Anda di halaman 1dari 12

1.

PENGERTIAN AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI Audit produksi dan operasi melakukan penilaian secara komprehensif terhadap

keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif, dan efisien). Beberapa alasan yang mendasari perlu dilakukan audit ini, antara lain: a. Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. b. Kekurangan/ kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera dapat diperbaiki. c. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan. d. Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses. e. Berjalannya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait.

2.

PRINSIP-PRINSIP UMUM Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

a. Tujuan utama audit adalah untuk menentukan apakah proses produksi dan operasi yang berjalan saat ini sudah sesuai dengan criteria (peraturan, kebijakan, tujuan, rencana, standar) yang telah ditetapkan. b. Auditor harus secara objektif dan sistematis mengumpulkan dan menganalisis data yang cukup dan relevan sebagai dasar penilaian terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan kriteria yang telah ditetapkan. c. Auditor harus mengklarifikasi ketidaksesuaian yang terjadi antara aktivitas produksi dan operasi dengan kebutuhan kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan membuat rekomendasi untuk peningkatan.

3.

TUJUAN AUDIT Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan audit ini adalah untuk mengetahui:

a. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan (pasar). b. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah secara cermat menghubungkan antara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki perusahaan. c. Apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan kelemahankelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang yang dimiliki perusahaan. d. Apakah proses transformasi telah berjalan secara efektif dan efesien.
1

e. Apakah penempatan fasilitas produksi dan operasi telah mendukung berjalannya proses secara ekonomis, efektif, dan efisien. f. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas produksi dan operasi telah berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung dihasilkannya produk yang sesuai dengan kuantitas, kualitas, dan waktu yang telah ditetapkan. g. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi telah melaksanakan aktivitasnya sesuai dengan ketentuan serta aturan yang telah ditetapkan perusahaan.

4.

MANFAAT AUDIT Secara rinci audit dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentang ketaatan dan kemampuan fungsi produksi dan operasi dalam menerapkan kebijakan serta strategi yang telah ditetapkan. b. Dapat memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses produksi dan operasi yang telah dilakukan perusahaan serta hambatan-hambatan yang dihadapi. c. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai tujuan produksi dan operasi serta tujuan perusahaan secara keseluruhan. d. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi ini terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

5.

TAHAP-TAHAP AUDIT Tahap audit produksi dan operasi meliputi:

a.

Audit Pendahuluan Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan organisasi auditee. Pada tahap ini auditor melakukan overview terhadap perusahaan secara umum. Setelah melakukan tahapan audit ini, auditor dapat memperkirakan (menduga) kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi produksi dan operasi perusahaan auditee.

b. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen Berdasarkan review dan pengujian yang dilakukan pada tahap ini, auditor mendapatkan keyakinan tentang dapat diperolehnya data yang cukup dan kompeten serta tidak terhambatnya akses untuk melakukan pengamatan yang lebih dalam terhadap tujuan audit sementara yang telah ditetapkan pada tahap audit sebelumnya.
2

c.

Audit Lanjutan (Terinci) Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, relevan dan dapat dipercaya, auditor menggunakan daftar pernyataan (audit checklist) yang ditujukan kepada berbagai pihak yang berwenang dan berkompeten berkaitan dengan masalah yang diaudit.

d. Pelaporan Laporan audit disajikan dengan format sebagai berikut: I. Informasi Latar Belakang Menyajikan gambaran umum fungsi produksi dan operasi dari perusahaan yang diaudit, tujuan dan strategi pencapaiannya serta ketersediaan sumber daya yang mendukung keberhasilan implementasi strategi tersebut. II. Kesimpulan Audit dan Ringkasan Temuan Audit Menyajikan kesimpulan atas hasil audit yang telah dilakukan auditor dan ringkasan temuan audit sebagai pendukung kesimpulan yang dibuat. III. Rumusan Rekomendasi Menyajikan rekomendasi yang diajukan auditor sebagai alternatif solusi atas kekurangan-kekurangan yang masih terjadi. IV. Ruang Lingkup Audit Ruang lingkup audit menjelaskan tentang cakupan (luas) audit yang dilakukan, sesuai dengan penugasan yang diterima (disepakati) dengan pemberi tugas audit. e. Tindak Lanjut Tindak lanjut (perbaikan) yang dilakukan merupakan bentuk komitmen manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Dalam rangka perbaikan ini auditor mendampingi manajemen dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan program-program perbaikan yang dilakukan agar dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.

