Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 1

Audit Produksi

Amelia Oktavia Indahsari


Elvira Devisyah
Hafiz Anshari
Hajar Sareh Saraswati
Rico Sepchenko
Sistem Pengendalian Internal COSO
Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission
(COSO) pada tahun 1992 mengeluarkan definisi tentang pengendalian
internal. Definisi COSO tentang pengendalian intern sebagai berikut: Sistem
pengendalian internal merupakan suatu proses yang melibatkan dewan
komisaris, manajemen, dan personil lain, yang dirancang untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut ini:
• Efektivitas dan efisiensi operasi
• Keandalan pelaporan keuangan
• Kepetuhan kerhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Komponen-Komponen Pengendalian
Internal
Menurut COSO komponen pengendalian internal ada 5, yaitu :
• A control environment (Lingkungan Pengendalian)
Merupakan tanggung jawab manajemen puncak untuk menyatakan dengan jelas nilai-nilai integritas dan
kegiatan tidak etis yang tidak dapat ditoleransi.
• Risk assessment (Penaksiran Resiko)
Perusahaan harus mengidentifikasi dan menganalisis faktor - faktor yang menciptakan resiko bisnis dan
harus menentukan bagaimana caranya mengelola resiko tersebut.
• Control activities (Kegiatan Pengendalian)
Untuk mengurangi terjadinya kecurangan, manajemen harus merancang kebijakan dan prosedur untuk
mengidentifikasi resiko tertentu yang dihadapi perusahaan.
• Information and communication (Informasi dan Komunikasi)
Sistem pengendalian internal harus dikomunikasikan dan diinfokan kepada seluruh karyawan perusahaan
dari atas hingga bawah.
• Monitoring (Pemantauan)
Sistem pengendalian internal harus dipantau secara berkala. Apabila terjadi kekurangan yang signifikan,
harus segera dilaporkan kepada manajemen puncak and ke dewan komisaris.
Audit Produksi
Audit produksi melakukan penilaian secara komprehensif
terhadap keseluruhan fungsi audit produksi untuk
menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan
memuaskan. Audit ini dilakukan tidak hanya terbatas
pada unit produksi tetapi juga berlaku untuk keseluruhan
proses produksi dan operasi. Audit ini juga berperan
melengkapi fungsi pengendalian kualitas.
Prinsip – prinsip umum audit
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
• Tujuan utama audit adalah untuk menentukan apakah proses produksi dan
operasi yang berjalan saat ini sudah sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan konsisten dengan
standar kualitas yang telah ditetapkan serta mengidentifikasi wilayah (bagian)
yang masih memerlukan perbaikan.
• Auditor harus secara objektif dan sistematis mengumpulkan dan menganalisis
data yang cukup dan relevan sebagai dasar penilaian terhadap ketaatan
perusahaan dalam menerapkan kriteria yang telah ditetapkan.
• Auditor harus mengklarifikasi ketidaksesuaian yang terjadi antara aktivitas
produksi dan operasi denan kebutuhan kriteria (standar) yang telah ditetapkan
dan membuat rekomendasi untuk peningkatan.
Tujuan Audit Produksi
1. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan (pasar).
2. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah sevara cermat menghubungkan
santara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan ketersediaan sumber daya serta
fasilitas yang dimiliki perusahaan.
3. Apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan kelemahan-kelemahan
internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang yang dimiliki perusahaan.
4. Apakah proses transformasi telah berjalan secara efektif dan efisien.
5. Apakah penempatan fasilias produksi dan operasi telah mendukung berjalannya proses secara
ekonomis, efektif, dan efisien.
6. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas priduksi dan operasi telah berjalan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung dihasilkannya produk yang sesuai dengan
kualitas, kuantitas dan waktu yang telah ditetapkan.
7. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi telah melaksanakan
aktivitasnya sesuai dengan ketentuan serta aturan yang telah ditetapkan perusahaan.
Manfaat Audit Produksi
• Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentang
ketaatan dan kemampuan fungsi produksi dan operasi dalam
menerapkan kebijakan serta strategi yang telah ditetapkan.
• Dapat memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses
produksi dan operasi yang telah dilakukan perusahaan serta hambata-
hambatan yang dihadapi.
• Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam
mencapai tujuan produksi dan operasi serta tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
• Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi
serta kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan kontribusi fungsi ini
terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Tahap – Tahap Audit Produksi
1. Audit Pendahuluan
– Pada tahap ini auditor melakukan overview terhadap perusahaan secara umum, produk
yang dihasilkan, proses produksi dan operasi yang dihasilkan, melakukan peninjauan
terhadap produksi, layout pabrik, sistem computer yang digunakan dalam upaya menunjang
keberhasilan fungsi ini dalam mencapai tujuan. Setelah melakukan tahap ini auditor dapat
memperkirakan kelemahan- kelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi produksi dan
operasi perusahaan auditee. Hasil pengamatan pada tahap ini dirumuskan kedalam bentuk
tujuan audit sementara (tentatie audit objective) yang akan dibahas lebih lanjut pada proses
audit berikutnya.
2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
– Pada tahap ini auditor juga mengindentifikasi dan mengklasifikasikan penyimpangan dan
gangguan - gangguan yang mungkin terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian
tujuan audit produksi dan operasi. Review terhadap hasil audit terdahulu juga dilakukan
untuk menentukan berbagai tindakan korektif yang harus diambil.
3. Audit Lanjutan
– Auditor melakukan audit yang lebih dalam dan pengembangan temuan terhadap fasilitas, prosedur,
catatan - catatan yang berkaitan dengan produksi dan operasi. Konfirmasi kepada pihak perusahaan
selama audit dilakukan untuk mendapatkan penjelasan dari pejabat yang berwenang tentang adanya
hal-hal yang merupakan kelemahan yang ditemukan auditor.
4. Pelaporan
– Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkaskan dalam kertas kerja uadit
(KKA), merupakan dasar dalam membuat kesimpulan audit dan rumusan rekomendasi yang akan
diberikan auditor sebagai alternatif solusi atas kekurangan - kekurangan yang masih ditemukan.
Pelaporan menyangkut penyajian hasil audit kepada pihak - pihak yang berkepentingan terhadap hasil
audit tersebut.
5. Tindak Lanjut
– Tindak lajut yang dilakukan merupakan bentuk komitmen manajemen untuk menjadikan organisasinya
menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.Dalam rangka perbaikan ini auditor mendampingi manajemen
dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan program-program perbaikan yang dilakukan
agar dapat mencapai tujuannya secara efeektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai