumlah investasi yang telah disetujui untuk melakukan pengadaan perlengkapan
dan peralatan pengolahan data.
 Pemilihan sistem implementasi pengolahan data dari 3 opsi yang ada, yaitu
sentralisasi, desentralisasi, atau terdistribusi.
 Penentuan lokasi yang menjadi tempat pengolahan data.
 Penelitian terhadap para pemasok.
 Proses instalasi perlengkapan, peralatan, perangkat keras, dan perangkat lunak
oleh para pemasok yang telah terpilih.
c. Organisasi pengolahan data, yaitu dengan melakukan pengawasan terhadap:
 Akses fungsi pengolahan data kepada fungsi lain dalam perusahaan dan
manajemen serta sebaliknya.
 Fungsi-fungsi utama pengolahan data yang tersusun melalui struktur organisasi
yang ada.
 Pengaturan tata letak dari fungsi pengolahan data.
 Pengetahuan dan keterampilan para pelaksana fungsi pengolahan data.
 Sistem koordinasi dan interaksi antarpelaksana dan unit didalam fungsi
pengolahan data.
 Sistem koordinasi dan interaksi fungsi pengolahan data dengan para pengguna
informasi yang sering berperan sebagai pemasok data.
d. Pengendalian data, yaitu menguji sistem keamanan data dan informasi sehingga tidak
mudah diakses oleh orang-orang yang tidak berhak serta disimpan didalam suatu lokasi
yang aman secara fisik.

Anda mungkin juga menyukai