6.

RUANG LINGKUP AUDIT Ruang lingkup audit produksi dan operasi, meliputi :

a.

Rencana Produksi dan Operasi Rencana produksi dan operasi mengakomodasi rencana fungsi-fungsi bisnis lain, yang merupakan penjabaran dari rencana keseluruhan. Bagaimana rencana produksi dan operasi terbentuk dan bagaimana rencana ini dijabarkan dalam berbagai program yang berhubungan dengan produksi disajikan sebagai berikut :

PRODUK Kapasitas SI Persediaan PEMBELI Kinerja AN Pemasok MANAJE Imbal Hasil MEN Investasi (ROI)
Mengu bah Kebutu Mengu han? bah Kapasit as? Ti da k

PEMASA Permint aan Pelang gan RENCA NA PRODU KSI JADWAL PRODUKSI Rencana Kebutuhan RAN

KEUANG Arus Kas AN SDM Perencanaan Daya Guna REKAYA Manusia Penyelesaian SA Rancangan

Mengubah

Rencana Mengubah UTAMA Produksi? Jadwal Produksi Utama? Apakah Rencan a Kapasit as Terpen uhi? Apakah Pelaksan aan Sesuai?

Bahan Baku Rencana Detail dan Kebutuhan Kapasitas Realisti s Laksanakan Rencana Kapasitas Laksanakan Rencana Bahan Baku

Rencana

induk

harus

mencerminkan

optimalisasi

penggunaan

sumber

daya

perusahaandan mencegah semaksimal mungkin terjadinya kapasitas menganggur. Suatu rencana induk memuat tentang : 1) Jadwal Induk Produksi Jadwal produksi utama membuat spesifikasi tentang apa yang akan dibuat dan kapan akan dibuat, sesuai dengan rencana produksi. Rencana ini mencakup input yang
4

akan diproses seperti permintaan konsumen, kemampuan teknis, ketersediaan SDM, dan berbagai pertimbangan lainnya. 2) Penilaian atas Penggunaan Kapasitas Produksi Pertimbangan kapasitas ini harus mendasari terjadinya praktik optimalisasi terhadap penggunaan kapasitas produksi. Jika terjadi kekurangan dalam memenuhi kebutuhan operasi harus dituangkan dalam satu pedoman tertulis sehingga pengambilan keputusan berkaitan dengan kapasitas tidak bias dengan tujuan produksi dan operasi yang telah ditetapkan. 3) Tingkat Persediaan Secara umum persediaan pada industri manufaktur terdiri atas persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, dan persediaan perlengkapan. Metode industri modern seperti just in time mengisyaratkan tingkat persediaan nol. Menurut metode ini, keunggulan bersaing perusahaan dirancang mulai dari perencanaan operasi. Rencana induk produksi menghubungkan rangkaian nilai internal (proses dan kerjasama antar fungsi di dalam perusahaan) dan eksternal (pemasok dan pelanggan), yang dapat mendukung keberhasilan perusahaan. 4) Perencanaan Keseimbangan Lintas Produksi Keseimbangan lintas produksi bertujuan untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar guna memperoleh optimalisasi penggunaan fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan yang tinggi melalui penyeimbangan waktu kerja antarstasiun kerja. Secara teknis dalam menyusun keseimbangan lini ini, terdapat dua faktor penting yang harus diketahui terlebih dahulu, yaitu : a) Jumlah waktu seluruh tugas b) Waktu elemen tugas terpanjang agar waktu siklus yang minimum diketahui. Berdasarkan waktu siklus ini, kapasitas keluaran dapat dihitung dengan membagi waktu operasi dengan waktu siklus. Dalam praktiknya, pengelompokkan penugasan dalam mencapai keseimbangan lintas produksi dapat dilakukan dengan : a) Metode coba-coba (trial and error) Metode ini lebih sederhana sehingga mudah diterapkan untuk kasus-kasus dengan jumlah elemen tugas yang tidak banyak. b) Metode heuristik Metode ini mengelompokkan penugasan dalam mencapai keseimbangan lintas produksi yang optimal dengan prosedur sebagai berikut : i. Menetapkan tugas yang dapat dipilih sebagai tugas awal
5

ii. Menetapkan tugas yang cocok dengan waktu yang tersedia iii. Menetapkan penugasan pada suatu stasiun kerja sampai maksimal iv. Melanjutkan ke stasiun kerja berikutnya dengan mengulangi prosedur di atas sampai semua penugasan selesai. Beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengaudit rencana induk pada suatu perusahaan manufaktur disajikan dalam tabel berikut : No. 1 Variabel Jadwal produksi induk Kriteria Tepat kuantitas Tepat mutu (kualitas) Tepat waktu Pengukuran Rasio produksi dengan kebutuhan Standar kualitas

3 4

Jadwal pelepasan barang ke pasar Optimalisasi Kapasitas penuh Rasio rencana produksi penggunaan sumber dengan kapasitas produksi daya Maksimum utilisasi Rasio penggunaan kapasitas dengan kapasitas tersedia Tingkat persediaan Persediaan minimum (zero) Rasio jumlah persediaan akhir dengan hasil produksi Keseimbangan lintas Tidak ada kemacetan proses Rencana operasi dan produksi produksi pemeliharaan mesin produksi Keseimbangan beban operator Rasio operator dengan mesin dengan mesin produksi produksi

b. Produktivitas dan Peningkatan Nilai Tambah Transformasi yang mengubah input menjadi output selalu diikuti dengan peningkatan nilai tambah. Nilai tambah meliputi seluruh usaha dalam meningkatkan manfaat yang diperoleh baik oleh perusahaan maupun pelanggan. Faktor terpenting dalam usaha peningkatan nilai tambah adalah adanya komitmen untuk beroperasi secara efisien pada semua tingkatan dalam perusahaan. Komitmen ini akan menyatukan usaha dari berbagai komponen dalam perusahaan untuk hanya melibatkan aktivitas bernilai tambah dalam operasinya. Dengan demikian aktivitas aktivitas tidak bernilai tambah (nonvalue added activity) harus dieliminasi semaksimal mungkin. Lean production, suatu metode produksi ramping, yang dikembangkan oleh produsen yang menggunakan fokus berulang dalam rancangan prosesnya mampu secara signifikan memberi keuntungan bagi perusahaan yang menerapkannya. Untuk menunjang kesuksesannya, metode ini mensyaratkan adanya proses belajar, kreativitas, kerja kelompok yang berkelanjutan dan komitmen bersama untuk melakukan perbaikan terus menerus serta pemanfaatan penuh kemampuan semua pihak.
6

Keunggulan lean production, didukung oleh kebijakan dan praktik produksi yang secara maksimalmengoptimalkan penggunaan sumber daya perusahaan untuk meningkatkan keunggulan bersainngnya, kebijakan dan praktik tersebut meliputi : 1) Penghapusan persediaan (zero inventory) Produsen dengan lean production memfokuskan produksi dan operasinya pada penurunan (penghapusan) persediaan. Metode ini menggunakan just in time dalam menurunkan persediaan dan pemborosan yang disebabkan oleh persediaan tersebut. Mereka menurunkan waktu pemrosesan dan biaya, dalam meningkatkan efisiensi proses operasiya. 2) Tingkat cacat nol (zero defect) Metode produksi ini membangun suatu sistem produksi dan operasi yang dapat membantu karyawan memproduksi unit yang sempurna untuk setiap kalinya. Persiapan proses produksi dilakukan dengan lebih matang untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam menghasilkan produk sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. 3) Meminimalkan kebutuhan tempat (areal) Upaya meminimalkan jarak tempuh unit produk dapat mengurangi kebutuhan tempat (areal) dalam proses produksi. Penataan fasilitas produksi yang terintegrasi dengan gudang penyimpanan bahan baku dan/atau produk jadi, dapat menghemat kebutuhan tempat tanpa menggangu jalannya proses produksi. 4) Kemitraan dengan pemasok Melibatkan pemasok ke dalam rencana keberhasilan perusahaan merupakan model yang banyak dikembangkan dalam praktik produksi modern saat ini. Dengan membangun hubungan yang erat (kemitraan) dengan pemasok dan menjelaskan rencana dan standar kebutuhan bahan kepadanya, pemasok menjadi memahami dengan baik kebutuhan perusahaan, dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuha perusahaan terhadap pasokan bahan baku baik dalam kualitas, kuantitas, dan waktu pasokan tersebut dibutuhkan harus sudah tersedia di perusahaan. 5) Tanggung jawab pemasok 6) Meminimalkan aktivitas yang tidak menambah nilai Melalui suatu analisis aktivitas dan komitmen untuk melakukan perbaikan secara terus menerus, perusahaan yang menerapkan metode ini, meminimakan aktivitas aktivitas yang tidak berguna (tidak menambah nilai) baik pelanggan maupun bagi perusahaan.
7

7) Pengembangan angkatan kerja Dengan secara terus menerus memperbaiki desain pekerjaan, pelatihan, partisipasi, komitmen karyawan dan pemberdayaan kelompok kelompok kerja, metode ini secara konsisten mengembangkan angkatan kerja. 8) Menciptakan tantangan dalam bekerja Pemberdayaan dan pelibatan karyawan dalam keberhasilan perusahaan dapat menimbulkan tantangan tersendiri pada karywan dan mendorong mereka untuk bertanggung jawab dan berprestasi. Perusahaan yang mengoperasikan bisnisnya dengan komitmen peningkatan nilai tambah akan selalu berinovasi dan mengembangkan metode operasi yang semaksimal mungkin mengeleminasi aktivitas tidak bernilai. c. Pengendalian Produksi dan Operasi Pengendalian produksi dan operasi menyangkut pengamatan atas hubungan antara proses yang berjalan dengan standar (kriteria) operasi yang telah ditetapkan. Pengamatan ini bertujuan untuk memandu proses agar tidak keluar dari standar operasi pencapaian tujuan perusahaan, agar keseimbangan antara sumber sumber daya yang tersedia dengan permintaan total dapat dipertahankan. Tujuan utama dari pengendalian produksi dan operasi meliputi tiga hal penting dalam keunggulan bersaing perusahaan, meliputi : 1) Maksimumkan Tingkatan Pelayanan Pengendalian harus menjamin bahwa pelayanan telah diberikan secara tepat. Beberapa elemen yang harus mendapat perhatian khusus adalah : kualitas produk, (jika diinginkan), harga yang kompetitif, penyediaan untuk stok pengaman dan penyerahan yang tepat waktu. Proses harus memahami bahwa pelanggan yang harus dilayani dengan tepat bukan saja pelanggan eksternal tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah pelanggan internal. 2) Minimumkan Investasi pada Persedian Pengendalaian harus mampu memandu seluruh akativitas (utama dan pendukung ) manufaktur ke dalam suatu proses yang terintregasi, sehingga proses berjalan sesuai dengan rencana dan jadwal yang telah ditentukan. Pengendalian yang baik akan mencapai arus produksi yang mulus (smooth production flow) dengan persedian yang minimum dan waktu tunggu yang pendek. 3) Efisiensi Produksi dan Operasi Efisiensi produksi dan operasi adalah sesuatu yang mutlak dan harus menjadi budaya kerja pada setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi.
8

