Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Manajemen Operasional

Ahli manajemen J.Heizer dan B.Render mendefinisikan manajemen operasional sebagai


bentuk pengelolaan menyeluruh dan optimal pada aspek tenaga kerja, barang-barang
(mesin, peralatan, dan bahan mentah), atau faktor produksi lain yang bisa dijadikan
produk barang dan jasa yang lazim diperdagangkan.

Manajemen operasional bisa juga diartikan sebagai pengelolaan (perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, dan pengendalian) semua kegiatan
yang berhubungan dengan barang dan jasa secara langsung.

Pengertian lainnya yakni aplikasi ilmu manajemen untuk mengatur semua kegiatan
produksi agar berjalan efektif dan efisien. Pengertian dari ahli lainnya yaitu sebuah
proses berkesinambungan dan efektif dalama memakai semua fungsi manajemen
untuk mengintegrasikan beragam sumber daya secara efisien demi terwujudnya tujuan
perusahaan.

Dalam manajemen operasional ada struktur kepengurusan yang mesti dibentuk dan
dilaksanakan sesuai fungsi masing-masing. Pimpinan tertinggi dalam sistem itu adalah
manajer operasional.

Baca juga : Manajemen Penjualan: Pengertian, Tahap, Teknik, dan Faktor yang
Memengaruhinya

Tujuan Manajemen Operasional


Manajemen operasional bertujuan mengatur penggunaan semua sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan (bahan mentah, tenaga kerja, mesin, dan perlengkapan)
sehingga proses produksi berlangsung efektif dan efisien. Berikut ini lima tujuan detail
sistem operasional.

1. Meningkatkan efisiensi perusahaan (Efficiency).


2. Meningkatkan produktivitas perusahaan (Productivity).
3. Mengurangi biaya pengeluaran berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh
perusahaan (Economy).
4. Meningkatkan kualitas perusahaan (Quality).
5. Mengurangi waktu proses produksi suatu perusahaan (Reduced processing
time).
Baca juga : Manajemen Strategis: Pengertian, Tujuan, Proses, dan Manfaatnya Dalam
Bisnis

Ciri Manajemen Operasional


Terdapat tiga ciri atau karakteristik manajemen operasional, yaitu :

1. Bertujuan memproduksi barang dan jasa


Ciri pertama adalah bahwa manajemen operasional  bertujuan untuk mengatur secara
keseluruhan proses produksi barang dan jasa untuk menghasilkan pendapatan untuk
perusahaan.

2. Mempunyai kegiatan proses transformasi


Proses transformasi adalah segala kegiatan atau kelompok kegiatan yang mengambil
satu atau lebih input, mengubah dan menambah nilai bagi mereka, dan memberikan
output untuk pelanggan atau klien.

Jika input adalah bahan baku, maka akan relatif mudah untuk mengidentifikasi
transformasi yang terlibat, seperti ketika susu diubah menjadi keju dan mentega.
Namun jika dimana input adalah informasi atau orang, sifat transformasi mungkin
kurang jelas. Misalnya, rumah sakit mengubah pasien yang sakit (input) menjadi pasien
yang sehat (output).

3. Terdapat suatu mekanisme pengendali sebuah pengoperasian.


Ciri terakhir dalam manajemen operasional adalah terdapat suatu mekanisme dalam
mengendalikan pengoperasian pada suatu bisnis. Baik untuk pengoperasian  Langkah-
langkah dalam proses operasi dasar harus diaplikasikan pada semua divisi bisnis,
seperti meningkatkan kualitas produk, mengurangi limbah, dan meningkatkan
penjualan.

Baca juga : Mempelajari Konsep Promosi secara Mendalam untuk Pengembangan


Bisnis

Fungsinya pada Bisnis


Ada empat fungsi manajemen operasional pada bisnis seperti uraian berikut ini.

Perencanaan
Tahap ini meliputi semua kegiatan yang diawali dari penentuan barang atau jasa yang
akan diproduksi hingga jadwal untuk pemasaran produk. Termasuk juga perencanaan
penggunaan sumber daya dan fasilitas lainnya untuk menghasilkan suatu produk. Anda
sebagai manajer operasional mesti mengembangkan program, kebijakan, dan prosedur
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan operasi perusahaan.

Pengorganisasian
Anda harus menentukan jumlah dan jenis sumber daya manusia yang diperlukan untuk
menjalankan semua kegiatan. Singkatnya, manajer operasional membentuk struktur
individu, grup, atau divisi dalam sebuah subsistem operasional demi meraih tujuan
perusahaan.