Dalam hal ini pengendalian harus semaksimal mugkin mampu menekan pemborosan (aktivitas tidak bernilai tambah) yang terjadi. Pengendalian produksi dan operasi meliputi pengendalian terhadap keseluruhan komponen dan tahapan dalam proses produksi mulai dari penanganan bahan baku sampai dengan penanganan penyerahan produk jadi ke gudang, secara rinci pengendalian tersebut meliputi hal hal berikut: 1) Pengendalian bahan baku Pengendalian bahan baku bertujuan untuk memastikan bahwa bahan baku yang diolah dalam proses produksi telah sesuai dengan kebutuhan standar kualitas produk yang dihasilxkan perusahaan. Pengendalian bahan baku mencangkup keseluruhan aktivitas yang berhubungan dengan bahan baku mulai dari pembelian, jadwal penerimaan, penanganan pada saat diterima, penyimpanan sampai dengan bahan baku tersebut digunakan (diolah) dalam proses produksi. a) Pembelian bahan baku menyangkut pemilihan pemasok dan pemesanan bahan tersebut kepada pemasok terpilih. b) Penerimaan bahan baku harus sesuai dengan kebutuhan proses produksi. c) Penanganan bahan baku merupakan aktivitas sangat penting untuk memastikan bahwa bahan yang diterima dari pemasok telah sesuai dengan kebutuhan standar produk yang telah ditetapkan perusahaan. d) Inspeksi penaganan bahan harus melalui audit fisik barang yang diterima, untuk menentukan kesesuaian bahan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Aktivitas penanganan bahan merupakan salah satu bentuk pencegahan terjadinya kegagalan produk memenuhi spesifikasinya. Aktivitas ini akan semakin sangat berkurang dengan terjalinnya kemitraan dengan pemasok di mana komitmen pemasok untuk memberikan bahan baku sesuai dengan standar kebutuhan perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan spesifikasi pelanggan, dituangkan dalam bentuk kontrak jangka panjang. 2) Pengendalian peralatan dan fasilitas produksi Pengendalian peralatan dan fasilitas produksi bertujuan untuk memastikan bahwa semua peralatan dan fasilitas produksi ada dalam keadaan siap untuk melaksanakan proses produksi sesuai dengan ketentuan penggunannya. Desain dan penempatan peralatan yang tepat menjadi faktor utama berjalannya proses produksi secara efektif dan efisien sserta mampu menghasilkan produk tepat sesuai dengan yang telah dijadwalkan.
9

Seluruh peralatan dan fasilitas produksi lainnya harus sesuai dengan ukuran dan desain produk yang telah di tentukan. Peralatan harus berada pada tempat yang tepat sesuai dengan kebutuhan proses produksi yang efektif dan efisien. Perusahaan harus memiliki suatu prosedur tertulis yang menjadi pedoman penggunaan , pemeliharan dan perbaikan perlatan dan fasilitas produk lainnya. 3) Pengendalian trasformasi Fungsi transformasi mengolah input menjadi out put sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pengendalian transformasi memegang peranan penting untuk memaastikan bahwa proses pengolahan ini berjalan sesuai dengan kebutuhan proses yang efektif dan efisien. Pada pengendalian ini tugas seorang (tim) pengendali kualitas (quality control ) sangat penting untuk memastikan bahwa proses yang berjalan mengahsilkan produk yang tepat dengan pengorbanan yang minimum. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengendalian ini mencakup pengesahan proses produksi dan pengendalian perubahan atas permintaan; inspeksi smapel dalam proses dan pengendalian laboratorium dan pemoresan ulang. Untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan telah mampu memnuhi spesifikasinya, berbagai pengujian dalam proses prouksi dilakukan. Perusahaan harus memiliki prosedur tertulis untuk memonitor apakah proses berjalan sesuai dengan ketentuan sehingga mampu menghasilkan output sesuai dengan yang direncanakan. 4) Pengendalian kualitas Pengendalian tidak cukup dipahami dengan pengendalian proses produksi, yang hanya membebankan tanggung jawab kualitas produk kepada unit kendali kualitas. Dihasilkannya produk yang mampu memenuhi spesifikasi pelanggan sesungguhnya adalah tanggung jawab bersama tiap komponen yang terlibat didalam perusahaan. halini merupakan bentuk implementasi fokus pelanggan yang menjadi pola pikir dalam pengelolaan perusahaan, dimana seluruh komponen didalam perusahaan berkomitmen untuk memuaskan pelanggan, dimana seluruh komponen didalam perusahaan berkomitmen untuk memuaskan pelanggan melalui produk yang ditawarkan. Sistem biaya kualitasdapat memberikan informasi kepada perusahaan tentang berbagai aktivitas yang terlibat dalam menghasilkan produk sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan perusahaan. aktivitas tersebut dikelompokkkan menjadi empat, meliputi :
10

a) Aktivitas pencegahan Bertujuan untuk mencegah terjadinya kualitas buruk pada produk yang dihasilkan. b) Aktivitas penilaian Dilakukan untuk menentukan apakah produk telah sesuai dengan persyaratan pelanggan. c) Aktivita kegagalan internal Dilakukan sebagai akibat dari terjadinya kegagalan produk dalam memenuhi spesiifkasinya. d) Aktivitas kegagalan eksternal Dilakukan sebagai akibat dari terjadinya kegagalan produk dalam memenuhi spesifikasinya. Tabel berikut menyajikan pengelompokkan biaya kualitas sesuai dengan aktivitas yang menyebabkan terjadinya biaya tersebut :
Biaya Pencegahan Inspeksi penerimaan Inspeksi barang dalam proses Inspeksi laboratorium Pengesahan laboratorium eksternal Penyetelan pengujian Pemeliharaan alat uji Audit kualitas Kalibrasi alat uji kualitas Pemeliharaan peralatan produksi Biaya Kegagalan Internal Bahan sisa Pengerjaan ulang Inspeksi kembali hasil pengerjaan ulang Penurunan kelas produk yang cacat Kerugian akibat bahan sisa dari vendor Mesin berhenti sejenak karena produk cacat Analisis kegagalan Biaya Penilaian Rekayasa/teknik kualitas Perencanaan kualitas Perancangan dan pengembangan alat uji kualitas Verifikasi dan pemeriksaan desain Pelatihan kualitas Proyek peningkatan kualitas Pengumpulan data kualitas, analisis, dan pelaporan Kendali proses statistik Aktivitas kontrol proses lainnya untuk mencegah produk cacat Akuntansi biaya untuk variansi produk Biaya Kegagalan Eksternal Garansi produk Perbaikan produk rusak Layanan pelanggan Barang diretur Penyelidikan barang cacat Penarikan kembali produk yang telah beredar di pasar Tuntutan hukum Pendapatan yang hilang karena beralihnya pelanggan

11

5) Pengendalian barang jadi Pengendalian barang jadi merupakan pengendalian yang dilakukan terhadap pengelolaan barang setelah selesai diproduksi. Untuk memastikan bahwa barang dalam kondisi yang sesuai dengan persyaratan pelanggan pada saat diserahkan, pengendalian ini melipti: Verifikasi, penanganan dan penyimpanan ditujukan untuk memastikan bahwa barang jadi yang diterima dari proses produksitelah ditangani dengan baik trmasuk penyimpanannya. Berkaitan dengan hal ini perusahaan harus memiliki suatu prosedur tertulis menyangkut bagaimana dan siapa yang memeriksa kemasan produk yang dihasilkan, penentuan bahwa setiap produk harus mencantumkan tanggal kedaluarsanya, adanya pemsahan produk antara yang telah di audit dan belumdi auidt oleh bagian pengendalian kualitas dan ketentuan suhu penyimpanan yang tepat sesuai dengan karakteristik produk. inspeksi, pengujian, dan distribusi menyangkut pengananan produk untuk memastikan bahwa produk yang diserahakan pada pelanggan dalah sesuai dengan spessifikasinya. Pengendalian ini menyangkut pengujian tentang kesesuaian produk dengan spesifikasinya, pengelolaan persediaan untuk mendapatkan kepastian bahwa produk yang diproduksi pertama didistribusikan terlebih dahulu , harus memiliki prosedur tertulis tentang metode pengambilan sampel dalam pengujian.

12

Anda mungkin juga menyukai