Penelaah
Tahap ini meliputi semua kegiatan untuk memperoleh keterangan tentang setiap
kegiatan yang dikerjakan dalam kegiatan operasi dan produksi.

Pengawasan
Fungsi pengawasan mencakup semua aktivitas yang bertujuan mengarahkan dan
menjamin agar berbagai kegiatan yang telah dan tengah dikerjakan sesuai dengan
perencanaan.
Manajemen operasional adalah upaya untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang
maksimum dalam hal penggunaan sumber daya perusahaan. Ini termasuk pengelolaan material,
mesin, teknologi, dan pekerja yang tepat untuk menghasilkan barang dan jasa berkualitas tinggi
yang akan memberikan profit bagi perusahaan. 

Semua komponen tersebut harus dikelola dengan baik, dari tahap perencanaan strategis, tahap
implementasi, pengawasan produksi, dan evaluasi akhir hasil untuk inovasi masa depan, agar
perusahaan tetap menguntungkan dan kompetitif dalam industrinya. Manajer operasional
memiliki tanggung jawab besar dalam menangani strategi, proyeksi, dan mengawasi proses
sehari-hari.

Mengapa Manajemen Operasional Penting?


Tidaklah berlebihan untuk menyatakan bahwa seluruh aspek bisnis bergantung pada manajemen
operasional. Manajemen operasional memiliki kapasitas untuk merencanakan, mengarahkan, dan
mendorong pembuatan barang dan jasa. Untuk dapat bersaing di pasar yang selalu berubah,
manajer operasional harus  dapat bekerja secara efisien dan produktif untuk memaksimalkan
keuntungan, yang merupakan penentu utama kelangsungan hidup bisnis. 

Manajemen operasional dapat memengaruhi layanan pelanggan, kualitas produk dan layanan,
metodologi fungsional yang tepat, daya saing di pasar, kemajuan teknologi, dan profitabilitas.
Kegagalan dalam mengelola operasional perusahaan akan menyebabkan kerugian yang
signifikan bagi bisnis.
Prinsip Operations Management
Terdapat sepuluh prinsip manajemen operasional yang sebaiknya diaplikasikan oleh manajer
operasional. Prinsip-prinsip ini pertama kali dicetuskan oleh Randall Schaeffer, seorang manajer
produksi dan operasional yang berpengalaman, filsuf industri, dan pembicara reguler di
konferensi yang diselenggarakan oleh APICS, asosiasi rantai pasokan dan manajemen
operasional yang terkemuka di Amerika Serikat.

1. Realitas (Reality)
Manajer operasional harus fokus pada masalah, bukan teknik, karena tidak ada alat yang dapat
menyediakan solusi universal.

2. Organisasi (Organization)
Proses dalam manufaktur saling berhubungan. Semua elemen harus dapat diprediksi dan
konsisten, untuk mencapai hasil yang sama dalam laba.

3. Fundamental (Fundamentals)
Manajer operasional harus tahu cara mematuhi semua fundamental dasar karena ini adalah kunci
dari kesuksesan produksi. Penting untuk memastikan akurasi data inventaris, BOM, dan tugas
umum lainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan. 

4. Akuntabilitas (Accountability)
Manajer diharapkan untuk menetapkan aturan dan metrik, dan menentukan tanggung jawab
bawahan mereka, serta secara teratur memeriksa apakah tujuan tercapai. 

5. Perbedaan (Variance)
Perbedaan proses harus dianjurkan, karena jika dikelola dengan baik, perbedaan dapat menjadi
sumber kreativitas.
6. Hubungan Sebab & Akibat (Causality)
Terkadang, masalah akan tetap muncul sekalipun usaha yang terbaik sudah dikerahkan. Manajer
perlu menemukan penyebab masalah hingga ke akar sehingga masalah tidak bertambah parah. 

7. Semangat dalam Bekerja (Managed Passion)


Semangat karyawan dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan perusahaan. Manajer harus
dapat menginspirasi bawahannya untuk memiliki semangat dalam bekerja. 

8. Kerendahan Hati (Humility)


Tidak ada orang yang ingin bekerja dengan orang yang merasa selalu benar dan paling tahu
segalanya. Jadi, penting bagi manajer operasional untuk memposisikan dirinya sebagai orang
biasa yang tidak mengetahui segalanya dan juga dapat melakukan kesalahan.

9. Keberhasilan (Success)
Manajer harus dapat mendefinisikan dengan jelas apa yang mereka anggap sukses, sehingga
semua orang di perusahaan akan memiliki parameter untuk bekerja demi mencapai target.

10. Perubahan (Change)


Setiap orang di perusahaan harus belajar beradaptasi dengan perubahan pasar. Ini termasuk
memahami pelanggan, target klien, dan apa yang mereka inginkan. Ini tentunya juga melibatkan
penggunaan solusi otomatis agar perusahaan selalu selangkah lebih maju.

Strategi Operations Management


Manajemen operasional berfungsi sebagai ruang mesin perusahaan. Karena manajer operasional
terlibat dalam banyak peran dan fungsi, mereka telah mengembangkan beberapa strategi dan
taktik penting untuk memastikan kelancaran pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab mereka.
Berikut adalah beberapa metode strategis dan taktis utama yang mereka andalkan:

Memanfaatkan Data
Manajer operasional yang cerdas bergantung pada data yang berkualitas, akurat, dan andal untuk
perencanaan, pemasaran strategis, dan pengambilan keputusan. Dua jenis analisis data yang
umum digunakan adalah metrik efisiensi dan efektivitas.

Mengontrol Data
Terkadang, data bisa berjumlah sangat banyak dan hasilnya berbeda-beda sehingga sulit untuk
dibandingkan. Untungnya, dengan bantuan sistem dan perangkat lunak mutakhir, manajer dapat
melihat, mengelola, dan menganalisis data dengan lebih mudah dan terorganisir.

Menganalisis Persediaan
Inventaris akan dapat dengan lebih mudah dianalisis apabila perusahaan menggunakan perangkat
lunak manajemen inventaris. Alat ini juga akan memudahkan manajer untuk mengategorikan
produknya (analisis ABC).
Merancang Proses
Manajer operasional bekerja keras dalam membuat penelitian terbaik, perkiraan yang akurat, dan
pengembangan yang tepat dari proses yang baik. Semua ini pada akhirnya akan berujung pada
hasil yang bertahan lama. 

Menentukan Tujuan dan Memproyeksi Hasil 


Menetapkan tujuan memberikan arah dan motivasi kepada perusahaan dan karyawannya.
Memprediksi hasil memberikan harapan sekaligus memberikan kesempatan bagi perusahaan
untuk melakukan persiapan dalam menghadapi hasil yang tidak sesuai ekspektasi. 

Forecasting membutuhkan data historis yang lengkap dan akurat. Biasanya ini membutuhkan
waktu yang cukup lama. Untungnya dengan perangkat lunak ERP, proyeksi dapat dilakukan
dengan lebih mudah dan sangat cepat.

Kolaborasi Antar-Departemen
Kolaborasi antara berbagai departemen diperlukan agar tim keuangan, penjualan, pemasaran, dan
sumber daya manusia dapat bekerja bersama secara harmonis untuk perbaikan perusahaan.
Sistem ERP memungkinkan kolaborasi antar-departemen dengan menyediakan informasi
terpusat untuk seluruh departemen, membuat komunikasi menjadi lebih mudah dan transparan.

Tanggung Jawab Sosial


Bertanggung jawab atas lingkungan serta masyarakat yang terkena dampak langsung dari bisnis
adalah masalah utama yang harus dijaga oleh perusahaan. Ini terutama berlaku untuk bisnis
manufaktur yang sering menyebabkan masalah limbah.

Pengelolaan SDM
Mengelola karyawan sangat penting untuk kesuksesan bisnis karena mereka adalah tulang
punggung banyak perusahaan. Tanpa orang-orang ini, aktivitas bisnis sehari-hari akan berhenti,
dan perusahaan tidak akan dapat menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas.

Tips untuk Kesuksesan Manajemen


Operasional 
Kesuksesan manajemen operasional tidak dapat dicapai tanpa peran seorang manajer operasional
yang andal. Manajer operasional tidak hanya harus mahir mengelola, tetapi juga harus bisa
menjadi pemimpin yang baik. Mereka harus dapat memberikan inspirasi dan menjadi contoh
yang baik bagi karyawan. 
Karena manajer operasional bertanggung jawab untuk membuat perencanaan, proyeksi, dan
menganalisis berbagai aspek yang berkaitan dengan produksi, maka mereka sangat bergantung
pada keakuratan data. Dengan sistem ERP, manajer operasional dapat menghasilkan data akurat
secara real-time yang terkait dengan persediaan, produksi, dan penjualan. Sistem ini juga
memungkinkan integrasi antar-departemen sehingga karyawan dari divisi (dan bahkan lokasi)
yang berbeda dapat saling berkolaborasi melalui sistem yang sama.

Anda mungkin juga menyukai